I.5. Kerangka Teori
Di dalam menyusun sebuah tulisan ilmiah, maka kerangka teori merupakan bagian yang sangat penting, karena didalam kerangka teori akan di muat teori-teori yang
relevan dalam menjelaskan permasalahan yang sedang diteliti. Kerangka teori ini sebagai landasan berfikir atau titik tolak dalam penelitian. Oleh sebab itu perlu disusun yang
namanya kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan diri dari sudut mana masalah penelitian itu akan ditelaah.
8
Untuk mendapatkan pengertian tentang makna kata pemikiran. Kita bisa memperolehnya dengan melihat segi sintaksis bahasa. Secara sintaksis, kata pemikiran
merupakan pengembangan dari sumber kata pikiran dan berpikir. Makna kata tentang pikiran itu sendiri adalah berarti ide atau gagasan. Sementara, makna kata
berfikir pada dasamya adalah merupakan suatu proses kerja dalam melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan. Sementara makna kata berfikir pada dasarnya adalah merupakan
suatu proses kerja dalam melahirkan ide- ide atau gagasan-gagasan . Dalam tinjauan yang lebih terperinci, Moh. Nazir, Ph.D, menjelaskan bahwa proses berpikir adalah suatu
refleksi yang teratur dan hati-hati. Proses berfikir lahir didasari suatu rasa sangsi akan sesuatu dan keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan, yang kemudian tumbuh
menjadi suatu masalah yang khas. Masalah ini memeriukan suatu pemecahan, dan untuk ini dilakukan penyelidikan terhadap data yang tersedia dengan metode yang tepat.
Akhimya, sebuah kesimpulan tentatif akan diterima, tetapi masih tetap dibawah penyelidikan yang kritis dan terus-menerus untuk mengadakan evaluasi secara terbuka.
Berikut adalah penjabaran beberapa teori yang digunakan dalam melakukan penelitian ini:
I.5.1 Pengertian Pemikiran
8
H. Nawawi, metode penelitian bidang social, Yogyakarta, Gadjah Mada University Pers, 1995, hal 39-40
Universitas Sumatera Utara
Manusia berpikir karena mempunyai otak yang dapat digunakan untuk berpikir.
9
Manusia berpikir melalui proses belajar dengan lingkungan hidupnya yaitu alam dan lingkungan sosial. Semua perbuatan manusia pada dasamya dipengaruhi oleh pemikiran.
Hakikat proses belajar disarikan dapat disajikan sebagai berikut, otak mampu menangkap rangsangan stimulus lingkungan melalui proses interaksi. Syarat otak bekerja mencatat
dan menseleksi ciri-ciri lingkungan pengalaman kemudian menyimpan memori jangka pendek dan memori kode-kode bahasa terhadap ciri-ciri lingkungan kemudian
dimasukan kedalam memori jangka panjang pengetahuan. Jika pengetahuan itu dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah, maka syarat otak mencari dan memanggilnya
untuk membangkitkan tanggapan terhadap masalah tersebut. Proses selanjutnya mengorganisasi berbagai tanggapan terhadap masalah kemudian melakukan tindakan.
Jika tindakan untuk memecahkan masalah itu mendapat hasil sesuai yang diharapkan memuaskan, maka kerja otak dan tindakan itu terus-menerus diulang.
10
Lingkungan alam dan sosial melahirkan pengalaman. Pengolahan pengalaman menjadi pengetahuan
merupakan kerja otak. Proses menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah melahirkan tindakan. Tindakan melahirkan hasil, dan hasil yang memuaskan melahirkan
pengulangan tindakan. Proses tersebut disebut proses berpikir dari kongkrit ke yang abstrak kembali ke yang kongkrit.
11
Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa berpikir secara nalar mempunyai dua buah kriteria penting yaitu : 1 ada unsur logis didalamnya; 2 ada unsur
analitis didalamnya. Ciri Pertama dari berpikir adalah adanya sebuah unsur logis didalamnya. Tiap bentuk berpikir mempunyai logika tersendiri. Dengan kata lain,
9
Darsono Prawiratama, Dimensi Manusia Berpikir Obyektif, Jakarta, hal 12
10
Ibid, hal 12
11
Ibid, hal 12
Universitas Sumatera Utara
berpikir secara nalar sama artinya dengan berpikir secara logis. Perlu dijelaskan, bahwa berpikir secara logis mempunyai konotasi jamak dan bukan konotasi tunggal. Karena itu
suatu kegiatan berpikir dapat saja logis menurut logika lain. Kecendrungan tersebut dapat menjurus kepada apa yang disebut kekacauan penalaran.
12
Ciri kedua dari berpikir adalah adanya unsur analitis didalam berpikir itu sendiri. Dengan logika yang ada ketika berpikir, maka kegiatan berpikir itu secara alamiah
mempunyai sifat analitis, yang mana sifat ini merupakan konsekuensi dari adanya pola berpikir tertentu. Berpikir secara ilmiah berarti melakukan kegiatan analitis dalam
memakai logika secara ilmiah. Dengan demikian berpikir tidak terlepas dari daya imaginatif seseorang dalam merangkai rambu-rambu pikiranya kedalam suatu pola
tertentu, yang dapat timbul sebagai kejeniusan seorang ilmuwan. Rasio atau fakta dapat menjadi sumber utama dari nalar atau sumber dari berpikir. Dari sudut pandang diatas
maka makna kata pemikiran bisa diartikan sebagai suatu hasil proses berpikir dalam rangka untuk melahirkan suatu ide atau gagasan pikiran.
13
Soal hubungan antara fikiran dan keadaan, hubungan antara jiwa dan alam, adalah soal yang utama dari seluruh filsafat. Jawaban-jawaban yang diberikan oleh ahli-ahli
filsafat atas soal ini membagi mereka menjadi dua kubu yang besar. Mereka yang
I.5.2 Dasar Filsafat Marx