Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

62

B. Pembahasan

Gereja Kristen Indonesia Sragen dapat dikatakan sebagai gereja yang cukup unik, oleh karena pada setiap hari minggu dilaksanakan peribadatan sebanyak dua kali yakni ibadah pagi dan sore yang masing-masing ibadah di iringi dengan jenis musik iringan yang berbeda. Fungsi musik di gereja ini dianggap sangat penting karena musik berkaitan dengan nyanyian baik itu nyanyian jemaat maupun instrumental. Liturgi dalam ibadah di gereja ini menggunakan sebanyak 12 nyanyian jemaat, dengan rincian 6 nyanyian ordinarium yaitu nyanyian yang bersifat tetap, dan 6 nyanyian proprium yaitu nyanyian yang disesuaikan dengan tema ibadah. Keduabelas nyanyian tersebut diiringi dengan jenis musik iringan yang berbeda pada ibadah pagi dan sore, dimana ibadah pagi menggunakan musik iringan hanya dengan piano dan atau organ saja yang dimainkan secara manual oleh pemusik, dan pada ibadah sore musik iringan dimainkan oleh pemusik dengan menggunakan style iringan sejenis iringan otomatis yang dihasilkan oleh alat musik keyboard sehingga menghasilkan jenis irama musik tertentu, sebenarnya jenis iringan ini bukan diperuntukan kebutuhan ibadah tetapi untuk sarana hiburan musik sekuler atau duniawi, tetapi dengan alasan keterbatasan sumber daya manusia, lebih sederhana, lebih mudah dipelajari dan sebagainya akhirnya musik jenis ini mulai dipakai untuk kebutuhan ibadah di GKI Sragen. Dengan adanya penggunaan jenis musik iringan yang berbeda pada masing-masing ibadah tersebut tentunya akan juga 63 menimbulkan suasana ibadah yang berbeda dan dalam mengiringi nyanyian jemaat pastinya juga berbeda, oleh karena itu peneliti ingin mengetahui sejauh mana persepsi jemaat atau tanggapan jemaat pengunjung ibadah di GKI Sragen terhadap musik iringan secara keseluruhan yang digunakan untuk peribadatan di gereja ini. Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan dan dijawab oleh jemaat pengunjung ibadah di GKI Sragen sebagai reponden penelitian menunjukan bahwa musik iringan ibadah di GKI Sragen secara keseluruhan dapat berfungsi dengan baik dan telah sesuai dengan kebutuhan jemaat. Hal ini dapat ditunjukan dari olah data kuisioner dari total 80 orang jemaat yang menunjukan sebanyak 43 responden dengan prosentase 53,75 menyatakan bahwa musik iringan dan berfungsi dengan sbaik, dan sebanyak 37 responden dengan prosentase 46,25 menyatakan musik iringan berfungsi dengan cukup baik secara keseluruhan, baik itu dari fungsi musik terhadap suasana dalam ibadah, jenis musik iringan yang digunakan, fungsi musik dalam membantu jemaat dalam bernyanyi baik itu dari segi teori dan unsur musik maupun dari segi susunan nyanyian, dan fungsi musik dalam membantu jemaat menghayati lagu. Perbedaan jenis musik yang digunakan untuk mengiringi ibadah juga berpengaruh terhadap jawaban jemaat yang dinyatakan dalam angket. Bahwa sebesar 72,5 jawaban responden menyatakan bahwa ibadah di GKI Sragen lebih tepat untuk diiringi dengan piano dan atau organ saja yang dimainkan 64 manual oleh pemusik hal ini didukung dengan jawaban butir pernyataan nomor 6 yaitu sejumlah 74,35 jawaban responden menyatakan bahwa mereka mengharapkan musik iringan yang digunakan dalam ibadah mempunyai karakter yang lembut, hening dan teduh, salah satunya adalah dengan jenis musik iringan yang hanya menggunakan alat musik piano dan organ yang dimana awal kemunculan alat musik ini memang diperuntukan kebutuhan ibadah saja, berbeda dengan jenis iringan yang menggunakan style iringan yang menghasilkan suara alat musik bermacam-macam layaknya sebuah band dan sangat sulit untuk mendapatkan suasana hening dan teduh dari jenis iringan ini. Mengenai jenis musik iringan yang lain yaitu musik iringan yang menggunakan style iringan jawaban responden sebesar 69,4 bahwa responden merasa nyaman dalam beribadah apabila diiringi dengan jenis musik ini, tetapi hanya sebesar 61,25 jawaban responden yang menyatakan bahwa musik iringan dengan style iringan dapat membantu jemaat untuk dapat menghayati makna lagu yang sedang dinyanyikan. Terdapat selisih angka sebesar 8,15 dari jawaban responden yang menyatakan bahwa jenis musik iringan menggunakan style iringan membuat nyaman tetapi tidak dapat membuat responden untuk dapat menghayati makna lagu. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pemilihan jenis musik style iringan yang digunakan menggunakan beat ketukan yang terlalu kuat sehingga mengganggu konsentrasi jemaat dalam menghayati lagu, faktor yang lain adalah beberapa jemaat mengesampingkan penghayatan 65 makna lagu dan menganggap bahwa bernyanyi dengan baik dan nyaman itu saja sudah cukup dalam sebuah peribadatan. Jika prosentase jawaban responden sebesar 69,4 menunjukan bahwa mereka nyaman jika diiringi dengan jenis musik yang menggunakan style iringan, maka sebaliknya jawaban responden dengan prosenase 30,6 menganggap bahwa mereka tidak merasa nyaman apabila diiringi dengan musik yang menggunakan style iringan. Setiap jenis musik iringan mempunyai ciri khas dan karakter masing- masing yang berbeda, begitu juga pada jenis musik iringan yang menggunakan style iringan jenis musik ini lebih tepat digunakan apabila lagu yang dinyanyikan memiliki suasana riang, ceria, dan gembira karena style iringan dilengkapi beberapa alat musik yang dimainkan secara bersamaan dan dapat mendukung terciptanya suasana riang dan ceria pada lagu tersebut. Musik style iringan juga dapat digunakan pada jenis lagu yang tidak mempunyai perubhan tanda tempo dan tidak terdapat perubahan dinamika lagu di dalamnya, karena style iringan merupakan sebuah mesin yang tidak memiliki rasa berbeda dengan manusia. Tetapi musik style iringan juga memiliki kekurangan, jika pada hakikatnya style iringan adalah mesin yang tidak memiliki rasa maka akan sangat bertolak belakang dengan jiwa nyanyian gereja yang membutuhkan penjiwaan secara mendalam dalam menyanyikannya baik itu dengan perubahan dinamika lagu maupun perubahan tempo selama lagu dinyanyikan, apabila lagu tersebut dipaksakan diiringi dengan style iringan maka akan membuat jiwa pada nyanyian tersebut menjadi 66 mati karena tyle iringan adalah musik yang bersifat monoton, konstan, tidak memiliki rasa, jiwa dan tidak dapat bernafas seperti halnya manusia. Berbeda halnya dengan musik iringan yang tanpa menggunakan style iringan dimana organis dapat memberikan rasa dan jiwa kedalam permainan musik karena musiknya dimainkan secara manual tanpa bantuan msein maka hasil karya musiknya akan jelas berbeda. Kekurangan itulah yang membuat jawaban responden sebesar 30,6 menyatakan bahwa responden tidak nyaman apabila diiringi menggunakan style iringan karena nyanyian terkesan kaku, estetika nyanyian itu hilang. Pemilihan jenis style iringan juga menjadi hal yang penting karena tidak semua jeni style iringan dapat digunakan dan cocok dengan karakter nyanyian gerejawi. Musik memiliki fungsi khusus untuk dapat menciptakan suasana ibadah yang kondusif yaitu suasana ibadah yang teduh dan hening, begitu juga di GKI Sragen musik dianggap memiliki fungsi yang sangat penting untuk dapat menciptakan suasana ibadah. Sejumlah 76 orang dari 80 orang responden dengan prosentase 93,75 menyatakan musik sangat berfungsi terhadap suasana ibadah seperti apa yang akan diciptakan, dan musik iringan di GKI Sragen selama ini sudah dianggap berfungsi dengan baik dalam hal membangun suasana ibadah dengan adanya preludium yaitu lagu pengantar sebelum memasuki liturgi ibadah. Selain mempunyai fungsi untuk membangun suasana ibadah, fungsi musik yang utama adalah dapat membantu jemaat dalam bernyanyi dengan 67 baik dan benar. Untuk dapat membantu jemaat bernyanyi tentunya musik iringan harus memperhatikan unsur-unsur musik yang terdapat pada nyanyian jemaat antara lain tonalitas atau nada dasar sebuah lagu, frasering atau pemenggalan kalimat, harmoni yang membuat melodi lagu terdengar selaras, dinamika dan tanda tempo untuk iringan piano organ, dan jenis style musik yang tepat untuk iringan yang menggunakan style iringan, semuanya harus dipertimbangkan oleh musik iringan tanpa terkecuali sehingga jemaat dapat menyanyikan lagu dengan nada, ritme, syair dan pemenggalan kalimat dengan benar sesuai lagu yang dikehendaki. Hasil penelitian pada indikator ini menunjukan 58 orang responden dengan prosentase 72,5 menyatakan musik iringan telah berfungsi sebagaimana tugasnya dengan baik untuk dapat membantu jemaat dalam menyanyikan lagu. Nyanyian jemaat yang terdapat dalam liturgi ibadah tidak hanya dapat dinyanyikan dengan baik oleh jemaat tetapi harus dapat dimaknai juga oleh jemaat yang hadir dalam ibadah, dan musik iringan juga memiliki fungsi untuk ini. Fungsi musik iringan tidak hanya cukup sampai pada tahap membantu jemaat dapat bernyanyi dengan baik tetapi juga harus dapat membuat jemaat memaknai nyanyian yang sedang dinyanyikan oleh jemaat. Penggunaan jenis iringan yang berbeda, pemilihan nada dasar dan penggunaan modulasi yaitu perpindahan nada dasar dalam sebuah nyanyian akan mempengaruhi jemaat dalam menghayati makna sebuah lagu yang sedang dinyanyikan. Hasil penelitian pada indikator tersebut menyatakan bahwa 68 sebanyak 46 orang responden dengan prosentase 57,5 berpendapat musik iringan telah berfungsi dengan baik untuk dapat menghantarkan jemaat memaknai nyanyian, dan sisanya sebanyak 34 orang dengan prosentase 42,5 menganggap musik iringan berfungsi dengan cukup baik. Agar musik iringan dapat membantu jemaat untuk bernyanyi dengan baik dan benar, maka musik iringan harus dapat menjadi pemandu bagi jemaat, dalam hal ini musik iringan harus memperhatikan beberapa susunan bagian lagu antara lain intro, interlude, coda, postlude. Intro adalah melodi yang dimainkan oleh musik iringan pada awal sebelum dinyanyikan, intro harus sesuai dengan melodi dan irama lagu yang akan dinyanyikan sehingga tidak membingungkan jemaat ketika akan bernyanyi, interlude adalah melodi yang terletak pada antar bait nyanyian dan coda, postlude merukapan melodi akhiran yang menutup sebuah lagu. Musik iringan di GKI Sragen sudah melaksanakan fungsi tersebut dengan baik. Hal ini ditunjukan sebanyak 70 responden setuju dengan pernyataan tersebut. 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi jemaat terhadap musik iringan dalam ibadah yang dilaksanakan di GKI Sragen adalah sebagai berikut : 1. 80 orang responden jemaat GKI Sragen menyatakan bahwa musik iringan sudah berfungsi dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan jemaat untuk beribadah. Hal ini ditunjukan bahwa 43 responden 53,75 menyatakan baik, 37 responden 46,25 menyatakan cukup baik. 2. Perbedaan jenis iringan yang digunakan : 72,5 responden menyatakan ibadah lebih tepat diiringi dengan piano dan atau organ. 27,5 responden menyatakan ibadah tidak hanya dapat diiringi oleh piano dan atau organ. Jenis music style iringan : 69,4 responden merasa nyaman. 30,6 responden merasa kurang nyaman.

B. Saran

Bagi para pemusik ibadah di GKI Sragen untuk dapat terus berlatih meningkatkan kemampuan bermain musiknya agar dapat menjaga dan meningkatkan kualitas karya musik iringan yang dihasilkan. Musik juga memiliki bagian yang besar dan penting dalam liturgi ibadah di GKI Sragen, agar ibadah dapat berjalan dengan baik dan khidmat musik iringa perlu