Penelitian Yang Relevan KAJIAN TEORI

30 Komisi Musik dan liturgi menjelaskan peran rhythmbox atau style iringan dalam sebuah musik iringan ibadah harus diminimalisir. Ingatlah bahwa musik gereja tidak sama dengan musik yang lain. Dalam mengiringi jemaat penggunaan rhythmbox style iringan harus dihindari karena membuat nyanyian menjadi mati. Rhythmbox style iringan adalah mesin yang tidak memiliki nafas, padahal manusia selalu bernafas dan dalam menyanyi kita harus mengambil nafas. Rhythmbox style iringan membuat nyanyian menjadi mati karena seperti komidi putar yang terus menerus mengulang tanpa titik atau koma 2012:59. Senada dengan Komisi Musik dan Liturgi, Prier dalam bukunya roda musik liturgi 2012:197 juga menentang penggunaan fitur rhythm pada keyboard style iringan untuk mengiringi nyanyian ibadah. Menurutnya fitur tersebut lebih tepat untuk hiburan dalam konteks musik sekuler, sedangkan musik gerejawi diciptakan untuk berkomunikasi dengan Tuhan bukan untuk hiburan. Selain itu nyanyian gerejawi identik dengan penghayatan dan penjiwaan sehingga menimbulkan dinamika yang beragam seperti keras, lembut, perlahan menjadi cepat, dll yang semuanya itu tidak dapat dilakukan oleh style iringan.

B. Penelitian Yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh untuk kemudian dijadikan acuan untuk melaksanakan penelitian ini adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Kristian Satriyo Arwanto dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Peran 31 Musik Iringan Pemandu Nyanyian Jemaat dalam Ibadah di Gereja Kristen Jawa Wonosobo”, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana peran musik iringan dan pemandu nyanyian jemaat dalam sebuah ibadah untuk dapat menghantarkan umat menghayati jalannya ibadah dengan benar. Hasil dari penelitian ini adalah adanya keterikatan antara musik dengan ibadah hari minggu, dimana musik dan pemandu nyanyian jemaat harus benar-benar menguasai nyanyian sebelum bertugas serta dibutuhkan variasi iringan musik agar tidak monoton. Peneliti menggunakan penelitian tersebut untuk dijadikan acuan karena peribadahan di Gereja Kristen Jawa GKJ dan Gereja Kristen Indonesia GKI mempunyai denominasi gereja yang sama, sehingga liturgi ibadah termasuk buku nyanyian yang digunakan dalam ibadah serta iringan musik yang digunakan dalam ibadah setidaknya memiliki karakter yang sama. 2. Penelitian berikutnya yang dijadikan acuan oleh peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Hidayati dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Persepsi Mahasiswa Pendidikan Seni Musik UNY Terhadap Musik Keroncong”, penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana persepsi Mahasiswa Seni Musik UNY terhadap musik keroncong dengan pendekatan kuantitatif dan instrumen penelitian yang digunakan adalah angket yang kemudian diolah untuk menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Seni Musik UNY mempunyai persepsi yang positif terhadap musik 32 keroncong, minat mereka masih tinggi untuk mempelajari musik keroncong serta perlunya pelestarian musik keroncong agar tetap bersaing dengan musik lainnya. Peneliti menggunakan penelitian ini untuk acuan menulis sistematika dalam penelitian, dan penyusunan angket untuk mengetahui persepsi dari sumber data tentang variabel yang diteliti.

C. Kerangka Berpikir