21
Seni Budaya Seni Musik SMP KK B
Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang pertama di indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Kegagalan penguasaan bahasa inggris oleh peserta didik salah satu penyebab kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti
faktor sejarah, fasilitas, dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Karenanya perlu diberikan alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut melalui
pendekatan baru, yaitu pendekatan kebermaknaan. Ada beberapa konsep penting yang menyadari pendekatan ini yaitu: 1 bahasa
merupakan alat untuk mengungkapkan makna melalui struktur tata bahasa dan kosakata, 2 makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi
yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang natural, 3 makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda,
baik secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat itu digunakan, 4 belajar bahasa
asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu
didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran, 5 memberi motivasi belajar peserta didik merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan
belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran peserta didik yang bersangkutan, 6 bahan
pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih penting dan bermakna bagi peserta didik jika berhubungan dengan kebutuhan yang berkaitan dengan
pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya, 7 dalam proses belajar mengajar, peserta didik merupakan subjek utama, tidak hanya sebagai objek
belaka. Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus dipertimbangkan dalam segala keputusan yang berkaitan dengan pengajaran, dan 8 dalam proses
belajar mengajar, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu peserta didik mengambangkan ketrampilan berbahasanya.
22
Kegiatan Pembelajaran 1
4. Tipe-tipe Pendekatan a. Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual lahir karena kesadaran bahwa kelas-kelas di Indonesia tidak produktif. Sehari-hari di sekolah kelas diisi dengan “pemaksaan” terhadap
peserta didik untuk belajar dengan cara menerima dan menghafal. Harus segera ada pilihan strategi pembelajaran yang lebih berpihak dan memberdayakan
peserta didik. Adapun yang melandasi pengembangan pendekatan kontekstual adalah
konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal. Peserta didik harus mengkonstruksikan pengetahuan dalam
pikiran mereka sendiri, bahwa pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat
diterapkan.Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh John Dewey pada awal abad 20 yang lalu.
Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan dapat belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih
bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan sekedar mengetahuinya. Sebab, pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi
terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Inilah
yang terjadi pada kelas di sekolah Indonesia dewasa ini. Ini terjadi karena masih tertanam pemikiran bahwa pengetahuan dipandang sebagai perangkat fakta-fakta
yang harus dihapal, kelas berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, akibatnya metode ceramah merupakan pilihan utama strategi
mengajar. Karena itu diperlukan: 1 Sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang lebih memberdayakakan
peserta didiknya. 2 Kesadaran bahwa pengetahuan bukanlah fakta atau konsep yang siap
diterima, melainkan sesuatu yang harus dikonstruksi terlebih dahulu oleh peserta didik.
23
Seni Budaya Seni Musik SMP KK B
3 Kesadaran pada diri peserta didik tentang pengertian makna belajar bagi mereka, apa manfaatnya, serta bagaimana mencapainya, dan apa yang
mereka pelajari adalah berguna bagi hidupnya. 4 Peran guru yang lebih fokus pada urusan strategi bagaimana belajar daripada
pemberi informasi. Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan
melibatkan komponen-komponen pembelajaran yang efektif yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian
sebenarnya. Pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu:
1 Guru menggunakan strategi ini ketika ia mengaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal peserta didik.
2 “Mengalami” merupakan inti belajar kontekstual. Belajar dapat menjadi lebih cepat ketika peserta didik dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta
melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif 3 Guru dapat memotivasi peserta didik dengan memberikan latihan yang nyata
dan relevan 4 Bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang kompleks
dengan sedikit bantuan. Pengalaman melakukan kerjasama tidak hanya membantu peserta didik mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia
nyata 5 Peran guru adalah membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan
fokus pada pemahaman bukan hapalan