Modul PKB SMP 2017 Seni Tari KK D

(1)

(2)

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN

SENI BUDAYA SENI TARI

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

KELOMPOK KOMPETENSI D

PEDAGOGIK

:

PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

Penulis:

Winarto, M.Pd.

Penelaah:

Drs. Wahyu Gatot B, M.Pd.

Penyunting:

Is Yuli Gunawan, S.Pd.

PROFESIONAL

:

PENYUSUNAN TARI TRADISI TUNGGAL

Penulis:

Suratmi Eka Kapti, S.Pd., M.Sn.

Penelaah:

Dr. Kuswarsantyo

Penyunting:

Isnain Eviliana Dewi, S.Pd., M.A.

Desain Grafis dan Ilustrasi:

Tim Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.


(3)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

iii

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal


(4)

iv

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP. 195908011985031002


(5)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

v

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.


(6)

vi

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati NIP. 196305211988032001


(7)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

vii

Daftar Isi

Hal.

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Tabel ... x

Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Peta Kompetensi ... 3

D. Ruang Lingkup ... 5

E. Cara Penggunaan Modul ... 5

Bagian I Kompetensi Pedagogik ... 13

Kegiatan Pembelajaran 1 Karakteristik Peserta Didik ... 15

A. Tujuan ... 15

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 15

C. Uraian Materi ... 15

D. Aktivitas Pembelajaran ... 25

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 31

F. Rangkuman ... 31

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 31

H. Kunci Jawaban ... 32

Bagian II Kompetensi Profesional ... 33

Kegiatan Pembelajaran 2 Peragaan Tari Tradisi ... 35

A. Tujuan ... 35

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 35


(8)

viii

D. Aktivitas Pembelajaran ... 66

E. Latihan/Kasus/Tugas. ... 73

F. Rangkuman ... 73

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 75

H. Kunci Jawaban ... 76

Kegiatan Pembelajaran 3 Peragaan Tata Rias dan Busana Tari Tradisi ... 77

A. Tujuan ... 77

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 77

C. Uraian Materi ... 77

D. Aktivitas Pembelajaran ... 94

E. Latihan/Kasus/Tugas. ... 102

F. Rangkuman ... 102

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 103

H. Kunci Jawaban ... 104

Kegiatan Pembelajaran 4 Pengembangan Ragam Gerak Tari Tradisi dalam Bentuk Tari Tunggal ... 105

A. Tujuan ... 105

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 105

C. Uraian Materi ... 105

D. Aktivitas Pembelajaran ... 118

E. Latihan/Kasus/Tugas. ... 126

F. Rangkuman ... 126

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 127

H. Kunci Jawaban ... 128

Evaluasi ... 129

Penutup ... 137

Daftar Pustaka ... 139


(9)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

ix

Daftar Gambar

Hal.

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... 6

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... 7

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ... 9

Gambar 4. tari Srikandhi – Surodewati... 41

Gambar 5. Tari Bedaya Gaya Yogyakarta ... 42

Gambar 6. Tari Bedhaya Bedhah Madiun ... 43

Gambar 7. Tari Srimpi gaya Yogyakarta ... 43

Gambar 8. Tari Golek Asmaradana Bawaraga ... 46

Gambar 9. Tari Lengger (Sumber: Danipicture.wordpress.com) ... 46

Gambar 10. Tari Remo (Sumber: Nusantara-cultures.blogspot.com) ... 47

Gambar 11. Tari Gandrung Jawa Timur (Sumber: Kompasiana.com) ... 47

Gambar 12. Tari Pendet (Sumber:Kafindadwifanny.blogdetik.com) ... 48

Gambar 13. Tari Blantek (Sumber:Maryamzunar14.blogspot.com) ... 49

Gambar 14. Tari pajoge tari istana dari kerajaan Gowa Sulawesi selatan ... 50

Gambar 15. Tari Pakarena dari Sulawesi Selatan ... 51

Gambar 16. Tari Pattudu dari Sulawesi Selatan ... 51

Gambar 17. Tari Pagellu dari Sulawesi Selatan ... 52

Gambar 18. Tari sekapur sirih ... 53

Gambar 19. Para penari memakai properti parang dan sampur ... 54

Gambar 20. Kuda kepang,topeng sebagai properti tari ... 55

Gambar 21. Boneka si gale-gale paling depan ,sebagai properti tari ... 57

Gambar 22. Tari tor-tor yang mengunakan Cawan(mangkuk) sebagai properti penari ... 58

Gambar 23. Penari cakalele memegang parang dan salawaku (perisai) sebagai properti tari ... 59


(10)

x

Gambar 24. Tari Giring-giring memegang tongkat sebagai properti tari ... 60

Gambar 25. Tata Busana Tari Golek Asmaradana Bawaraga ... 90

Gambar 26. Ragam tinting kanan kicat ... 115

Gambar 27. Ragam nyamber kiri ... 115

Gambar 28. Ragam atrap jamang ... 116

Daftar Tabel

Hal. Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul ... 12


(11)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Kegiatan pengembangan keprofesian wajib dilaksanakan oleh guru dan tenaga kependidikan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya secara berkelanjutan. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan profesionalisme melalui pengembangan kompetensi guru dan tenaga kependidikan serta dilakukan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan. Program ini diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan agar mampu memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan secara terus menerus dengan memasukkan nilai nilai pendidikan karakter religius, nasional, mandiri, gotong royong, integritas.

Pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Modul ini ditujukan untuk peningkatan kompetensi bagi guru berkenaan dengan 4 (empat) kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru, yakni kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik, dan profesional. Untuk mendiagnosa kompetensi pedagogik dan profesional telah dilakukan Uji Kompetensi Guru (UKG). Berdasarkan hasil UKG dapat diketahui peta kekuatan dan kelemahan guru pada kedua kompetensi tersebut. Apabila kompetensi yang terdeteksi masih lemah tentu saja harus segera diperbaiki, baik secara mandiri maupun diorganisasikan oleh pemerintah melalui diklat atau fasilitas lain sehingga dapat mengembangankan kompetensi guru secara berkelanjutan. Guru dapat memilih atau dipilihkan modul mana saja yang sesuai dengan kebutuhannya.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan baik secara mandiri maupun kelompok. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam bentuk diklat dapat dilakukan oleh lembaga pelatihan yang disesuaikan dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru.


(12)

Pendahuluan

2

Penyelenggaraan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lain. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat.

Modul ini merupakan bahan ajar bagi guru Seni Budaya SMP aspek Seni Tari Kelompok Kompetensi D yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dalam modul ini guru dapat mendalami kompetensi profesionalnya tentang pengembangan Gerak Tari tradisi tunggal yang meliputi : Pengetahuan Tari Tradisi, Contoh contoh tari tradisi, Pengetahuan tata rias dan tata busana tari tradisi , dan Pengembangan Gerak Tari Tradisi Dalam Bentuk Tari tunggal, sesuai dengan nilai nilai pendidikan karakter kerja sama, solidaritas, toleransi. Beberapa alasan yang mendorong disusunnya modul ini adalah adanya beberapa peraturan yang terkait dengan guru sebagai tenaga profesional, sebagai berikut.

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;

4. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

5. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya. 6. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.


(13)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

3

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Sebagai tenaga profesional guru dituntut mampu mengimplementasikan peraturan tersebut dalam tugas profesinya. Dalam rangka hal tersebut maka modul ini disusun sebagai salah satu cara untuk memfasilitasi guru mencapai profesionalitasnya agar guru dapat memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensinya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan secara mandiri.

B. Tujuan

Setelah mempelajari dengan seksama Modul Penyusunan Tari Tunggal Tradisi ini baik secara uraian bersifat pengetahuan maupun tuntunan praktik, Anda diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menerapkan pengetahuan dasar tari tradisi, teknik tata rias busana dan penyusunan tari tunggal dengan memperhatikan aspek kerjasama, disiplin.

C. Peta Kompetensi

Modul ini disusun untuk meningkatkan kompetensi Anda seperti tersaji dalam peta di bawah ini:


(14)

Pendahuluan

4

-1. Langkah-langkah mengembangkan tari tradisi

2. Melakukan Pengembangan ragam gerak tradisi dalam bentutari tunggal

MODUL SENI TARI KK D

KP 1 Pembelajaran yang Mendidik

1. Pengembangan pembelajaran yang mendidik

2. Prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

KP 2 Peragaan Tari Tradisi

1. Pengetahuan tari tradisi

2. Contoh tari tradisi

3. Memperagakan tari tradisi

KP 3 Peragaan Tata Rias Busana

1. Pengetahuan rias tradisi

2. Pengetahuan busana tradisi

3. Peragaan rias busana

KP 4 Pengembangan

Ragam Gerak Tradisi

1. Langkah-langkah mengembangkan tari tradisi 2. Melakukan pengembangan ragam gerak tradisi dalam bentuk tari tunggal


(15)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

5

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup modul Penyusunan tari tradisi tunggal berisi kegiatan pembelajaran yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Pembelajaran yang mendidik

a. Pengembangan pembelajaran yang mendidik b. Prinsi-prinsip pembelajaran yang mendidik

2. Menerapkan teknik peragaan tari tradisi yang meliputi

a. Menelaah pengetahuan tari tradisi yang berasal dari istana dan kerakyatan

b. Mengidentifikasi Contoh tari Tradisi yang berada di Indonesia c. Memperagakan teknik gerak tradisi

3. Menerapkan teknik tata rias dan busana yang meliputi

a.

Menelaah Pengetahuan Rias tari tradisi

b.

Menelaah Pengetahuan Busana tari tradisi

c.

Peragaan Rias dan Busana tari tradisi

4. Melakukan Pemngembangan ragam gerak tradisi dalam tari tunggal yang meliputi

a.

Menerapkan langkah-langkah mengembangkan ragam gerak tari tradisi

b. Melakukan Pengembangan ragam gerak tari tradisi

dalam bentuk tari

tunggal

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.


(16)

Pendahuluan

6

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah.


(17)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

7

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

1) latar belakang yang memuat gambaran materi 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

5) langkah-langkah penggunaan modul 6) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi D fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.


(18)

Pendahuluan

8

b. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

c. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

d. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.


(19)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

9

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

1) latar belakang yang memuat gambaran materi 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran


(20)

Pendahuluan

10

b. In Service Learning 1 (IN-1) 1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi D, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON) 1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi D, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.


(21)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

11

2) Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. 3. Lembar Kerja

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok kompetensi D terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.


(22)

Pendahuluan

12

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul No Kode

LK

Nama LK Keterangan

1. LK.1.1. Pembelajaran yang mendidik TM, IN1 2. LK.1.2 Pembelajaran yang mendidik ON 3. LK.2.1 Peragaan Tari Tradisi TM, IN

4. LK.2.2 Peragaan Tari Tradisi ON

5. LK.3.1 Peragaan Rias Busana Tari Tradisi TM, IN 6. LK.3.2 Peragaan Rias Busana Tari Tradisi TM, IN1 7. LK.3.3 Peragaan Rias Busana Tari Tradisi , ON 8. LK.4.1. Pengembangan gerak tari tradisi TM,IN 9. LK.4.2 Pengembangan gerak tari tradisi ON Keterangan

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning


(23)

13


(24)

(25)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

15

Kegiatan Pembelajaran 1

Karakteristik Peserta Didik

A. Tujuan

Setelah mempelajari dengan seksama kegiatan pembelajaran 1 baik secara uraian bersifat pengetahuan maupun keterampilan, Anda diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menerapkan pembelajaran yang mendidik dalam proses belajar mengajar di sekolah dengan memperhatikan aspek kemandirian, kedisiplinan, kerjasama dan terbuka terhadap kritik dan saran.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran 1 ini, Anda diharapkan mampu menerapkan pembelajaran yang mendidik yang ditandai dengan kecakapan dalam:

1. Menganalisis pengembangan pembelajaran yang mendidik dengan memperhatikan aspek kemandirian, kedisiplinan, dan kerjasama.

2. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dalam praktek belajar mengajar dengan memperhatikan aspek kemandirian, kedisiplinan, kerjasama dan terbuka terhadap kritik dan saran.

C. Uraian Materi

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (UU No.20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Berdasarkan bunyi pasal 1 ayat 1


(26)

Kegiatan Pembelajaran 1

16

tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan proses pembelajaran yang diarahkan pada perkembangan peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pencapaian tujuan pendidikan tersebut hendaknya dilakukan secara sadar dan terencana, terutama dalam hal mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri yang dimilikinya.

Pada prinsipnya, pembelajaran yang mendidik hendaknya berlangsung sebagai proses atau usaha yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang terjadi dalam diri individu banyak ragamnya baik sifat maupun jensnya perubahan dalam arti belajar. Tidak semua perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar. Hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yang mendidik berupa perubahan tingkah laku yang disadari, kontinyu, fungsional, positif, tetap, bertujuan, dan komprehensif.

1. Pengembangan Pembelajaran yang Mendidik

Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan peserta didik. Itulah sebabnya dalam belajar, peserta didik tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sember belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Paradigma pembelajaran yang mendidik yaitu pembelajaran yang membuahkan bukan saja dasar-dasar penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga sekaligus menumbuhkan karakter yang kuat serta penguasaan kecakapan hidup (soft skills), sehingga peserta didik tampil sebagai manusia yang penuh kasih terhadap sesama (compassion) serta menjunjung tinggi etika di samping terampil dalam bekerja. Hanya gurulah yang dalam tugas kesehariannya mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik tersebut, dan yang layak dihargai


(27)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

17

oleh masyarakat dan pemerintah. Untuk menunaikan tugasnya, guru yang profesional memiliki kompetensi akademik yang meliputi kemampuan:

a. Mengenal peserta didik secara mendalam serta memiliki visi yang jelas tentang lintasan perkembangannya (developmental trajectory) dalam peta tujuan utuh pendidikan.

b. Menguasai bidang studi dari sisi keilmuan dan kependidikan.

c. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik yang meliputi; perancangan, implementasi, penilaian proses dan hasil pembelajaran, dan pemanfaatan hasil penilaian untuk melakukan perbaikan secara sistematis dan berkelanjutan, sehingga dapat memfasilitasi perkembangan karakter, soft skills dan pembentukan hard skills.

d. Mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan.

Perencanaan penilaian pembelajaran yang mendidik diawali dengan kegiatan mengkaji standar kompetensi lulusan dan mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi. Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi tersebut, guru melaksanakan proses pembelajaran dengan tetap berada pada koridor materi pokok pembelajaran. Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi guru, juga menyusun instrumen penilaian. Instrumen penilaian tersebut harus memenuhi persyaratan reliabilitas dan validitas agar hasil penilaian yang diperoleh dapat digunakan sebagai umpan balik bagi guru dalam proses pembelajaran selanjutnya.

Agar proses belajar mengajar mengarah kepada pembelajaran yang menjunjung tinggi potensi peserta didik langkah utama minimal mengandung dua unsur yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik, yaitu kegiatan peserta didik dan materi. Syarat penting yang harus dipenuhi adalah:

a. Hendaknya memberikan peluang bagi peserta didik untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri pengetahuan di bawah bimbingan guru.

b. Adanya pola yang mencerminkan ciri khas dalam pengembangan keterampilan dalam mata pelajaran yang bersangkutan, misalnya observasi di lingkungan sekitar, penyelidikan, eksperimen, pemecahan


(28)

Kegiatan Pembelajaran 1

18

masalah, simulasi, wawancara dengan narasumber, penggunaan peta, dan pemanfaatan kliping.

c. Pembelajaran disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana belajar yang tersedia.

d. Proses pembelajaran bervariasi dengan mengombinasikan kegiatan belajar perseorangan, pasangan, kelompok, dan klasikal.

e. Guru memerhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik seperti bakat, kemampuan, minat, latar belakang keluarga, sosial ekonomi, dan budaya, serta masalah khusus yang dihadapi peserta didik yang bersangkutan.

f. Guru menghindari indoktrinasi dengan cara membiarkan peserta didiknya aktif dalam bersikap, bertanya, bersikap kritis terhadap apa yang dipelajarinya, mengungkapkan alternatif pandangan (yang bahkan berbeda dengan pandangan gurunya).

g. Guru menghindari paham bahwa hanya ada satu nilai saja yang benar. Guru tidak berpandangan bahwa apa yang disampaikannya adalah yang paling benar, sehingga seharusnya yang dikembangkan adalah memberi ruang yang cukup lapang akan hadirnya gagasan alternatif dan kreatif terhadap penyelesaian suatu persoalan.

h. Guru memberi kebebasan kepada peserta didik untuk berbicara semboyan, “diam itu emas” dan “banyak bicara di kelas adalah menganggu” perlu dihindari. Peserta didik perlu dibiasakan untuk berbicara. Peserta didik berbicara dalam konteks penyampaian gagasan serta proses membangun dan meneguhkan sebuah pengertian.

i. Guru memberi peluang bahwa peserta didik boleh berbuat salah. Kesalahan merupakan bagian penting dalam pemahaman. Guru perlu menelusuri bersama peserta didik dalam hal mana telah terjadi kesalahan dan kemudian membantu meletakkannya dalam kerangka yang benar. j. Guru mengembangkan cara berpikir ilmiah dan berpikir kritis, sehingga

peserta didik diarahkan untuk tidak selalu mengiyakan apa yang dia terima, melainkan dapat memahami sebuah pengertian dan memahami mengapa harus demikian.

k. Guru memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk bemimpi (dream) atau berfantasi. Kesempatan berfantasi bagi peserta


(29)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

19

didik menjadikan dirinya memiliki waktu untuk dapat berandai-andai dan bermimipi tentang sesuatu yang menjadi keingintahuannya. Dengan cara demikian, peserta didik dapat berandai-andai mengenai berbagai kemungkinan cara dan peluang untuk mencapai inspirasi, serta untuk mewujudkan rasa ingin tahunya. Hal demikian pada gilirannya menanti dan menantang peserta didik untuk menelusuri dan mewujudkannya dalam aktivitas yang sesungguhnya.

Pada tahun 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun perangkat Kurikulum 2013 yang mengacu pada Pendekatan saintifik dan Pembelajaran Tematik Terpadu. Pembelajaran ini merupakan salah satu contoh pengembangan pembelajaran yang mendidik di sekolah. Di dalam penerapannya, aspek-aspek yang terdapat di dalam Kompetensi Inti ditekankan yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berbagai metode dapat digunakan oleh guru di dalam penerapannya. Dalam proses pembelajaran guru harus mampu menguasai berbagai metode yang paling tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan. Penguasaan terhadap metode, alat/media dan teknik pembelajaran ini harus diterapkan dan tercermin dalam program pembelajaran. Jadi pada intinya proses pembelajaran harus bervariatif, metode yang digunakan tidak monoton, sehingga potensi yang ada pada masing-masing anak dapat dikembangkan secara optimal.

Berbagai tuntutan di atas akan dapat terlaksana dengan baik apabila guru yang bersangkutan memiliki kemampuan profesional, artinya baik dalam motivasi untuk mengajar maupun kemampuan secara teknis instruksional, guru tersebut benar-benar dapat diandalkan. Salah satu bentuk profesionalitas seorang guru adalah jika yang bersangkutan mampu menerapkan metode mengajar yang baik, salah satunya adalah metode diskusi dalam pembelajaran.

Secara lebih terperinci langkah-langkah yang harus ditempuh guru dalam mempersiapkan penerapan metode tersebut, antara lain:


(30)

Kegiatan Pembelajaran 1

20

a. Para peserta didik dengan bimbingan guru mempersiapkan alat atau sarana untuk melaksanakan diskusi.

b. Salah satu teknik penerapan diskusi adalah dengan cara “panel”. Ditunjuk beberapa anak untuk menjadi panelis, memperagakan proses tukar pendapat di depan sehingga anak-anak lain menyaksikan dan terpancing untuk mengemukakan pendapat mereka. dan seterusnya.

c. Untuk lebih meningkatkan semangat para peserta didik, topik yang didiskusikan bisa saja ditentukan dengan cara diundi. Sebelum tampil para peserta didik yang memilih pertanyaan dalam kotak yang sama diminta berdiskusi sesama temannya. Walaupun demikian saat tampil di depan merupakan tanggung jawab masing-masing secara individual. d. Pada akhir pertemuan guru dibantu para peserta didik memberi

kesimpulan atas jawaban berbagai pertanyaan yang ada. Pada intinya kesimpulan juga mengakomodasi jawaban-jawaban dari peserta didik yang dianggap benar.

Dalam proses diskusi bukan hanya faktor kecerdasan peserta didik yang dapat mempengaruhi anak dalam berbicara. Tidak kalah pentingnya adalah faktor mental anak (keberanian) anak dalam mengemukakan pendapatnya. Tepatnya adalah faktor kejiwaan anak. Kejiwaan ini banyak mempengaruhi anak untuk berani bergaul, berani mengemukakan pendapat, berani menyanggah pendapat orang lain, dan juga berani mengakui kebenaran pendapat orang lain jika memang benar.

Proses diskusi tidak lepas dari kebiasaan bergaul dengan sesama orang lain. Anak yang biasa bergaul akan memiliki kepercayaan diri, karena itu guru hendaknya membentuk suasana sedemikian rupa agar anak tidak canggung-canggung bergaul dengan sesamanya. Persoalan kejiwaan anak memang merupakan persoalan yang prinsip, sebab masa kanak-kanak di dalam konteks psikologis merupakan masa yang penuh kepekaan.

Guru-guru diharapkan untuk senantiasa selalu berusaha mengasah diri dalam mengembangkan kemampuan profesional secara optimal, baik dalam penguasaan kurikulum, materi pelajaran, penggunaan metode pembelajaran,


(31)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

21

pemilihan dan penggunaan alat/media belajar secara tepat dan penerapan alat evaluasi secara tepat pula.

Kegiatan belajar sesuai dengan bentuk belajar keterampilan, menekankan pada proses latihan. Tahapan latihan ini dimulai dengan pencapaian hasil belajar kognitif, baik berupa konsep dan prinsip. Selanjutnya, dilakukan latihan menyesuaikan gerakan dengan aturan-aturan tertentu, dan melalui latihan lebih lanjut, diberi kebebasan untuk mengembangkan kemampuan sampai mencapai kemampuan atau ketrampilan yang berbentuk pola-pola respon.

Praktek pengajaran dengan pendekatan keaktifan guru-peserta didik menuntut upaya guru dalam merancang berbagai bentuk kegiatan belajar yang memungkinkan terjadinya proses belajar aktif pada diri peserta didik. Rancangan itu merupakan acuan dan panduan, baik bagi guru itu sendiri, maupun bagi peserta didik. Kadar keaktifan dalam pengajaran dengan pendekatan keaktifan guru-peserta didik tercermin dalam kegiatan baik yang dilakukan oleh guru, maupun oleh peserta didik.

Tolok ukur derajad keaktifan suatu proses pembelajaran dapat dipandu dengan mengamati ciri sebagai berikut:

a. Peserta didik terlibat aktif dalam merencanakan kegiatan yang akan dilakukan serta dalam menentukan tolok ukur keberhasilan belajar.

b. Segi intelektual-emosional peserta didik ikut aktif dalam berbagai kegiatan yang ditandai kesertaannya dalam keanekaragaman kegiatan, baik secara jasmaniah maupun secara mental.

c. Guru berupaya memberikan kemudahan belajar dan mengkoordinasi kegiatan peserta didik, namun sedapat-mungkin tidak ada kesan besarnya dominasi guru dalam proses nelajar mengajar.

d. Adanya keanekaragaman penggunaan metode mengajar serta penggunaan media dan alat pelajaran.

Penjabaran di atas ialah sebuah contoh penerapan perencanaan dan pembelajaran yang mendidik di sekolah. Pembelajaran tersebut harus dapat mendidik peserta didik dalam rangka pembentukan karakter peserta didik.


(32)

Kegiatan Pembelajaran 1

22

Seperti telah dibahas di depan, bahwa belajar adalah aktivitas, yaitu aktivitas mental dan emosional. Bila ada peserta didik yang duduk di kelas pada saat pelajaran berlangsung, tetapi mental emosionalnya tidak terlibat aktif di dalam situasi pembelajaran itu, pada hakikatnya peserta didik tersebut tidak ikut belajar. Oleh karena itu, di dalam pembelajaran yang mendidik guru perlu membimbing dan mengontrol para peserta didik. Lebih jauh dari sekedar mengaktifkan peserta didik belajar, guru harus berusaha meningkatkan kadar aktivitas belajar tersebut. 2. Prinsip Pembelajaran yang Mendidik

Prinsip dalam perencanaan pembelajaran yang mendidik antara lain: Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungan, yaitu:

a. Beragam dan terpadu.

b. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. c. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

d. Menyeluruh dan berkesinambungan. e. Belajar sepanjang hayat.

f. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah.

g. Diarahkan pada upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. 3. Prinsip Perancangan Pembelajaran

a. Perencanaan pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu upaya untuk membantu peserta didik, sehingga fokus perancangan pembelajaran adalah untuk peserta didik. Hakekatnya peserta didik memperoleh pengalaman belajar.

b. Dalam prosesnya, perancangan pembelajaran melibatkan semua sumber daya yang ada dan termutahir.

c. Perancangan pembelajaran harus spesifik isinya

d. Perancangan pembelajaran merupakan produk yang harus selalu dimutahirkan.


(33)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

23

4. Pengembangan Komponen-komponen Pembelajaran

Dokumen kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, silabus dan RPP memiliki komponen-komponen penting sebagai acuan pembelajaran. Dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran yang sudah ada dapat dikembangkan komponen yang lebih spesifik seperti komponen penguatan dengan teknik pengulangan (repetition) pada setiap pertemuan proses belajar mengajar. Ini diperlukan untuk penguatan (strengthening) pengetahuan, keterampilan dan sikap. Selain itu dapat ditambahkan juga komponen tanggung jawab guru dan tanggung jawab peserta didik atau yang lebih dikenal dengan Gradual Release of Responsibility (GRR).

5. Rancangan Pembelajaran

Pendidikan mengutamakan bekal nilai-nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan. Untuk hal ini diperlukan rancangan pembelajaran yang komprehensif agar membawa hasil yang bermakna. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik melibatkan peserta secara aktif dalam proses pembelajaran. Artinya seluruh proses pembelajaran ditujukan untuk pencapaian kompetensi peserta didik, bukan kompetensi guru. Pembelajaran dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral.

Rancangan penerapan pembelajaran yang mendidik disusun sesuai dengan prinsip dan langkah perencanaan pembelajaran yang tepat sehingga dapat menghasilkan perubahan dalam diri peserta didik. Beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang perlu diperhatikan guru antara lain:

a. Perubahan tingkah laku harus disadari oleh peserta didik. Setiap individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan tingkah laku atau sekurang-kurangnya merasakan telah terjadi perubahan dalam dirinya. b. Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis.

c. Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat positif dan aktif. Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan senantiasa bertambah dan tertuju pada pemerolehan yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan


(34)

Kegiatan Pembelajaran 1

24

demikian semakin banyak usaha belajar dilakukan, semakin banyak dan semakin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.

d. Perubahan tingkah laku dalam belajar tidak bersifat sementara. Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja, tidak dapat dikategorikan sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Itu berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

e. Perubahan tingkah laku dalam belajar bertujuan. Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

f. Perubahan tingkah laku mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika individu belajar sesuatu, sebagai hasilnya mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya. Jadi aspek perubahan tingkah laku berhubungan erat dengan aspek lainnya.

Menguasai/memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan merupakan tujuan pembelajaran yang mendidik. Pada umumnya belajar seringkali diartikan sebagai perolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Pengetahuan mutakhir proses belajar diperoleh dari kajian pengolahan informasi, dan sain kognitif. Belajar merupakan kegiatan pemrosesan informasi, membuat penalaran, mengembangkan pemahaman dan meningkatkan penguasaan keterampilan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran, diartikan sebagai upaya membuat individu belajar, yang dirumuskan sebagai pengaturan peristiwa yang ada di luar diri seorang peserta didik, dan dirancang serta dimanfaatkan untuk memudahkan proses belajar. Pengaturan situasi pembelajaran sebelum pelaksanaan pembelajaran biasanya disebut management of learning and conditions of learning.


(35)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

25

Pengetahuan dan pengalaman-pengalaman masa lalu tidak lagi mampu menjawab masalah-masalah baru, namun bukan berarti bahwa pengetahuan dan pengalaman masa lalu tidak berguna lagi. Sikap gemar belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber informasi perlu dikembangkan dalam diri peserta didik. Sekolah perlu memfasilitasi agar terjadi kegiatan belajar yang bersifat partisipatoris dan antisipatoris. Guru harus mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang berkualitas, yaitu pembelajaran yang menantang, menyenangkan, mendorong peserta didik untuk bereksplorasi, memberi pengalaman sukses, dan dapat mengembangkan kecakapan berpikir. Pembelajaran yang mendidik tidak hanya menekankan pada kemampuan mengingat dan memahami saja, karena cara demikian tidak lagi memadai dalam kehidupan yang sangat kompleks. Seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah diarahkan untuk kepentingan peserta didik dalam menguasai berbagai keterampilan hidup yang dibutuhkan sekarang dan yang akan datang.

D. Aktivitas Pembelajaran

Di bawah ini adalah serangkaian kegiatan belajar yang dapat Anda lakukan untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, serta aspek pendidikan karakter yang terkait dengan uraian materi pada kegiatan pembelajaran ini.

1. Pada tahap pertama, Anda dapat membaca uraian materi dengan teknik skimming atau membaca teks secara cepat dan menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum materi.

2. Berikutnya Anda dianjurkan untuk membaca kembali materi secara berurutan. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari keterlewatan materi dalam bahasan kegiatan pembelajaran ini.

3. Fokuslah pada materi atupun sub materi yang ingin dipelajari. Baca baik-baik informasinya dan cobalah untuk dipahami secara mandiri sesuai dengan bahasan materinya.

4. Setelah semua materi Anda pahami, lakukan aktivitas pembelajaran dengan mengerjakan lembar kerja berikut.


(36)

Kegiatan Pembelajaran 1

26

Lembar Kerja 1.1

Analisis Pembelajaran Yang Mendidik Tujuan kegiatan:

Melalui diskusi kelompok dan pencatatan Anda diharapkan mampu menguasai materi pembelajaran yang mendidik yang ada dalam kegiatan pembelajaran ini dengan memperhatikan kemandirian, kerjasama, kedisiplinan, dan terbuka terhadap kritik dan saran.

Langkah kegiatan:

• Bentuklah kelompok diskusi dan pelajari uraian materi secara bersama-sama

• Secara berkelompok pelajarilah lembar kerja analisis pembelajaran yang mendidik

• Diskusikan materi yang perlu dianalisis secara terbuka, saling menghargai pendapat dengan semangat kerjasama

• Isilah lembar kerja analisis pembelajaran yang mendidik pada kolom hasil analisis berdasarkan diskusi kelompok dan selesaikan sesuai waktu yang disediakan

Format Analisis

No. Aspek yang Dianalisis Hasil Analisis

1. Kompetensi akademik guru profesional


(37)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

27

No. Aspek yang Dianalisis Hasil Analisis

2. Langkah guru dalam menerapkan metode diskui

3. Prinsip perancangan pembelajaran

4. Ciri perubahan dalam diri peserta didik yang harus diperhatikan guru


(38)

Kegiatan Pembelajaran 1

28

Selanjutnya, kerjakanlan lembar kerja berikut dalam satu kelompok kerja Lembar Kerja 1.2

Observasi Kasus Proses Pembelajaran

Tujuan:

Melalui kerja kelompok Anda diharapkan mampu mengobservasi kasus yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yang merugikan peserta didik dan menemukan solusi tepat yang perlu dilakukan dalam pembelajaran

Langkah Kerja:

• Bentuklah kelompok kerja dengan semangat kerjasama, disiplin, saling menghargai pendapat, dan menjaga keaktifan berkomunikasi

• Pelajarilah lembar kerja observasi kasus proses pembelajaran

• Lakukanlah observasi baik secara langsung atau berdasar pengalaman dan diskusikan dalam kelompok untuk mendapatkan bandingan serta solusi terbaik atas kasus yang ditemukan.

• Isilah lembar kerja dengan mengikuti contoh kasus dan solusi yang diberikan Format Observasi Kasus

No. Kasus

Siapa yang Dirugikan

Bagaimana Ia Dirugikan

Apa yang Sebaiknya Dilakukan dalam

Pembelajaran 1. CONTOH:

Guru memberi hukuman pada peserta didik yang dianggap bersalah dengan menyuruh lari jongkok Semua peserta didik Hukuman yang diberikan tidak mendidik dan cenderung mempermaluk an yang bersangkutan

Hukuman yang diberikan seharusnya bertujuan untuk menunjukkan kesalahan sehingga peserta didik memahami kekeliruannya dan mau memperbaikinya. Motivasi belajar dapat timbul melalui hukuman yang tepat. Dalam hal ini yang terpenting adalah menunjukkan kepada


(39)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

29

No. Kasus

Siapa yang Dirugikan

Bagaimana Ia Dirugikan

Apa yang Sebaiknya Dilakukan dalam

Pembelajaran peserta didik jalan keluar untuk mengatasi hukuman itu.

2.


(40)

Kegiatan Pembelajaran 1

30

Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, Lembar Kerja 1.1 dan 1.2 ini Anda kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam kegiatan diklat tatap muka In-On-In, Lembar Kerja 1.1 Anda kerjakan pada saat

in service learning 1 (In-1) dengan dipandu oleh faslitator. Sementara Lembar

Kerja 1.2 Anda kerjakan pada saat on the job training (On) secara mandiri sesuai langkah kerja yang diberikan dan diserahkan pada fasilitator saat in service learning 2 (In-2) sebagai bukti hasil kerja.


(41)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

31

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Jelaskan dengan singkat mengenai kompetensi akademik guru profesional! 2. Jelaskan dengan singkat langkah-langkah yang harus ditempuh guru dalam

mempersiapkan penerapan metode diskusi!

3. Jelaskan dengan singkat prinsip perancangan pembelajaran!

F. Rangkuman

Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan peserta didik. Paradigma pembelajaran yang mendidik, yaitu pembelajaran yang membuahkan bukan saja dasar-dasar penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga sekaligus menumbuhkan karakter yang kuat serta penguasaan kecakapan hidup (soft skills), sehingga peserta diklat tampil sebagai manusia yang penuh kasih terhadap sesama (compassion) serta menjunjung tinggi etika di samping terampil dalam bekerja.

Tujuan utama pembelajaran adalah mendidik peserta didik agar tumbuh kembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya. Pencapaian tujuan pendidikan hendaknya dilakukan secara sadar dan terencana yang menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, tingkah laku afektif, dan tingkah laku psikomotor.

Pada prinsipnya, pembelajaran yang mendidik hendaknya berlangsung sebagai proses atau usaha yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu berinteraksi dengan lingkungannya.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 1 pembelajaran yang mendidik, beberapa pertanyaan berikut perlu Anda jawab sebagai bentuk umpan balik dan tindak lanjut.


(42)

Kegiatan Pembelajaran 1

32

1. Apakah setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini Anda mendapatkan pengetahuan dan keterampilan memadai tentang pembelajaran yang mendidik?

2. Apakah materi kegiatan pembelajaran 1 ini telah tersusun secara sistematis sehingga memudahkan proses pembelajaran?

3. Apakah Anda merasakan manfaat penguatan pendidikan karakter terutama dalam hal kemandirian, kedisiplinan, kerjasama dan terbuka terhadap kritik dan saran selama aktivitas pembelajaran?

4. Hal apa saja yang menurut Anda kurang dalam penyajian materi kegiatan pembelajaran 1 ini sehingga memerlukan perbaikan?

5. Apakah rencana tindak lanjut Anda dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar di sekolah setelah menuntaskan kegiatan pembelajaran pembelajaran yang mendidik ini?

H. Kunci Jawaban

1. Penjelasan mengenai kompetensi akademik guru profesional dapat Anda temukan dalam uraian materi poin 1. alinea kedua.

2. Penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh guru dalam mempersiapkan penerapan metode diskusi dapat Anda temukan dalam uraian materi poin 1. alinea keenam.

3. Penjelasan mengenai prinsip perancangan pembelajaran dapat Anda temukan dalam uraian materi poin 2.a.


(43)

(44)

(45)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

35

Kegiatan Pembelajaran 2

Peragaan Tari Tradisi

A. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini anda dapat memperagakan ragam gerak tari tradisi dari berbagai wilayah di Indonesia sesuai dengan prinsip-prinsip komposisi dan artistik dengan mengintegrasikan nilai nilai kejujuran, kemandirian, gotong royong dan tanggung jawab.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi yang ditargetkan pada kegiatan pembelajaran ini adalah

1. Mampu menjelaskan pengetahuan tari tradisi mengembangkan nilai nilai pendidikan karakter apresiasi budaya bangsa sendiri.

2. Mampu menyebutkan contoh contoh tari tradisi dari berbagai wilayah di Indonesia mengembangkan nilai nilai pendidikan karakter menjaga kekayaan budaya bangsa

3. Mampu memperagakan salah satu contoh ragam gerak tari tradisi dari Yogyakarta tari golek asmorodana bawaraga dari Yogyakarta mengembangkan nilai nilai pendidikan karakter menghormati keragaman budaya.

C. Uraian Materi

1. Pengetahuan Tari Tradisi

Tradisi adalah suatu kebiasaan yang sifatnya turun temurun, berulang-ulang dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam kurun waktu yang panjang. Didalam suatu tradisi terkandung nilai-nilai dan norma-norma yang mengikat bagi masyrakatnya. Bertitik tolak dari pandangan umum maka tari tradisional adalah


(46)

Kegiatan Pembelajaran 2

36

tarian yang tumbuh dan berkembang dalam suatu wilayah atau suatu komunitas, sehingga kemudian menciptakan suatu identitas budaya dari masyarakat yang bersangkutan.

Tari tradisional adalah tari yang mengalami perjalanan panjang dan menurut sejarahnya tari tersebut bertahan dengan pola-pola tradisi yang ada. Tari tradisi hidup dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat pendukungnya. Menurut Soedarsono (1981: 28) menjelaskan tari tradisional ialah tari yang telah mengalami perjalanan panjang dalam sejarahnya, yang selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang telah ada.

Secara bentuk, tari tradisional ini mempunyai bentuk gerak sangat sederhana, geraknya belum begitu digarap secara koreografis, iringan musiknya juga sederhana, serta kostum dan riasnya juga masih dalam bentuk sederhana. Menurut Salmurgianto, Tari yang bersifat tradisional bisa digolongkan pada tari primitive (tari sederhana) dengan bentuk geraknya sangat sederhana, yang masih belum tergarap secara koregrafis, kalau dilihat music pengiringnya juga sangat sederhana, pada waktu itu hanya memakai suara manusia dan alat pukulan gendang, pakaian dan riasnya juga sangat sederhana.

Sudarsono menjelaskan tarian sederhana yang dimaksudkan adalah bentuk geraknya sangat sederhana hanya terdiri dari depakan-depakan kaki, langkah-langkah kaki yang sederhana, ayunan tubuh, serta gerakan-gerakan kepala dengan tekanan tertentu. Tarian ini lebih merupakan ungkapan kehendak atau, semua gerak dimaksudkan untuk tujuan tertentu. Tari tradisional kalau dilihat bentuk penyajiannya, disajikan dengan bentuk-bentuk gerak yang sangat sederhana, geraknya hanya lebih dominan depakan-depakan kaki yang diiringi dengan tekanan-tekanan pada bagian tangan dan kepala. Semua gerakan yang dilakukan juga punya maksud tertentu dengan alasan yang berkaitan dengan kehendak masyarakat.

Tari tradisional dapat digolongkan pada tari primitive (sederhana) yang lebih merupakan ungkapan kehendak atau keyakinan, semua gerak yang dimaksudkan untuk tujuan tertentu seperti misalnya untuk upacara adat (upacara batagak penghulu). Pada awalnya tarian tersebut sering dilaksanakan


(47)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

37

atas permintaan masyarakatnya, kehendak masyarakat, sesuai dengan keyakinan masyarakatnya.

Soedarsono menambahkan Secara garis besar seni pertunjukan ritual memiliki cirri-ciri khas yaitu: (1) diperlukan tempat pertunjukan yang dipilih, yang biasanya dianggap sakral; (2) diperlukan pemilihan hari serta saat yang terpilih yang biasanya juga dianggap sakral; (3) diperlukan pemain yang terpilih, biasanya mereka yang dianggap suci, atau yang telah membersihkan diri secara spiritual; (4) diperlukan seperangkat sesaji, yang kadang-kadang sangat banyak jenis dan macammnya; (5) tujuan lebih dipentingkan dari pada penampilannya secara estetis; dan (6) diperlukan busana yang khas. Kalau diperhatikan secara detail bentuk pertunjukan tari tradisional tersebut lebih banyak kepada kajian isi dan maksudnya, lengkap dengan seperangkat tatanan yang telah ditetapkan oleh masyarakat daerah sebelumnya.

Tari tradisional yang berkembang di lingkungan rakyat atau daerah juga berhubungan dengan kepercayaan-kepercayaan animistik prasejarah dan ritual. Pertunjukan diadakan pada masa-masa tenggang yang tak tetap dan untuk kejadian-kejadian khas. Para pemain adalah orang-orang desa setempat yang berperan atau menari sebagai hobi atau untuk mendapatkan prestise; mereka bukan pemain professional. Siapa saja boleh hadir dengan Cuma-Cuma. Bentuk-bentuk pertunjukan cendrung relative sederhana dan tingkat artistik dari pertunjukan bisa rendah.

Peranan tari di tengah-tengah masyarakat bukan saja sebagai sarana kepuasan estetis saja, tetapi lebih dalam lagi sebagai sarana dalam upacara agama dan adat. Salmurgianto menambahkan secara luas tari berfungsi sebagai sarana upacara adat, sebagai sarana untuk mengungkapkan kegembiraan atau pergaulan, dan juga berfungsi sebagai seni tontonan.

Tari tradisional disajikan untuk kepentingan masyarakat daerah dimana lahirnya tari tersebut dan berfungsi untuk upacara adat daerah. Artinya tari tradisi daerah merupakan milik masyarakat daerah, dan mengungkapkan tata kehidupan masyarakat daerah yang bersangkutan. Tari tradisional pada umumnya berfungsi


(48)

Kegiatan Pembelajaran 2

38

sebagai sarana upacara adat yang sifatnya menghibur masyarakat, atas kehendak masyarakat yang diungkapkan tentang tata kehidupan masyarakatnya. Di Indonesia menurut fungsinya tarian dibagi menjadi tiga kelompok, yakni tari upacara, tari hiburan dan tari tontonan. Tari hiburan sering di sebut orang dengan tari sosial. Karena tari hiburan tersebut lahir dilingkungan sosial daerah setempat di mana keberadaan tari itu hidup. Kalau diperhatikan keberadaan tari tradisional yang berkembang di daerah setempat, hidup dan masih bertahan sampai saat ini walaupun kehidupannya sangat memprihatinkan, kehadiranya di tengah-tengah masyarakat masih dinantikan oleh masyarakatnya. Sifatnya juga menghibur masyarakat, penanpilannya sering di lakukan pada saat upacara-upacara adat berlangsung. Tarian tersebut juga dapat dikatakan tarian sosial, karena tari itu lahir dilingkungan sosial dimana tari itu hidup dan ditampilkan.

Tari yang berkembang di Indonesia berfungsi sebagai sarana upacara, sarana hiburan/pergaulan dan sebagai sarana tontonan/pertunjukan. Pada umumnya tarian tradisional berfungsi sebagai sarana hiburan di dalam upacara adat (upacara batagak penghulu), artinya kehadiran tari trdisional tersebut dalam upacara adat (upacara batagak penghulu) memang untuk menghibur masyarakat yang menonton dan menyaksikan upacara tersebut. Iyus Rusliana menambahkan, Tarian hiburan hanya menitikberatkan untuk kepuasan pelakunya sendiri atau semata-mata bukanlah menitikberatkan pada segi artistiknya. Pada dasarnya tarian hiburan ini tidaklah bertujuan untuk ditonton walau terkadang banyak kekayaan tari hiburan ini yang relative bernilai. Namun karena pada umumnya tari hiburan/pergaulan ini lebih mementingkan kepuasan individual pelakunya. Otomatis pula sifat spontanitas dan improvisasi akan menonjol sekali. Bagi penonton yang melihatnya juga terhibur dan tidak merasa dibebani setelah melihatnya, hanya sebagai penghibur saja.

Tari tradisional yang lahir dan dilahirkan oleh masyarakat setempat mempunyai pandangan tersendiri bagi masyarakatnya. Tari itu hadir dan dilahirkan oleh masyarakat, yang merupakan kehendak masyarakat. Jadi berarti tari itu hadir dengan maksud tertentu dan tujuan yang jelas. Oleh karena tari adalah ekspresi jiwa manusia yang disampaikan lewat simbol-simbol gerak tari, maka jelas tari


(49)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

39

tersebut juga mempunyai maksud tertentu yang orientasinya dari masyarakat dan kembali untuk masyarakat.

Tari tradisional yang hidup secara turun temurun di daerah. Dapat dikatakan bahwa tari daerah adalah tarian yang bentuk tariannya sudah merupakan tarian yang hidup dengan subur di daerah Nusantara. Oleh karena itu tarian, iringan tari, tata busana, rias ataupun latar belakang cerita yang digarapnya, pada umumnya merupakan hasil ramuan atau paduan dari materi tari yang berpijak pada tradisi yang ada di wilayah Nusantara.

Tari tradisional dibagi menjadi 2 yaitu : a. Tari Klasik

Tari Klasik adalah tari yang telah mengalami kristalisasi artistic yang tinggi yang ada semenjak jaman feudal. Tari klasik pasti mempunyai nilai-nilai tradisional, sedang tarian-tarian tradisional belum tentu mempunyai nilai klasik, karena tari klasik selain berciri tradisional juga memiliki nilai yang tinggi. Terminologi klasik berasal dari kata latin classic yang berarti golongan masyarakat yang tinggi pada jaman Romawi kuna. Pasa jaman romawi tullius membagi masyarakat menjadi 6 golongan berdasarkan atas kekayaannya. Golongan yang terendah disebut klasproletari dan yang tertinggi disebut klas classici. Oleh Aulus geullius istilah classici ini dipakai untuk menyebut hasil-hasil karangan pengarang-pengarang bangsa Romwi yang berprestasi atau bermutu tinggi. Kemudian pengarangnya disebut sciptor classicus. Bertolak dari pengutaraan mengenai arti klasik dari jaman Romawi itu dapat dikatakan salah satu daripada cirri khas klasik adalah mengandung nilai keindahan yang tinggi.

Tari tradisional klasik adalah tari tradisional yang lahir dan berkembang di lingkungan keraton, tarian ini hidup dan berkembang sejak zaman feodal dan secara turun temurun diturunkan di kalangan masyarakat bangsawan keraton. Ciri-ciri tari klasik adalah tarian ini berpedoman pada aturan yang sudah baku, memiliki nilai estetis yang tinggi, memiliki makna dan filosofi yang dalam, menggunakan rias dan kostum yang serba mewah.


(50)

Kegiatan Pembelajaran 2

40

Tari klasik gaya Yogyakarta yang disebut juga Joged Mataram merupakan warisan dari kesenian tari zaman Mataram. Joged mataram ini dikembangkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I semenjak perjanjian Giyanti tahun 1755. Sejak diciptakan sampai sekarang banyak sekali tari tradisi gaya Yogyakarta yang berkembang dan dapat kita pelajari, salah satunya adalah tari Golek Asmarandhana Bawaraga.

Dua hal penting dan perlu dipahami secara sungguh-sungguh agar dapat membawakan tari klasik gaya Yogyakarta secara sempurna, yaitu memahami landasan filosofis serta karakternya dan menyempurnakan ketrampilan teknik tarinya. Landasan sikap dan gerak sebagai landasan filosofis tari klasik gaya Yogyakarta atau yang sering disebut Joged Mataram ini adalah sawiji, greget, sengguh, dan ora mingkuh, atau menyatu, berkemauan yang kuat, berani dan ulet serta setia secara atau menyatu, berkemauan yang kuat, berani dan ulet serta setia secara bertanggung jawab (Suryobrongto, 1976:14)

b. Tari Rakyat

Tari tarian rakyat di Indonesia sebenarnya masih bertumpu pada unsur primitive, seperti Sang Hyang dari Bali, kuda kepang Jawa, dan sebagainya. Tari kerakyatan sering berfungsi sebagai tari upacara atau kelengakapan sosial dan juga hiburan dalam kehidupan masyarakat. Ada sebagian tari rakyat yang penyajiannya langsung terkait dengan upacara ritual. Dalam hal ini tempat dan waktu upacaranya ditentukan, begitu pula dengan para penarinya. Biasanya tarian yang bersifat supranatural. Misalnya adanya saji-sajian khusus yang diperuntukkan roh-roh halus yang diyakini oleh mereka memiliki kehidupan, kekuasaan dan kekuatan yang berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakatnya.

Pada perkembangan berikutnya tari rakyat bisa pula dilakukan untuk dua kepentingan. Pertama sebagai hiburan pada acara pesta atau upacara-upacara sosial kemasyarakatan. Ke dua tarian kerakyatan yang dikemas secara khusus untuk kepentingan-kepentingan tertentu, misalnya festival, lomba atau kepentingan lainya yang secara khusus diadakan untuk upaya menumbuh kembangkan serta meningkatkan frekuensi pementasan.


(51)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

41

Tradisional kerakyatan adalah tari tradisional yang lahir dan berkembang dari kebudayaan masyarakat lokal Tarian ini hidup dan berkembang sejak zaman primitif dan diturunkan secara turun temurun pada masyarakat rakyat biasa. Ciri-ciri tradisional kerakyatan adalah memiliki nuansa sosial yang sangat kental, merujuk pada adat dan kebiasaan masyarakat sekitar serta memiliki gerak, rias dan kostum yang sederhana, biasanya penuh dengan nilai-nilai magis.

2. Contoh-contoh Tari Tradisi yang Ada di Indonesia

Indonesia terkenal sebagai negara yang sangat kaya akan tari tradisi. Tari tradisi yang ada di Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman bangsa Indonesia. Di setiap daerah di Indonesia memiliki tari tradisi. Hal ini sesuai dengan nilai nilai pendidikan karakter menjaga kekayaan budaya bangsa, menghormati keragaman budaya.

Adapun contoh contoh tari tradisi adalah sebagai berikut: a. Tari Srikandhi-Surodewati tari tradisi dari Yogyakarta


(52)

Kegiatan Pembelajaran 2

42

b. Tari Bedhaya tari tradisi dari daerah Yogyakarta

Bedhaya adalah tarian putri yang dibawakan oleh sembilan penari orang penari wanita dengan mengenakan busana yang sama, walaupun tari ini mengisahkan sebuah cerita. Tari bedhaya dahulu merupakan kelengkapan kebesaran sebuah keraton, baik keraton Surakarta maupun keraton Yogyakarta. Bedhaya yang merupakan pelengkap kebesaran seorang raja ini ada satu yang dianggap sakral oleh keraton Surakarta yaitu bedhaya Ketawang, sedangkan Yogyakarta bedhaya Semang.

Ke sembilan penari bedhaya yang berbusana sama serta menari dengan teknik yang sama yaitu tari putri halus yang lembut, masing-masing penari memiliki nama sendiri-sendiri menurut fungsinya di dalam komposisi tari bedhaya yang terdiri dari endel pajeg, batak, jangga, dhadha, apit ngajeng, apit wingking, endel wedalan wingking, buntil.

Gambar 5. Tari Bedaya Gaya Yogyakarta

http://mastri.staff.ugm.ac.id/wisatapedia/index.php/telusur/yogyakarta-dan-solo/event-wisata/bedhaya-semang


(53)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

43

Gambar 6. Tari Bedhaya Bedhah Madiun

c. Tari Srimpi tari tradisi dari Yogyakarta

Srimpi merupakan tari putri yang dibawakan oleh empat orang penari wanita yang mengenakan busana sama, ke empat penari dengan teknik tari putri yang halus. Walaupun bentuk koreografi tari ini merupakan tari kelompok, tetapi lebih merupakan tari duet atau berpasangan tetapi yang disusun secara ganda. Tema yang ditampilkan adalah perang tanding yang diambil dari berbagai wiracarita. Misalnya perang antara permadi melawan Suryatmaja, antara srikandi melawan larasati, srikandi melawan suradewati.

Gambar 7. Tari Srimpi gaya Yogyakarta


(54)

Kegiatan Pembelajaran 2

44

d. Tari Golek tari tradisi dari Yogyakarta

Tari Golek adalah tari yang ditarikan oleh remaja putri. Pengertian remaja putri adalah seorang wanita yang belum pernah menikah, berumur antara 12 tahun sampai 21 tahun. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak kanak menginjak dewasa. Pada saat ini remaja putri mengalami masa transisi/peralihan dari kanak kanak ke remaja, sehingga seorang remaja ingin memperlihatkan pribadinya. Dalam masa perkembangan kepribadian seseorang, masa remaja mempunyai arti yang khusus. Dalam rangkaian proses perkembangan, masa ini seseorang tidak mempunyai kedudukan yang jelas. Masa remaja menunjukkan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa inilah remaja mulai mencari-cari atau mulai berfikir tentang potensi pribadi yang akan dipakai sebagai landasan selanjutnya.

Untuk memperlihatkan potensi pribadinya dapat dilihat pada gerak muryani busana, seperti ragam tasikan, miwir rikmo, atrap sumping, atrap jamang. Dari gerakan tersebut memberi penjelasan bahwa muryani busana merupakan gerak yang mempunyai makna orang berhias dan berbusana, dari memakai pakaian sampai mengenakan asesoris. Jika dilihat dari struktur geraknya, tari ini didominir oleh gerak muryani busana. Dari pengkajian yang lebih dalam, ternyata ekspresi gerak ini sangat sesuai dan juga mempunyai makna sebagai penggambaran dunia penarinya (remaja Putri). Pada masa ini perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Diri mereka sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri. Jadi sangat tepat jika esensi tari golek ini terletak pada gerak muryani busana atau dengan kata lain gerak ini merupakan gerak yang paling representative.

Penggambaran gerak berbusana di dalam tari golek tidak sekedar meniru orang yang sedang mengenakan pakaian, tetapi di dalamnya mempunyai makna yaitu gerakan mematut diri. Jadi pada hakekatnya, berpakaian atau berdandan dipandang bukan sekedar sebagai penutup tubuh, tetapi di sini lebih ditonjolkan unsur estetiknya. Ketika unsur fungsi dan keindahan disatukan pada gilirannya akan memberi kesan sempurna pada penampilan.


(55)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

45

Dengan sempurnanya suatu penampilan akan muncul kepercayaan diri, yang pada akhirnya akan muncul kesadaran tentang pribadi dengan segala potensinya. Dengan proses yang panjang dari waktu ke waktua khirnya akan terbentuk suatu kepribadian. Dengan kata lain kepribadian akan terbentuk seiring dengan berjalannya waktu. Pada masa ini terjadi proses pemantapan secara lambat dan teratur. Masa ini merupakan kunci dari perkembangan anak. Pada periode ini anak gadis banyak melakukan instropeksi dan mencari sesuatu ke dalam diri sendiri. Yang pada akhirnya ia akan menemukan ”akunya” dalam diri sendiri dengan sikap keluar pada dunia obyektif.

Dengan diketahuinya makna yang lebih dalam dari tari Golek, dapat diambil kesimpulan bahwa tari golek bukan sekedar sebuah tari yang menggambarkan seorang remaja putri yang sedang berhias diri. Disini tari golek yang dimaknai sebagai tari tunggal putri yang menggambarkan seorang gadis remaja yang sedang berada dalam liminalitas. Dalam upayanya untuk menemukan jati dirinya ia berusaha menumbuhkan rasa percaya diri yang diekspresikan dengan gerakan yang menggambarkan berhias diri. Pencarian jati diri pada hakekatnya adalah kerja pribadi. Hal ini sejalan dengan tari golek sebagai tari tunggal. Sebagai tari tunggal (yang mulanya adalah satu-satunya pada tari putri), jelas mempunyai keistimewaan bila dibandingkan dengan bentuk tari yang lain.


(56)

Kegiatan Pembelajaran 2

46

Gambar 8. Tari Golek Asmaradana Bawaraga

e. Tari Lengger tari tradisi dari daerah Banyumas

Gambar 9. Tari Lengger (Sumber: Danipicture.wordpress.com)


(57)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

47

f. Tari Remo tari tradisi dari daerah Jawa Timur

Tari ngremo berasal dari tari upacara untuk menghormati tamu agung atau tamu penting dalam suatu pesta. Tarian ini biasa ditarikan oleh seorang penari pria, dalam perkembangannya lebih lanjut tari ngemo dapat ditarikan oleh beberapa penari pria atupun penari gadis remaja.

Gambar 10. Tari Remo

(Sumber: Nusantara-cultures.blogspot.com)


(58)

Kegiatan Pembelajaran 2

48

g. Tari Pendet tari tradisi dari daerah Bali

Tari Pendet merupakan tari yang berfungsi sebagai penjemput para dewa yang datang ke Marcapada dalam upacara odalan. Di Bali tari ini merupakan tari penyambutan para tamu.. Pintu keluar masuk panggung berbentuk seperti gapura lengkung, yang lantainya dibelakang lebih rendah. bunyi gamelan yang diharapkan bisa memberikan suasana riang dan lembut. Tari Pendet diiringi dengan seperangkat gambelan Gong atau Gong kebyar Kesan yang ditimbulkan oleh pintu keluar masuk yang demikian ini seolah-olah para penari tampil menuju panggung dari sebuah gua, demikian pula apabila mereka keluar meninggalkan pentas, seolah-olah mereka masuk ke dalam gua yang gelap. Tari Pendet dibawakan oleh empat penari gadis berbusana adat dengan sebuah bokor berisi bunga pada masing-masing tangan kanan penari. Gerak mata yang disebut sledet membutuhkan bantuan tekanan

Gambar 12. Tari Pendet


(59)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

49

h. Tari Blantek tari tradisi dari daerah Betawi

Tari blantek adalah salah satu tarian adat masyarakat betawi di Jakarta yang menggunakan iringan musik betawi sebagai ciri khasnya. Tarian ini merupakan perpaduan antara seni tari, musik, dan nyanyian. Tari Blantek ditarikan oleh penari wanita biasanya menggunakan kain panjang dan pakaian kebaya yang di lengkapi dengan selendang. Bagian kepala memakai mahkota dengan memakai asesoris bunga warna warni.

Gambar 13. Tari Blantek (Sumber:Maryamzunar14.blogspot.com)

i. Tari Pajoge tari tradisi dari Sulawesi Selatan

Tari Pajoge merupakan tari istana Gowa yang ditarikan oleh dua belas penari wanita yang berumur sekitar 15 tahun. Busana penari memakai kain sarung tenunan bugis, dan baju rawang dan slendang pada bahu sebelah kanan atas dan memakai kipas. Biasanya tarian ini dipentaskan di istana istana di Sulawesi Selatan pada upacara-upacara tradisionil seperti pada upacara permaisuri raja untuk pertama kalinya atau upacara potong gigi.


(60)

Kegiatan Pembelajaran 2

50

Gambar 14. Tari pajoge tari istana dari kerajaan Gowa Sulawesi selatan

j. Tari Pakarena tari tradisi dari Sulawesi Selatan

Semula tarian ini hanya diadakan pada waktu upacara musim panen, tetapi perkembangan selanjutnya juga dipentaskan untuk menyambut tamu ataupun pesta-pesta lain. Jumlah penari 12 orang yang berumur sekitar 9 sampai 14 tahun. Tarian ini memakai sarung dan baju rawang yang masing-masing penari membawa sebuah kipas di tangannya. Tarian ini berasal dan berkembang dari rumpun daerah Gowa yang meliputi pula daerah Bansaeng, Jeneponto, Makasar, Takalar dan Selayar.


(61)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

51

Gambar 15. Tari Pakarena dari Sulawesi Selatan

k. Tari Pattudu tari tradisi dari Sulawesi selatan

Tari Pattudu ditarikan oleh 10 sampai 16 orang wanita. Penari wanita memakai baju semerawang. Semua penari memakai kipas dan selendang panjang yang indah. Tarian ini dipentaskan pada upacara-upacara penting istana saja seperti upacara perkawinan, potong gigi, upacara menaruh anak ditempat timangan (tempat berayun) dan sebagainya. Instrumen pengiringnya terdiri dari dua buah gendangapa, sebuah gong dan sebuah seruling. Sedangkan tarian ini dimulai dari menyanyi terlebih dahulu, setelah disusul dengan beberapa gerak tari barulah musik mengiringi tarian dan selanjutnya penari menari.


(62)

Kegiatan Pembelajaran 2

52

l. Tari Pagellu tari tradisi dari Toraja

Pagellu salah satu alat memujaan pada Tuhan yang memberi hujan, memelihara segala tanaman, hewan piaraan, menolak wabah penyakit, dan sebagainya. Pagellu erat sekali hubungannya dengan kepercayaan masyarakat Toraja. Magellu adalah alat untuk menimbulkan rasa keindahan, rasa pemujaan dan rasa gembira dalam bentuk gerakan badan terutama gerakan tangan dan jari tangan.

Puang Matuo ( Allah yang Maha Esa) berada pada tempat yang tertinggi dan kekuasaannya mengatur dunia manusia datang kepadanya dengan sembah sujud dan bertobat, menyampaikan permohonan dan ucapan terima kasih. Tuhan dipuji dengan Rambu Tuka dengan berbagai macam upacara seperti Maro, Malena Suru dan semuanya memerlukan pemujaan lahir batin yang mendalam. Salah satu pemujaan lahir yakni dengan mempersembahkan binatang (hewan) yang dinamakan “Malo Bulanna Du Ding Patodingana” Dalam kehidupan masyarakat Toraja Pagellu mencakup peristiwa di sawah, menabur bibit, mengawasi padi, menghalau pipit, mengenyahkan hama penyakit, yang merusak tanaman. Tarian ini pada umumnya tiga orang anak penari wanita.


(63)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

53

m. Tari Sekapur Sirih tari tradisi dari Jambi

Tari Sekapur sirih merupakan tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar di Provinsi Jambi dan Riau.Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan musik serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati.

Tari ini menggambarkan ungkapan rasa putih hati masyarakat dalam menyambut tamu. Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan. Properti yang digunakan: cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, keris. Pakaian: baju kurung /adat Jambi, iringan musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri dari : biola, gambus, akordion, rebana, gong dan gendang.

Gambar 18. Tari sekapur sirih

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Sekapur_Sirih n. Tarian Woleka tari tradisi dari NTT

Woleka merupakan upara adat yang dilakukan untuk memenuhi kaul. Upacara ini dilakukan bagi orang yang memohon berkat kepada leluhur/alkhalik, misalnya ingin memperoleh hasil panen yang bagus, sembuh dari penyakit, meminta menantu dan lain-lain.dan setelah perminyaan itu dikabulkan orang tersebut akan menyelenggarrakan woleka sebagai wujud


(64)

Kegiatan Pembelajaran 2

54

rasa syukur kepada sang Khalik dan para leluhur. Niat tersebut diumumkan/ di perdengarkan malalui bunyi gong dan tambur sehingga umum dapat mengetahui bahwa orang tersebut akan berpesta (Woleka). Budaya adalah warisan. Budaya adalah jati diri sehingga dikembangkan kearah yang benar sehingga dapat membawa dampak positif bagi semua lapisan masyarakat secara turun temurun. Properti yang digunakan dalam tarian ini adalah pedang dan sampur.

Gambar 19. Para penari memakai properti parang dan sampur Sumber: http://2.bp.blogspot.com/

o. Tari Kuda Kepang tari tradisi dari Yogyakarta

Kuda Kepang (Kuda: kuda, kepang: bambu yang dianyam). Tarian rakyat ini dilakukan oleh laki-laki yang menunggang kuda-kudaan pipih yang terbuat dari anyaman bambu dan dicat. Tungkai-tungkai penari sendiri menciptakan ilusi dari gerakan seekor kuda. Pertunjukan ini dikenal dengan kuda lumping (Jawa Barat), jathilan (Yogyakarta) dan reyog (Jawa Timur). Sering kali seorang penunggang kuda diiringi oleh beberapa pemusik dan seorang yang bertopeng atau tanpa topeng dengan sepucuk cambuk, serta melakukan perjalanan sepanjang kota dan berhenti di sebuah sudut jalan untuk sebuah pertunjukan. Pada sebuah jathilan di Yogyakarta dilengkapi dengan empat


(65)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

55

buah topeng, dengan menampilkan seorang pelawak mengenakan topeng separo muka berwarna putih, seorang pria dengan topeng hitam, seorang laki-laki liar berwajah merah, dan seorang perempuan bertopeng kuning. Tari Kuda Kepang merupakan tari rakyat yang berasal dari propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tari tersebut ditarikan oleh penari laki-laki dengan menunggang kuda- kudaan yang terbuat dari bambu ( kudang kepang)

gam

Gambar 20. Kuda kepang,topeng sebagai properti tari Sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_kuda_kepang

p. Tari Sigale-gale tari tradisi dari Sumatera Utara

Sigale-gale sendiri merupakan sebuah boneka berbentuk manusia yang dapat digerakan serta menari dengan diiringi oleh musik tradisional. Tari Sigale-gale ini termasuk salah satu kesenian tradisional yang cukup terkenal di Sumatera Utara, terutama di daerah Samosir. Tarian ini biasanya sering ditampilkan di berbagai acara seperti acara adat, acara budaya, bahkan menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan yang datang ke sana.Dalam pertunjukannya, boneka sigale-gale biasanya dimainkan oleh beberapa orang dengan cara memegang tali untuk menggerakkan boneka tersebut. Dengan diiringi musik tradisional boneka tersebut digerakan seperti menari layaknya manusia. Selain itu dalam pertunjukan Tari Sigale-Gale ini


(1)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

141

Glosarium

kapang-kapang

: gerak berjalan dengan sikap kaki dan badan tegak lurus, legan kiri kanan lurus menggantung

kengser : rangkaian pola gerak berpindah tempat kesamping kiri atau

kanan yang dilakukan dengan menggeser kaki ke samping dengan mengangkat ujung jari kaki

kipat njimpit sonder

: kedua tangan nyiku njimpit soner, pergelangan tangan nekuk berdiri digerakkan meluruskan lengan dan terus nekuk lengkung disertai telunjuk memukul tepi sonder dengan agak cepat dan kuat

ngembat : Tangan kiri lurus ngithing, pergelangan digerakkan ke

samping agak maju dan nekuk lengkung serta siku agak nekuk. Kemudian pergelangan ditekuk berdiri digerakkan kembali tempat ditekankan bersama lengan yang ditekuk.

ngepel : pergelangan tangan ditekuk berdiri, jari telunjuk tengah dan

manis ditekuk, ujungnya melekat telapak tangan, ibu jari ditekuk, ujungnya menempel ruas telunjuk, kelingking ditekuk, ujung jari menempel ruas manis

ngithing : pergelangan tangan ditekuk berdiri: ujung jari tengah

dikenakan ujung ibu jari (membentuk lingkaran), jari yang lain ditekuk, ruas bawah lurus dengan pergelangan, kelingking menonjol.

nglurus : Lengan atas dan bawah dengan pergelangan tangan lurus,

telapak tangan menghadap kebelakang agak masuk ke dalam, jari-jari ngithing siku renggang dari badan kurang lebih satu kepal.


(2)

Glosarium

142

ngruji : pergelangan tangan ditekuk berdiri jari telunjuk, tengah,

manis dan kelingking berdiri sejajar dan rapat. Ibu jari ditekuk ke depan telapak tangan.

ngusap suryan : tangan kanan nekuk pergelangan disamping kiri wajah,

tangan berdiri, jari-jari nyempurit, telapak tangan menghadap ke samping kiri. Lalu pergelangan tangan diputar masuk menghadap ke muka. Terus digerakkan ke kanan di samping muka lalu diputar masuk menghadap ke depan. tangan kiri gerakannya sama dengan posisi jari ngruji

njimpit sonder : Ibu jari dan jari tengah memegang tepi atau pinggiran sonder sepanjang tangan lebih sedikit ibu jari di bagian depan dalam sikap nglurus ngithing. Untuk dapat njimpit (memegang) tepi sonder dan agar dapat lebih panjang dari pada tangannya dilakukan atas dasar ketrampilan jari dengan tidak boleh melihat.

nyathok sonder

: Tangan kanan nglurus njimpit sonder, pergelangannya ditekuk berdiri,bdiputar keluar terus digerak mlumah (telentang) ke atas nyiku. Lalu pergelangan ditekuk lengkung (keatas) di kejutkan disertai jari tengah melambaikan sonder ke atas agak ke dalam, pergelangan diputar masuk dan terus keluar nekuk berdiri nyiku, nguthing menerima (menyanggah) turunnya sonder. Sonder harus menutup pergelangan jari- jari. Gerak ini untuk tangan kiri dengan sikap jari ngruji.


(3)

Seni Budaya Seni Tari SMP KK D

143

nyempurit : pergelangan tangan ditekuk berdiri ibu jari berdiri ujungnya

melekat ruas tengah jari tengah.

ongkek : tangan kanan lurus ngithing, lalu pergelangan digerakkan ke

samping agak maju dan nekuk lengkung serta siku agak nekuk. kemudian pergelangan nekuk agak berdiri digerakkan kembali, jari-jari nyempurit lengan lurus. untuk tangan kiri geraknya tetap, jari-jari tetap ngruji.

pacak gulu : menggerakkan leher dengan pandangan tetap. Gerakan

dimulai dari muka dan pandangan lurus ke depan, lalu jiling ke kiri dan ditekuk ke kiri, ditarik ke kiri, leher mengikuti sedikit lebih condong.

srimpet : kaki melangkah dengan cara silang ke depan

tolehan : menggerakkan leher dengan memindahkan arah pandangan

menurut arah hadap muka. tolehan ke

kanan

: menggerakkan leher dengan memindahkan arah pandangan menurut arah hadap muka ke kanan. Cara melakukannya kebalikan dari toleh ke kiri.

tolehan ke kiri : menggerakkan leher dengan memindahkan arah pandangan

menurut arah hadap muka ke kiri. Gerakan dimulai dari muka dan pandangan lurus ke depan, lalu jiling kanan ditekuk ke kanan digerakkan masuk sehingga muka dan pandangan menghadap ke kiri dengan catatan kepala agak condong ke kanan.


(4)

Glosarium

144

ukel jugag : tangan nglurus ngithing, pergelangan tangan kiri ditekuk

lengkung lalu digerakkan maju ke atas. Siku nekuk lengan atas tetap. Lalu pergelangan tangan diputar keluar hingga telentang lalu ditekuk berdiri, jari ngruji terus diputar masuk tengkurap telapak tangan hadap depan.

Ukel wetah : tangan lurus ngithing, pergelangan ditekuk lengkung

digerakkan maju ke atas, siku nekuk lengan atas tetap. Lalu pergelangan tangan diputar ke luar sehingga telentang pergelangan ditekuk lengkung agak dientakkan, jari ngithing, terus diputar masuk hingga tengkurap. Akhirnya pergelangan ditekuk berdiri dan jari-jari kiri ngruji, kanan nyempurit menjadi sikap nyiku agak masuk.


(5)

(6)