Kota Yang Kreatif Pariwisata Kreatif Berbasis Budaya Lokal

commit to user

BAB III PENGEMBANGAN KOTA SOLO SEBAGAI KOTA WISATA

KREATIF

A. Wisata Kreatif

Hengky Hermantoro dalam surat elektroniknya di kompas.com menjelaskan bahwa wisatawan saat ini merubah pola perjalanan wisatanya dari buying product menjadi buying experience. Ketika semula wisatawan cukup senang berkunjung beramai-ramai ke suatu tempat hanya untuk sekedar berfoto, mereka kemudian mengubah tujuannya untuk mencoba memahami budaya setempat. Kunjungan wisata budaya, dengan melihat dan mempelajari museum, galeri seni, dan sebagainya menjadi trend baru saat ini. Bagi wisatawan asing menjadi berkulit gelap akibat mandi matahari tidak lagi menjadi trend, tetapi memahami budaya setempat menjadi suatu kebanggaan bagi para wisatawan itu sendiri. Trend selanjutnya berkembang lagi. Saat ini wisatawan tidak cukup puas hanya sekedar memahami, tetapi mereka mencoba untuk lebih dalam mempelajari budaya setempat dan mengembangkannya. Wisatawan kemudian menjadi bagian dari manusia kreatif yang dapat berkolaborasi dengan budaya setempat. Mereka kemudian menjadi prosumen produsen sekaligus konsumen, dan mereka tidak lagi hanya pasif melihat budaya lokal. Ini yang disebut wisata kreatif, dan kemudian knowledge, menjadi lebih penting dari hanya sekedar experience.

1. Kota Yang Kreatif

Charles Landry dalam bukunya “The Creative City”,2000 menjelaskan bahwa creative city adalah sebuah tempat di mana orang 42 commit to user merasakan bahwa mereka bisa berpikir, bertindak, berencana dengan imajinasi. Sebuah kondisi di mana ada perbedaan kepemimpinan, komunitas publik dan swasta, tapi tetap memberikan perasaan pada masyarakat bahwa ada sebuah sikap atau budaya untuk kehidupan. Budaya toleransi pada perbedaan, toleransi pada perubahan, dan pada banyak hal sehingga semua orang bisa berkembang dan mengembangkan diri. Creative city itu tidak lantas secara eksklusif tentang seni meskipun seni merupakan elemen kuat dari sebuah kreativitas. Tapi, ini creative city lebih sebagai ide yang luas. Lebih lanjut Landry menjelaskan, sebuah kota yang kreatif bisa dilihat dari kesan pertama saat kita singgah, misalnya keramahtamahannya. Keramahtamahan transportasi, khususnya. “Bagaimana sebuah kota seperti mengundang kita untuk masuk lebih dalam, melalui bandara, pelabuhan, stasiun kereta api mereka ”. Kota kreatif juga berisi orang yang punya kombinasi pengetahuan begitu mendalam tentang kotanya, industrinya, seni budaya, bisnisnya, dan yang secara bersamaan juga terbuka terhadap sebuah toleransi, punya kapasitas untuk mendengarkan. “Kota kreatif adalah juga tentang personality quality, di mana ada banyak orang dengan kualitas yang berbeda tadi, diizinkan untuk mengembangkan diri. kompas.com Maknanya adalah bagaimana membuat kota menjadi tempat yang didambakan untuk hidup. Kota dengan sumber penting, manusia yang hidup di dalamnya. Manusia dengan kepandaian, hasrat, motivasi, imajinasi, dan kreativitas dan menjadikannya sumber daya commit to user perkotaan. Pada ujungnya, semua ini mengarah pada perkembangan ekonomi. kompas.com

2. Pariwisata Kreatif Berbasis Budaya Lokal

Masyarakat kreatif dalam dunia pariwisata harus berbasis budaya lokal. Workshop dan kolaborasi seni menjadi bagian penting dari proses ini sehingga komunitas pun akan tetap hidup walaupun wisatawan pada saatnya meninggalkan tujuan wisatanya. Keuntungan pola pikir ini adalah kreativitas masyarakat terus berkembang, sekaligus menghidupkan ekonomi rakyat setempat, dan yang lebih penting pariwisata daerah akan selalu hidup karena mereka didukung oleh para creativepreneur local “masyarakat local yang kreatif dan memiliki semangat entrepreneurship tinggi” papar Hengky Hermantoro penulis buku Creative Based Tourism. Dalam bukunya ”The Creative City” 2008, Landry mengatakan, kota-kota yang berhasil menjadi kota kreatif biasanya mempunyai kesamaan dalam visi individu, organisasi kreatif, dan budaya politik dengan tujuan jelas. Diperlukan pemimpin yang mampu menyatukan semua pihak, baik publik, swasta, juga sukarelawan. Kota yang berhasil juga mampu mengekspresikan inisiatif publik, bahkan jika inisiatif itu merupakan investasi bisnis yang rawan sekalipun. Selain itu, penghargaan terhadap isu kebudayaan lokal, ekspresi terhadap nilai dan identitas adalah kunci untuk menghadapi perubahan. Karena budaya-kebudayaan adalah sumber kreatif. kompas.com commit to user

B. Faktor yang Mendorong Pengembangan Kota Solo Sebagai Kota