commit to user
namun melalui pengembangan , misalnya peremajaan. wawancara dengan Prayuti, staff bagian Promosi dan Informasi Dinas
Pariwisata Surakarta, Selasa 8 Mei 2012
D. Upaya Pengembangan Kota Solo Sebagai Kota Wisata Kreatif
Di usia yang sudah tidak muda lagi, kota dengan beragam julukan seperti ; kota budaya, kota wisata, kota dagang, kota yang tak pernah tidur,
dan sebagainya, semakin memperlihatkan kemajuan yang signifikan. Terutama dalam lima tahun terakhir, Kota Solo tampak kian mantap
dengan jati dirinya menuju kota semi metropolitan. Harus diakui, kemajuan Kota Solo tersebut tidak terlepas dari kepemimpinan Jokowi-
Rudy yang memasuki hingga dua periode masa jabatan mereka. Sejumlah terobosan telah mereka luncurkan dalam membangun Kota Solo sehingga
semakin menambah dinamika dan kesemarakan kota. Tak hanya soal penataan fisik kota; seperti revitalisasi pasar, city walk, tamanisasi,
pembangunan sentra perdagangan baru, pendirian mal dan apartemen, hingga pemanfaatan bus tingkat wisata yang peresmiannya bersamaan hari
jadi kota. Pembangunan non-fisik juga banyak dilakukan. Misalnya di bidang
pendidikan, pembangunan
Solo Technopark,
maupun pengembangan Kota Solo sebagai Kota Vokasi seolah ingin membuktikan
keunggulan lain kota ini dalam hal kompetensi sumber daya manusianya. Demikian pula di bidang seni dan budaya, berbagai event tingkat lokal,
nasional, bahkan internasional seperti World Heritage Cities Conference and Expo, Solo Batik Fashion, Solo International Etnic Music, Solo
commit to user
International Performing Art dan Indonesia Performing Art Mart dalam rentang waktu singkat tidak terhitung lagi telah digelar di Kota Solo.
Beberapa keberhasilan tersebut tentu tidak terlepas dari upaya Pemerintah Kota Solo untuk mengembangkan kota dan meningkatkan
kesejahteraan warganya. Bila diamati, hanya sedikit daerah yang mampu melakukan langkah-langkah terobosan secara intensif dalam tempo singkat
sebagaimana dilakukan Kota Solo. Slogan “Solo Kreatif, Solo Sejahtera” yang beberapa tahun lalu
pernah digelorakan walikota seolah menyiratkan keinginan Pemkot untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat Solo, terutama melalui
program-program pembangunan yang kreatif. Diasumsikan, daerah-daerah yang kurang kreatif biasanya relatif lambat perkembangannya, bahkan
mungkin stagnan. Sudah pasti daerah yang kurang berkembang pada gilirannya akan merugikan masyarakatnya. Lapangan pekerjaan dan
kesempatan berusaha terbatas jumlahnya. Maka dari itu perlu adanya upaya-upaya yang harus dilakukan Pemkot Solo untuk mendukung Kota
Solo agar dapat berkembang menjadi kota wisata kreatif. Berikut merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan agar dapat
mengembangkan Kota Solo menjadi kota wisata kreatif : 1.
Melakukan perbaikan bangunan-bangunan bersejarah Kota Solo seperti ; Kraton Kasunanan, Pura Mangkunegaran, Museum Radya
Pustaka dan lain-lain namun tidak mengubah bentuk aslinya. Tidak hanya membenahi penampilan fisik saja namun juga harus
memperhatikan kebersihan dan juga menampilkan suatu atraksi
commit to user
atau pertunjukan misalnya tari-tarian,wayang, dan lain-lain yang dapat menarik perhatian para wisatawan untuk berkunjung.
Misalnya saja di Museum Radya Pustaka, selain melakukan perbaikan penampilan fisik, didalamnya juga di perhatikan alur
sirkulasi pengunjung
serta menambah
koleksi misalnya
menambahkan satu set gamelan yang dapat dimainkan langsung oleh para wisatawan. Selain itu juga bisa menggelar pertunjukan
seni, misalnya wayang bocah setiap minggu sekali di halaman depan museum dan diiringi dengan penjual souvenir-souvenir khas
Kota Solo di sekitar halaman Museum, serta menyediakan transportasi ramah lingkungan seperti bendi, becak, atau sepeda
onthel untuk memfasilitasi para wisatawan untuk berkeliling di Kota Solo. Sehingga dengan melakukan pengembangan terhadap
Museum tersebut para wisatawan tidak hanya bisa sekedar melihat- lihat koleksi museum, tetapi juga dapat mengenal lebih dekat Kota
Solo. 2.
Mengangkat event-event budaya daerah menjadi event kota dan memasukkannya ke dalam calendar event Kota Solo. Sehingga
kreatifitas masyarakat akan terus berkembang dan para wisatawan tidak jenuh menikmati event-event yang sudah ada. wawancara
dengan Ibu Prayuti, staff bagian Promosi dan Informasi Dinas Pariwisata Surakarta, Selasa 8 Mei 2012
3. Memberi dana untuk pengembangan atau renovasi UKM-UKM
yang berada di kawasan Kota Solo, tentunya dengan diseleksi
commit to user
terlebih dahulu mana yang pantas untuk dapat dikembangkan atau didanai. wawancara dengan Prayuti, staff bagian Promosi dan
Informasi Dinas Pariwisata Surakarta, Selasa 8 Mei 2012 4.
Mengadakan ekstrakulikuler seperti tari, dalang, gamelan, dan lain- lain di sekolah-sekolah, sehingga anak-anak sekolah akan lebih
mengenal budaya Kota Solo dan regenerasi akan tetap terjaga. wawancara dengan Ibu Prayuti, staff bagian Promosi dan
Informasi Dinas Pariwisata Surakarta, Selasa 8 Mei 2012 5.
Mengumpulkan komunitas-komunitas unik di Kota Solo dan memberikan ruang kepada mereka untuk tampil di event kota.
Seperti ; Komunitas Hijabers, Komunitas Sepeda Onthel dan Sepeda Unik, Komunitas Fotografi, dan lain-lain.
6. Icon-icon transportasi seperti Bus Tingkat Werkudara, Sepur
Klutuk Jaladara, serta Railbus Bathara Kresna lebih dikenalkan kepada para wisatawan khususnya wisatawan asing dengan cara-
cara yang unik, misalnya membuat suatu event khusus untuk icon- icon transportasi wisata Kota Solo tersebut. Misalnya membuat
suatu bazaar bertemakan batik yang diadakan di dalam bus werkudara, sehingga bus werkudara tersebut menjadi tempat bazaar
yang dapat berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain. 7.
Mengadakan pameran-pameran kerajinan khas Kota Solo yang didalamnya menampilkan atraksi-atraksi budaya. Misalnya, di
pameran kerajinan-kerajinan Kota Solo tersebut diadakan lomba fesyen show bertema batik yang dapat diikuti oleh wisatawan
commit to user
asing. Didalam pameran tersebut juga disediakan media membatik sehingga pengunjung dapat belajar bagaimana cara membatik, dan
juga kerajinan-kerajinan lain ; seperti membuat blankon, miniatur SBC, Batik Glass, dan kerajinan-kerajinan lainnya.
8. Mengadakan festifal makanan tradisional, seperti festifal jenang
yang diadakan pada 17 Februari tahun 2012 lalu atau kuliner khas Kota Solo yang di dikemas secara kreatif dan juga diadakan demo
masak. Misalnya di festifal makanan khas kota Solo tersebut diadakan demo memasak serabi yang bisa dicoba langsung oleh
para pengunjung, sehingga pengunjung tidak hanya pasif melihat festifal tetapi juga mendapatkan pengalaman dari festifal tersebut.
Setidaknya dengan upaya pengembangan seperti di atas, Kota Solo dapat berkembang menjadi kota wisata yang lebih kreatif dan menjadikan
Solo menjadi kota yang tidak pernah mati dan terus berkembang. Tidak hanya
membangun kota,
namun juga
dapat mensejahterakan
masyarakatnya, sehingga pembangunan Kota Solo dapat dinikmati dan dirasakan oleh semua kalangan.
E. Kendala Yang Dihadapi Dan Solusi Yang Harus Dilakukan Dari