Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seperti diketahui bersama bahwa pada saat ini ekonomi di Indonesia tertumpu pada hasil devisa dari minyak bumi dan gas alam, padahal sumber alam yang berupa minyak bumi dan gas alam tersebut lama-kelamaan akan berkurang sehingga pada masa yang akan datang minyak bumi dan gas alam tidak lagi menjadi komoditi yang prospektif. Oleh karena itu perlu adanya komoditi pengganti untuk mendapatkan devisa yang dianggap cukup potensial pada masa- masa mendatang. Itulah sebabnya mengapa pemerintah memberi perhatian cukup besar tentang pengembangan pariwisata di Indonesia. Kepariwisataan Indonesia belakangan ini berkembang menjadi salah satu industri andalan yang sering dikenal sebagai industri pariwisata. Pariwisata sebagai suatu industri baru dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan Instruksi Presiden RI. No. 9 Tahun 1969 pada tanggal 6 Agustus 1969, yang dalam Bab II pasal 3 disebutkan bahwa “Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan “industri pariwisata” dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara”. Sesuai dengan instruksi Presiden RI. No. 9 Tahun 1969, juga dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah untuk meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara dan masyarakat pada umumnya, perluasan kesempatan kerja dan mendorong kegiatan industri penunjang, memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan 1 commit to user kebudayaan Indonesia, meningkatkan persaudaraan serta persahabatan nasional dan internasional. Oka A Yoeti, 1983: 138 Surakarta atau Kota Solo, merupakan salah satu kota besar yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Eksistensi kota ini dimulai saat Kesultanan Mataram memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke Desa Sala, di tepi Bengawan Solo. Secara resmi, keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745. Akibat perpecahan wilayah kerajaan, di Solo berdiri dua keraton: Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran, menjadikan kota Solo sebagai kota dengan dua administrasi. Kota Solo memiliki semboyan “BERSERI” akronim dari “Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah”, sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Sementara untuk menarik para wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri Kota Solo menggunakan slogan pariwisata “SOLO, The Spirit of Java”, yang artinya Solo, Jiwanya Jawa. Sesuai dengan slogannya “ Solo Jiwanya Jawa”, Kota Solo memiliki beberapa julukan, antara lain Kota Batik, Kota Budaya, dan Kota Seni Pertunjukan. Pada awal 2012 walikota Solo Jokowi juga menggelorakan slogan “Solo Kreatif, Solo Sejahtera”, slogan itu menyiratkan keinginan Pemkot untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat Solo, terutama melalui program-program pembangunan kreatif. Kota Solo juga mempunyai beragam sejarah dan obyek-obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi, seperti ; Kraton Kasunanan, Istana Mangkunegaran, Museum Radya Pustaka,dan lain-lain. Selain wisata budaya dan sejarah tentunya masih mempunyai banyak lagi wisata yang dapat ditemui di Kota Solo, seperti ; wisata alam, wisata kuliner, tradisional market, dsb. www.kota surakarta.com commit to user Sebagai kota yang sarat dengan nilai budaya, Solo menjadi tempat yang menarik dikunjungi wisatawan, oleh karena itu pengembangan wisata melalui wisata kreatif akan sangat diperlukan untuk kemajuan pariwisata di Solo. Jika hanya mengandalkan bangunan bersejarah, perkembangan wisata akan stagnan. Oleh karena itu sangat penting dilakukan pengembangan wisata kreatif. Wisata kreatif merupakan wisata yang mengandalakan pengembangan aset budaya yang dihasilkan oleh kekayaan intelektual. Pariwisata kreatif ini dimulai dari kreatifitas, ketrampilan, dan bakat individual yang mempunyai potensi untuk menciptakan pekerjaan melalui intelektualitas. Wisata kreatif dibangkitkan oleh ide-ide yang terletak di persimpangan antara seni kreativitas artistik, bisnis enterpreneurship, dan teknologi inovasi. Muara dari pariwisata kreatif adalah nilai-nilai ekonomi baru. Solo memiliki aset wisata kreatif yang menarik, seperti wisata kerajinan, wisata pertunjukan budaya, hingga wisata kuliner. Oleh karena itu untuk mengetahui lebih jauh potensi Kota Solo yang dapat dikembangkan menjadi kota yang berbasis creative tourism dan sekaligus mengembangkan Kota Solo agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya serta menarik para wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk berkunjung ke Kota Solo, maka perlu dilakukan pengembangan kota yang berbasis kota wisata kreatif.

B. Perumusan Masalah