49
3.2.2. Informan Penelitian
Informan penelitian ini tidak di tentukan berapa jumlahnya, tetapi dipih beberapa informan yang di anggap mengetahui, memahami permasalahan yang
terjadi sesuai dengan penelitian ini. Hal ini disebabkan karena dalam penelitian kualitatif tidak mempersoalkan berapa besar jumlah informan, melainkan yang
terpenting adalah seberapa jauh penjelasan informan yang diperoleh dalam menjawab permasalahan Sumady Suryabrata, 1998:89.
Berikut ini merupakan syarat untuk menjadi seorang informan dalam penelitian ini antara lain, orang tua Polisi dan memiliki anak usia remaja dengan
berbagai macam latar belakang.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini adalah menggunakan wawancara mendalam Depth Interview. Wawancara mendalam adalah suatu cara untuk mengumpulkan
data atau informansi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini di lakukan dengan
frekuensi tinggi berulang0elang secara intensif. Selanjutnya dibedakan antara responden orang yang akan di wawancara dengan informan orang yang ingin
periset ketahui. Karena itu di sebut wawancara intensif Krisyanto, 2006:98. Dengan teknik ini di harapkan informan dapat lebih terbuka dan berani
dalam memberikan jawaban dan respon terhadap pertanyaan yang di ajukan peneliti. Kelebihan lain adalah, peneliti secara personal dapat bertanya secara
langsung dan mengamati respon terutama non verbal mereka dengan lebih detail.
50
Namun di sadari, metode wawancara juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu Krisyantono, 2006:101Informan atau responden yang di
wawancarai tidak selalu menyampaikan fakta yang sesungguhnya. Bisa jadi ia sengaja tidak menyampaikan sebuah fakta karena malu, khawatir atau
menganggap bahwa fakta itu tidak penting. 1.
Informan bisa jadi tidak selalu ingat akan peristiwa atau perbuatan yang pernah terjadi. Ini berkaitan dengan daya ingat yang terbatas.
2. Sering terjadi perbedaan penggunaan bahasa atau symbol komunikasi lainnya
antara peneliti dan informan. Kalau tidak hati-hati menyebabkan salah persepsi.
Dari segi kelebihan, metode ini mampu menghasilkan respon yang lebih akurat dalam penelitian yang membahas topik-topik secara mendalam. Hal ini
karena peneliti dan informan dapat menggali topik-topik secara tatap muka. Metode observasi partisipan, memungkinkan peneliti mengamati individu
dalam situasi tertentu. Metode ini memungkinkan peneliti terjun langsung atau peneliti memahami apa yang terjadi. Peneliti dituntut untuk tidak terpengaruh oleh
orang lain. Jika tidak maka data yang diperoleh bisa tidak valid atau kehilangan obyektifitasnya Krisyantono, 2006:109.
Observasi partisipan, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Peneliti ikut terlibat
dengan cara mencatat perilaku subyek orang, obyek benda, atau kejadian yang sistematik tanpa adanya komunikasi atau pertanyaan dengan individu yang diteliti
Krisyantono, 2006:109.
51
Studi literatur, teknik pengumpulan data dengan mencari data penunjang dengan mengolah buku-buku dan sumber lain yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
3.4. Teknik Analisis Data