Uji Location Quotient Analisis dan Pengujian Hipotesis

V i = Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten atau Kotamadya Satuan Wilayah Pembangunan IV V = Produk Domestik Regional Bruto Jawa Timur Dalam hal ini Locationt Qoutient sektoral tersebut adalah 1, jika Locationt Qoutient ≤ 1, maka daerah tersebut termasuk daerah minus dan harus mengimpor dari daerah lain. Sedangkan apabila Locationt Qoutient 1, maka daerah tersebut dapat diakategorikan sebagai daerah swasembada dan dapat mengekspor hasil industrinya ke daerah lain. Tabel 7 : Uji Locationt Quotient Kabupaten Jember TABEL INDEX LOCATIONT QUOTIENT LQ KABUPATEN JEMBER TAHUN 2004 SAMPAI 2007 SEKTORSUBSEKTOR 2004 2005 2006 2007 1 Pertanian 2,48 2,52 2,56 2,88 2 Pertambangan dan Penggalian 2,41 2,31 2,19 2,25 3 Industri Pengolahan 0,26 0,26 0,26 0,29 4 Listrik, Gas dan Air Minum 0,50 0,50 0,52 0,52 5 Konstruksi 0,87 0,89 0,94 0,10 6 Perdagangan, Hotel dan restoran 0,67 0,65 0,64 0,64 7 Angkutan dan Komunikasi 0,79 0,78 0,76 0,79 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa perusahaan 1,34 1,33 1,32 1,25 9 Jasa-jasa 1,19 1,20 1,21 1,13 Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan pada perhitungan diatas, dapat diketahui sektor – sektor mana saja yang merupakan sektor basis LQ 1 untuk wilayah Kabupaten Jember. Sektor – sektor merupakan sektor basis yaitu, sektor pertanian pada tahun 2004 sebesar 2,48, tahun 2005 sebesar 2,52, tahun 2006 sebesar 2,56, kemudian pada tahun 2007 sebesar 2,25. Sektor pertambangan dan penggalian kenaikan hanya pada tahun 2004 sebesar 2,41, kemudian tahun 2005 hingga tahun 2006 turun sebesar 2,31 dan 2,19. Pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 2,2. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tahun 2004 sebesar 1,34, pada tahun 2005 sampai 2007 mengalami penurunan sebesar 1,33, 1,32, 1,25.. Sektor jasa - jasa tahun 2004 hingga tahun 2006 mengalmi kenaikan sebesar 1,19, 1,20, 1,21, tetapi pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 1,13. Tabel 8 : Uji Locationt Quotient Kabupaten Situbondo TABEL INDEX LOCATIONT QUOTIENT LQ KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2004 SAMPAI 2007 SEKTORSUBSEKTOR 2004 2005 2006 2007 1 Pertanian 1,79 1,88 1,95 2,48 2 Pertambangan dan Penggalian 0,13 0,13 0,14 0,15 3 Industri Pengolahan 0,57 0,59 0,62 0,65 4 Listrik, Gas dan Air Minum 0,05 0,05 0,06 0,06 5 Konstruksi 0,17 0,18 0,19 0,20 6 Perdagangan, Hotel dan restoran 1,88 1,98 2,12 2,30 7 Angkutan dan Komunikasi 0,30 0,31 0,32 0,33 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa perusahaan 0,21 0,23 0,24 0,25 9 Jasa-jasa 0,48 0,51 0,58 0,65 Sumber : Lampiran 6 Berdasarkan pada perhitungan diatas, maka dapat diketahui sektor - sektor mana saja yang merupakan sektor basis LQ 1 untuk wilayah Kabupaten Situbondo. Sektor pertanian pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 mengalami kenaikan. Pada tahun 2004 sebesar 1,79, tahun 2005 1,88. tahun 2006 sebesar 1,95, dan tahun 2007 sebesar 2,48. Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2004 sebesar 1,88, tahun 2005 sebesar 1,98, tahun 2006 sebesar 2,12, tahun 2007 sebesar 2,30. Perhitungan diatas menunjukkan bahwa sektor pertanian dan sector perdagangan, hotel dan restoran dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Tabel 9 : Uji Locationt Quotient Kabupaten Bondowoso TABEL INDEX LOCATIONT QUOTIENT LQ KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2004 SAMPAI 2007 SEKTORSUBSEKTOR 2004 2005 2006 2007 1 Pertanian 2,99 2,98 3,12 3,80 2 Pertambangan dan Penggalian 0,16 0,19 0,23 0,25 3 Industri Pengolahan 0,23 0,31 0,40 0,48 4 Listrik, Gas dan Air Minum 0,32 0,33 0,39 0,46 5 Konstruksi 0,76 0,84 1,07 1,24 6 Perdagangan, Hotel dan restoran 0,63 0,65 0,75 0,96 7 Angkutan dan Komunikasi 0,37 0,38 0,47 0,50 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa perusahaan 1,59 1,84 2,11 2,30 9 Jasa-jasa 1,10 1,43 1,70 1,80 Sumber : Lampiran 7 Berdasarkan pada perhitungan diatsa, maka dapat diketahui sektor - sektor mana saja yang merupakan sektor basis LQ 1 untuk wilayah Kabupaten Bondowoso. Sektor Pertanian pada tahun 2004 sebesar 2,99, pada tahun 2005 sebesar 2,98, pada tahun 2006 sebesar 3,12, pada tahun 2007 sebesar 3,80. Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tahun 2004 sebesar 1,59, pada tahun 2005 sebesar 1,84 pada tahun 2006 sebesar 2,11, pada tahun 2007sebesar 2,30. Sektor jasa - jasa pada tahun 2004 sebesar 1,10, pada tahun 2005 sebesar 1,43, sedangkan tahun 2006 sebesar 1,70 dan tahun 2007 sebesar 1,80

4.3.2. Indeks Fungsi Sektoral

Digunakan untuk menentukan prediakat spesislisasi apakah yang telah melekat menandai suatu daerah didasarkan pada struktur ekonomi daerah bersangkutan pada tahun periode tertentu. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : IFS 1 = 4 . 3 . 2 . 1 . CS CS CS CS   IFS 2 = 4 . 3 . 1 . 2 . CS CS CS CS   IFS 3 = 4 2 . 1 . 3 . CS CS CS CS   IFS 4 = 3 . 2 . 1 . 4 . CS CS CS CS   Kusumadewa,1977: 14 Dalam hal ini apabila Indeks Fungsi Sektoral ≥ 0,33 maka sector tersebut telah menjadi sector dominan pada suatu daerah,sektor inilah yang akan menjadi sector unggulan pada suatu daerah tertentu. Setelah dilakukan perhitungan maka Indeks Fungsi Sektoral adalah sebaai berikut : Tabel 10 : Indeks Fungsi Sektoral Kabupaten Jember Tahun