Tabel 1: Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jawa Timur tahun 2004 – 2007 dalam Juta Rupiah
Tahun Produk Domestik Regional Bruto
Perkembangan 2004
242.228.892,17 -
2005
256.374.726,79 5,83
2006
271.249.316,69 5,80
2007
284.600.201,27 4,92
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur 2008- diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jawa Timur dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Pada tahun 2004 Produk Domestik Regional Bruto Jawa Timur sebesar Rp 242.228.892,17 juta, sedangkan pada tahun 2005
sebesar Rp 256.374.726,79 juta, atau mengalami peningkatan sebesar 5,83 . Pada tahun 2006 Produk Domestik Regional Bruto Jawa Timur naik
sebesar Rp 271.249.316,69 juta dari tahun sebelumnya atau mengalami peningkatan sebesar 5,80 . Produk Domestik Regional Bruto Jawa
Timur pada tahun 2007 sebesar Rp 284.600.201,27 juta atau naik sebesar 4,92 dari tahun 2006.. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Produk
Domestik Regional Propinsi Jawa Timur dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup stabil.
4.2.2. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Sektoral Propinsi Jawa Timur
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Propinsi Jawa Timur yang cukup stabil dan selalu mengalami peningkatan, tak lepas dari tingkat
pertumbuhan sektoral Produk Domestik Regional Jawa Timur. Yang setiap tahun mengalami kenaikan, dan tidak mengalami penurunan. Hal ini
adalah hasil kerja keras masyarakat Jawa Timur di bawah bimbingan pemerintah yang telah membuahkan hasil yang memuaskan. Berikut ini
merupakan data perkembangan sektoral Produk Domestik Regional Bruto Jawa Timur.
Tabel 2. : Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Sektoral Propinsi
Jawa Timur Tahun 2004 – 2007 Persentase Sektor
2004 2005 2006 2004 I
2,82 3,16 3,75 4,02 II
1,84 9,32 7,52 6,04 III
5,28 4,61 5,11 2,39 IV
14,86 6,18 8,45 5,74
V 1,85 3,48 2,54 1,18
VI 9,25 9,15 8,75 6,16
VII 6,77 5,12 2,51 8,51
VIII 5,94 7,49 7,78 8,38
IX 3,44 4,23 3,11 1,10
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur 2008-diolah Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa sektor Pertanian mengalami
kenaikan yang tinggi pada tahun 2007 dari pada tahun sebelumnya. Begitu juga dengan sektor Pertambangan dan penggalian yang pada tahun 2005
naik sebesar 9,32 . Pada sektor industri pengolahan turun pada tahun 2007 dari tahun sebelumnya yaitu dari 7,52 menjadi 6,04 . Sektor
listrik, gas, dan air bersih merupakan sektor yang memiliki konstribusi paling besar terhadap pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Jawa
Timur. Hal ini dapat dilihat dari data diatas bahwa setiap tahunnya sektor ini memiliki persentase yang cukup besar dibandingkan dengan sektor –
sektor yang lain. Sektor kontruksi mengalami kenaikan meskipun tidak terlalu besar. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran juga memiliki
persentase yang besar, meskipun tidak sebesar sektor listrik, gas, dan air bersih. Sektor ini juga pernah mengalami penurunan yang drastis pada
tahun 2007 yaitu sebesar 6,16 .. Sektor pengangkutan dan komunikasi relatif stabil yaitu tetap pada kisaran 5 – 6 . Pada tahun 2007 sektor ini
mampu mencapai 8,51 , sektor ini pada tahun 2007 berada di urutan pertama dalam kontribusi sektoral Jawa Timur. Sektor keuangan,
persewaan, dan jasa perusahaan pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan sebesar 7,49 hingga akhirnya pada tahun 2007 naik menjadi 8,38 .
Sektor jasa – jasa merupakan sektor yang stabil dalam perkembangannya, yaitu pada kisaran 3 – 4 dalam kontribusinya terhadap Produk Domestik
Regional Bruto Propinsi Jawa Timur.
Tabel 3: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Jember Tahun 2004 – 2007 dalam Juta Rupiah
Tahun Produk Domestik Regional Bruto
Perkembangan 2004
7.821.292,24 -
2005
8.236.276,67 5,30
2006
8.705.996,37 5,70
2007
9.366.571,65 7,58 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur 2008-diolah
Berdasarkan tabel diatas pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember pada tahun 2007 mengalami perkembangan paling tinggi sebesar 7,58 .
Hal ini disebabkan tingginya nilat investasi, baik dari luar maupun dalam negeri, yang berdampak pada kemajuan sektor pertanian dan perdagangan,
hotel, dan restoran di wilayah ini.
Tabel 4: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Situbondo Tahun 2004- 2007 dalam Juta Rupiah
Tahun Produk Domestik Regional Bruto
Perkembangan 2004
2.573.128,01 -
2005
2.703.988,41 5,08
2006
2.863.750,93 5,90
2007
3.255.655,98 13,68
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur 2008-diolah Berdasarkan tabel diatas pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Situbondo pada tahun 2007 mengalami perkembangan paling tinggi sebesar 13,68 . Hal ini disebabkan semakin berkembangnya sektor
sektor pertanian dan perdagangan, hotel, dan restoran yang merupakan sektor utama dalam tingkat pertumbuhan ekonomi di wilayah ini.
Tabel 5: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bondowoso Tahun 2004 – 2007 dalam Juta Rupiah
Tahun Produk Domestik Regional Bruto
Perkembangan 2004
1,570,724.34 -
2005
1,765,438.87 12,39
2006
2,087,177.86 18,22
2007
2,600,534.99 24,59 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur 2008-diolah
Berdasarkan tabel diatas pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bondowoso pada tahun 2005 mengalami perkembangan paling tinggi
sebesar 24,59 . Hal ini disebabkan semakin berkembangnya sector pertanian, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan , sector jasa - jasa di
wilayah ini.
4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis
4.3.1. Uji Location Quotient
Dalam menentukan apakah suatu sektor ekonomi termasuk dalam sektor basis ataukah sektor Non basis di Satuan Wilayah Pembangunan
IV, maka digunakan pengujian uji Location Quotient dengan perincian sebagai berikut :
1. Location Quotient
Digunakan untuk menentukan apakah suatu sektor ekonomi termasuk sektor basis ataukah sektor non basis, disuatu daerah dalam periode
tertentuminimal 4 tahun. Rumus yang digunakan sebagai alat analisis adalah sebagai berikut :
Aziz, 1994: 153
lq
i R
= Locationt Quotient sektor I Satuan Wilayah Pembangunan IV V
i R
= Produk Domestik Regional Bruto sektor I di kabupaten atau Kotamadya Satuan Wilayah Pembangunan IV
V
R
= Produk Domestik Regional Bruto sektor I di Jawa Timur
V
i
= Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten atau Kotamadya Satuan Wilayah Pembangunan IV
V = Produk Domestik Regional Bruto Jawa Timur
Dalam hal ini Locationt Qoutient sektoral tersebut adalah 1, jika Locationt Qoutient
≤ 1, maka daerah tersebut termasuk daerah minus dan harus mengimpor dari daerah lain. Sedangkan apabila Locationt Qoutient 1, maka
daerah tersebut dapat diakategorikan sebagai daerah swasembada dan dapat mengekspor hasil industrinya ke daerah lain.
Tabel 7 : Uji Locationt Quotient Kabupaten Jember TABEL INDEX LOCATIONT QUOTIENT LQ
KABUPATEN JEMBER TAHUN 2004 SAMPAI 2007 SEKTORSUBSEKTOR
2004 2005 2006 2007 1 Pertanian
2,48 2,52 2,56 2,88 2 Pertambangan dan Penggalian
2,41 2,31
2,19 2,25
3 Industri Pengolahan
0,26 0,26 0,26 0,29 4 Listrik, Gas dan Air Minum
0,50 0,50
0,52 0,52
5 Konstruksi 0,87 0,89 0,94 0,10
6 Perdagangan, Hotel dan restoran 0,67
0,65 0,64
0,64 7 Angkutan dan Komunikasi
0,79 0,78
0,76 0,79
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa perusahaan 1,34
1,33 1,32
1,25 9 Jasa-jasa
1,19 1,20 1,21 1,13 Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan pada perhitungan diatas, dapat diketahui sektor – sektor mana saja yang merupakan sektor basis LQ 1 untuk wilayah Kabupaten
Jember. Sektor – sektor merupakan sektor basis yaitu, sektor pertanian pada tahun 2004 sebesar 2,48, tahun 2005 sebesar 2,52, tahun 2006 sebesar 2,56,