Teknik Pengumpulan Data Analisis dan Uji Hipotesis

1. Jasa Pemerintahan umum Nilai tambah bruto subsektor ini terdiri dari upah dan gaji rutin pegawai pemerintah pusat dan daerah. 2. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan Subsektor ini mencakup jasa pendidikan, jasa kesehatan, serta jasa kemasyarakatan lainnya seperti jasa penelitian, jasa panti asuhan, palang merah, yayasan pemeliharaan anak cacat, dan pemeliharaan rumah ibadah. 3.2. Jenis dan Sumber Data 3.2.1. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diambil dari tahun 2004 Sampai dengan 2008

3.2.2. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari Kantor Statistik Propinsi Jawa Timur, Perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, dan perpustakaan-perpustakaan lainnya baik itu milik lembaga pendidikan ataupun pemerintah daerah Jawa Timur.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara yaitu: 1. Studi Kepustakaan Pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku literatur sebagai bahan pustaka yang dapat menunujang masukan yang dibahas dalam skripsi ini. 2. Studi lapangan Penelitian lapangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data sekunder yang diperlukan untuk penulisan skripsi, data-data laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas pada lembaga-lembaga yang telah disebutkan diatas.

3.4. Analisis dan Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini untuk menentukan sektor unggulan yang dapat dijadikan prioritas pembangunan, teknik analisa dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari data-data yang dikumpulkan dan diolah kembali, rumus yang digunakan sebagai alat analisis adalah sebagai berikut : 1. Locationt Quotient Digunakan untuk menentukan apakah suatu sektor ekonomi termasuk sektor basis ataukah sektor non basis, disuatu daerah dalam periode tertentuminimal 4 tahun. Rumus yang digunakan sebagai alat analisis adalah sebagai berikut : Aziz, 1994: 153 lq i R = Locationt Quotient sektor I Satuan Wilayah Pembangunan IV V i R = Produk Domestik Regional Bruto sektor I di kabupaten atau Kotamadya Satuan Wilayah Pembangunan IV V R = Produk Domestik Regional Bruto sektor I di Jawa Timur V i = Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten atau Kotamadya Satuan Wilayah Pembangunan IV V = Produk Domestik Regional Bruto Jawa Timur Dalam hal ini Locationt Qoutient sektoral tersebut adalah 1, jika Locationt Qoutient ൑ 1, maka daerah tersebut termasuk daerah minus dan harus mengimpor dari daerah lain. Sedangkan apabila Locationt Qoutient 1, maka daerah tersebut dapat dikategorikan sebagai daerah swasembada dan dapat mengekspor hasil industrinya ke daerah lain.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Satuan Wilayah Pembangunan IV Seperti yang telah diuraikan pada landasan teori pada pembahasan sebelumnya bahwa Satuan Wilayah Pembangunan SWP IV terdiri dari Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso. Berikut ini adalah gambaran mengenai kondisi secara umum kedua wilayah tersebut :

4.1.1.1 Kondisi Umum Kabupaten Jember

4.1.1.1.1 Letak Geografis

Kabupaten Jember secara geografis terletak 11330 - 11345 Bujur Timur dan 800 - 830 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Jember di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Probolinggo, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lumajang dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia. Luas wilayah Kabupaten Jember 3.293,34 Km2 yang terbagi menjadi tiga puluh satu kecamatan dan Jember menjadi ibukotanya. Kabupaten Jember mempunyai potensi besar untuk berkembang menjadi kota raya. Tanahnya yang subur menjadikan kota di belahan timur Jawa Timur ini dikenal sebagai daerah agraris dan penghasil berbagai komoditas pertanian padi, jagung, kedelai, hortikultura dan perkebunan. Dari segi topografi, sebagian Kabupaten Jember di wilayah selatan merupakan dataran rendah yang relatif subur untuk pengembangan tanaman padi dan tanaman pangan lainnya. Kabupaten Jember merupakan daerah subur untuk kegiatan pertanian dan perkebunan. Karena itu wajar, kalau setiap tahun Kabupaten Jember mengalami surplus beras hingga mencapai 200 ribu ton. Untuk masa mendatang Jember mencoba untuk mengembangkan tanaman impor, seperti Buah Naga Merah Dragon Fruit dan Cabe Jepang Bullnose Pepper. Produksi unggulan perkebunan andalan Jember yakni komoditi tembakau. Penggemar cerutu alias aficionado tahu persis bahwa cerutu buatan Kuba, Amerika, Swiss, dan jerman mahal dan berkelas. Kabupaten Jember lewat tembakau Besuki merupakan salah satu pemasok cerutu tersebut. Tembakau Besuki ini dimanfaatkan terutama untuk pembalut cerutu deklabad selain sebagai bahan pengikat Binder serta pengisi filler aroma cerutu yang berkualitas tersebut. 4.1.1.1. Kondisi Umum Kabupaten Situbondo 4.1.1.2.1. Letak Geografis Kabupaten Situbondo secara geografis terletak antara 11330 11442 Bujur timur dan 735 - 744 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Situbondo di sebelah utara berbatasan dengan Selat Madura, sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten