Penduduk disuatu negara bisa menjadi tenaga kerja atau bukan tenaga kerja. Tenaga kerja dapat dibagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan
kerja, sekalipun mereka adalah angkatan kerja tidak semua angkatan kerja akan bekerja, ada juga yang menganggur. Penduduk yang telah bekerja juga tidak
selalu bekerja penuh, ada penduduk yang bekerja setengah menganggur, dapat dilihat dan setengah pengangguran kentara karena jam kerja yang sedikit dan
pengangguran tidak kentara karena produktivitas rendah ataupun penghasilan yang rendah.
Bukan angkatan kerja dalam hal ini disebabkan oleh beberapa hal karena masih duduk dibangku sekolah, mengurus rumah tangga bagi mereka yang telah
berkeluarga, penerima pendapatan atau orang yang tidak produktif tetapi mendapatkan imbalan seperti, pensiunan pendapatan dari jasa sewa, bunga
simpanan dan lain sebagainya. Simanjuntak, 1995 : 16.
2.2.9.4. Permintaan Tenaga Kerja
Permintaan tenaga kerja adalah kebutuhan yang sudah didasarkan atas kesediaan membayarkan upah tertentu sebagai imbalan pemberian kerja
bermaksud menggunakan atau meminta sekian orang karyawan dengan kesediaan membayar upah sekian rupiah setiap waktu. Jadi, dalam permintaan ini sudah ikut
dipertimbangkan tinggi rendahnya upah yang berlaku dalam masyarakat atau yang
dibayarkan kepada tenaga kerja yang bersangkutan. Suroto, 1992 : 21
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.8. Kurva Permintaan Tenaga Kerja
Upah VMPP
L
D w
1
w w
2
D = MPP
L
X P 0 A N B
Penempatan
Sumber : Simanjuntak J. Payaman, 1995, Pengantar Ekonomi Sumber Daya
Manusia, Penerbit LPFE UI, Jakarta, Halaman 75.
Keterangan :
Garis DD melukiskan nilai hasil marginal karyawan Value marginal physical pruduct of VMPP
L
untuk setiap tingkat penempatan. Bila misalnya jumlah karyawan yang dipekerjakan sebanyak OA = 100 orang, maka nilai hasil
kerja orang yang ke 100 dinamakan VMPP
L
nya dan besarnya sama dengan : MPP
L
X P = W
1
. Nilai ini lebih besar dari tingkat upah yang sedang berlaku W. Oleh karena itu laba perusahaan akan bertambah dengan menambah tenaga kerja
baru. Pengusaha dapat terus menambah laba perusahaan dengan mempekerjakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
orang hingga ON. Dititik N pengusaha mencapai laba maksimum dan nilai MPP
L
X P sama dengan upah yang dibayarkan kepada karyawan.
2.2.9.5. Penawaran Tenaga Kerja
Persediaan tenaga kerja adalah istilah yang biasanya juga belum dihubungkan dengan faktor upah. Sedangkan dalam istilah penawaran tenaga
kerja sudah ikut dipertimbangkan faktor upahnya. Dalam hal ini pencari kerja bersedia menerima pekerjaan itu atau menawarkan tenaganya apabila kepadanya
diberikan upah sekian rupiah setiap waktu. Suroto, 1992 : 22.
Gambar 2.9. Kurva Penawaran Tenaga kerja
Upah N
s
P
e
= 1.0 N
s
P
e
= 2.0 W
2
W
1
N
1
Tenaga kerja
Sumber : Nopirin, 1992, Ekonomi Moneter, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, Halaman
16.
Keterangan :
Pada harga harapan P
e
= 1.0. Upah nominal adalah W
1
maka jumlah tenaga kerja yang ditawarkan adalah N
1
. Apabila harga harapan naik menjadi P
e
= 2.0; tingkat upah w
2
akan memberikan upah riil yang sama, sehingga jumlah tenaga kerja yang ditawarkan tetap pada N
1
. Jumlah tenaga kerja yang ditawarkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
akan naik apabila upah riilnya naik, yakni apabila upah nominal naik menjadi W
2
sedang yang diharapkan tetap tidak berubah pada P
e
= 1.0
Gambar 2.10. Keseimbangan dalam Pasar Tenaga Kerja
Upah Nominal
W
L
N
S
P
1
W
1
W
2
N
D
P
1
N
2
N
1
N
3
L Tenaga Kerja
Sumber : Nopirin, 1992, Ekonom erbit BPFE UGM, Yogyakarta,
Halaman 16.
Keterangan :
i Moneter, Pen
Keseimbangan dalam pasar tenaga kerja akan terjadi pada tingkat upah riil dimana jumlah tenaga kerja yang diminta sama dengan yang ditawarkan. Pada
gambar 3 keseimbangan terjadi pada tingkat upah nominal W
1
dengan jumlah tenaga kerja N
1
pada harga P
1
. Jika upah nominal turun menjadi W
2
, dengan harga tetap P
1
berarti upah riil turun, jumlah tenaga kerja yang diminta N
3
melebihi yang ditawarkan N
2
. Kelebihan jumlah tenaga kerja yang diminta ini
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
akan mendorong tingkat upah naik sampai ke W
1
kembali dimana tingkat upah riil juga
ksi dan tingkat kegiatan ekonomi. Hal ini nantinya akan berimbas pada kenaikan pendapatan nasional dan
pak positif pada pertumbuhan ekonomi.
2.3. I
yang dimaksud dengan Inflasi itu adalah “kecend
kembali.
2.2.9.6. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Tenaga kerja yang bertambah tinnggi akan memungkinkan untuk menambah jumlah produksi barang dan jasa, karena perkembangan tenaga kerja
dapat menimbulkan dorongan kepada pertambahan produ
memberikan dam
nflasi 2.3.1. Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan ditentukan hampir di semua negara, dapat juga diartikan sebagai salah satu bentuk
penyakit ekonomi yang sering kambuh dan harus berupaya untuk dikendalikan. Inflasi dimaksudkan keadaan dimana senantiasa terjadi peningkatan harga–harga
pada umumnya, atau suatu keadaan dimana terjadinya turunya nilai mata uang. Kemudian menurut Boediono
erungan dari harga–harga untuk naik secara umum dan secara terus– menerus“. Boediono, 1993 : 97.
Laju Inflasi merupakan salah satu indikator ekonomi yang penting untuk nilai keadaan perekonomian pada suatu periode wakyu tertentu dan menilai
pertumbuhan ekonomi selama suatu jangka waktu tertentu. bila sebagian besar harga diukur oleh pemerintah, maka harga–harga yang di subsidi pemerintah dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.