Leksia “ Emang sopan bener tuh anak, tapi eh pas gue liat kalungnye, ade

1. Leksia 1. “ Emang sopan bener tuh anak, tapi eh pas gue liat kalungnye, ade salibnye Ade salibnye, Muz..” Mansur hampir menangis, terjerat oleh kesedihan yang teramat berat”. Halaman 9. Dari Leksia diatas digolongkan dalam kode pembacaan proaretik, hal ini dikarenakan terdapat tindakan yang membuahkan dampak. Dari kalimat “Emang sopan bener tuh anak, tapi pas gue lihat kalungnye ade salibnye” Mansur hampir menangis”. Dari leksia tersebut peneliti melihat bahwa kesedihan Mansur muncul ketika Delia datang berkunjung ketempat Rosid dengan memakai kalung salib yang mengartikan bahwa kekasih anaknya itu beragama lain yaitu agama Kristen yang berbeda agama dengannya. Hal ini membuat Mansur sedih karena Mansur tidak akan rela jika anaknya menikah dengan wanita beragama lain. Penanda : Teks pada kalimat “ Tapi pas gue lihat kalungnye, ade salibnye Ade salibnye, Muz” Mansur hampir menangis, terjerat oleh kesedihan yang teramat berat. Petanda : Kesedihan Mansur saat mengetahui kekasih anaknya beragama lain. Tanda Denotatif : Kesedihan Mansur yang mengetahui anaknya menjalin hubungan dengan wanita yang berbeda agama dengannya. Penanda Konotatif : Kesedihan yang muncul saat Mansur melihat kalung salib yang dipakai Delia. Petanda Konotatif : Rasa sedih yang muncul akibat kalung salib yang menunjukkan perbedaan agama mereka. Tanda Konotatatif : Kesedihan Mansur saat mengetahui anaknya menjalin hubungan dengan wanita pemeluk agama kristen agama yang berbeda dengan agama yang dianutnya. Hal ini membuat Mansur sedih karena anaknya berhubungan dengan wanita beragama lain. SignifierPenanda Maksud dari kalimat ini adalah Mansur terkejut dan sedih dengan apa yang ia lihat tadi. SignifiedPetanda Kesedihan Mansur yang timbul karena mengetahui anaknya berpacaran dengan seorang gadis Katholik. Denotatif Menunjukkan bahwa Mansur sedih karena ia tahu wanita yang dipacari anaknya beragama Kristen, Mansur mengetahui hal itu dari kalung salib yang dipakai Delia. Konotatif Kesedihan Mansur saat mengetahui anaknya menjalin hubungan dengan wanita pemeluk agama Kristen agama yang berbeda dengan mereka. Dari penjabaran diatas dapat dapat dianalisa bahwa Mansur sangat tidak suka anaknya Rosid menjalin hubungan dengan Delia karena Delia seorang wanita yang menganut agama berbeda dengan mereka. Dan hal ini membuat Mansur sedih karena ia tidak mau anaknya berhubungan dengan wanita yang berbeda agama dengannya. 2.Leksia 2. “ Sid, aku tahu ini nggak mudah. Tapi aku nggak peduli. Aku harus memaksa papa dan mama menerima kenyataan ini. Aku sayang banget ma kamu sid, aku nggak ngebayangin hidup tanpa kamu”. Halaman 15. Leksia diatas digolongkan dalam kode pembacaan Hermeneutik, hal ini dikarenakan melalui kalimat tersebut terdapat suatu kesinambungan antara pemunculan suatu teka teki yaitu kalimat “ Aku harus memaksa papa dan mama menerima kenyataan ini” yang berarti apakah mama dan papa Delia bisa menerima kenyataan ini. Dari leksia tersebut dapat diartikan bahwa terdapat pernyataan pemaksaan Delia pada orang tua mereka agar orang tua Delia menyetujui hubungannya dengan Rosid. Dan dari kalimat “Aku sayang banget ma kamu sid, aku nggak ngebayangin hidup tanpa kamu” menunjukkan kesedihan yang tak mampu ia hadapi jika ia sampai kehilangan Rosid orang yang sangat ia cintai. Penanda : Teks pada kalimat “ Aku harus memaksa papa dan mama menerima kenyataan ini. Aku sayang banget ma kamu sid, aku nggak ngebayangin hidup tanpa kamu”. Petanda : Kesedihan Delia jika sampai ia hidup tanpa Rosid. . Tanda Denotatif : Pada kalimat tersebut menggambarkan bahwa Delia akan memaksa orang tuanya untuk menerima Rosid. Penanda Konotatif : Pemaksaan kehendak Delia kepada orang tuanya karena Delia tidak bisa hidup tanpa Rosid. Petanda Konotatif : Keinginan Delia untuk hidup bahagia dengan Rosid tanpa ada satu pun orang yang menghalangi keinginannya untuk bersatu dengan Rosid. Tanda Konotatif : Harapan Delia untuk hidup selamanya dengan Rosid karena ia merasa tidak bisa hidup tanpa Rosid, walaupun harus dengan memaksakan kehendaknya pada orang tuanya agar menyetujui hubungan mereka. SignifierPenanda Keinginan Delia untuk memaksakan kehendaknya pada orang tuanya. SignifiedPetanda Kesedihan yang tidak pernah Delia rasakan jika ia hidup tanpa Rosid. Denotatif Delia akan memaksa kedua orang untuk bisa menerima Rosid karena Delia sangat menyayangi Rosid. Konotatif Harapan Delia untuk hidup selamanya dengan Rosid karena ia merasa tidak bisa hidup tanpa Rosid, walaupun harus dengan memaksakan kehendaknya pada orang tuanya agar menyetujui hubungan mereka. Dari penjabaran diatas menggambarkan bahwa dengan cara apapun meskipun dengan memaksa kedua orang tuanya Delia akan lakukan, karena Delia sangat menyayangi Rosid ia tidak bisa membayangkan jika ia hidup tanpa Rosid, ia akan merasa sangat sedih jika dia kehilangan Rosid. 3.Leksia 3. “ Mansur menangis tersedu-sedu dalam pelukan Muzna. “Udeh bang, tenang, tenang. Jangan nangis begitu ah, bujuk Muzna sambil membelai-belai kepala suaminya”. Halaman 49. Leksia diatas digolongkan dalam kode pembacaan simbolik, hal ini dikarenakan terdapat kata yang diulang-ulang yang mempunyai persamaan dalam taraf bunyi yaitu tersedu-sedu dan membelai-belai. Dari kalimat “Mansur menangis tersedu-sedu dalam pelukan Muzna” dapat diartikan Mansur mengalami kesedihan yang benar-benar membuatnya sangat sedih hingga sampai menangis tersedu-sedu dipelukan sang istri. Dan dari kalimat “ bujuk Muzna sambil membelai-belai kepala suaminya” dapat diartikan Muzna sang istri mencoba membujuk suaminya agar segera menghentikan tangisannya dengan membelai-belai kepala sang suami agar suami merasa tenang dan nyaman. Penanda : Pada kalimat “Mansur menangis tersedu- sedu dalam pelukan Muzna. Udeh bang tenang, jangan nangis begitu ah”. Bujuk Muzna sambil membelai-belai kepala suaminya”. Petanda : Kesedihan Mansur yang diluapkan dengan menangis tersedu-sedu dipelukan sang istri. Tanda Denotatif : Kesedihan Mansur yang memikirkan masa depan anaknya yang akan menikahi wanita berbeda agama dengannya. Hal itu membuatnya sangat sedih hingga menangis tersedu- sedu dipelukan istrinya. Penanda Konotatif : Muzna mencoba membujuk Mansur dengan membelai-belai kepala suaminya. Petanda Konotatif : Muzna membujuk Mansur agar ia segera menghentikan tangisannya dengan membelai-belai kepala suaminya. Tanda Konotatif : Tangis kesedihan Mansur yang memikirkan nasib masa depan anaknya membuat ia sedih, Muzna sang istri mencoba untuk menenangkan suaminya agar tangisannya berhenti. SignifierPenanda Kesedihan Mansur yang ia luapkan dengan tangisan pada istrinya. SignifiedPetanda Tangisan Mansur yang diluapkan dengan menangis tersedu-sedu dipelukan sang istri. Denotatif Kesedihan Mansur yang memikirkan masa depan anaknya yang akan menikahi wanita berbeda agama dengannya. Hal itu membuatnya sangat sedih hingga menangis tersedu-sedu dipelukan Muzna sang istri. Konotatif Tangis kesedihan Mansur yang memikirkan nasib masa depan anaknya membuat ia sedih, Muzna sang istri mencoba untuk menenangkan suaminya agar tangisannya berhenti. Dari penjabaran diatas dapat dianalisis bahwa kesedihan Mansur karena memikirkan nasib masa depan anaknya, sampai ia tidak sanggup menahan tangisnya dan hanya pada istrinya ia bisa mendapat kenyamanan untuk menenangkan hati dan fikirannya. 4.Leksia 4. “ Rosid belum tau soal kawin ape nggak, meh. Tapi Rosid cinte banget ame die. Rosid nggak bisa pisah dari die”. Halaman 57. Leksia diatas digolongkan dalam kode pembacaan Hermeneutik, hal ini dikarenakan melalui kalimat tersebut terdapat suatu kesinambungan antara pemunculan suatu teka-teki yaitu kalimat “ Rosid belum tau soal kawin ape nggak, meh. Dan penyelesaian dalam suatu cerita yaitu kalimat “ Rosid nggak bisa pisah dari die”. Dari leksia tersebut dapat diartikan bahwa terdapat kesedihan akan ketidak pastian hubungannya dengan Delia dan diakhiri dengan kalimat yang menyatakan tidak mau kehilangan orang yang dicintainya. Yang berarti bahwa Rosid tidak mau berpisah dan kehilangan Delia. Yang menentukan hubungan mereka harus sampai kepernikahan walaupun dengan cara apapun. Kesedihan yang disebabkan keputusasaan akan masa depan mereka berdua tapi karena rasa cintanya yang begitu besar membuat keinginan yang kuat untuk bersama dengan orang yang dicintainya untuk selamanya. Dari leksia tersebut peneliti melihat bahwa Rosid sangat mencintai Delia dan tidak ingin kehilangan Delia, meskipun rasa putus asa melanda Rosid akan nasib hubungan mereka dimasa depan tapi Rosid benar-benar tidak mau kehilangan Delia. Penanda : Teks pada kalimat “ Rosid belum tau soal kawin ape nggak, Meh. Tapi Rosid cinte banget ame die. Rosid nggak bisa pisah dari die”. Petanda : Menyatakan kesedihan akan ketidak pastian masa depan hubungan mereka. Tanda Denotatif : Menggambarkan kesedihan Rosid tentang hubungan mereka yang belum jelas masa depannya, tapi Rosid sangat mencintai Delia hingga apapun yang terjadi Rosid tidak mau berpisah dengannya. Penanda Konotatif : Keinginan Rosid untuk menikah dengan Delia karena Rosid tidak mau berpisah dari Delia. Penanda Konotatif : Penggambaran Rosid yang tidak mau berpisah dengan kekasihnya, apapun yang terjadi karena ia ingin hidup bersama Delia. Tanda Konotatif: Ketidak pastian masa depan hubungan mereka yang belum jelas membuat Rosid tidak mau berpisah dengan Delia apapun yang terjadi. Keinginan Rosid untuk hidup selamnya dengan Delia. SignifierPenanda Keraguan Rosid apakah akan menikah dengan Delia atau tidak. Tapi Rosid tidak mau berpisah dengan Delia. SignifiedPetanda Menyatakan kesedihan akan ketidak pastian masa depan hubungan mereka entah sampai menikah atau tidak. Denotatif Menggambarkan kesedihan Rosid tentang hubungan mereka yang belum jelas masa depannya, tapi Rosid sangat mencintai Delia hingga apapun yang terjadi Rosid tidak mau berpisah dengannya. Konotatif Ketidak pastian masa depan hubungan mereka yang belum jelas membuat Rosid tidak mau berpisah dengan Delia apapun yang terjadi. Keinginan Rosid untuk hidup selamanya dengan Delia. Dari penjabaran diatas dapat dianalisa bahwa Rosid ragu akan masa depannya dengan Delia akan mereka akhirnya menikah atau tidak tapi Rosid punya satu keyakinan bahwa dia tidak mau berpisah dengan Delia karena ia sangat mencintai Delia. Hal itu berarti kalau Rosid menginginkan nantinya mereka akan menikah karena Rosid tidak mau kehilangan orang yang sangat ia cintai. 5.Leksia 5. “ Muzna terdiam. Wajahnya tampak sedih, seperti ada segumpal mendung yang menggantung. Diluar, kilat menyala terang”. Halaman 72. Leksia diatas digolongkan dalam kode pembacaan semik, hal ini dikarenakan terdapat kata-kata konotasi yang melekat pada satu nama tertentu, yaitu “segumpal mendung”. Kata-kata tersebut biasanya digunakan pada sesuatu yang menyatakan keadaan cuaca, tetapi dalam novel ini kata-kata tersebut digunakan untuk menyatakan perasaan seseorang. Pada umumnya kata “ segumpal mendung” biasa kita gunakan untuk menyatakan suatu keadaan cuaca. Tapi dalam leksia ini yang dimaksud dengan “ segumpal mendung yang menggantung” adalah perasaan sedih yang terlihat dari wajah Muzna ibu Rosid karena memendam kesedihan hatinya yang sebenarnya ia tidak menyetujuinya tetapi apa daya Muzna karena ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk melarang keinginan anak yang ia cintai. Dari leksia tersebut diatas peneliti bisa melihat bahwa Muzna, ibu Rosyd merasa sedih karena mendengar pernyataan dari anaknya yang ingin menikah dengan Delia yang berbeda agama dengan mereka. Dan kemarahan ibunya yang tidak bisa diungkapkan karena kemauan keras Rosid untuk menikahi Delia yang tidak diungkapkan ibunya adalah kesedihan yang terpendam. Dan Muzna pun tidak bisa berbuat apa-apa karena ia melihat anaknya yang begitu mencintai Delia. Penanda : Pada kalimat “Wajahnya tampak sedih, seperti ada segumpal mendung yang menggantung”. Petanda : Menggambarkan kesedihan Muzna yang dipendam dan tidak diungkapkan. Tanda Denotatif : Kesedihan yang terlihat dari wajah muzna sang ibu saat mendengar kata-kata yang diucapkan Rosid, membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa karena itu adalah kemauan dari anak yang ia cintai. Penanda Konotatif : Seperti ada segumpal mendung yang menggantung. Petanda Konotatif : Kesedihan yang tidak diungkapkan tapi terlihat dari muka sang ibu. Tanda Konotatif : Kesedihan Muzna yang terlihat dari wajahnya yang murung karena ia sedih mendengar kata-kata dari anaknya yang membuat ia tidak bisa mengungkapkan kesedihannya yang dipendam karena itu adalah kemauan dari anak yang ia cintai. SignifierPenanda Kesedihan Muzna yang terlihat dari wajahnya. SignifiedPetanda Menggambarkan kesedihan Muzna yang terpendam yang tidak bisa ia ungkapkan. Denotatif Kesedihan yang terlihat dari wajah Muzna sang ibu saat mendengar kata-kata yang diucapkan Rosid membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa karena itu adalah kemauan dari anak yang ia cintai. Konotatif Kesedihan Muzna yang terlihat dari wajahnya yang murung karena ia sedih mendengar kata-kata dari anaknya yang membuat ia tidak bisa mengungkapkan kesedihannya yang terpendam. Dari penjabaran diatas dapat dianalisa bahwa Muzna menyimpan suatu masalah yang membuat ia sedih, tapi ia tidak mau mengatakannya. Muzna hanya bisa memendam perasaan sedihnya itu sendiri. 6.Leksia 6. “ Mansur terduduk dikursi, kedua belah tangannya menutupi wajah dan ia menangis tersedu-sedu.” Lu bikin gue pegel, yah,”Kata Mansur disela-sela sedu sedannya. Halaman 75. Leksia diatas digolongkan dalam kode pembacaan simbolik, hal ini dikarenakan terdapat kata-kata yang diulang yang mempunyai persamaan dalam taraf bunyi. Dari kalimat “ ia menangis tersedu-sedu” dan “disela-sela sedu sedannya” dapat diartikan Mansur tidak dapat menahan dan menyembunyikan kesedihannya sampai ia sampai ia tidak bisa berkata apa-apa lagi karena kelelahannya menghadapi ulah adiknya yang membuat ia sedih. Kesedihan itu timbul karena Rodiyah sang adik mengajak Rosid keluar dari toko usaha satu-satunya Mansur yang ia wariskan pada anaknya tetapi Rodiyah malah mengajak Rosid keluar dari toko abahnya tersebut yang membuat Mansur marah dan sedih karena tak ada lagi yang akan meneruskan usahanya jika Rosid keluar dari toko usahanya tersebut. Penanda : Pada kalimat “ Mansur terduduk dikursi, kedua belah tangannya menutupi wajah dan ia menangis tersedu-sedu.” Lu bikin gue pegel ya? kata Mansur disela-sela sedu sedannya. Petanda : Kelelahan Mansur pada tingkah dan perbuatan adiknya yang membuatnya sedih. Tanda Denotatif : Menggambarkan kelelahan Mansur menghadapi ulah sang adik Rodiyah yang membuatnya lelah hingga sampai membuatnya menangis. Penanda Konotatif : Tangisan yang tidak bisa ditutup-tutupi lagi karena lelah akan apa yang terjadi. Petanda Konotatif : Kesedihan Mansur yang tidak bisa ia tutup- tutupi lagi karena lelah dengan ulah yang diperbuat adiknya membuatnya sampai menangis. Tanda Konotatif : Kelelahan Mansur pada ulah sang adik yang membuatnya lelah hingga Mansur tidak bisa menutupi kesedihannya yang diluapkan dengan menangis. SignifierPenanda Kesedihan Mansur terhadap ulah adiknya yang membuatnya marah. SignifiedPetanda Kelelahan Mansur pada tingkah dan perbuatan Rodiyah adik Mansur yang membuatnya marah dan sedih. Denotatif Menggambarkan kelelahan Mansur menghadapi ulah sang adik Rodiyah yang membuatnya lelah hingga sampai membuatnya menangis. Konotatif Kelelahan Mansur pada ulah sang adik yang membuatnya lelah hingga Mansur tidak bisa menutupi kesedihannya yang diluapkan dengan menangis. Dari penjabaran diatas dapat dianalisa bahwa Mansur sedih dan marah karena ulah yang diperbuat adiknya malah membuatnya kacau dan marah. Ia sampai lelah menghadapi tingkah laku adiknya yang membuat kacau keadaan. 7.Leksia 7. “Sid, seandainya nggak beda agama, masa depan hubungan kita pastinya sudah lebih jelas ya?”. Iya, kenapa kita musti beda agama ya? Kenapa Tuhan nggak nurunin satu agama saja, satu agama buat seluruh umat manusia. Halaman 78. Leksia diatas digolongkan dalam kode pembacaan Hermeneutik, hal ini dikarenakan melalui kalimat tersebut terdapat kesinambungan antara suatu pemunculan suatu teka-teki yaitu kalimat “ Sid, seandainya nggak beda agama, masa depan hubungan kita pastinya sudah lebih jelas ya?”. Dari leksia tersebut dapat diartikan bahwa terdapat kesedihan terhadap hubungan perbedaan agama mereka yang menyebabkan rasa sedih akan masa depan hubungan mereka yang belum jelas karena perbedaan agama yang mempersulit mereka untuk menyatukan cinta mereka kearah pernikahan. Dari leksia diatas peneliti melihat bahwa mereka ingin hanya ada satu agama didunia ini agar tidak ada perbedaan dan halangan dalam hubungan mereka. Perasaan sedih akan banyaknya halangan mereka untuk bersatu walaupun berbeda agama membuat mereka tetap saling mencintai tanpa memandang perbedaan agama diantara mereka. Penanda : Pada kalimat “ Sid, seandainya kita nggak beda agama pastinya masa depan hubungan kita lebih jelas ya?”Kenapa Tuhan nggak nurunin satu agama saja buat seluruh umat manusia. Petanda : Pengungkapan penyesalan dan kesedihan Delia dalam menjalin hubungan beda agama. Tanda Denotatif : Menggambarkan bahwa Delia ingin didunia ini tidak ada perbedaan agama seperti yang mereka alami, perbedaan agama yang membuat hubungan mereka sampai saat ini belum jelas masa depannya. Penanda Konotatif : Keinginan akan tidak adanya perbedaan agama didunia ini. Petanda Konotatif : Keinginan Rosid dan Delia agar didunia ini hanya ada satu agama saja agar hubungan mereka tidak ada yang menghalangi. Tanda Konotatif : Menggambarkan keinginan Delia yang hanya ingin ada satu agama saja didunia ini agar hubungannya dengan Rosid tidak ada halangan yang membuat mereka sulit untuk bersatu. SignifierPenanda Kesedihan mereka akan perbedaan agama. SignifiedPetanda Pengungkapan penyesalan dan kesedihan Delia dalam menjalin hubungan beda agama. Denotatif Menggambarkan bahwa Delia ingin didunia ini tidak ada perbedaan agama seperti yang mereka alami, perbedaan agama yang membuat hubungan mereka sampai saat ini belum jelas masa depannya. Konotatif Menggambarkan keinginan Delia yang hanya ingin ada satu agama saja didunia ini agar hubungannya dengan Rosid tidak ada halangan yang membuat mereka sulit untuk bersatu. Dari penjabaran diatas dapat dianalisa bahwa Delia sangat menyesalkan atas perbedaan agama mereka, karena agama keinginan mereka untuk bersatu terhalangi. Keinginan menggapai masa depan yang jelas dengan satu agama dan tidak ada perbedaan adalah hal yang sangat ia impikan. Tetapi takdir yang sudah menentukan hidup mereka. 8.Leksia 8. “ Bukan kagak setuju, muz. Cuman gue malu kalau Rosyd masih kayak begitu, jawab Mansur. Nada suaranya menurun, mencerminkan kesedihan yang teramat dalam. Tiba-tiba Muzna merasa iba kepada suaminya. Wajah Mansur juga terlihat sedih. Halaman 98. Leksia diatas digolongkan dalam kode pembacaan Proaretik, hal ini dikarenakan terdapat tindakan-tindakan yang membuahkan dampak. Dari kalimat “Cuman gue malu kalau Rosid masih kayak begitu. Nada suaranya menurun mencerminkan kesedihan yang dalam dan membuat Muzna iba pada suaminya” peneliti melihat bahwa kesedihan yang dirasakan Mansur membuat iba istrinya. Dari leksia tersebut diatas peneliti melihat bahwa Mansur meluapkan kesedihan apa yang ia rasakan pada istrinya tentang tingkah anaknya yang selalu membuat gusar dan sedih sampai membuat istrinya iba padanya. Penanda: Pada kalimat “Cuman gue malu kalau Rosid masih kayak begitu. Nada suaranya menurun mencerminkan kesedihan yang teramat dalam. Petanda: Kesedihan Mansur melihat anaknya Rosid yang tidak mau berubah yang membuatnya malu. Tanda Denotatif : Kesedihan Mansur karena melihat anaknya Rosid yang dari dulu tidak pernah bisa diatur dan tingkahnya selalu membuat kesal Mansur hingga membuat Mansur sedih sampai tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Penanda: Kesedihan yang teramat dalam yang dirasakan Mansur. Petanda: Rasa sedih dan kecewa pada semua yang terjadi pada Rosid membuat Mansur sedih yang tearamat dalam. Tanda Konotatif : Keinginan untuk mempunyai anak yang bisa membahagiakan dirinya karena Rosid benar- benar membuatnya menderita dengan ulahnya yang selalu membuatnya sedih dan kecewa. SignifierPenanda Kesedihan Mansur akibat rasa malu yang ia dapat dari Rosid. SignifiedPetanda Kesedihan Mansur melihat anaknya Rosid yang tidak mau berubah yang membuatnya malu. Denotatif Kesedihan Mansur karena melihat anaknya yang tak pernah bisa diatur dan tingkahnya selalu membuat kesal Mansur hingga membuatnya sedih dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Konotatif Keinginan untuk mempunyai anak yang bisa membahagiakan dirinya karena Rosid benar-benar membuatnya menderita dengan ulahnya yang selalu sampai membuatnya sedih dan kecewa. Dari penjabaran diatas dapat dianalisa Kesedihan Mansur berasal dari Rosid yang tidak mau merubah pribadinya menjadi pribadi yang diinginkan Mansur. Mansur malu karena Rosid dari dulu tidak mau memotong rambutnya dan tingkah lakunya yang selalu membuat Mansur sedih. 9.Leksia 9. “ Dada Mansur terasa kosong melompong. Ia merasa sedang dimusuhi oleh seluruh dunia. Mansur hampir menangis”. Halaman 111. Leksia diatas digolongkan dalam kode pembacaan semik, hal ini dikarenakan terdapat kata-kata konotasi yang melekat pada satu nama tertentu, yaitu “kosong melompong”. Kata-kata tersebut biasanya digunakan untuk menyatakan suatu keadaan ruangan. Pada umumnya kata “kosong melompong” biasa digunakan untuk menyatakan keadaan suatu ruangan yang kosong dan tak berisi apapun. Tapi, dalam leksia ini yang dimaksud dengan “kosong melompong” adalah pikiran dalam dada Mansur yang terasa hilang dan tak bisa berbuat apa-apa lagi. Dari kalimat “ Ia merasa sedang dimusuhi oleh seluruh dunia. Mansur hampir menangis” dapat diartikan kesedihan Mansur jika sampai anaknya Rosid menikah dengan Delia. Dan jika itu terjadi ia akan merasakan orang-orang diseluruh dunia akan memusuhinya karena membiarkan anaknya menikah dengan wanita yang berbeda agama. Penanda : Pada kalimat “Dada Mansur kosong melompong. Ia merasa sedang dimusuhi oleh seluruh dunia. Mansur hampir menangis”. Petanda : Kesedihan Mansur yang seperti ia tidak diperdulikan lagi oleh orang-orang disekitarnya. Tanda Denotatif : Kesedihan Mansur sampai tidak bisa berfikir dan dan berbuat apa-apa, sampai ia merasa tidak ada lagi orang-orang yang mau memperdulikannya. Penanda : Ketakutannya akan dimusuhi orang-orang diseluruh dunia. Petanda : Perasaan takut akan tidak adanya orang yang mau berteman dengannya jika apa yang ia takutkan terjadi. Tanda Denotatif : Ketakutan Mansur akan terjadinya pernikahan beda agama yang akan membuatnya dimusuhi oleh seluruh orang didunia karena membiarkan anaknya menikah dengan wanita berbeda agama hingga membuatnya sudah tidak bisa berfikir apa-apa lagi. SignifierPenanda Sesuatu yang Mansur tidak bisa dipikirkan lagi hingga ia sampai merasa ia sedang dimusuhi oleh seluruh dunia. SignifiedPetanda Kesedihan Mansur yang seperti tidak diperdulikan lagi oleh orang-orang disekitarnya. Denotatif Kesedihan Mansur sampai tidak bisa berfikir apa-apa lagi sampai ia merasa tidak ada lagi orang yang mau berteman dengannya. Konotatif Ketakutan Mansur akan terjadinya pernikahan beda agama yang akan membuatnya dimusuhi oleh seluruh dunia karena membiarkan anaknya menikah dengan wanita berbeda agama agama hingga membuatnya sudah tidak bisa berfikir apa-apa lagi. Pada penjabaran diatas dapat dianalisa bahwa Mansur sedih jika nantinya anaknya akan menikah dengan Delia, wanita yang berbeda agama dengan mereka. Hal ini sangat tidak diinginkan Mansur hingga ia merasa tidak bisa berfikir dan berbuat apa-apa lagi jika itu terjadi ia akan merasa seluruh dunia sedang memusuhinya. 10.Leksia 10. “ Rosid merasa cemburu. Ada perasaan takut kehilangan Delia. Rosid terdiam, matanya memandang kelangit tanpa bintang. Halaman 119. Leksia diatas digolongkan dalam kode pembacaan proaretik, hal ini dikarenakan terdapat sesuatu yang membuahkan dampak. Dari leksia tersebut perasaan cemburu Rosid membawa dampak akan takutnya kehilangan Delia. Dari leksia tersebut peneliti melihat bahwa Rosid merasa cemburu pada lelaki yang diceritakan Delia, Rosid pun jadi merasa takut akan kehilangan Delia jika sampai Delia bersama dengan lelaki pilihan orang tuanya. Kesedihan akan takutnya kehilangan Delia orang yang dia cintai membuat ia ingin memiliki Delia selamanya. Penanda : Pada kalimat “Rosid merasa cemburu. Ada perasaan takut kehilangan Delia. Rosid terdiam”. Petanda : Ketakutan Rosid kehilangan kekasih yang ia cintai. Tanda Denotatif : Kesedihan Rosid akan takutnya kehilangan Delia kekasih yang sangat ia cintai itu saat mendengar jika ia sampai berpisah dengannya. Penanda Konotatif : Ketidak inginan Rosid kehilangan orang yang ia cintai. Petanda Konotatif : Ketidak inginan Rosid untuk berpisah dengan Delia yang akan membuatnya sedih. Tanda Konotatif : Ketakutan Rosid akan kehilangan Delia jika ia sampai berpisah dengan kekasih yang ia cintai. Karena Rosid ingin memiliki Delia selamanya. SignifierPenanda Perasaan cemburu dan takut kehilangan Delia. SignifiedPetanda Ketakutan Rosid kehilangan Delia, kekasih yang ia cintai. Denotatif Kesedihan Rosid akan takutnay kehilangan Delia kekasih yang sangat ia cintai, saat Rosid mendengar kalau Delia akan dijodohkan dengan lelaki pilihan orang tuanya. Konotatif Ketakutan Rosid akn kehilangan Delia jika sampai ia berpisah dengan Delia. Itu adalah hal yang sangat tidak diinginkan Rosid terjadi karena Rosid ingin memiliki Delia selamanya. Dari penjabaran diatas dapat dianalisis bahwa Rosid sangat tidak ingin kehilangan Delia, ia akan merasa sangat sedih jika Delia meninggalkan Delia. Ketakutan Rosid kehilangan Delia menunujukkan bahwa Rosid sangat mencintai Delia dan ingin hidup bersama Delia selamanya. 11.Leksia 11. “ Ok, bukan apa-apa del, tapi orang tua rosid sudah punya calon untuk rosid.” Tetes hujan semakin banyak menerpa kaca, bagaikan anak jarum yang dipanahkan oleh segerombolan malaikat kecil nakal diatas sana.” Halo delia?”, Iya meh, Delia dengerin kok, suaranya berat dan dalam.” Halaman 153. Leksia diatas digolongkan dalam kode pembacaan semik, hal ini dikarenakan terdapat kata-kata konotasi yang melekat pada satu nama tertentu, yaitu “anak jarum”. Kata-kata tersebut biasanya digunakan untuk menjahit. Tapi dalam novel ini kata-kata tersebut digunakan untuk menyatakan hati delia yang sakitnya sama seperti ditusuk- tusuk anak jarum ketika mendengar kata-kata dari Rodiyah. Pada umumnya peneliti melihat kesedihan yang dialami Delia membuatnya syock hingga hatinya terasa sakit yang begitu dalam bagaikan tertusuk jarum yang tajam. Hal ini membuat Delia sedih dan kecewa pada Rosid karena ia Rosid telah membohonginya dengan tidak memberi tahu siapa Nabila sebenarnya. Penanda : Pada kalimat “Tapi orang tua Rosid sudah punya calon untuk Rosid. Tetes hujan semakin banyak menerpa kaca, bagaikan anak jarum yang dipanahkan oleh segerombolan malaikat kecil nakal diatas sana. “Halo delia?” Iya meh, Delia dengerin kok, suaranya berat dan dalam.” Petanda : Kesedihan Delia saat mendengar bibi Rosid mengatakan perjodohan Rosid dengan Nabila. Tanda Denotatif : Kesedihan yang dirasakan Delia saat bibi Rosid Rodiyah mengatakan perjodohan Rosid dengan Nabila membuatnya merasa sakit hati hingga membuat Delia berat untuk menjawab. Penanda Konotatif : Hati Delia yang terasa tertusuk oleh ratusan anak jarum. Petanda Konotatif : Sakit hati yang terasa menusuk dihati yang membuat Delia sedih dan berat berkata. Tanda Konotatif : Kesedihan yang timbul akibat omongan dari Rodiyah bibi Rosid yang mengatakan perjodohan Rosid dan Nabila yang membuat hatinya sakit dan terluka. SignifierPenanda Sakit hati yang dirasakan Delia saat ia mendapat telepon dari Rodiyah. SignifiedPetanda Kesedihan Delia saat mendengar bibi Rosid menyampaikan berita perjodohan Rosid dengan Nabila. Denotatif Kesedihan yang dirasakan Delia saat bibi Rosid Rodiyah mengatakan perjodohan Rosid dengan Nabila membuatnya merasa sakit hati hingga membuat delia berat untuk berkata karena keterjutannya mendengar hal tersebut. Konotatif Kesedihan yang Delia yang timbul akibat berita yang disampaikan Rodiyah yang mengatakan perjodohan Rosid dengan Nabila yang membuat hatinya sakit dan terluka. Dari penjabaran diatas dapat dianalisa bahwa Delia sangat terkejut akan berita yang disampaikan oleh bibi Rosid, hal itu membuat Delia terluka dan sedih karena ternyata orang yang ia cintai sudah dijodohkan dengan wanita lain. Hatinya bagaikan tertusuk oleh ribuan jarum yang membuatnya sedih hingga tidak berkata. 12. Leksia 12. “ Nabila dan Delia sama-sama tertawa. Yang satu tertawa lepas, yang

Dokumen yang terkait

TRANSFORMASI NOVEL DWILOGI THE DA PECI CODE DAN ROSID & DELIA KE DALAM FILM 3 HATI DUA DUNIA SATU CINTA: Kajian Deskriptif Analitik Komparatif terhadap Proses Ekranisasi Novel dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Sastra di Kelas VIII SMP Negeri 4 Padalarang

0 5 71

Nasionalisme Dalam Bingkai Novel Remaja: Studi Terhadap Novel Ali Topan Anak Jalanan, Lupus, Dan Balada Si Roy.

1 1 17

REPRESENTASI BERJUANG PADA NOVEL ”2” ( Studi Semiologi Representasi Berjuang Pada Novel 2).

1 2 96

REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “PEREMPUAN KEUMALA” (Studi Semiotika Tentang Representasi Perempuan Dalam Novel “Perempuan Keumala” Karya Endang Moerdopo).

20 102 88

REPRESENTASI KEKERASAN PADA ANAK DALAM NOVEL “SHEILA” KARYA TOREY HAYDEN (Studi Semiotik representasi kekerasan pada anak dalam novel “Sheila” karya Torey Hayden).

3 28 114

REPRESENTASI KEMISKINAN DALAM NOVEL JATI

0 2 12

KAJIAN HISTORISISME DALAM NOVEL KEINDAHAN DAN KESEDIHAN KARYA YASUNARI KAWABATA

0 0 11

SEMANGAT KEBEBASAN BERPENDAPAT DALAM NOVEL KEINDAHAN DAN KESEDIHAN (UTSUKUSHISATO KANASHIMITO) KARYA YASUNARI KAWABATA (KAJIAN HISTORISISME) THE SPIRIT OF FREEDOM TO SPEAK IN KEINDAHAN DAN KESEDIHAN NOVEL (UTSUKUSHISATO KANASHIMITO) BY YASUNARI KAWABATA (

0 0 13

REPRESENTASI KEKERASAN PADA ANAK DALAM NOVEL “SHEILA” KARYA TOREY HAYDEN (Studi Semiotik representasi kekerasan pada anak dalam novel “Sheila” karya Torey Hayden).

0 0 20

REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “PEREMPUAN KEUMALA” (Studi Semiotika Tentang Representasi Perempuan Dalam Novel “Perempuan Keumala” Karya Endang Moerdopo)

1 0 18