Pengertian Tarif Pengertian Produk Domestik Regional Bruto

Badan Pusat Statistik mengolongkan perusahaan atau usaha industri pengolahan berdasarkan pada jumlah pekerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau industri kedalam empat kelompok, antara lain : a.Industri Besar Yaitu suatu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang memiliki pekerja antara 100 atau lebih dan memiliki nilai asset usaha F ≥ Rp 600 juta tidak termasuk nilai tanah dan bangunan . b. Industri Sedang Yaitu suatu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang memiliki nilai asset usaha dibawah Rp 600 juta tidak termasuk nilai tanah dan bangunan c. Industri Kecil Yaitu suatu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang memiliki pekerja 5- 19 orang dan memiliki nilai asset usaha ≤ Rp 600 juta tidak termasuk nilai bangunan d. Industri Kerajinan Rumah Tangga Yaitu suatu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang memiliki pekerja 1-4 orang. Anonim,2007:125

2.10 Pengertian Tarif

Penerapan tarif sebenarnya suatu hal yang cukup kompleks dan sulit. Tarif adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Rosyidi, 1998:378 Menurut para ekonomi, tarif nilai dan faedah merupakan suatu konsep yang sangat berkaitan. Utility adalah atribut yang dapat memuaskan kebutuhan. Sedangkan nilai adalah ungkapan secara kuantiatif tentang kekuatan barang dan jasa. Kemudian tarif menurut Rosyidi 1998:378 dapat didefinisikan dengan jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi antara produk dan jasa dengan pelayanan. Jadi dari pengertian tarif diatas dapat disimpulkan bahwa pengorbanan dari faktor-faktor produksi yang diukur dalam satuan uang untuk dapat menghasilkan output.

2.11 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto

Kegiatan ekonomi secara umum dapat dikelompokkan ke dalam kegiatan memproduksi dan kegiatan mengkonsumsi barang dan jasa. Unit-unit produksi memproduksi barang dan jasa, dan dari kegiatan memproduksi ini timbul pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang telah dimiliki oleh beberapa golongan masyarakat. Sehingga dari pendapatan ini masyarakat akan membeli barang dan jasa baik untuk keperluan konsumsi maupun investasi. Produk Domestik Regional Bruto dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Ditinjau dari segi produksi, merupakan jumlah nilai produk akhir atau nilai tambah dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang dimiliki oleh penduduk wilayah itu yang ikut serta dalam proses produksi dalam jangka waktu tertentu. 2. Ditinjau dari segi pendapatan, merupakan jumlah pendapatan atau balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk wilayah itu yang ikut serta dalam proses produksi dalam jangka waktu tertentu. 3. Ditinjau dari segi pengeluaran, merupakan pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stock dan ekspor netto.Anonim,2006,4-5 Produk Domestik Regional Bruto PDRBadalah sebagai salah satu indikator pembangunan regional yang berfungsi sebagai tolak ukur dalam melihat tingkat kemakmuran suatu daerah. Jadi Produk Domestik Regional Bruto PDRB secara agrerat menunjukkan kemampuan suatu daerah tertentu dalam menghasilkan pendapatan atau balas jasa kepada faktor-faktor yang ikut serta dalam proses produksi di daerah setempat. Dumairy, 1997:38 Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah seluruh nilai tambah produk yang ditimbulkan oleh berbagai sektor atau lapangan usaha, yang melakukan kegiatan usahanya di suatu daerah atau region tertentu tanpa memperhatikan pemilikan atas faktor produksi. Anonim, 2002:6 Berdasarkan beberapa pengertian Produk Domestik Regional Bruto tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa, Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah seluruh nilai produksi barang dan jasa yang ditimbulkan oleh berbagai sektor yang dihasilkan oleh suatu wilayah regional tertentu dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun. Untuk melakukan perhitungan PDRB atau pendapatan regional ada empat metode yang dipakai, yaitu: 1. Pendekatan Produksi Production Approach Pendekatan dengan cara ini dilakukan untuk mendapatkan nilai tambah bruto Gross Value Added atau disingkat menjadi NTB, dengan cara mengurangkan nilai output dengan biaya antara intermediate consumption. Yang dimaksud dengan output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi didaerah tersebut dalam satu periode tertentu biasanya satu tahun. Sedangkan biaya antara adalah intermediate consumption adalah pemakaian barang-barang tidak tahan lama umumnya pemakaiannya kurang dari satu tahun atau habis dalam satu kali pemakaian dan jasa-jasa pihak lain yang digunakan dalam proses produksi. Nilai output biasanya digunakan data sekunder dari instansi yang bersangkutan. Sedangkan biaya antara diperoleh dari hasil Survey Khusus Pendapatan Regional SKPR. Perhitungan dengan cara ini biasanya digunakan untuk sektor pertanian, industri, gas, dan air minum serta pertambangan dan sebagainya. 2. Pendekatan Pendapatan Income Approach Pendekatan dengan cara ini dapat dilakukan dengan secara langsung menjumlahkan pendapatan yaitu jumlah balas jasa faktor produksi berupa upahgaji, bunga netto, sewa tanah dan keuntungan, sehingga diperoleh produk domestik regional netto atas dasar biaya faktor. Untuk memperoleh PDRB atas dasar harga pasar, harus ditambah dengan penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Perhitungan ini biasanya digunakan untuk kegiatan yang sulit dihitung dengan pendekatan produksi, seperti sektor pemerintah dan jasa yang usahanya tidak mencari untung non profit. 3. Pendekatan Pengeluaran Expenditure Approach Pendekatan ini digunakan untuk menghitung nilai barang dan jasa yang digunakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Barang dan jasa yang diproduksi oleh unit-unit produksi digunakan untuk keperluan konsumsi, pembentukan modal investasi dan ekspor. Barang-barang yang dignakan ini ada yang berasal dari produksi dalam daerah domestic dan yang berasal dari luar daerahimpor. Karena yang dihitung hanya nilai barang dan jasa yang berasal dari produksi domestik saja, maka dari komponen biaya diatas perlu dikurangi dengan nilai impor sehingga komponen nilai ekspor diatas akan menjadi nilai ekspor netto. Apabila nilai konsumsi konsumsi rumah tangga, pemerintah dan yayasan sosial, nilai pembentukan modal dan ekspor netto dijumlah, maka akan diperoleh nilai Produk Domestik Regional Bruto atas harga pasar. Dalam perhitungan tersebut digunakan rumus sebagai berikut : PDRB = C + I + G + X − M Dimana C = Pengeluaran konsumsi rumah tangga I = Pembentukan modal tetap G = Pengeluaran konsumsi pemerintah X = Nilai Ekspor M = Nilai Impor 4. Metode Alokasi Allocation Method Metode alokasi yaitu mengalokasikan angka-angka secara terpusat dengan memakai indikator-indikator yang sekiranya dapat menunjukkan peranan cabang yang berada didaerah itu terhadap kantor pusatnya. Indikator itu dapat berupa volume kerja, jumlah karyawan, jumlah penduduk dan lain-lain. Metode alokasi ini merupakan metode pendekatan tidak langsung. Sedang perhitungan sebelumnya adalah metode langsung.Anonim,2006:15-18

2.12 PLN Sebagai Salah Satu Penyelenggara Jasa Sambungan Listrik