Autokorelasi Heterokedastisitas Asumsi Klasik Analisa Regresi Linier Berganda BLUE

c. Unbiased = Nilai jumlah sampel sangat besar penaksir parameter diperoleh dari sampel besar kira − kira lebih mendekati sebenarnya. d. Estimasi = Nilai estimasi diharapkan sekecil mungkin.

1. Autokorelasi

Satu dari asumsi penting dari model regresi linier klasik adalah bahwa kesalahan atau gangguan. Uji yang masuk dalam fungsi regresif populasi adalah random atau tak berkorelasi.jika ini dilanggar, kita mempunyai problem serial korelasi atau autokorelasi Gujarati, 1998:223. Sedangkan yang disebut dengan autokorelasi yaitu keadaan dimana kesalahan penganggu periode yang lain. Pengujian terhadap gejala autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji statistik Durbin Watson. t = N ∑e t – e t ‐1 2 t = 2 d = Gujarati, 1998 : 223 t = N ∑e t2 t = 1 Dimana : d = Nilai Durban Watson e t = Residual pada waktu ke – t e t – 1 = Residual pada waktu ke t – 1 satu periode berikutnya N = Banyaknya data Gambar 4 : Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi Menolak Ho Daerah Daerah Menolak Ho Bukti auto keragu keragu bukti auto Korelasi raguan raguan korelasi Positif negatif Penerimaan Ho 0 dL dU 2 4‐dU 4‐dL d Sumber : Gujarati. Damodar, 1998, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hal 215. Hipotesis : Ho : Ada autokorelasi positif atau autokorelasi negatif. HI : Tidak ada autokorelasi positif atau autokorelasi negatif. Uji autokorelasi ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara residu atau sisa regresi pada kasus ke – n dengan residu kasus ke n – 1

2. Heterokedastisitas

Pengujian heterokedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada kesalahan pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Hal tersebut dilambangkan sebagai : EUi² = ² Gujarati, 1998:223 Dimana : ² = Varian I = 1,2, ...n Dimana dari hasil uji heterokedastisitas harus menunjukkan bahwa hasil taraf signifikan dari korelasi Rank Spearman taraf ²uji 0,05. Hal ini tidak menunjukkan terjadinya Heterokedastisitas.

3. Multikolinieritas