Lampiran 4. Urutan Peristiwa dalam Novel dan Film 99 Cahaya di Langit Eropa
A. Alur dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa
1. Bagian I Wina
a. Bagian 1
Maret  2008,  hari  pertama  Hanum  menginjakkan  kaki  di  Eropa. Karena  tidak  ada  kegiatan,  Hanum  mengikuti  kursus  bahasa  Jerman  yang
diselenggarakan oleh pemerintah Austria. Di tempat kursus tersebut, Hanum berkenalan dengan Fatma, seorang imigran asal Turki.
b. Bagian 2
Fatma  dan  Ayse  mengajak  Hanum  jalan-jalan  ke  bukit  Kahleberg. Saat itu hawa dingin di  bukit Kahlenberg semakin menusuk tulang, Hanum
menggendong  Ayse  dan  mengajak  Fatma  menghangatkan  diri  di  Gereja Saint  Joseph.  Mereka  masuk  ke  Gereja  dan  menghangatkan  diri  dengan
mengayun-ayunkan jari di atas lilin.
c. Bagian 3
Selesai  menghangatkan  badan,  Hanum,  Fatma  dan  Ayse    pergi  ke restoran dan memesan roti croissant. Saat itu Hanum mendengar turis asing
yang  duduk  disebelahnya  sedang  membicarakan  sejarah  roti  croissant  yang merupakan  simbol  kekalahan  Islam.  Kemudian  Hanum  menceritakan  apa
yang didengarnya kepada Fatma. Fatma tidak marah tetapi justru membayari makanan turis asing tersebut dan menitipkan selembar kertas kepada pelayan
kafe.
d. Bagian 4
Dalam perjalanan pulang, Hanum bertanya alasan Fatma membayari makanan  turis-turis  asing  tersebut.  Fatma  menjelaskan  bahwa  menjadi
minoritas di negara orang membuatnya untuk menahan emosi. e.
Bagian 5 Hari  senin,  di  kelas  bahasa  Jerman  ada  tugas  membawa  koran
Oesterreich.  Hanum  yang  lupa  membawa  uang  kemudian  dia  mengambil koran di tiang dan berjanji akan membayarnya setelah selesai kuliah.
f. Bagian 6
Fatma  dan  suaminya  mengajak  Hanum  dan  Rangga  makan  di restoran Der Wiener Deewan. Restoran Der Wiener Deewan adalah restoran
ala Pakistan yang mempunyai slogan “makan sepuasnya, bayar seikhlasnya”. g.
Bagian 7 Fatma  mengajak  Hanum  mengunjungi  istana  Schoenbrunn.  Istana
yang  dibangun  oleh  Ratu  Maria  Theresia  untuk  menandingi  Versailles  di Paris.
h. Bagian 8
Hanum  dan  Fatma  berkunjung  ke  Wien  Stadt  Museum.  Wien  Stadt Museum  dibangun  untuk  untuk  mengabadikan  sejarah  kota  Wina.  Saat
berkeliling,  Hanum  dan  Fatma  terpisah  kemudian  lampu  museum  tiba-tiba padam.  Hanum  ketakutan  mencari  Fatma  dan  pada  saat  lampu  menyala,
Hanum  menemukan  Fatma  sedang  berdiri  menangis  dibawah  lukisan  Kara Mustafa  Pasha.  Petugas  museum  meminta  maaf  atas  kejadian  tersebut  dan
mengatakan bahwa museum akan segera tutup.
i. Bagian 9
Hanum  berkunjung  ke  apartemen  Fatma  dan  berkenalan  dengan Latife, Ezra dan Oznur. Fatma dan teman-temannya selalu berkumpul untuk
mengaji  dan  belajar  bahasa  Inggris.  Hanum  yang  pandai  berbahasa  Inggris diantara mereka, didaulat untuk menjadi  guru bahasa Inggris Fatma, Latife,
Ezra dan Oznur.
j. Bagian 10
Hanum  berkunjung  ke  apartemen  Fatma  untuk  mengajar  bahasa Inggris.  Pada  saat  itu,  Hanum  mengajak  Fatma  berkeliling  menjelajahi
Eropa. Pilihan mereka tertuju ke Spanyol dengan mengunjungi Cordoba dan Granada.
k. Bagian 11
Juni  2008,  saat  itu  sedang  berlangsung  piala  Eropa,  Hanum  dan Fatma  menonton  pertandingan  sepak  bola  antara  Turki  dan  Portugal  di
Rathaus Fan-zone. l.
Bagian 12 Hari  terakhir  kelas  bahasa  Jerman,  Elfriede  Kollmann  membagikan
hasil  ujian  kepada  semua  murid  dan  Fatma  menjadi  yang  terbaik  di  kelas. Tetapi  pada  saat  itu  Fatma  tidak  hadir  di  kelas,  dia  mengirimkan  pesan
kepada Hanum bahwa dia harus kembali ke Turki.
m. Bagian 13
Selesai kursus, Hanum pergi ke pasar mencari Ezra dan Latife untuk bertanya  keberadaan  Fatma  tetapi  tidak  menemukan  keberadaan  mereka.
Kemudian Hanum dan Rangga menyaksikan pertandingan sepak bola antara Turki dan Swiss di Rathaus Fan-zone.
n. Bagian 14
Rangga  mengajak  Hanum  sholat  jum’at  di  Vienna  Islamic  Centre. Hanum  yang  tidak  ikut  sholat  menunggu  Rangga  di  bangku  taman  di
pinggiran sungai Danube. o.
Bagian 15 Selesai  sholat  jum’at,  Rangga  bersama  Imam  Hashim  menemui
Hanum.  Imam  Hashim  meminta  Hanum  mengenakan  kerudung    kemudian mengajaknya ke kantor masjid. Di kantor masjid, Imam Hashim memberikan
daftar  orang-orang  yang  menjadi  mualaf.  Mereka  berdiskusi  tentang  Islam kemudian  Imam  Hashim  memberikan  sebuah  kartu  nama  seorang
perempuan yang tinggal di Paris.