commit to user 32
Hasil pengujian menunjukkan konsistensi tiap formula dan kontrol negatif tiap formula berbeda. Konsistensi formula I lebih besar lebih kentalpadat dari
formula II dan formula III, konsistensi formula II lebih besar lebih kentalpadat dari formula III. Hal ini menunjukkan bahwa viskositas formula I paling tinggi
dan viskositas formula III paling rendah, dikarenakan kadar air yang terkandung dalam tiap formula berbeda. Kadar air yang terdapat di formula I lebih sedikit
dibanding formula II dan formula III, sedangkan kadar air di formula III paling banyak, sehingga paling encer.
Konsistensi antara kontrol negatif tiap formula lebih besar daripada formula I, formula II, dan formula III disebabkan oleh penambahan ekstrak
rimpang temu kunci pada formula I, formula II, dan formula III sehingga konsistensi formula I, formula II, dan formula III lebih kecil dibandingkan dengan
kontrol negatifnya. Selama 8 minggu pengamatan pada suhu kamar, ketiga formula tersebut
tidak menunjukkan adanya perubahan sifat fisik organoleptis meliputi warna, bau dan bentuk. Hasil uji organoleptis krim ekstrak rimpang temu kunci
menunjukkan bahwa sediaan dengan ketiga formula krim memiliki kestabilan yang cukup baik.
3. Uji Daya Sebar Krim
Daya sebar krim dapat didefinisikan sebagai kemampuan menyebarnya krim pada permukaan kulit yang akan diobati. Suatu sediaan krim diharapkan
mampu menyebar dengan mudah ditempat pemberian, tanpa menggunakan tekanan yang berarti. Semakin mudah dioleskan maka luas permukaan kontak
commit to user 33
obat dengan kulit semakin besar, sehingga absorbsi obat ditempat pemberian semakin optimal.
Permukaan penyebaran yang dihasilkan dengan peningkatan beban yang ditambahkan merupakan karakteristik daya sebar krim. Luas penyebaran
berbanding lurus dengan kenaikan beban yang ditambahkan, semakin besar beban yang ditambahkan maka luas penyebarannya semakin lama.
Hasil uji daya sebar krim tipe MA ektrak rimpang temu kunci dapat dilihat pada Tabel IV. Untuk hasil uji daya sebar yang lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 5.
Tabel V. Hasil Daya Sebar Krim Selama 8 Minggu
No Formula
x ± SD 1
I 48.3711 ± 14.81728
2 II
48.6289 ± 17.01813 3
III 60.9367 ± 18.73709
Hasil pengujian menunjukkan bahwa luas penyebaran pada formula III memberikan hasil penyebaran yang paling besar karena formula III paling kecil
konsistensinya, sedangkan formula I yang paling besar konsistensinya, penyebarannya paling sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar
konsistensi suatu sediaan krim maka daya sebarnya semakin sedikit, dan semakin kecil konsistensi sediaan krim, daya sebarnya semakin besar.
Daya sebar antara kontrol formula I dengan formula I adalah lebih besar formula I, daya sebar formula II lebih besar daripada kontrol formula II, dan daya
sebar formula III lebih besar daripada kontrol formula III. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak rimpang temu kunci dapat mempengaruhi daya sebar
krim menjadi lebih besar.
commit to user 34
Data hasil uji daya sebar ketiga formula tersebut diuji menggunakan Analisis Varian satu jalan ANOVA satu jalan yang harus memenuhi syarat yaitu
data harus berdistribusi normal dan varians antar sampel harus homogen. Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Hasil yang diperoleh dari analisis Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa besarnya signifikan terhadap kontrolnya yaitu sebesar 0,966
0,05 sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi secara normal. Selanjutnya, dilihat tes homogenitas varians, hasil yang diperoleh dari tes homogenitas varians
yaitu 0,32 0,05 menunjukkan bahwa varians antar sampel homogen sehingga dapat menggunakan uji ANOVA satu jalan.
Uji ANOVA satu jalan digunakan untuk mengetahui perbedaan penyebaran krim dari ketiga formulasi krim yang digunakan ada atau tidak. Hasil
perhitungan ANOVA satu jalan didapat nilai F hitung 4,121 dengan nilai signifikansi 0,003. Nilai F tabel df 5-48 pada tingkat signifikansi 0,05 adalah
2,41. Nilai F hitung 4,121 F tabel 2,41, dan signifikansi 0,003 0,05. Artinya terdapat perbedaan penyebaran krim dari ketiga formulasi krim yang
digunakan. Karena terdapat perbedaan maka dilakukan uji Post Hoc Test. Salah satu fungsi uji Post Hoc Test adalah untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan
yang terjadi antar kelompok variabel. Uji Post Hoc Test yang digunakan dalam penelitian ini adalah LSD.
Dari hasil data yang diperoleh menunjukkan adanya tanda bintang pada mean difference yang berarti adanya perbedaan yang signifikan antara kontrol dan
formula. Perbedaan tersebut antara lain:
commit to user 35
Perbedaan rerata daya sebar antara kontrol formula I dengan formula I Perbedaan rerata daya sebar antara kontrol formula I dengan formula II
Perbedaan rerata daya sebar antara kontrol formula I dengan kontrol formula II
Perbedaan rerata daya sebar antara kontrol formula I dengan formula III Perbedaan rerata daya sebar antara kontrol formula I dengan kontrol
formula III. Perbedaan rerata daya sebar antara kontrol formula II dengan kontrol
formula III Jadi dapat disimpulkan terdapat perbedaan rerata daya sebar yang
signifikan terdapat pada kontrol formula I terhadap formula I, formula II, kontol formula II, kontrol formula III, dan formula III serta perbedaan rerata daya sebar
yang signifikan terdapat pada kontrol formula II terhadap formula III. Hasil analisa statistik pengujian daya sebar krim dapat dilihat pada Lampiran 9.
4. Uji Daya Lekat Krim