commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat tradisional sejak dulu memainkan peranan yang penting dalam menjaga kesehatan, mempertahankan stamina dan mengobati penyakit, oleh
karena itu obat tradisional masih berakar kuat dalam kehidupan masyarakat hingga kini. Tumbuhan yang berkhasiat obat banyak sekali di sekitar kita, ada
yang berupa bumbu dapur, tanaman buah, tanaman hias dan tanaman sayur, selain itu juga ada yang tanaman liar yang tumbuh di sembarang tempat tanpa ada yang
memperhatikan Muhlisah, 1995. Dalam usaha yang berkesinambungan untuk memperbaiki obat-obatan
modern, para peneliti mengubah perhatian peneliti ke obat tradisional sebagai petunjuk baru untuk mengembangkan obat yang lebih baik untuk melawan
infeksi. Penelitian dilakukan untuk menemukan antibiotik baru yang lebih efektif melawan penyakit klinis yang disebabkan bakteri, jamur dan virus Hoffmann et
al., 1993. Pengembangan obat-obatan tradisional yang berasal dari bahan-bahan
alam telah mendapat perhatian dari pemerintah maupun masyarakat karena potensinya cukup tinggi. Salah satu upaya dalam hal ini adalah dengan
meningkatkan bentuk obat tradisional menjadi fitofarmaka agar dapat diterima dalam pengobatan formal. Hal ini pun ditunjang oleh kekayaan hayati Indonesia
yang beraneka ragam dengan berbagai tanaman yang berkhasiat mencegah,
commit to user 2
mengurangi atau menghilangkan gangguan fisiologik tubuh, serta ada pula yang memiliki daya antibakteri dan antijamur, diantaranya adalah rimpang temu kunci.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indriana 2006 menyebutkan bahwa ekstrak rimpang temu kunci Boesenbergia panurata Roxb. Schelcht
dengan konsentrasi 10 mempunyai aktivitas antijamur terhadap Candida albicans lebih baik daripada ketokonazol 2. Tetapi pada kenyataannya ekstrak
rimpang temu kunci Boesenbergia panurata Roxb. Schelcht belum dibuat dalam sebuah sediaan.
Agar mudah digunakan maka sediaan rimpang temu kunci dibuat dalam sediaan antara lain yaitu krim. Krim ada dua yaitu krim tipe MA dan krim tipe
AM. Tetapi pada penelitian ini krim yang dibuat adalah krim tipe MA karena krim tipe MA sangat cocok untuk dipakai pada kulit. Selain itu kelebihan krim
tipe MA antara lain daya sebar pada kulit cukup baik, adanya efek dingin yang ditimbulkan akibat lambatnya penguapan air pada kulit, tidak menghambat fungsi
fisisologis kulit, khususnya respiratio sensibilis, oleh karena tidak melapisi permukaan kulit secara kedap dan tidak meyumbat pori-pori kulit, serta mudah
dicuci dengan air sehingga memungkinkan pemakaiannya pada bagian tubuh yang berambut, bersifat lembut, dan pelepasan obatnya baik Voigt, 1994.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang pembuatan krim tipe MA ekstrak rimpang temu kunci Boesenbergia panurata
Roxb. Schelcht yang dibuat dengan membandingkan formula yang berbeda antara fase minyak dengan fase air. Perbedaan formula ini dilakukan untuk
commit to user 3
mengetahui perbedaan antar formula terhadap sifat fisisnya sehingga dapat ditemukan formula yang paling baik dalam mempertahankan sifat fisisnya.
B. Perumusan Masalah