Strategi visual secara umum Strategi visual verbal Strategi Visual Non Verbal

commit to user tertarik dengan budaya batik dan ingin mengenal serta mempelajari budaya batik sehingga bangga dengan produk lokal. Visualisasi yang akan dipergunakan meliputi garis, ilutrasi, warna dan tipografi namun dengan komposisi yang sesuai dan tidak berlebihan sehingga terkesan modern dan elegan. Media yang dipilih adalah media cetak dan media elektronik karena media ini merupakan media yang efektif untuk menjangkau sasaran dan dapat menampilkan gambar serta informasi yang lebih rinci.

1. Strategi visual secara umum

a. Menentukan desain visual yang kreatif, terarah dan inovatif sehingga mampu bersaing dengan sehat. b. Menyajikan promosi yang menarik, agar jumlah konsumen bertambah, dan penjualan Batik Brotoseno ikut meningkat. c. Membangun image dan mempengaruhi masyarakat untuk semakin bangga dengan adanya budaya batik sebagai busana trend saat ini, khususnya Batik Brotoseno.

2. Strategi visual verbal

Strategi visual secara verbal merupakan naskah iklan copywriting dalam tiap material promosi yang terdiri dari kepala judul headline, anak judul sub headline, slogan key word, serta kalimat dasar baseline yang semuanya itu saling memperjelas satu sama lain. a. Kepala Berita Headline Headline yang digunakan adalah logo Batik Brotoseno digunakan untuk setiap perancangan media promosi. b. Anak Judul Sub headline Anak judul Sub headline sebagai jembatan penghubung antara headline dengan body text. Sub headline digunakan untuk lebih commit to user memperjelas headline secara singkat baik fakta maupun keterangan dari isi pesan yang ingin disampaikan sekaligus mengarahkan pembaca sehingga tertarik seperti yang diharapkan. c. Teks Inti Body copy Body copy merupakan penjelas dari apa yang tertuliskan dalam headline sampai diperkirakan pembaca sudah mampu untuk memahaminya. Sehingga perlu dibuat seefektif mungkin. Body copy menjadi perluasan ide yang disampaikan oleh headline dan ilustrasi. d. Kalimat Dasar Baseline Baseline yang digunakan pada materi iklan ini adalah alamat lengkap dari Batik Brotoseno. e. Slogan Key word Slogan yang dipakai dalam materi iklan ini adalah: Hanyengkuyung batik tradisi budaya Jawi. Menegaskan bahwa Batik Brotoseno sebagai salah satu ragam budaya batik yang memiliki keunggulan dalam berkreasi menuangkan motif-motif baru.

3. Strategi Visual Non Verbal

Dalam pelaksanaan promosi melalui media komunikasi visual, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pesan, yaitu dari segi visualnya. Desain grafis maupun audio visual yang membutuhkan pengertian mendalam mengenai elemen-elemen dasar dan prinsip desain. Karenanya, desain grafis harus bisa mengambil bagian kata, gambar dan elemen-elemen grafis lain dan mengaturnya ke dalam komunikasi yang menyatu dalam satu format kreatif. Perencanaan visual dalam promosi ini, meliputi : commit to user 1. Ilustrasi Rancangan promosi ini menggunakan ilustrasi berupa gambar, karakter ilstrasi, foto tentang produk, proses kegiatan. Ilustrasi yang digunakan tidak terlepas dari dunia fashion yang elegan dan modern serta budaya-budaya Jawa yang tentunya tidak terlepas dari produk Batik Brotoseno. 2. Tipografi Dalam promosi periklanan ini, tipografi atau jenis huruf yang digunakan disesuaikan dengan dunia fashion yang mengarah pada budaya Jawa. Yaitu dengan memakai karakter huruf non formal atau tidak kaku, ringan, elegan, tetapi tetap modern. a. Nama Tipografi : Calligraphic Bentuk Visual : Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Alasan pemilihan jenis tipografi : Termasuk jenis tipe fantasi yang bersifat elastis, juga terkesan modern tetapi tetap elegan dimana tersirat makna yang sama yang dituangkan oleh Batik Brotoseno. b. Nama Tipografi : Harlow Solid Italic Bentuk visual : commit to user Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Alasan pemilhan jenis tipografi : Juga termasuk jenis fantasi yang terkesan modern sesuai dengan karakter budaya Jawa yang tertuang pada Batik Brotoseno. c. Nama Tipografi : Salina Bentuk visual : Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Alasan pemilhan jenis tipografi : Juga termasuk jenis fantasi yang terkesan modern dan masih terlihat elegan sesuai dengan karakter Batik Brotoseno. 3. Warna Pemilihan warna yang tepat akan menjadikan iklan lebih menarik. Karena pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu obyek ke mata manusia 1 . Dendy, 1986 : 38. Warna memiliki daya tarik 1 S. Dendy, Manajemen Periklanan, Jakarta : Konsep dan aplikasinya di Indonesia, 1986, hlm. 38 commit to user yang kuat dan makna tersendiri. Warna yang dipilih dalam promosi ini adalah warna-warna yang menbawa kesan dinamis, modern, elegan, etnik budaya, dan fashionable. Coklat C: 21, M: 80, Y: 98, K: 0 Coklat merupakan warna khas dalam budaya Jawa, yang menyerupai warna tanah yang berarti membumi. Seperti Batik Brotoseno yang menggunakan corak alam. Gold C: 0, M: 20, Y: 60, K: 20 Gold menggambarkan sifat elegan dan terkesan mewah sebagaimana batik yang menjadi salah satu warisan budaya Jawa yang berasal dari kerajaan dan tetap dilestarikan hingga sekarang melalui produk Batik Brotoseno. White C: 0, M: 0, Y: 0, K: 0 White memberikan kesan bersih dan suci yang tercermin pada produk Batik Brotoseno. Black C: 0, M: 0, Y: 0, K: 100 Black, menggambarkan sifat netral, tegas, elegan dan eksklusif sebagaimana produk Batik Brotoseno. 4. Layout Menyusun semua elemen kreatif untuk memberikan visualisasi yang membantu pembaca memahami informasi dari sebuah iklan. Menyusun layout harus memperhatikan karakter produk atau perusahaan, media dan sasarannya. commit to user Dalam membuat promosi untuk Batik Brotoseno menginginkan iklan yang baik sehingga harus memperhatikan layout iklan yang baik. Untuk itu perlu diperhatikan patokan-patokan dalam menyusun layout serta sedapat mungkin mengaplikasikannya ke dalam desain. Penempatan gambar serta tulisan baik mengenai ukuran tipografi serta ilustrasi yang akan digunakan dalam perancangan kegiatan promosi ini berdasarkan hukum-hukum penyusunan layout agar mencapai suatu kesatuan unity dan pesan dapat disampaikan secara efektif. Hukum yang paling banyak digunakan adalah hukum keseimbangan the law of balance yang asimetris informal balance, yaitu titik atau garis tengah keseimbangan tidak terletak di tengah-tengah. 5. Logo Logo merupakan simbol untuk mengidentifikasikan sesuatu dengan divisualisasikan. Logo merupakan corporate identity. Logo biasanya dibuat semenarik mungkin untuk mencari perhatian khalayak umum. Untuk produk ini, yang akan dipakai adalah logo Batik Brotoseno yang terdiri dari simbol Brotoseno yang mengambil dari ciri khas tokoh wayang Brotoseno kuku Pancanaka. Selain juga tipografi yang sudah dimodifikasi agar tidak mengambil font yang ada tanpa ada pengolahan. Untuk redesign logo Batik Brotoseno perlu diperhatikan dahulu makna-makna yang tersirat dalam logo sebelumnya. Sehingga dengan menggunakan ilustrasi tokoh wayang brotoseno werkudoro enom makna dari logo terdahulu tetap tersirat dan ditambahkan dengan makna serta bentuk logo baru yang mengikuti perkembangan zaman.

C. Standar Visual