32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 20 Semarang yang terletak di Jalan Kapas Utara Raya II 2 Semarang. Sekolah ini memiliki ruang kelas
sebanyak 18 kelas yaitu 6 ruang kelas VII, 6 ruang kelas VIII, dan 6 ruang kelas IX. Selain itu terdapat ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang
guru, perpustakaan, koperasi sekolah, ruang OSIS, ruang pramuka, ruang multimedia, ruang seni, ruang koperasi, dan ruang UKS. Sekolah tersebut
juga dilengkapi dengan sarana dan prasarana olah raga, serta mushola. Untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar selain
sarana dan prasarana yang telah disebutkan di atas, SMP Negeri 20 Semarang juga dilengkapi dengan sarana lainnya seperti buku paket, buku
bacaan umum, majalah, surat kabar, peta, televisi, radio, dan LCD. SMP Negeri 20 Semarang mamiliki visi yaitu gali ilmu laksanakan
aksi gila. Adapun misi dari sekolah tersebut adalah 1 melaksanakan kurikulum satuan pendidikan, 2 melaksanakan proses pembelajaran di
sekolah, 3 melaksanakan standar kelulusan setiap tahun, 4 melaksanakan pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan, 5 melaksanakan pengembangan fasilitas pendidikan,
33 6 melaksanakan menejemen sekolah sesuai pelayanan standar minimal, 7
melaksanakan pengembangan pembiayaan sekolah, 8 melaksanakan pengembangan perolehan prestasi akademik dan non akademik.
2. Hasil Penelitian Siklus I
Penelitian dilaksanakan di kelas VII A SMP Negeri 20 Semarang dengan desain penelitian tindakan kelas classroom action research.
Penelitian tindakan yang telah dilakukan ini terdiri dari tiga siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus I diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan Dalam perencanaan peneliti berkonsultasi dan bekerjasama dengan
guru sejarah kelas VII A SMP Negeri 20 Semarang, khususnya dalam menyusun RPP. Selain itu, peneliti juga bekerjasama dalam menentukan
dan memilih alokasi waktu yang akan digunakan dalam penelitian. Masalah yang dialami dalam pembelajaran sejarah pokok
bahasan hubungan Indonesia dengan pusat-pusat Islam di Asia adalah ketidak tuntasan prestasi belajar sejarah siswa karena model
pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik siswa. Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana kegiatan dengan
menentukan langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian
yang berupa lembar observasi dan lembar wawancara.
34 b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran sejarah pokok bahasan hubungan Indonesia dengan pusat-pusat Islam di Asia pada
siklus I adalah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 8 kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 5 peserta didik secara heterogen. Untuk menunjang saling ketergantungan yang positif antar peserta didik dalam kelompoknya,
guru memberikan permasalahan dalam kelompok-kelompok belajar dan mengawasi secara selektif kegiatan pembelajaran. Guru
membimbing peserta didik berdiskusi dan memberi arahan kepada kelompok yang membutuhkan. Setiap pelaksanaan dilaksanakan dalam
tiga tahap yaitu persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Pada pertemuan pertama, tahap persiapan dilakukan dengan
mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran sejarah pokok bahasan hubungan Indonesia dengan pusat-pusta Islam di Asia
dengan menggunakan model pembelajaran dispress. Guru menerangkan sedikit mengenai garis besar materi kemudian membagi
siswa ke dalam kelompok-kelompok. Setelah batas waktu untuk menyelesaikan diskusi kelompok telah habis guru meminta kepada
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru memberi dorongan kepada kelompok dan peserta didik untuk aktif dalam
bertanya, dengan cara memberikan nilai tambahan kepada kelompok atau siswa yang bertanya. Guru meminta beberapa siswa untuk
35 mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kemudian siswa lain
memberi tanggapan dan guru memberikan penguatan. Untuk mengetahui perkembangan siswa, peneliti memberikan tes tertulis
berupa soal pilihan ganda berjumlah 20 soal.
Tabel 1. Hasil Evaluasi Siklus I
No Nama Siswa
Nilai Keterangan
1. AGUNG DWI
ATMOJO 65
Tuntas 2.
AGUS MUNIF 45
Tidak tuntas 3. ANDYANI
FARCHA 65
Tuntas 4. ARI
ANITA FITRI
65 Tuntas
5. CENDI SETYAWAN
70 Tuntas
6. DEVI ANGGARANI
65 Tuntas
7. DEWI RATNASARI
75 Tuntas
8. ELLISNA SARI
75 Tuntas
9. FUAD IQBAL
65 Tuntas
10. HALIMAH IMAM
KHORIDAH 90
Tuntas 11. HANY WINDRI ASTUTI
75 Tuntas
12. HASTRI RARAS RESPATI 65
Tuntas 13. IDA
FITRIANI 75
Tuntas 14. INTAN WULANDARI
55 Tidak tuntas
15. ISNAINI FITRIA FEBRI ASTUTI 65
Tuntas 16. ISNAN HERU INDIARTO
45 Tidak tuntas
17. LINA ISMAYA 55
Tidak tuntas 18. MARDIAN
WIDIATMOKO 45
Tidak tuntas
19. MAULANA AGUSTIN
70 Tuntas
20. MULANA AZIS
65 Tuntas
21. MIA SEPTYANI PUTRI 65
Tuntas 22. MID FATURRAHMAN
40 Tidak tuntas
36 23. MIFTAH
NOVIANA 70
Tuntas 24. M. KARIS
45 Tidak tuntas
25. M. LUTFI A. 65
Tuntas 26. NANDA TRI ADITYA
45 Tidak tuntas
27. NOVIYANTI KURNIASARI
75 Tuntas
28. NUR SALIM
65 Tuntas
29. ODILIO ARYS HAFID AZIS 90
Tuntas 30. OKI
HANDAYANI 70
Tuntas 31. RETTIYANINGSIH
70 Tuntas
32. RIDA MAYA SARI 75
Tuntas 33. RIZAL
AJI SAPUTRA
65 Tuntas
34. SETYAWAN 50
Tidak tuntas
35. SITI NUR WATI 50
Tidak tuntas 36. TEGUH
EKO SAPUTRO
65 Tuntas
37. ULES LUCKY DIBYANTI 65
Tuntas 38. WAHYU BUDI UTOMO
65 Tuntas
39. WILDAN NAMORA IKHSAN S. 45
Tidak tuntas 40. WINDA IKHDA MAGHFIROH
75 Tuntas
RATA-RATA 63.75
Sumber: data hasil penelitian 2009 Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar prestasi belajar
sejarah pokok bahasan hubungan Indonesia dengan pusat-pusat Islam di Asia dengan menggunakan model pembelajaran dispress pada siswa
kelas VII A termasuk dalam kategori baik. Namun belum mencapai indikator yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada siklus I prestasi belajar siswa secara individu belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yakni 85 siswa belajar
tuntas.
37 c. Pengamatan
Tahapan pengamatan, peneliti mengamati proses pembelajaran yang berlangsung dengan mencatat temuan-temuan yang ada pada
lembar pengamatan yang telah tersedia. Ada dua aspek yang peneliti amati dalam proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan model
pembelajaran dispress yaitu aspek keaktifan siswa dan aspek kinerja guru. Selama penelitian berlangsung, peneliti melakukan pengamatan
terhadap kegiatan siswa dan aspek kinerja guru dalam proses belajar mengajar. Dalam tahap pengamatan peneliti mengamati proses
pembelajaran yang berlangsung dan mencatat temuan-temuan yang ada pada lembar pengamatan yang telah disediakan.
1. Aspek Keaktifan Peserta Didik Pada saat pelaksanaan siklus I, secara umum proses
pembelajaran sejarah sejarah dengan menggunakan model pembelajaran dispress pada materi hubungan Indonesia dengan
pusat-pusat Islam di Asia sudah berjalan baik. Sebelum pelaksanaan diskusi kelompok pada siklus I
dimulai, guru menerangkan materi secara garis besar dan memberikan arahan kepada peserta didik agar aktif dalam diskusi
kelompok. Kelompok yang terbentuk yaitu 8 kelompok yang masing-masing setiap kelompoknya beranggotakan 5 peserta didik.
Situasi kelas pada pelaksanaan diskusi kelompok belum kondusif,
38 hanya sebagian kecil dari peserta didik tampak lebih antusias dan
aktif dalam bekerja sama dengan sekelompoknya. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sejarah dengan
menggunakan model pembelajaran dispress lebih meningkat dibandingkan dengan hanya menggunakan model pembelajaran
ceramah. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran dispress, peserta didik dapat
bertukar pikiran dengan teman dalam kelompoknya dan bertanggung jawab terhadap permasalahan yang sedang
didiskusikan. Peserta didik yang aktif bekerja sama dalam kelompoknya pada siklus I mencapai 30 siswa atau 75 .
Keaktifan peserta didik juga terlihat ketika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, sebanyak 4
peserta didik atau 10 . Analisa pengamatan terhadap aktivitas peserta didik kelas VII A SMP Negeri 20 Semarang selama proses
pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran dispress siklus I dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2. Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Siklus I No Indikator
Jumlah siswa Dalam 1.
Peserta didik yang aktif bekerjasama dalam kelompoknya
25 siswa 62,5
2. Kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi 6 siswa
15
39 3.
Peserta didik yang bertanya kepada guru
4 siswa 10
4. Peserta didik yang mengajukan
pertanyaan terhadap kelompok yang melakukan presentasi
5 siswa 12,5
Sumber: data hasil penelitian 2009 2. Aspek Guru
Hal yang diamati oleh peneliti terhadap guru pada pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan menggunakan model
pembelajaran dispress siklus I adalah berbagai kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan melakukan tindakan
dalam kelas. Diadakan kegiatan merencanakan atau sebelum pembelajaran dimulai guru melakukan berbagai langkah seperti
mempersiapkan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik, mempersiapkan media yang digunakan, merumuskan tujuan yang
akan dicapai, serta memahami kondisi peserta didik baik dari segi kemampuan akademik, latar belakang peserta didik dan kondisi
yang lainnya. Hal ini dikaitkan agar dalam proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran dispress peserta
didik dapat aktif dan hasil belajar dapat ditingkatkan. Dalam tahap pelaksanaan guru membagi kelompok menjadi
8 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 peserta didik dengan menunjuk satu orang sebagai ketua
40 kelompoknya. Kemampuan guru dalam membentuk kelompok
dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran dispress pada siklus I sudah baik. Hal ini terlihat dari
pembentukan kelompok yang didasarkan secara heterogen yaitu pemerataan kemampuan akademik peserta didik dan jenis kelamin
peserta didik. Dalam satu kelompok tidak hanya peserta didik yang pandai saja atau yang sama jenis kelaminnya, melainkan
pembagian kelompok secara merata. Sebelum masuk diskusi kelompok guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada peserta
didik serta mengulang materi yang lalu secara ringkas. Hal ini dilakukan agar peserta didik lebih bersemangat dalam diskusi
kelompok. Pada siklus I kemampuan guru dalam memberikan
dorongan untuk aktif kepada peserta didik dan bantuan kepada kelompok yang membutuhkan masih terasa kurang. Hal ini terlihat
dari masih banyak peserta didik atau kelompok yang kurang aktif, baik dalam bertanya maupun menyampaikan pendapat atau
tanggapan. Pada pelaksanaan diskusi kelompok siklus I hanya ada 4 peserta didik yang bertanya kepada guru. Guru dalam
membimbing jalannya diskusi dan presentasi kelompok juga masih terasa kurang. Peserta didik banyak yang kurang aktif dalam
bekerja sama mendiskusikan materi dengan teman sekelompoknya. Setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model
41 pembelajaran dispress siklus I selesai guru menyimpulkan materi
yang telah didiskusikan oleh peserta didik. Pada akhir pelaksanaan tindakan siklus I guru memberikan
tes kepada peserta didik untuk mengukur keberhasilan belajar. Adapun hasil tes pada siklus I diperoleh nilai tertinggi yaitu 90
sebanyak dua peserta didik dan nilai terendah 40 yaitu satu peserta didik. Adapun peserta didik yang tuntas belajar yaitu yang
mendapatkan nilai ≥ 62 sebanyak 29 peserta didik atau presentase
ketuntasan klasikal yaitu 72,5 dan peserta didik yang tidak tuntas belajar yaitu yang mendapat nilai kurang dari 62 sebanyak 11
peserta didik atau 27,5 serta nilai rata-rata 63,75. d. Refleksi
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada siklus I maka diadakan refleksi yang berupa koreksi terhadap
tindakan yang telah dilaksanakan. Refleksi pada siklus I digunakan untuk mengubah strategi dan sebagai perbaikan pembelajaran pada
siklus II. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada
siklus I, diadakan refleksi berupa koreksi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. Dari refleksi yang dilaksanakan didapat hasil sebagai
berikut: 1 Masih banyak peserta didik yang pasif baik dalam bertanya kepada guru maupun kelompok yang melakukan presentasi, 2 guru
harus lebih kreatif dalam memberikan dorongan untuk aktif kepada
42 peserta didik atau kelompok, yaitu dengan cara bahwa semua akan
dinilai, 3 berdasarkan hasil tes yang diberikan oleh guru siklus I belum mencapai indikator penelitian yang ditetapkan. Sehingga
dilaksanakan siklus berikutnya yaitu siklus II.
3. Hasil Penelitian Siklus II