1.2. Mekanisme Koping
1.2.1. Pengertian
Mekanisme koping atau mekanisme pertahanan diri dapat diartikan sebagai apa yang dilakukan oleh individu untuk menguasai situasi yang dinilai
sebagai suatu tantangan atau ancaman. Jadi koping lebih mengarah pada apa yang individu lakukan untuk mengatasi tuntutan-tuntutan yang penuh tekanan
atau membangkitkan emosi. Dengan kata lain, mekanisme koping adalah bagaimana reaksi orang menghadapi strestekanan Siswanto, 2007.
Menurut Stuart, 2007 dalam Mutoharoh, 2009, mekanisme koping adalah tiap upaya yang ditunjukan untuk penatalaksanaan stres, termasuk
penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk pertahanan diri. Jadi dapat disimpulkan bahwa mekanisme koping
merupakan suatu tindakan atau upaya yang dilakukan individu terhadap tekanan baik fisik maupun psikologis yang berasal dari luar maupun dari dalam untuk
mempertahankan diri.
1.2.2. Penggolongan Mekanisme Koping
Berdasarkan penggolongannya mekanisme koping dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Mekanisme koping adaptif adalah mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya
adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif.
Universitas Sumatera Utara
2. Mekanisme koping maladaptif adalah mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan
cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihan tidak makan, bekerja berlebihan, menghindar Mustikasari, 2006.
1.1.3. Jenis-jenis Mekanisme Koping
Menurut Lazarus dan Flokman, 1984 dalam Nasir Muhith, 2011, dalam melakukan koping ada dua mekanisme koping yang bisa dilakukan yaitu:
1. Koping yang fokus pada masalah Problem focused coping mechanisme. Yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur atau mengubah
masalah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya yang menyebabkan terjadinya tekanan. Problem focused coping mechanisme ditujukan untuk
mengurangi demands dari situasi yang penuh dengan stres atau memperluas sumber untuk mengatasinya. Seseorang cenderung menggunakan metode
Problem focused coping mechanisme apabila mereka percaya bahwa sumber atau demands dari situasi dapat diubah.
Menurut Stuart, 2005 dalam Yanti, A, 2012, mekanisme koping yang dipakai dalam Problem focused coping mechanisme antara lain sebagai
berikut : a. Confrontative coping: usah untuk mengubah keadaan yang dianggap
menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi, dan pengambilan resiko.
b. Seeking social support: usaha untuk mendapatkan kenyamanan dan bantuan informasi dari orang lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Planful problem solving: usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara hati-hati, bertahap, dan analitis.
2. Koping yang fokus pada emosi Emotion focused coping mechanisme. Yaitu usaha untuk mengatasi stres denga cara mengatur respon
emosional dalam rangka penyesuaian diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi dan situasi yang dianggap penuh tekanan.
Emotion focused coping mechanisme ditujukan untuk mengontrol respon emosional tehadap situasi stres. seseorang dapat mengatur respon
emosionalnya melalui pendekatan dan penilaian kognitif. Adapun bagian dari mekanisme koping Emotion focused coping
mechanisme menurut Stuart, 2005 dalam Yanti, A, 2012, diantaranya : a. Denial, melakukan bloking atau menolak terhadap kenyataan yang ada
dirasa mengancam integritas individu yang bersangkutan. b. Rasionalisasi, menggunakan alasan yang diterima oleh akal dan diterima
oleh orang lain untuk menutupi ketidakmampuannya. Dengan rasionalisasi kita tidak hanya dapat membenarkan apa yang kita lakukan,
tetapi juga sudah selayaknya berbuta demikian secara adil. c. Kompensasi, menunjukan tingkah laku untuk menutupi ketidakmampuan
dengan menonjolkan sifat yang baik, karena frustasi di suatu bidang maka mencari kepuasan di bidang yang lain. Kompensasi muncul karena adanya
perasaan kurang mampu. d. Represi, yaitu dengan melupakan masa-masa yang tidak menyenangkan
dari ingatan dan hanya mengingat waktu-waktu yang menyenangkan.
Universitas Sumatera Utara
e. Sublimasi, yaitu mengekspresikan atau menyalurkan perasaan, bakat atau kemampuan dengan sikap yang positif.
f. Identifikasi, yaitu meniru cara berfikir, ide dan tingkah laku orang lain. g. Regresi, yaitu sikap seseorang yang kembali kemasa lalu atau bersikap
seperti anak kecil. h. Proyeksi, yaitu menyalahkan orang lain atas kesulitan sendiri atau
melampiaskan kesalahannya kepada orang lain. i. Konversi, yaitu mentransper raksi psikologi ke gejala fisik.
j. Displacement, yaitu reaksi emosi terhadap seseorang kemudian diarahkan kepada orang lain.
1.1.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mekanisme Koping