1.2.5. Bahaya Fisik Pada Remaja
Bahaya-bahaya fisik pada remaja biasanya timbul akibat reaksi bahaya- bahaya psikologis. Minsal, kegemukan bukan lagi di anggap sebagai bahaya
fisik semata, namum sudah mengarah pada hambatan perilaku dan penyesuaian sosial, seperti timbulnya sikap permusuhan terhadap temannya
penampilan fisiknya yang gemuk. Dia dianggap bodoh, rakus, dan sebagainya. Adapun bahaya fisik yang sering terjadi pada remaja diantaranya yaitu
kematian, bunuh diri, cacat fisik, kecanggungan dan kekakuan Pieter dan Lubis, 2010.
1.2.6. Bahaya psikologis pada remaja
Menurut Pieter dan Lubis, 2010, ada beberapa bahaya psikologis pada remaja diantaranya :
a. Kesulitan belajar Adapun faktor-faktor penyebab kesulitan belajar remaja adalah kondisi
fisiologis, kepribadian, daya intelektual, aktivitas remaja dan sisio-ekonomi. Adapun dampak buruk dari kesulitan belajar adalah Under achieve, ialah
berprestasi dibawah potensi, prestasi belajar menurun, kurang teliti, dan sulit berkonsentrasi.
b. Kesulitan bergaul Sebenarnya, pergaulan ialah media kesuksesan. Akibat buruk kesulitan
bergaul yaitu sulit berorientasi pikiran sempit dan tidak objektif, sulit menerima pendapat orang lain, bertingkah laku serba salah dan kaku,
Universitas Sumatera Utara
berprasangka buruk, menarik diri dan kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
c. Kesulitan hubungan keluarga Hubungan keluarga yang buruk dapat dilihat dari frekuensi pertengkaran
sesama keluarga, mengkritik, dan komentar yang merendahkan. Hubungan keluarga yang buruk dapat berkembang keluar rumah, seperti maladaptasi.
d. Kesulitan dalam perilaku sosial Ciri-ciri ketidakmampuan remaja membina hubungan sosial yaitu suka
membuat diskriminasi, membuat nilai standar tertentu dalam kelompok, senang mencari perhatian, suka menggunakan pakaian mencolok,
menggunakan kata-kata yang tidak lazim, sombong, agresif, dan anti sosial.
e. Perilaku seksual Faktor-faktor penyebab ketidakmampuan remaja dalam membina
hubungan dan perilaku seksual yaitu merasa kurang, menarik di hadapan lawan jenis, merasa tidak senang dengan lawan jenis, terputusnya
hubungan sosial, menolak peran seksual yang telah diakui masyarakat, dan senang membahas masalah-masalah seksual.
f. Perilaku moral Remaja meletakkan standar perilaku yang kurang realistik bagi diri sendiri
akan merasa bersalah apabila mereka tidak mampu mencapai standar yang telah ditetapkan. Hal ini dapat menyebabkan terputusnya hubungan
emosional dengan anggota keluarga dan teman sebaya.
Universitas Sumatera Utara
1.2.7. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja