Mekanisme koping remaja pasca gempa di desa Cang Duri

yang dialami saat ini sehingga remaja desa Cang Duri tidak ada yang mengalami stres dengan katagori berat.

5.2.2. Mekanisme koping remaja pasca gempa di desa Cang Duri

kecamatan Ketol kabupaten Aceh Tengah. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar remaja desa Cang Duri menggunakan mekanisme koping yang fokus pada emosi yaitu 30 orang 56,6, dalam hal ini remaja lebih menggunakan mekanisme koping yang fokus pada emosi dikarenakan remaja lebih mengutamakan emosinya dalam menghadapi masalah untuk meringankan beban yang dihadapi. Hal ini sesuai dengan penelitian Sari, P, 2013, yang menyatakan bahwa remaja lebih banyak menggunakan mekanisme koping yang fokus pada emosi dari pada mekanisme koping yang fokus pada masalah yaitu dari 168 remaja didapatkan 90 remaja atau 53,89 remaja menggunakan mekanisme koping fokus pada emosi. Remaja yang menggunakan mekanisme koping yang fokus pada emosi dapat dikaitkan dengan karakteristik remaja yang seluruhnya beragama Islam atau 53 orang 100, hal ini sesuai dengan pendapat Broom dan Selznick, 1981 dalam Sari, P, 2013 yang menyatakan bahwa agama berperan penting dalam memberikan dorongan psikologis dan membantu individu yang mengalami kesulitan serta memberikan jawaban mengenai berbagai masalah. Pada umumnya, para pemeluk agama Islam telah diajarkan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan seperti sholat, puasa, membaca Al-Quran, berdoa ketika menghadapi masalah. Terlihat pada jawaban kuesioner dimana remaja menganggap bencana gempa Universitas Sumatera Utara yang terjadi merupakan ujian dari Tuhan yaitu 47,2 menjawab sangat sering dan remaja merasa tenang dengan berzikir dan berdoa’ dalam menghadapi masalah yaitu 47,2 menjawab sering. Hal ini juga di jelaskan didalam Al- Qur’an Surat Al-Baqarah: ayat 153 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman mintalah pertolongan pada Allah dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. Adapun maksud ayat tersebut, bahwa semua orang-orang yang beriman yang sedang menghadapi kesulitan maka mintalah pertolongan kepada Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Sebagian besar remaja yang menggunakan mekanisme koping yang fokus pada emosi dapat juga dikaitkan dengan usia responden, dimana responden penelitian ini adalah usia remaja. Usia remaja merupakn usia yang mengalami banyak perubahan, masa transisi ke usia dewasa, dimana pada masa usia remaja sebagian besar cenderung mengedepankan keadaan emosinya. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden dimana remaja lebih memilih bermain dengan teman-temannya untuk melupakan masalah yang dialami yaitu 41,5 menjawab sering. Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa remaja lebih memilih mencari ketenangan emosi dalam menghadapi masalah yang terjadi agar masalah yang di alami tidak menjadi beban yang berat untuk diselesaikan. Karena mekanisme koping yang fokus pada emosi merupakan suatu usaha untuk mengatur emosi seseorang dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Penelitian ini dijumpai juga remaja yang menggunakan mekanisme koping yang fokus pada masalah yaitu 23 orang 43,4. Mekanisme koping yang fokus Universitas Sumatera Utara pada masalah merupakan mekanisme koping yang mengacu pada pemecahan masalah yang dihadapi, dalam penelitian ini sebagian remaja yang mengunakan mekanisme koping yang fokus pada masalah dengan cara remaja mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang masalah yang di hadapi yaitu 39,6 menjawab sering dan remaja memilih curhat dengan keluarga atau teman untuk mendapatkan solusi tentang masalah yang dihadapi yaitu 34 menjawab sering. Hal ini didukung oleh pendapat Widyarini, 2006 dalam Yundahari, 2007, menyatakan bahwa berbagi cerita dengan orang lain mengenai diri atau persoalan yang dihadapi dapat memberikan kondisi psikologis yang meringankan juga menemukan jalan keluar dari masalah yang kita hadapi, membuat stres berkurang, kecemasan berkurang, serta berpengaruh positif terhadap kesehatan fisik dan emosi. Universitas Sumatera Utara 46

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan