hydrocortisone dari korteks adrenal Guyton, 2006. Efek dari kortisol adalah mobilisasi protein dari otot dan asam lemak yang berasal dari adipose,
peningkatan lemak di hepar, dan juga sebagai suatu respon anti-inflamasi Guyton, 2006.
Sistem saraf simpatis bertanggung jawab untuk menstimulasi simpatis baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu dengan aktivasi pelepasan
catecholamines dari medula adrenal Guyton, 2006. Seperti epinefrin dan non- epinefrin, hormon ini juga memberi efek kepada organ target dengan cara yang
sama yaitu peningkatan nadi jantung, inhibisi fungsi sistem pencernaan, dilatasi pupil dan respon lain yang berkaitan dengan aktivasi simpatis Guyton,
2006. Kedua cabang simpatis dan parasimpatis sistem saraf otonom diaktivasi secara terus-berterusan dan kronis akan menyebabkan terjadinya degenerasi
dan disfungsi. Jika stres tersebut bersifat kronis, bahan kimia termasuk
neurotransmiter dan hormon akan menetap di aliran darah. Stres yang berkepanjangan boleh menyebabkan nyeri kepala, penurunan fungsi sistem
imun, lelah, kelainan jantung, depresi dan gangguan mental emosional yang lain Carruthers, 2006.
2.1.5. Gejala dan tanda stres
Respon stres dapat wujud secara fisologis ataupun berupa perilaku. Respon stres secara fisiologis mencakup simptom seperti sakit perut,
sedangkan respon stres yang berupa perilaku termasuk pengurangan produktivitas dan absenteeism Robbins, 2001. Jenis simptom dari stres:
1. Stres perilaku:
Ketidaksabaran, kecemasan, sungguh impulsif, hiperaktivitas, cepat marah, terlalu agresif, menghindari situasi yang sulit dan bekerja secara
berlebihan. 2.
Stres kognitif:
Universitas Sumatera Utara
Kebingungan daya ingat yang sering, pemikiran negatif yang konstan, ketidakmampuan membuat keputusan, sulit untuk menyelesaikan tugas,
bersikap kaku dan sulit untuk berkonsentrasi.
3. Stres somatik:
Tekanan darah tinggi, senang terkena pilek, migrain, irritable bowel syndrome, ulser, serangan jantung, angina, strokes, asma dan ruam kulit
Cohen, 2002 dalam Ornelas and Kleiner, 2003.
2.1.6. Penanggulangan stres Coping with stress
Setiap individu memberi respon yang berbeda terhadap stres. Penanggulangan stres merupakan pikiran dan perilaku yang dibutuhkan untuk
mengelola permintaan secara internal dan eksternal yang ditafsirkan sebagai stres Folkman Moskowitz, 2004.
Hubungan antara penanggulangan stres dengan kejadian stres adalah suatu proses dinamik Folkman Moskovitz, 2004. Jadi, penanggulangan
stres bukan aksi yang berlaku sekali saja tetapi merupakan peristiwa yang berlangsung dari waktu ke waktu di mana individu dengan lingkungan saling
mempengaruhi. Keperibadian seseorang dapat berpengaruh terhadap cara bagaimana
individu tersebut menanggulangi peristiwa yang stres. Karakteristik ini boleh disebabkan oleh faktor genetik Kozak, Strelau, Mike, 2005 dan faktor
lingkungan Repetti, Taylor, Seeman, 2002. Terdapat empat tipe metode penanggulangan stres yaitu kognitif, emosional, perilaku dan fisik.
Tabel 2.1. Metode penanggulangan stres Bernstein Nash, 2006 Tipe metode
Penjelasan Kognitif
Menganggap stresor itu sebagai tantangan dan mengelakkan dirinya dari perfectionism.
Emosional Mencari dukungan sosial dan mendapat nasehat dari yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Perilaku Melaksanakan rencana manajemen waktu dan berusaha untuk
mengubah pola hidup untuk eliminasi stresor. Fisik
Pelatihan relaksasi yang progresif, berolahraga dan meditasi.
2.2. Olahraga 2.2.1. Jenis Olahraga