Pada penyakit DM, seperti juga pada penyakit lain, usaha pencegahan terjadi atas : •
Pencegahan primer : mencegah agar tidak timbul penyakit DM tersebut
• Pencegahan sekunder : walaupun sudah terjadi penyakit, mencegah agar tidak
timbul komplikasinya •
Pencegahan tersier : usaha mencegah agar tidak terjadi kecacatan lebih lanjut,
walaupun sudah terjadi komplikasi.
26,41,43
2.3.5 Faktor-faktor yang berpengaruh pada terjadinya Diabetes Melitus :
• Faktor genetik
• Faktor kegiatan jasmani yang kurang
• Faktor nutrisi berlebih dan kegemukan
• Faktor lain, obat, hormone, seperti obat steroid, tiazid dll
42
2.3.6 Orang yang mempunyai risiko tinggi untuk mengidap diabetes mellitus :
• Ibu dengan riwayat melahirkan anak 4 kg
• Ibu yang pernah mengidap DM gestasional
• Anak yang kedua orang tuanya mengidap DM
• Orang dengan gaya hidup ke arah yang kurang kegiatan jasmani
• Orang dengan hipertensi, dislipidemia, atau kegemukan
42
Universitas Sumatera Utara
2.3.7 Pengelolaan
Pengelolaan DM bertujuan bukan hanya untuk menghilangkan keluhan dan gejala penyakit, tetapi sekaligus juga untuk mencegah terjadinya komplikasi baik komplikasi
mikrovaskular, makrovaskular, maupun neuropati.
26,29,41,43
Tujuan
26,29,41,43
a. Jangka pendek
: menghilangkan keluhan gejala DM dan mempertahankan rasa nyaman
b. Jangka panjang : mencegah komplikasi, baik makroangiopati, mikroangiopati
maupun neuropati, dengan tujuan akhir menurunkan morbiditas dan mortalitas DM
c. Cara
: menormalkan kadar glukosa, lipid dan insulin, serta memantau segala komplikasi
d. Kegiatan
: mengelola pasien secara holistik, mengajarkan perawatan mandiri
Hal-hal yang perlu dilakukan pada pengelolaan pasien DM •
Anamnesis keluhan dan gejala hiperglikemia maupun keluhan dan gejala komplikasi
26,41,44
• Pemeriksaan jasmani lengkap
- TB, BB, TD, rabaan nadi kaki
- Tanda neuropati dicari
- Pemeriksaan keadaan kaki, kulit, kuku
- Pemeriksaan visus, funduskopi, lensa, dan katarak
• Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan, tergantung fasilitas yang tersedia :
Universitas Sumatera Utara
- Hb, hitung leukosit, LED, hitung jenis leukosit
- Glukosa darah puasa dan 2 jam sesudah makan
- Urinalisis rutin, Albumin urin kuantitatif 24 jam atau mikroalbuminuria
- Albumin serum, Kreatinin, SGPT
- Kolesterol total, kolesterol HDL, trigliserida
- EKG, Foto paru, Funduskopi
• Penyuluhan Edukasi sepintas mengenai :
- Apakah penyakit DM itu
- Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM
- Perencanaan makan
- Kegiatan jasmani
- Obat berkhasiat hipoglkemik dan hipoglikemia
- Penyulit DM
- Perawatan kaki
2.3.7.1 Pilar utama pengelolaan DM
1. Penyuluhan Edukasi
41,43
2. Perencanaan makan 3. Latihan jasmani
4. Obat berkhasiat hipoglikemik
Pada dasarnya pengelolaan DM tanpa dekompensasi metabolic dimulai dengan pengaturan makan disertai dengan kegiatan jasmani yang cukup selama beberapa waktu
Universitas Sumatera Utara
4-8 minggu. Bila setelah itu kadar glukosa darah masih belum dapat memenuhi kadar sasaran metabolik yang diinginkan Lihat Sasaran pengendalian glukosa darah, baru
diberikan obat hipoglikemik oral OHO atau suntikan insulin sesuai dengan indikasi.
41
Dalam keadaan dekompensasi metabolik, misalnya ketoasidosis, DM dengan stress berat, berat badan yang menurun dengan cepat, insulin atau OHO dapat segera
diberikan. Pemantauan kadar glukosa darah bila dimungkinkan dapat dilakukan sendiri dirumah, setelah mendapat pelatihan khusus.
41
2.3.7.2 Obat berkhasiat hipoglikemik Obat hipoglikemik oral OHO
Pada umumnya dalam menggunakan obat hipoglikemik oral OHO, baik golongan sulfonylurea, metformin, maupun inhibitor glukosidase alfa, harus diperhatikan benar
fungsi hati dan ginjal. Tidak dianjurkan untuk memberikan OHO tersebut pada penderita dengan gangguan fungsi hati atau ginjal.
44
2.3.7.3 Insulin
44
Indikasi penggunaan insulin pada DM tipe 2 •
Ketoasidosis, koma hiperosmolar dan asidosis laktat •
Stress berat infeksi sistemik, operasi besar •
Berat badan yang menurun dengan cepat •
Kehamilan DM gestasional yang tidak terkendali dengan perencanaan makan •
Tidak berhasil dikendalikan dengan OHO atau ada indikasi kontra dengan OHO
Universitas Sumatera Utara
2.3.8 Kriteria pengendalian
Untuk dapat mencegah komplikasi kronik, diperlukan pengendalian DM yang baik. Diabetes mellitus terkendali baik tidak berarti hanya kadar glukosa darahnya saja yang
baik, tetapi harus secara menyeluruh kadar glukosa darah, status gizi, tekanan darah, kadar lipid.
44
Kriteria pengendalian DM
44
Baik Sedang
Buruk Glukosa darah puasa mgdl
Glukosa darah 2 jam PP mgdl Kolesterol total mgdl
Kolesterol LDL mgdl Kolesterol HDL mgdl
Trigliserida mgdl dengan PJK BMI IMT wanita kgm
2
BMI IMT pria kgm
2
Tekanan darah mmHg 80-109
110-159 200
100 45
150 18,5-22,9
29,0-24,9 14090
110-139 160-199
200-239 100-129
35-45 150-199
23-25 25-27
140-16090- 95
140 200
240 130
35 200
25 atau 18,5
27 atau 20,0
16095
Universitas Sumatera Utara
Untuk pasien berumur lebih dari 60 tahun, sasaran kadar glukosa darah lebih tinggi dari biasa puasa 150 mgdl, dan sesudah makan 200 mgdl, demikian pula kadar lipid,
tekanan darah, dan lain-lain, mengacu pada batasan kriteria pengendalian sedang. Hal ini dilakukan mengingat sifat-sifat khusus pasien usia lanjut dan juga untuk mencegah
kemungkinan timbulnya efek samping dan interaksi obat.
41,44
Pengelolaan jangka panjang DM dapat dibagi atas 2 : yaitu
26,41,44
- Kontrol glukosa darah
- Deteksi komplikasi, faktor risiko serta pengelolaannya.
Mengingat diabetes tidak dapat disembuhkan, maka yang penting adalah deteksi dini dan pengendalian diabetes komplikasinya.
26,41,42,43,44
Untuk mencegah terjadinya kecacatan akibat komplikasi DM yang sudah terjadi, tentu saja harus dimulai dengan deteksi dini komplikasi DM agar kemudian komplikasi
dapat dikelola dengan baik di samping tentu saja pengelolaan untuk mengendalikan kadar glukosa darahnya.
26,41,42,43,44
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian dilakukan secara cross sectional study potong lintang, bentuk observasi non eksperimental.
Pengukuran variabel dilakukan hanya satu kali.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP Haji Adam Malik Medan bekerjasama dengan Departemen Ilmu
Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2011 sampai dengan April 2011.
Penelitian dihentikan bila jumlah sampel minimal tercapai atau waktu pengambilan sampel telah mencapai tiga bulan.
3.3 Populasi dan subjek Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah pasien yang menderita DM tipe 2 yang mengalami stroke yang dirawat diruang rawat inap bagian Ilmu Penyakit Saraf RSUP H. Adam Malik
Medan dengan usia diatas 40 tahun bekerjasama dengan Departemen Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara