BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI SINUS PARANASAL
Ada delapan buah sinus paranasal, empat buah di tiap sisi hidung. Sinus frontal kanan dan kiri, sinus etmoid kanan dan kiri, sinus maksila kanan dan kiri
dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Semua rongga hidung tersebut merupakan kelanjutan dari mukosa hidung yang berisi udara dan semua bermuara di rongga
hidung melalui ostium masing-masing. Ballanger, 2002 Sinus paranasal pada fase embriologik berasal dari invaginasi mukosa
rongga hidung dan berkembang sejak usia fetus 3-4 bulan, kecuali sinus sfenoid dan sinus frontalis. Soetjipto, 2007. Sinus maksila berkembang pada saat bulan
ketiga masa gestasi sedangkan sinus etmoid berkembang pada saat bulan kelima masa gestasi. Lee, 2008. Sinus frontal berkembang dari sinus etmoid anterior
pada anak berusia kurang dari 8 tahun. Sinus sfenoid berkembang sejak usia 8-10 tahun dan berasal dari bagian postero-superior rongga hidung. Pada umumnya
sinus-sinus tersebut akan mencapai besar maksimal pada usia 15-18 tahun. Soetjipto, 2007.
Pembagian sinus paranasal: a.
Sinus frontal Bentuk dan ukuran sinus frontal sangat bervariasi, dan seringkali juga
sangat berbeda bentuk dan ukurannya dari sinus pasangannya. Ukuran rata-rata sinus frontal yaitu tinggi 3 cm, lebar 2-2,5 cm, dalam 1,5-2 cm dan isi rata-rata 6-
7 ml. Dinding depan sinus frontal hampir selalu diploik, terutama pada bagian luar atau sudut infero-lateral dan pada sulkus superior tempat pertemuan dinding
anterior dan posterior. Ballanger, 2002. Sinus frontal biasanya bersekat-sekat dan tepi sinus berlekuk-lekuk. Apabila pada foto rontgen tidak ditemukan adanya
gambaran septum atau lekuk-lekuk dinding sinus, maka hal tersebut menunjukkan adanya infeksi sinus. Sinus frontal berdrainase melalui ostiumnya yang terletak di
Universitas Sumatera Utara
resesus frontal, yang berhubungan dengan infundibulum etmoid. Soetjipto, 2007.
Dinding anterior dan dasar sinus frontal merupakan tulang yang mempunyai sumsum, dimana osteomielitis dapat berkembang. Dasar dari sinus
frontales merupakan atap orbita. Dinding posterior sinus frontal membentuk batas anterior dari fossa kranial, sehingga infeksi pada sinus dapat berpindah ke fossa
kranial bagian anterior dan orbita. Maqbool, 2001
b. Sinus Etmoid
Sinus etmoid pada orang dewasa berbentuk seperti piramid dengan dasarnya pada bagian posterior. Ukurannya dari anterior ke posterior adalah 4-5
cm, tinggi 2,4 cm dan lebarnya 0,5 cm di anterior sedangkan di bagian posterior 1,5 cm. Soetjipto, 2007.
Sinus etmoid berongga-rongga yang terdiri dari sel-sel seperti sarang tawon, terdapat di dalam massa bagian lateral os etmoid dan terletak di antara
konka media dan dinding medial orbita.Soetjipto, 2007. Tulang-tulang etmoid mempunyai bidang horizontal dan bidang vertikal yang saling tegak lurus. Bagian
superior bidang vertical disebut krista gali dan bagian inferiornya disebut lamina perpendikularis os etmoid. Bidang horizontalnya terdiri dari bagian medial, yang
tipis dan berlubang-lubang disebut lamina kribrosa dan bagian lateral yang lebih tebal dan merupakan atap-atap sel-sel etmoid. Ballanger, 2002
Jumlah sel-sel tersebut bervariasi. Berdasarkan letaknya, sinus etmoid dibagi menjadi sinus etmoid anterior yang bermuara di meatus medius, sel etmoid
media yang bermuara ke meatus medius di atas bulla etmoid dan sinus etmoid posterior yang bermuara di meatus superior. Maqbool, 2001. Sel-sel sinus
etmoid anterior biasanya kecil-kecil dan banyak. Letaknya di depan lempeng- lempeng yang menghubungkan bagian posterior konka media dengan dinding
lateral lamina basalis, sedangkan sel-sel sinus etmoid posterior biasanya lebih besar dan lebih sedikit jumlahnya dan terletak di bagian posterior dari lamina
basal. Soetjipto, 2007
Universitas Sumatera Utara
Di bagian terdepan sinus etmoid anterior terdapat resesus frontal yang berupa bagian yang sempit yang berhubungan dengan dengan sinus frontal. Sel
etmoid yang terbesar disebut bula etmoid. Terdapat satu penyempitan di daerah etmoid anterior yang disebut dengan infundibulum, tempat bermuaranya ostium
sinus maksila. Pembengkakan atau peradangan di resesus frontal dapat menyebabkan sinusitis frontal dan pembengkakan di infundibulum dapat
menyebabkan sinusitis maksila.Soetjipto, 2007 Atap sinus etmoid yang disebut fovea etmoidalis berbatasan dengan
lamina fibrosa. Dinding lateral sinus adalah lamina papirasea yang sangat tipis dan membatasi sinus etmoid dari rongga orbita. Di bagian belakang sinus etmoid
posterior berbatasan dengan sinus sfenoid. Maqbool,2001
c. Sinus Maksila
Pada waktu lahir sinus maksila berupa celah kecil di sebelah medial orbita. Pada awalnya dasarnya lebih tinggi daripada dasar rongga hidung, kemudian terus
mengalami penurunan, sehingga pada usia delapan tahun menjadi sama tinggi. Perkembangannya berjalan kearah bawah dan amembentuk sempurna setelah
erupsi gigi permanen. Ukuran rata-rata pada bayi yang baru lahir 7-8 x 4-6 mm dan pada usia 15 tahun 31-32 x 18-20 x 19-20 mm dan isinya kira-kira 15 ml.
Ballanger, 2002 Sinus maksila berbentuk piramid. Dinding anterior sinus ialah permukaan
fasial os maksila yang disebut fosa kanina, dinding posteriornya adalah permukaan infra temporal maksila, dinding medialnya ialah dinding lateral rongga
hidung, dinding superiornya ialah dasar orbita dan dinding inferiornya ialah prosesus alveolaris dan palatum.Soetjipto, 2007
Antrum mempunyai hubungan dengan infundibulum di meatus medius melalui lubang kecil yaitu ostium maksila yang terdapat di bagian anterior atas
dinding medial sinus. Ballanger, 2002 Yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila adalah 1 dasar sinus
maksila berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu premolar P1 dan P2, Molar M1 dan M2, kadang-kadang gigi taring dan gigi molar M3. Bahkan akar-
Universitas Sumatera Utara
akar gigi tersebut dapat menonjol ke dalam sinus, sehingga infeksi gigi geligi dapat naik ke atas dan menyebabkan sinusitis. 2. Sinusitis maksila dapat
menimbulkan komplikasi orbita. 3. Ostium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga drenase hanya tergantung dari gerak silia, lagipula
drenase juga harus melalui infundibulum yang sempit.Soetjipto, 2007.
d. Sinus Sfenoid
Sinus sfenoid terletak di os sfenoid, di belakang sinus etmoid posterior. Sinus sfenoid dibagi dua oleh sekat yang jarang terletak di tengah disebut septum
intersfenoid. Soetjipto, 2007. Ukuran sinus ini kira-kira pada saat usia 1 tahun 2,5 x 2,5 x 1,5, pada usia 9 tahun 15 x 12 x 10,5 mm. Isi rata-rata sekitar 7,5 ml
0,05-30 ml. Ballanger, 2002. Batas-batasnya ialah sebelah superior terdapat fossa serebri dan kelenjar
hipofisa, sebelah inferiornya atap nasofaring, sebelah lateral berbatasan dengan sinus kavernosus dan arteri karotis interna dan di sebelah posteriornya berbatasan
dengan fosa serebri posterior di daerah pons. Maqbool, 2001.
2.2 FUNGSI SINUS PARANASAL