Tinggi tanaman cm Jumlah akar

Pada perlakuan dengan metode potong rendam, rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun dan banyak akar bervariasi sedangkan pada perlakuan kontrol memiliki rata-rata jumlah daun, tinggi tanaman yang tidak berbeda jauh dengan perlakuan, tetapi jumlah akar sedikit. Menurut Thakuria et al. 2004 bahwa mekanisme pertumbuhan tanaman oleh bakteri endofit dapat terjadi melalui beberapa cara diantaranya melarutkan senyawa fosfat, fiksasi nitrogen, merangsang pertumbuhan akar lateral dan menghasilkan hormon pertumbuhan seperti etilen, auksin dan sitokinin. Pengaruh bakteri endofit terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah akar kelapa sawit dapat dilihat di dalam grafik.

A. Tinggi tanaman cm

B. Jumlah daun helai T in g g i t a n a ma n cm Isolat jum la h da un he la i Isolat Universitas Sumatera Utara

C. Jumlah akar

Gambar 5. Histogram pengaruh isolat bakteri endofit dengan metode terhadap: A. Tinggi tanamancm; B. Jumlah daun helai; C.Jumlah akar. Dari Gambar 5a dapat dilihat bahwa kode isolat NFB 3, NFB 9 dan NFB 12 memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi. NFB 6 merupakan isolat paling kecil pengaruhnya dalam penambahan tinggi tanaman dibanding dengan isolat lainnya. Pada pertumbuhan kelapa sawit belum menunjukkan perbedaan yang sangat nyata dalam tinggi tanaman.Hal ini menunjukkan adanya kontribusi penambatan N 2 oleh bakteri diazotrof endofit yang diinokulasikan ke dalam tanaman kelapa sawit.Besarnya aktivitas enzim nitrogenase tergantung pada ekspresi dari setiap bakteri diazotrof endofit. Diketahui bahwa sekitar 90 penambatan N 2 pada tanaman kedelai terjadi selama periode perkembangan reproduktif dan 10 pada dua bulan pertama masa vegetatif Salisbury Rose, 1995. Pertumbuhan tanaman tergantung pada ketersediaan energi dan kemampuan bakteri penambat N 2 untuk bersaing dengan mikroba lain yang hidup dan berkembangbiaknya juga tergantung kepada sumber yang sama Alexander, 1976. Dari Gambar 5b yang diketahui bahwa NFB 4, NFB 9, NFB 13 dan NFB 18 lebih banyak memiliki daun dengan rata-rata 9 helai dan yang paling sedikit jumlah daunnya adalah NFB 6. Menurut Ozawa et al. 2000, kontribusi bakteri diazotrof endofit sangat nyata setelah fase pembungaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ozawa et al. 2000, yang menyatakan bahwa inokulasi isolat bakteri diazotrof endofit Ju m lah A k ar Isolat Universitas Sumatera Utara terkadang memberikan respon tanaman dengan aktivitas penambatan N 2 dan kadar N tanaman lebih tinggi daripada tanaman kontrol, namun secara rataan tidak berbeda nyata. Dari gambar Gambar 5c menunjukkan bahwa NFB 11, NFB 14, NFB 15 dan NFB 17 memiliki rata-rata jumlah akar yang lebih banyak dibandingkan tanaman lain dan kontrol. Menurut Vasudevan et al., 2002 bahwa bakteri endofit dapat merangsang tanaman untuk membentuk akar lateral. Jumlah akar yang meningkat dapat memperluas penyerapan unsur hara. Khalid et al., 2004 menyatakan pada gandum bahwa bakteri rizosfer dapat menghasilkan etilen, yang digunakan tanaman untuk meningkatkan panjang akar hingga 17,3, berat kering akar 13,5, panjang tajuk 37,7 dan berat kering tajuk gandum 36,3 dibanding kontrol. Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang isolasi dan uji kemampuan bakteri endofit diazotrof yang memfiksasi nitrogen bebas pada akar tanaman kelapa sawit Elaeis gueneensis Jaqc., dapat disimpulkan bahwa : 1. Tidak semua isolat bakteri endofit memiliki Asai Reduksi Asetilen ARA. 2. Isolat NFB2, NFB 3 dan NFB 4 menunjukkan nilai ARA yang tertinggi dibanding dengan isolat lain. 3. Isolat bakteri endofit yang memiliki ARA tertinggi memberikan pengaruh positif terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah akar.

5.2 Saran Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan bakteri endofit yang