Tujuan Penelitian Metode Penentuan Daerah Penelitian

3. Bagaimana tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi usahatani jagung di daerah penelitian ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut yaitu untuk : 1. Menganalisis berapa produksi dan produktivitas jagung di daerah penelitian. 2. Menganalisis apakah faktor produksi lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat- obatan mempengaruhi produksi usahatani jagung di daerah penelitian. 3. Menganalisis tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi usahatani jagung di daerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai: 1. Bahan informasi bagi pemerintah maupun lembaga lainnya dalam mengambil kebijaksanaan khususnya dalam bidang analisis usahatani tanaman jagung. 2. Bahan masukan bagi para pembaca dan khalayak ramai yang ingin mengetahui sampai sejauh mana perkembangan usahatani tanaman jagung. 3. Bahan untuk melengkapi skripsi yang merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana di Fakultas Pertanian USU, Medan. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA

PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Tim Karya Tani Mandiri, 2010. Tanaman jagung dikenal di Indonesia sejak 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentra produsen jagung paling luas di Indonesia, antara lain adalah provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Lampung dan Jawa Barat. Areal pertanaman jagung sekarang sudah terdapat di seluruh provinsi di Indonesia Rukmana, 2008. Menurut Purwono dan Hartono 2011 secara umum klasifikasi dan sistematika tanaman jagung sebagai berikut : Kingdom : Plantae tumbuh-tumbuhan Divisi : Spermatophyta tumbuhan berbiji Subdivisi : Angiospermae berbiji tertutup Kelas : Monocotyledone berkeping satu Ordo : Graminae rumput-rumputan Famili : Graminaceae Genus : Zea Spesies : Zea mays L. Universitas Sumatera Utara Tanaman jagung termasuk jenis tanaman semusim annual. Susunan tubuh morfologi tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan buah. Perakaran tanaman jagung terdiri atas empat macam akar , yaitu akar utama, akar cabang, akar lateral, dan akar rambut Rukmana, 2008. Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang akan berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60-300cm Purwono dan Hartono, 2011. Struktur daun jagung terdiri atas tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Jumlah daun tiap tanaman pohon bervariasi antara 8-48 helai. Ukuran daun berbeda-beda, yaitu panjang antara 30cm-150cm dan lebar mencapai 15cm Rukmana, 2008. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat di ketiak daun ke-6 dan ke-8 dari bunga jantan Purwono dan Hartono, 2011. Biji jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji, endosperm, dan embrio Rukmana, 2008. Universitas Sumatera Utara Tanah berdebu dan kaya hara dan humus cocok untuk tanaman jagung. Tanaman jagung toleran terhadap reaksi keasaman tanah pada kisaran pH 5,5- 7,0. Tingkat keasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung adalah pH 6,8 Rukmana, 2008. Salah satu cara untuk mengatasi rendahnya produktivitas jagung yaitu dengan perbaikan varietas. Varietas jagung yang unggul dapat berupa varietas hibrida. Penggunaan benih jagung hibrida biasanya akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi, tetapi mempunyai beberapa kelemahan antara lain harga benih yang mahal, hanya dapat digunakan maksimal dua kali turunan, dan tersedia dalam jumlah terbatas. Beberapa varietas unggul yang dapat dipilih adalah Hibrida C-1, Hibrida C-2, Hibrida Pioner 1, Hibrida Pioner 2, Hibrida IPB 4, Hibrida CPI-1, Kalingga, Wiyasa, Arjuna, Bastar Kuning, Kania Putih, Metro, Harapan, Bima, Permadi, Bogor Composite, Parikesit, Sadewa, Nakula, Hibrida CPI-2, Hibrida BISI-2, P-5, C-3 dan Semar 2 Purwono dan Hartono, 2011. Manfaat penggunaan benih unggul jagung bersertifikat adalah menghemat jumlah pemakaian benih persatuan luas areal, pertumbuhan tanaman relatif seragam, tingkat kemasukan merata sehingga dapat mengurangi besarnya kehilangan atau susut hasil, menjamin peningkatan hasil secara optimal, dan meningkatkan pendapatan usahatani Rukmana, 2008. Agar hasil panen maksimal, diperlukan teknik pengolahan lahan sebelum ditanami. Pengolahan lahan diawali dengan pembersihan lahan dari Universitas Sumatera Utara sisa-sisa tanaman sebelumnya, kegiatan dilanjutkan dengan persiapan lahan yang diantaranya pembajakan agar diperoleh tanah yang gembur, untuk tanah yang keras perlu dibajak sedalam 30cm sedangkan tanah yang lunak cukup 15-20cm. Setelah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran sekitar 25-30cm dengan kedalaman 30cm. Pada lahan dengan pH kurang dari 5, harus diberi kapur, jumlah kapur yang diberikan berkisar antara 1-3 ton per-hektar Purwono dan Hartono,

2011. Waktu yang paling tepat untuk menanam jagung adalah pada awal musim hujan

September-November dan pada awal kemarau Februari-April. Jarak tanam bergantung pada varietas. Varietas berumur lama ditanam dengan jarak 100 x 40cm sehingga populasi mencapai 50.000 tanam per ha. Kondisi iklim mempengaruhi pola tanam, lahan kering beriklim basah, tumpang sari adalah pilihan terbaik. Agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, cara tanam jagung mempertimbangkan beberapa hal seperti, kedalaman penempatan benih berkisar 2,5-5cm, bergantung pada kondisi tanah, populasi tanam antara 20.000-200.000 tanamanha, cara tanam adalah dengan alur-alur yang dibuat teratur atau jarak tanam yang teratur dalam alur sehingga memungkinkan penyiangan mekanis dua arah Tim Karya Tani Mandri, 2010. Pemeliharaan tanaman jagung di lapangan meliputi kegiatan pokok seperti, penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam dengan cara Universitas Sumatera Utara mengganti benih yang tidak tumbuh atau tumbuh abnormal. Selain penyulaman ada pengairan yang biasanya dilakukan 1-2 kali seminggu atau tergantung pada keadaan air tanah. Penjarangan tanaman dengan mencabut tanaman yang tumbuh kurang baik, untuk disisakan 1-2 tanaman paling baik perlubang tanam, waktu penjarangan dilakukan 2-3 minggu setelah tanam atau bersama-sama saat penyiangan. Penyiangan dilakukan pada tanaman jagung yang berumur ± 15 hari setelah tanaman atau pertumbuhan tanaman mencapai setinggi lutut Rukmana, 2008. Selama pertumbuhan, tanaman jagung membutuhkan ketersediaan unsur hara yang memadai. Untuk memenuhinya dilakukan pemupukan, jenis dan dosis pupuk harus mengacu pada hasil analisis tanah ataupun tanaman di labratorium Rukmana, 2008. Banyak macam hama yang dapat menggagalkan panen jagung. Bagian-bagian tanaman yang sering diserang pun sangat bervariasi. Ada hama yang menyukai daun yang masih muda, pucuk daun, pangkal batang, dan akar tanaman. Hampir semua bagian tanaman jagung dapat menjadi sasaran serangan hama. Jadi, mencegah ataupun memberantasnya merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam membudidayakan tanaman jagung Tim Karya Tani Mandiri, 2010. Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tuamatang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung juga dapat dibedakan dalam empat tingkat : masak susu, masak lunak, masak tua, dan masak keringmasak mati. Ciri jagung Universitas Sumatera Utara yang siap di panen adalah : umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam, jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga, biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas Tim Karya Tani Mandiri, 2011. 2.2 Landasan Teori Produksi adalah suatu kegiatan dalam penciptaan nilai tambah dari input atau masukan untuk menghasilkan output berupa barang dan jasa yang diperoleh dengan suatu kegiatan yang namanya proses produksi, dengan sasaran menetapkan cara yang optimal dalam menggabungkan masukan untuk meminimumkan biaya, sehingga perusahaan dapat mampu menciptakan kualitas produk yang lebih baik dan efisien yang lebih tinggi dalam proses produksinya Hernanto, 1991. Proses produksi diartikan sebagai kaidah-kaidah atau yang dapat digunakan dalam sumber daya yang terbatas dalam proses produksi agar tercapai hasil maksimum. Ukuran dari terjadinya peningkatan produksi pertanian secara nasional adalah nilai pertumbuhan produksi hasil-hasil pertanian dalam harga konstan. Kemampuan tanaman memberikan suatu hasil produksi ditentukan oleh bibit, iklim dan lahan Simanjuntak, 2004. Faktor produksi adalah input produksi seperti, alam, tenaga kerja, modal, pengelolaan manajemen yang akan mempengaruhi produksi usahatani jagung. Faktor produksi alam dan tenaga kerja sering disebut faktor produksi primer, faktor produksi modal dan pengelolaan disebut faktor produksi sekunder. Ada literatur yang menambahkan faktor produksi teknologi sebagai faktor ke lima. Namun di sini dinyatakan bahwa faktor Universitas Sumatera Utara teknologi itu bukan terpisah, melainkan masuk ke masing-masing faktor produksi di atas. Maksudnya ada teknologi yang berhubungan dengan alam, ada teknologi tersendiri dalam tenaga kerja, dalam modal dan dalam manajemen. Dengan demikian faktor-faktor produksi tetap empat Tarigan, 2007. Mubyarto 1995, mengatakan suatu fungsi produksi akan berfungsi ketika terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produksi output, dalam sektor pertanian terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produksi output yaitu sebagai berikut : 1. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi Pertanian Lahan sebagai salah satu faktor yang merupakan pabriknya hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani. Besar kecillnya produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan. 2. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Produksi Pertanian Tenaga Kerja merupakan penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaaan dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia masih menggantungkan hidupnya di sector pertanian. Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga sendiri yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, istri dan anak- anak petani. Tenaga kerja dari dalam keluarga petani merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dengan uang. 3. Pengaruh Penggunaan Pupuk Terhadap Produksi Pertanian Universitas Sumatera Utara Pemberian dosis pupuk yang tepat akan menghasilkan produk berkualitas. Pupuk yang sering digunakan adalah pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik berasal dari penguraian bagian-bagian atau sisa-sisa tanaman dan binatang, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk kompos. Sementara itu pupuk anorganik adalah pupuk yang sudah mengalami proses di pabrik misalnya urea, TSP dan KCL. 4. Pengaruh obat-obatan Terhadap Produksi Pertanian Obat-obatan dapat menguntungkan usahatani namun disisi lain pestisida dapat merugikan petani. Obat-obatan dapat kerugian bagi petani jika terjadi kesalahan pemakaian baik dari cara maupun komposisi. Kerugian tersebut antara lain pencemaran lingkungan, rusaknya buah, keracunan. Penggunaan obat-obatan bertujuan untuk mencegah serangan hama dan penyakit yang dapat mengakibatkan turunnya produksi dan kualitas buah. 5. Pengaruh Bibit Terhadap Produksi Pertanian Bibit menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Bibit yang unggul cenderung menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, sehingga semakin unggul bibit maka semakin baik produksi yang akan dicapai. Fungsi produksi adalah sebuah deskripsi matematis atau kuantitatif dari berbagai macam kemungkinan-kemungkinan produksi teknis yang dihadapi oleh suatu perusahaan Soekartawi, 1995. Di dalam ilmu ekonomi dikenal dengan yang namanya fungsi produksi yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik dengan faktor-faktor produksi. Dalam bentuk matematika sederhana fungsi produksi ini ditulis sebagai berikut: Pada regresi sederhana : Y = f X Universitas Sumatera Utara Pada regresi berganda : Y = f X1, X2, X3,……, Xn Dimana : Y = hasil produksi fisik X, X1, …, Xn = faktor-faktor produksi Mubyarto,1995. Dalam teori ekonomi diambil satu asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi produksi yaitu fungsi produksi dimana semua produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut The Law Of Diminishing Returns. Erat kaitannya dengan diminishing returns adalah produk marginal MP, yaitu perubahan jumlah output sebagai akibat perubahan 1 satuan input variabel. Dengan demikian bentuk dari kurva MP mula-mula meningkat kemudian kembali menurun. Sedangkan Produk Total TP menunjukkan tingkat produksi total pada berbagai tingkat penggunaan input variabel. Produk Rata-rata AP merupakan hasil rata-rata persatuan input variabel pada berbagai tingkat persamaan input itu, atau produk total dibagi dengan jumlah satuan dari input variabel. Gambar 1. kurva Law of Diminishing Returns Universitas Sumatera Utara Gambar 3 menunjukkan pada kurva TPP titik A merupakan titik inflection point, titik B merupakan titik optimum point dengan nilai EP = 1 dan pada saaat tenaga kerja bernilai 5 pada kurva TPP dikatakan maximum point dengan nilai EP = 0. Bagian 1 menunjukkan bahwa elastisitas produksinya EP 1, kondisi tersebut dikatan tidak efisien, bagian 2 menunjukkan bahwa kondisi tersebut dikatakan efisien karena daerah tersebut berada pada garis optimum dan maximum point dengan nilai 0 ≥ EP ≤ 1, sedangkan bagian 3 menunjukkan nilai EP 0 karena semakin jauh nilai dari titik maksimum maka nilai nya akan semakin kecil. Pengertian efisiensi sangat relatif, efisiensi diartikan sebagai penggunaan input sekecil- kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Situasi yang demikian akan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal NPM untuk suatu input sama dengan harga input atau dapat ditulis NPM= Px Soekartawi, 2003. Prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut seefisien mungkin. Pengertian efisien ini dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu : 1. Efisiensi Teknis yaitu suatu kondisi yang jumlah pemakaian input tertentu mempunyai average product dalam keadaan maksimum. 2. Efisiensi Ekonomi yaitu jika nilai produk marginal sama dengan harga faktor produksi Tarigan, K dan L. Sihombing, 2007. Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu dan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik-baiknya dan Universitas Sumatera Utara dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber tersebut menghasilkan pengeluaran yang melebihi masukan Soekartawi, 1995.

2.3 Kerangka Pemikiran

Jagung termasuk komoditi terpenting di Sumatera Utara, jagung termasuk ke dalam kelompok pangan strategis yang permintaanya terus meningkat setiap tahunnya, walaupun produksi jagung di Sumatera Utara terus meningkat tapi tidak dapat mencukupi kebutuhan permintaan yang akhirnya memaksa pemerintah untuk mengimport jagung. Setelah mengimport maka harga jagung import lebih murah dari pada jagung lokal yang mengakibatkan kerugian pada petani jagung lokal. Produksi merupakan suatu proses transformasi input menjadi output. Input dalam usaha tani jagung adalah luas lahan, tenaga kerja, pupuk, pestisida dan bibit. Sementara output dari usaha tani jagung adalah produksi jagung. Input dalam usaha tani tersebut mempunyai pengaruh terhadap produksi jagung. Penggunaan faktor-faktor produksi yaitu luas lahan, tenaga kerja, pupuk, obat-obatan dan bibit perlu dianalisis untuk mengetahui efisiensi ekonomi dari penggunaan faktor- faktor produksi tersebut terhadap jumlah produksi dengan cara membandingkan tiap- tiap faktor produksi terhadap jumlah produksi jagung. Usahatani jagung dikatakan memiliki efisiensi ekonomi apabila nilai efisiensi ekonomi sama dengan 1 dan dikatakan tidak efisien apabila nilai efisienis ekonominya lebih kecil ataupun kurang dari. Di dalam setiap kegiatan usahatani diperlukan analisis tingkat efisiensi. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah usahatani jagung sudah tergolong efisien dari segi penggunaan faktor-faktor produksinya. Saluran pemasaran merupakan aliran barang mulai dari produsen ke konsumen yang terjadi karena adanya lembaga pemasaran, perpindahan barang Universitas Sumatera Utara antar lembaga menimbulkan biaya oleh karena adanya biaya pemasaran maka timbulah perbedaan harga yang diterima oleh produsen dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen yang di sebut marjin pemasaran. Semakin pendek rantai pemasaran maka semakin efisien sistem pemasaran. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan dengan skema kerangka pemikiran sebagai berikut : Petani Usahatani jagung Produksi Faktor-faktor produksi : 1. Luas Lahan 2. Bibit 3. Pupuk 4. Tenaga Kerja 5. Obat- obatan Produktivitas Melebihi O ti l Optimal Belum Optimal Efisiensi Ek i Universitas Sumatera Utara Keterangan : Ada Hubungan Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian pada landasan teori dan identifikasi masalah, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Produksi dan produktivitas jagung di daerah penelitian tergolong tinggi. 2. Faktor luas lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan mempengaruhi produksi usahatani jagung di daerah penelitian. 3. Penggunaan faktor produksi pada usahatani jagung belum optimal. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive sengaja yaitu Desa Sei Mancirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Alasan penentuan dan penetapan daerah tersebut sebagai daerah penelitian karena desa Sei Mancirim Kecamatan Sunggal merupakan salah satu sentra produksi tanaman jagung di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dan dengan mempertimbangkan jarak, dan waktu dan ke daerah penelitian. Berikut adalah tabel daftar produksi jagung di Sumatra Utara dan khususnya Kab. Deli Serdang Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Jagung Menurut Kabupaten Kota Tahun 2011 KabupatenKota RegencyCity Luas Panen Harvested Area ha Produksi Production ton Rata-rata Produksi Yield Rate kwha KabupatenRegency 1. N i a s 36 127 35,39 2. Mandailing Natal 1 267 5 283 41,69 3. Tapanuli Selatan 2 149 12 463 58,00 4. Tapanuli Tengah 1 573 6 358 40,42 5. Tapanuli Utara 4 027 15 470 38,42 6. Toba Samosir 4 818 24 201 50,23 7. Labuhanbatu 870 3 403 39,11 8. A s a h a n 5 947 18 962 31,89 9. Simalungun 64 935 371 070 57,14 10. D a i r i 35 249 149 500 42,41 11. K a r o 65 318 369 848 56,62

12. Deli Serdang 23 204

85 405 36,81 13. L a n g k a t 17 671 121 803 68,93 14. Nias Selatan 420 1 568 37,34 15. Humbang Hasundutan 926 2 827 30,52 16. Pakpak Bharat 3 052 12 128 39,74 17. Samosir 2 941 9 224 31,36 18. Serdang Bedagai 11 642 43 426 37,30 19. Batu Bara 1 750 8 139 46,51 Universitas Sumatera Utara 20. Padang Lawas Utara 428 1 524 35,60 21. Padang Lawas 648 2 405 37,11 22. Labuhanbatu Selatan 926 3 915 42,28 23. Labuhanbatu Utara 929 4 066 43,77 24. Nias Utara 119 406 34,10 25. Nias Barat 34 120 35,21 KotaCity 71. S i b o l g a - - - 72. Tanjungbalai 19 60 31,56 73. Pematangsiantar 2 922 14 966 51,22 74. Tebing Tinggi 38 112 29,36 75. M e d a n 265 997 37,61 76. B i n j a i 870 3 226 37,08 77. Padangsidimpuan 242 1 449 59,87 78. Gunungsitoli 56 194 34,71 Sumatera Utara 255 291 1 294 645 50,71 SumberSource : BPS Provinsi Sumatera UtaraBPS-Statistics of Sumatera Utara Province Tabel 3. Tabel Produksi Menurut Kecamatan Tahun 2011 Kecamatan Produksi Gununung Meriah 681 STM Hulu 1.712 Sibolangit 947 Kutalimbaru 7.696 Pancur Batu 7.172 Namo Rambe 4.252 Biru-Biru 2.473 STM Hilir 1.563 Bangun Purba 940 Galang 291 TJ. Morawa 1.175 TJ. Morawa 3.959 Patumbak 35 Deli Tua 7.193 Sunggal 6.767 Hamparan Perak 1.691 Labuhan Deli 27.576 Percut S. Tuan 3.032 Batang Kuis 2.622 Pantai Labu 2.234 Beringin 786 Lubuk Pakan 786 Pagar Merbau 436 Jumlah 85.405 Sumber : BPS Provinsi Sumatera UtaraBPS-Statistics of Sumatera Utara Province 3.2 Metode Pengambilan Sampel Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah petani yang memiliki usahatani jagung. Pemilihan sampel ditentukan secara proposive sengaja dengan kriteria sampel adalah petani yang sudah menanam jagung minimal 5 tahun. Jumlah populasi petani jagung di Desa Sei mancirim sebanyak 180 KK dimana . Besarnya jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan Rumus Slovin n = � 1+�� 2 = 180 1+180.10 2 = 64,28 dimana : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir 10. Dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh n sebesar 64,28 yang dibulatkan menjadi 64 sampel. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan hasil wawancara peneliti langsung dengan responden yang menjadi sampel dengan daftar kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder berupa luas lahan, besar produksi, besar produktivitas, perkembangan harga, jumlah petani jagung diperoleh dari lembagainstansi yang terkait yaitu: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang, Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara, Kantor Camat Sunggal, Universitas Sumatera Utara Kantor Desa Sei Mancirim dan dari literatur, buku, dan media internet yang sesuai dengan penelitian ini.

3.3 Metode Analisis Data