3. Bagaimana tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi usahatani jagung
di daerah penelitian ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut yaitu untuk : 1.
Menganalisis berapa produksi dan produktivitas jagung di daerah penelitian. 2.
Menganalisis apakah faktor produksi lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat- obatan mempengaruhi produksi usahatani jagung di daerah penelitian.
3. Menganalisis tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi usahatani jagung di daerah penelitian.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai: 1.
Bahan informasi bagi pemerintah maupun lembaga lainnya dalam mengambil kebijaksanaan khususnya dalam bidang analisis usahatani tanaman jagung.
2. Bahan masukan bagi para pembaca dan khalayak ramai yang ingin mengetahui
sampai sejauh mana perkembangan usahatani tanaman jagung. 3.
Bahan untuk melengkapi skripsi yang merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana di Fakultas Pertanian USU, Medan.
Universitas Sumatera Utara
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA
PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke
Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Tim Karya Tani Mandiri, 2010.
Tanaman jagung dikenal di Indonesia sejak 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentra produsen jagung paling
luas di Indonesia, antara lain adalah provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Lampung dan Jawa
Barat. Areal pertanaman jagung sekarang sudah terdapat di seluruh provinsi di Indonesia Rukmana, 2008.
Menurut Purwono dan Hartono 2011 secara umum klasifikasi dan sistematika tanaman jagung sebagai berikut :
Kingdom : Plantae tumbuh-tumbuhan Divisi
: Spermatophyta tumbuhan berbiji Subdivisi : Angiospermae berbiji tertutup
Kelas : Monocotyledone berkeping satu
Ordo : Graminae rumput-rumputan
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Universitas Sumatera Utara
Tanaman jagung termasuk jenis tanaman semusim annual. Susunan tubuh morfologi tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga,
dan buah. Perakaran tanaman jagung terdiri atas empat macam akar , yaitu akar utama, akar cabang, akar lateral, dan akar rambut
Rukmana, 2008. Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa
ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang akan berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung
varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60-300cm Purwono dan Hartono, 2011.
Struktur daun jagung terdiri atas tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Jumlah daun tiap tanaman pohon bervariasi antara 8-48
helai. Ukuran daun berbeda-beda, yaitu panjang antara 30cm-150cm dan lebar mencapai 15cm Rukmana, 2008.
Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat di
ujung batang. Adapun bunga betina terdapat di ketiak daun ke-6 dan ke-8 dari bunga jantan Purwono dan Hartono, 2011.
Biji jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau
berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji, endosperm, dan embrio
Rukmana, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Tanah berdebu dan kaya hara dan humus cocok untuk tanaman jagung. Tanaman jagung toleran terhadap reaksi keasaman tanah pada kisaran pH 5,5-
7,0. Tingkat keasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung adalah pH 6,8 Rukmana, 2008.
Salah satu cara untuk mengatasi rendahnya produktivitas jagung yaitu dengan perbaikan varietas. Varietas jagung yang unggul dapat berupa varietas
hibrida. Penggunaan benih jagung hibrida biasanya akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi, tetapi mempunyai beberapa
kelemahan antara lain harga benih yang mahal, hanya dapat digunakan maksimal dua kali turunan, dan tersedia dalam jumlah
terbatas. Beberapa varietas unggul yang dapat dipilih adalah Hibrida C-1, Hibrida C-2, Hibrida Pioner 1, Hibrida Pioner 2, Hibrida IPB 4,
Hibrida CPI-1, Kalingga, Wiyasa, Arjuna, Bastar Kuning, Kania Putih, Metro, Harapan, Bima, Permadi, Bogor Composite, Parikesit,
Sadewa, Nakula, Hibrida CPI-2, Hibrida BISI-2, P-5, C-3 dan Semar 2 Purwono dan Hartono, 2011.
Manfaat penggunaan benih unggul jagung bersertifikat adalah menghemat jumlah pemakaian benih persatuan luas areal, pertumbuhan tanaman
relatif seragam, tingkat kemasukan merata sehingga dapat mengurangi besarnya kehilangan atau susut hasil, menjamin
peningkatan hasil secara optimal, dan meningkatkan pendapatan usahatani Rukmana, 2008.
Agar hasil panen maksimal, diperlukan teknik pengolahan lahan sebelum ditanami. Pengolahan lahan diawali dengan pembersihan lahan dari
Universitas Sumatera Utara
sisa-sisa tanaman sebelumnya, kegiatan dilanjutkan dengan persiapan lahan yang diantaranya pembajakan agar diperoleh tanah yang
gembur, untuk tanah yang keras perlu dibajak sedalam 30cm sedangkan tanah yang lunak cukup 15-20cm. Setelah diolah, setiap 3
meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran sekitar 25-30cm dengan kedalaman 30cm. Pada lahan dengan
pH kurang dari 5, harus diberi kapur, jumlah kapur yang diberikan berkisar antara 1-3 ton per-hektar Purwono dan Hartono,
2011. Waktu yang paling tepat untuk menanam jagung adalah pada awal musim hujan
September-November dan pada awal kemarau Februari-April. Jarak tanam bergantung pada varietas. Varietas berumur lama ditanam
dengan jarak 100 x 40cm sehingga populasi mencapai 50.000 tanam per ha. Kondisi iklim mempengaruhi pola tanam, lahan kering
beriklim basah, tumpang sari adalah pilihan terbaik. Agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, cara tanam jagung
mempertimbangkan beberapa hal seperti, kedalaman penempatan benih berkisar 2,5-5cm, bergantung pada kondisi tanah, populasi
tanam antara 20.000-200.000 tanamanha, cara tanam adalah dengan alur-alur yang dibuat teratur atau jarak tanam yang teratur dalam
alur sehingga memungkinkan penyiangan mekanis dua arah Tim Karya Tani Mandri, 2010.
Pemeliharaan tanaman jagung di lapangan meliputi kegiatan pokok seperti, penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam dengan cara
Universitas Sumatera Utara
mengganti benih yang tidak tumbuh atau tumbuh abnormal. Selain penyulaman ada pengairan yang biasanya dilakukan 1-2 kali seminggu
atau tergantung pada keadaan air tanah. Penjarangan tanaman dengan mencabut tanaman yang tumbuh kurang baik, untuk disisakan
1-2 tanaman paling baik perlubang tanam, waktu penjarangan dilakukan 2-3 minggu setelah tanam atau bersama-sama saat
penyiangan. Penyiangan dilakukan pada tanaman jagung yang berumur ± 15 hari setelah tanaman atau pertumbuhan tanaman
mencapai setinggi lutut Rukmana, 2008. Selama pertumbuhan, tanaman jagung membutuhkan ketersediaan unsur hara
yang memadai. Untuk memenuhinya dilakukan pemupukan, jenis dan dosis pupuk harus mengacu pada hasil analisis tanah ataupun tanaman
di labratorium Rukmana, 2008. Banyak macam hama yang dapat menggagalkan panen jagung. Bagian-bagian
tanaman yang sering diserang pun sangat bervariasi. Ada hama yang menyukai daun yang masih muda, pucuk daun, pangkal batang, dan
akar tanaman. Hampir semua bagian tanaman jagung dapat menjadi sasaran serangan hama. Jadi, mencegah ataupun memberantasnya
merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam membudidayakan tanaman jagung Tim Karya Tani Mandiri, 2010.
Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tuamatang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan
buah jagung juga dapat dibedakan dalam empat tingkat : masak susu, masak lunak, masak tua, dan masak keringmasak mati. Ciri jagung
Universitas Sumatera Utara
yang siap di panen adalah : umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam, jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai
mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga, biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan
tidak membekas Tim Karya Tani Mandiri, 2011.
2.2 Landasan Teori Produksi adalah suatu kegiatan dalam penciptaan nilai tambah dari input atau masukan
untuk menghasilkan output berupa barang dan jasa yang diperoleh dengan suatu kegiatan yang namanya proses produksi, dengan sasaran menetapkan cara yang optimal
dalam menggabungkan masukan untuk meminimumkan biaya, sehingga perusahaan dapat mampu menciptakan kualitas produk yang lebih baik dan efisien yang lebih tinggi
dalam proses produksinya Hernanto, 1991. Proses produksi diartikan sebagai kaidah-kaidah atau yang dapat digunakan dalam
sumber daya yang terbatas dalam proses produksi agar tercapai hasil maksimum. Ukuran dari terjadinya peningkatan produksi pertanian secara nasional adalah nilai
pertumbuhan produksi hasil-hasil pertanian dalam harga konstan. Kemampuan tanaman memberikan suatu hasil produksi ditentukan oleh bibit, iklim dan lahan Simanjuntak,
2004. Faktor produksi adalah input produksi seperti, alam, tenaga kerja, modal, pengelolaan
manajemen yang akan mempengaruhi produksi usahatani jagung. Faktor produksi alam dan tenaga kerja sering disebut faktor produksi primer, faktor produksi modal dan
pengelolaan disebut faktor produksi sekunder. Ada literatur yang menambahkan faktor produksi teknologi sebagai faktor ke lima. Namun di sini dinyatakan bahwa faktor
Universitas Sumatera Utara
teknologi itu bukan terpisah, melainkan masuk ke masing-masing faktor produksi di atas. Maksudnya ada teknologi yang berhubungan dengan alam, ada teknologi tersendiri
dalam tenaga kerja, dalam modal dan dalam manajemen. Dengan demikian faktor-faktor produksi tetap empat Tarigan, 2007.
Mubyarto 1995, mengatakan suatu fungsi produksi akan berfungsi ketika terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produksi output, dalam sektor pertanian
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produksi output yaitu sebagai berikut :
1. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi Pertanian
Lahan sebagai salah satu faktor yang merupakan pabriknya hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani. Besar kecillnya
produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan.
2. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Produksi Pertanian
Tenaga Kerja merupakan penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaaan dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus
rumah tangga. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia masih menggantungkan hidupnya di sector pertanian. Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal
dari keluarga sendiri yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, istri dan anak- anak petani. Tenaga kerja dari dalam keluarga petani merupakan sumbangan
keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dengan uang.
3. Pengaruh Penggunaan Pupuk Terhadap Produksi Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Pemberian dosis pupuk yang tepat akan menghasilkan produk berkualitas. Pupuk yang sering digunakan adalah pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik berasal
dari penguraian bagian-bagian atau sisa-sisa tanaman dan binatang, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk kompos. Sementara itu pupuk anorganik adalah
pupuk yang sudah mengalami proses di pabrik misalnya urea, TSP dan KCL. 4.
Pengaruh obat-obatan Terhadap Produksi Pertanian Obat-obatan dapat menguntungkan usahatani namun disisi lain pestisida dapat
merugikan petani. Obat-obatan dapat kerugian bagi petani jika terjadi kesalahan pemakaian baik dari cara maupun komposisi. Kerugian tersebut antara lain
pencemaran lingkungan, rusaknya buah, keracunan. Penggunaan obat-obatan bertujuan untuk mencegah serangan hama dan penyakit yang dapat mengakibatkan
turunnya produksi dan kualitas buah. 5.
Pengaruh Bibit Terhadap Produksi Pertanian Bibit menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Bibit yang unggul cenderung
menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, sehingga semakin unggul bibit maka semakin baik produksi yang akan dicapai.
Fungsi produksi adalah sebuah deskripsi matematis atau kuantitatif dari berbagai macam kemungkinan-kemungkinan produksi teknis yang dihadapi oleh suatu
perusahaan Soekartawi, 1995. Di dalam ilmu ekonomi dikenal dengan yang namanya fungsi produksi yaitu fungsi
yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik dengan faktor-faktor produksi. Dalam bentuk matematika sederhana fungsi produksi ini ditulis sebagai berikut:
Pada regresi sederhana : Y = f X
Universitas Sumatera Utara
Pada regresi berganda : Y = f X1, X2, X3,……, Xn
Dimana : Y
= hasil produksi fisik X, X1, …, Xn = faktor-faktor produksi
Mubyarto,1995.
Dalam teori ekonomi diambil satu asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi produksi yaitu fungsi produksi dimana semua produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang
disebut The Law Of Diminishing Returns. Erat kaitannya dengan diminishing returns adalah produk marginal MP, yaitu perubahan jumlah output sebagai akibat perubahan
1 satuan input variabel. Dengan demikian bentuk dari kurva MP mula-mula meningkat kemudian kembali menurun. Sedangkan Produk Total TP menunjukkan tingkat
produksi total pada berbagai tingkat penggunaan input variabel. Produk Rata-rata AP merupakan hasil rata-rata persatuan input variabel pada berbagai tingkat persamaan
input itu, atau produk total dibagi dengan
jumlah satuan dari input variabel.
Gambar 1. kurva Law of Diminishing Returns
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3 menunjukkan pada kurva TPP titik A merupakan titik inflection point, titik B merupakan titik optimum point dengan nilai EP = 1 dan pada saaat tenaga kerja bernilai
5 pada kurva TPP dikatakan maximum point dengan nilai EP = 0. Bagian 1 menunjukkan bahwa elastisitas produksinya EP 1, kondisi tersebut dikatan tidak
efisien, bagian 2 menunjukkan bahwa kondisi tersebut dikatakan efisien karena daerah tersebut berada pada garis optimum dan maximum point dengan nilai 0
≥ EP ≤ 1, sedangkan bagian 3 menunjukkan nilai EP 0 karena semakin jauh nilai dari titik
maksimum maka nilai nya akan semakin kecil. Pengertian efisiensi sangat relatif, efisiensi diartikan sebagai penggunaan input sekecil-
kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Situasi yang demikian akan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal
NPM untuk suatu input sama dengan harga input atau dapat ditulis NPM= Px Soekartawi, 2003.
Prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut seefisien mungkin. Pengertian efisien ini dapat
digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Efisiensi Teknis yaitu suatu kondisi yang jumlah pemakaian input tertentu mempunyai average product dalam keadaan maksimum.
2. Efisiensi Ekonomi yaitu jika nilai produk marginal sama dengan harga faktor produksi Tarigan, K dan L. Sihombing, 2007.
Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu dan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik-baiknya dan
Universitas Sumatera Utara
dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber tersebut menghasilkan pengeluaran yang melebihi masukan Soekartawi, 1995.
2.3 Kerangka Pemikiran
Jagung termasuk komoditi terpenting di Sumatera Utara, jagung termasuk ke dalam kelompok pangan strategis yang permintaanya terus meningkat setiap tahunnya,
walaupun produksi jagung di Sumatera Utara terus meningkat tapi tidak dapat mencukupi kebutuhan permintaan yang akhirnya memaksa pemerintah untuk
mengimport jagung. Setelah mengimport maka harga jagung import lebih murah dari pada jagung lokal yang mengakibatkan kerugian pada petani jagung lokal.
Produksi merupakan suatu proses transformasi input menjadi output. Input dalam usaha
tani jagung adalah luas lahan, tenaga kerja, pupuk, pestisida dan bibit. Sementara output
dari usaha tani jagung adalah produksi jagung. Input dalam usaha tani tersebut mempunyai pengaruh terhadap produksi jagung.
Penggunaan faktor-faktor produksi yaitu luas lahan, tenaga kerja, pupuk, obat-obatan dan bibit perlu dianalisis untuk mengetahui efisiensi ekonomi dari penggunaan faktor-
faktor produksi tersebut terhadap jumlah produksi dengan cara membandingkan tiap- tiap faktor produksi terhadap jumlah produksi jagung. Usahatani jagung dikatakan
memiliki efisiensi ekonomi apabila nilai efisiensi ekonomi sama dengan 1 dan dikatakan tidak efisien apabila nilai efisienis ekonominya lebih kecil ataupun kurang
dari. Di dalam setiap kegiatan usahatani diperlukan analisis tingkat efisiensi. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah usahatani jagung sudah tergolong efisien dari segi
penggunaan faktor-faktor produksinya.
Saluran pemasaran merupakan aliran barang mulai dari produsen ke konsumen yang terjadi karena adanya lembaga pemasaran, perpindahan barang
Universitas Sumatera Utara
antar lembaga menimbulkan biaya oleh karena adanya biaya pemasaran maka timbulah perbedaan harga yang diterima oleh
produsen dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen yang di sebut marjin pemasaran. Semakin pendek rantai pemasaran maka semakin
efisien sistem pemasaran.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan dengan skema kerangka pemikiran sebagai berikut :
Petani
Usahatani jagung
Produksi Faktor-faktor
produksi : 1.
Luas Lahan
2. Bibit
3. Pupuk
4. Tenaga
Kerja 5.
Obat- obatan
Produktivitas
Melebihi O ti
l Optimal
Belum Optimal Efisiensi
Ek i
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Ada Hubungan
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian pada landasan teori dan identifikasi masalah, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Produksi dan produktivitas jagung di daerah penelitian tergolong tinggi. 2. Faktor luas lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan
mempengaruhi produksi usahatani jagung di daerah penelitian. 3. Penggunaan faktor produksi pada usahatani jagung belum optimal.
Universitas Sumatera Utara
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive sengaja yaitu Desa Sei Mancirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Alasan penentuan dan penetapan daerah
tersebut sebagai daerah penelitian karena desa Sei Mancirim Kecamatan Sunggal merupakan salah satu sentra produksi tanaman jagung di Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara, dan dengan mempertimbangkan jarak, dan waktu dan ke daerah penelitian.
Berikut adalah tabel daftar produksi jagung di Sumatra Utara dan khususnya Kab. Deli Serdang
Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Jagung Menurut Kabupaten Kota Tahun 2011
KabupatenKota RegencyCity
Luas Panen Harvested Area
ha Produksi
Production ton
Rata-rata Produksi
Yield Rate kwha
KabupatenRegency 1. N i a s
36 127
35,39 2. Mandailing Natal
1 267 5 283
41,69 3. Tapanuli Selatan
2 149 12 463
58,00 4. Tapanuli Tengah
1 573 6 358
40,42 5. Tapanuli Utara
4 027 15 470
38,42 6. Toba Samosir
4 818 24 201
50,23 7. Labuhanbatu
870 3 403
39,11 8. A s a h a n
5 947 18 962
31,89 9. Simalungun
64 935 371 070
57,14 10. D a i r i
35 249 149 500
42,41 11. K a r o
65 318 369 848
56,62
12. Deli Serdang 23 204
85 405 36,81
13. L a n g k a t 17 671
121 803 68,93
14. Nias Selatan 420
1 568 37,34
15. Humbang Hasundutan 926
2 827 30,52
16. Pakpak Bharat 3 052
12 128 39,74
17. Samosir 2 941
9 224 31,36
18. Serdang Bedagai 11 642
43 426 37,30
19. Batu Bara 1 750
8 139 46,51
Universitas Sumatera Utara
20. Padang Lawas Utara 428
1 524 35,60
21. Padang Lawas 648
2 405 37,11
22. Labuhanbatu Selatan 926
3 915 42,28
23. Labuhanbatu Utara 929
4 066 43,77
24. Nias Utara 119
406 34,10
25. Nias Barat 34
120 35,21
KotaCity 71. S i b o l g a
- -
- 72. Tanjungbalai
19 60
31,56 73. Pematangsiantar
2 922 14 966
51,22 74. Tebing Tinggi
38 112
29,36 75. M e d a n
265 997
37,61 76. B i n j a i
870 3 226
37,08 77. Padangsidimpuan
242 1 449
59,87 78. Gunungsitoli
56 194
34,71
Sumatera Utara 255 291
1 294 645 50,71
SumberSource : BPS Provinsi Sumatera UtaraBPS-Statistics of Sumatera Utara Province
Tabel 3. Tabel Produksi Menurut Kecamatan Tahun 2011 Kecamatan
Produksi Gununung Meriah
681
STM Hulu 1.712
Sibolangit 947
Kutalimbaru 7.696
Pancur Batu 7.172
Namo Rambe 4.252
Biru-Biru 2.473
STM Hilir 1.563
Bangun Purba 940
Galang 291
TJ. Morawa 1.175
TJ. Morawa 3.959
Patumbak 35
Deli Tua 7.193
Sunggal 6.767
Hamparan Perak 1.691
Labuhan Deli 27.576
Percut S. Tuan 3.032
Batang Kuis 2.622
Pantai Labu 2.234
Beringin 786
Lubuk Pakan 786
Pagar Merbau 436
Jumlah 85.405
Sumber : BPS Provinsi Sumatera UtaraBPS-Statistics of Sumatera Utara Province 3.2 Metode Pengambilan Sampel
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah petani yang memiliki usahatani jagung. Pemilihan sampel ditentukan secara proposive sengaja dengan kriteria sampel
adalah petani yang sudah menanam jagung minimal 5 tahun. Jumlah populasi petani jagung di Desa Sei mancirim sebanyak 180 KK dimana . Besarnya jumlah sampel
ditentukan dengan menggunakan Rumus Slovin n =
� 1+��
2
=
180 1+180.10
2
= 64,28 dimana :
n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi
e = Kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir 10. Dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh n sebesar 64,28 yang dibulatkan
menjadi 64 sampel.
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan hasil wawancara peneliti langsung dengan responden yang menjadi sampel dengan daftar kuesioner yang
telah disiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder berupa luas lahan, besar produksi, besar produktivitas, perkembangan harga,
jumlah petani jagung diperoleh dari lembagainstansi yang terkait yaitu: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Deli Serdang, Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara, Kantor Camat Sunggal,
Universitas Sumatera Utara
Kantor Desa Sei Mancirim dan dari literatur, buku, dan media internet yang sesuai dengan penelitian ini.
3.3 Metode Analisis Data