BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri dan zaman saat ini dapat menjadi ancaman serius bagi sumber daya manusia saat ini. Banyak kalangan yang merasakan gejolak ekonomi
mengancam kelangsungan hidup mereka. Hal ini disebabkan karena sumber daya manusia telah menjadi salah satu bagian dari faktor produksi dan modal bagi industri
dan organisasi. Jika sumber daya manusia saat ini tidak memiliki kreatifitas serta inovasi yang unggul, maka ancaman tersebut akan terus dirasakan oleh mereka.
Menurut Sunyoto 2008, sumber daya manusia memegang peran yang sangat penting untuk keberhasilan suatu usaha. Organisasi yang memiliki usaha yang besar,
modal yang besar, teknologi yang canggih, dan sumber daya alam yang berlimpah tidak mungkin dapat dieksploitasi tanpa memiliki sumber daya yang memadai dan
mempunyai kemampuan serta kompetensi untuk memanfaatkan sumber daya lingkungan.
Sumber daya manusia di Indonesia saat ini hanya bergerak dalam bidang operasional saja, sedangkan kompetensi sumber daya manusia terus dipertanyakan.
Sumber daya manusia bukan lagi difungsikan sebagai pekerja saja, tetapi sumber daya manusia saat ini telah memiliki peran untuk menentukan masa depan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, sebagai agen perubahan, dan transformasi organisasi serta mitra strategis dalam perusahaan.
Menghadapi era globalisasi saat ini menimbulkan berbagai masalah terhadap sumber daya manusia. Perubahan akibat globalisasi merupakan suatu hal yang tidak
dapat dihindari oleh organisasi atau sumber daya manusia sehingga bisa saja menimbulkan gejolak ekonomi yang luar biasa. Menurut Dessler 1997, perubahan
yang terjadi dalam lingkungan sumber daya manusia cendrung mencakup keragaman angkatan kerja, teknologi, globalisasi, dan perubahan dunia jabatan dan kerja.
Keberagaman angkatan kerja akan terus berubah secara dramatis dan akan lebih beragam seperti adanya angkatan kerja wanita pada pekerjaan yang seharusnya
dikerjakan oleh pria. Menurut Maulana 2010, menyebutkan gejolak ekonomi saat ini disebabkan
karena beberapa faktor sebagai berikut: a. Peraturan atau undang-undang yang baru yang mengubah peta persaingan dalam
perekonomian. Misalnya, memberikan kebebasan bagi barang impor untuk masuk kedalam negeri sehingga lebih banyak impor dari pada ekspor.
b. Adanya pesaing baru. Misalnya, adanya perusahaan asing berinvestasi di dalam negeri sehingga bisa memperkecil peluang produk dalam negeri untuk menguasai
pasar dan harga produk dalam negeri bisa lebih mahal dari pada produk asing.
Universitas Sumatera Utara
c. Teknologi baru. Misalnya, saat ini industri sudah banyak menggunakan teknologi dari pada tenaga manusia dengan alasan proses dan hasil lebih cepat didapat.
d. Faktor-faktor diluar faktor industri. Misalnya, kejadian disaat bom Bali di tahun 2002 yang mengakibatkan banyak turis yang mati. Sehingga turispun enggan
untuk datang ke Indonesia kerena takut akan terjadinya hal yang sama dengan mereka.
Ketidakmampuan SDM Indonesia untuk dapat menyesuaikan diri dengan faktor-faktor diatas dapat membuat kelangsungan hidup dari SDM Indonesia menjadi
terancam. Apalagi perubahan teknologi akan mengurangi para buruh kasar menjadi tenaga ahli dan meningkatkan produktifitas yang membuat lingkungan menjadi
sangat kompetitif. Globalisasi merupakan kecendrungan perusahaan dalam memperluas pasar ke luar negeri dan penggunaan teknologi dapat mendukung
perusahaan menjadi lebih leluasa dalam melakukan pekerjaan seperti komputer personal, mesin cetak, internet, perangkat android, Blackberry, dan sebagainya yang
juga berdampak terhadap dunia jabatan dan kerja. Negara yang memiliki visi yang jelas mungkin bisa memanfaatkan era
globalisasi ini menjadi suatu hal yang positif. Contohnya, Negara China sudah dianggap sebagai negara yang dapat menguasai perekonomian dunia dikedepannya
kerena produk-produk mereka yang telah secara bebas dijual di pasar internasional bahkan dengan harga murah.
Universitas Sumatera Utara
Secara negatifnya, telah banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja PHK yang diakibatkan oleh dampak globalisasi.
Khususnya perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada ekspor, perbankan, dan perusahaan padat karya tidak sedikit melakukan PHK. Besarnya dampak globalisasi
ini tidak hanya membuat perusahaan melakukan PHK pada puluhan orang tapi mencapai ribuan orang tenaga kerja. Yang jadi pertanyaan, apakah PHK telah
menjadi solusi yang sangat efektif dalam menghadapi ekonomi global saat ini? Masalah tenaga kerja saat ini sudah dianggap meresahkan. Jumlah
pengangguran yang semakin banyak di tambah dengan pengangguran akibat terjadinya PHK dan tuntutan untuk menaikan upah minimum karena barang
kebutuhan hidup semakin naik serta inflasi yang terus meningkat sepertinya menambah daftar masalah yang lebih besar dalam dunia ketenagakerjaan di
Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik BPS mencatatkan, bahwa jumlah angkatan
kerja Indonesia tercatat per-Agustus 2013 sebanyak 118,2 juta orang. Jumlah ini berkurang sebanyak 3 juta orang dari yang tercatat per-Februari 2013 sebanyak 121,2
juta orang. Sedangkan jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia per-Agustus 2013 sebanyak 110,8 juta orang. Jumlah ini berkurang 3,2 juta orang dari catatan per-
Februari 2013 sebanyak 114,0 juta orang.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hal di atas, sumber daya manusia tentu akan mendapatkan paksaan untuk memenuhi kebutuhan menghadapi dampak globalisasi dan dapat
berkompetensi. Sumber daya manusia yang memiliki keterampilan, pengetahuan, inovasi, kecerdasan dan kreatifitas yang tinggi dapat menyesuaikan diri dengan
dampak globalisasi. Semakin berkualitas sumber daya manusia yang terbentuk, maka semakin besar pengaruh positif yang akan didapatkan baik untuk perusahaan maupun
perekonomian bangsa. Hal ini telah menjadi perhatian banyak kalangan saat ini. Di sisi lain, ada suatu hal yang selalu membuat orang-orang terjebak
didalamnya dan tidak sedikit dari mereka mendapatkan kegagalan. Ini disebabkan karena mereka tidak berada pada tempat yang semestinya mereka berkarir.
Contohnya adalah seseorang anak yang mempunyai bakat dibidang musik karena desakan dari orang tua untuk kehidupan yang lebih baik, si anak tersebut diminta
untuk kuliah di bidang hukum. Ini jelas akan menimbulkan pertentangan dalam dirinya. Si anak tidak akan berkarir sesuai dengan keahlian yang dia miliki yang
disebut dengan passion. Passion adalah rasa senang terhadap suatu aktivitas yang dapat memberikan kepuasan pribadi jika melakukannya.
Menurut Dahlan 2011 passion didapatkan berdasarkan 5 hal yaitu hobi, minat, antusisme, kekaguman, dan bakat yang jika digunakan dengan baik untuk
memenuhi kebutuhan hidup, maka akan menciptakan karir yang baik untuk seseorang di masa depan. Hal ini dikarenakan orang tersebut berkarir sesuai dengan keahlian
yang dia suka dan dia senangi.
Universitas Sumatera Utara
Berkembangnya sistem pendidikan yang baru secara continue sebagai langkah untuk memperluas wawasan manusia serta bertambah dan berkembangnya
berbagai media-media untuk meningkatkan keterampilan serta kreativitas dapat dijadikan sebagai pemicu awal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Menghadapi kenyataan permasalahan diatas, Perguruan Tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan menjadi salah satu solusi dalam mencetak sumber daya
manusia berkualitas yang dapat berkompetensi. Hal ini sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi yang menjadi landasan visi misi setiap perguruan tinggi di
Indonesia dalam menciptakan lulusan-lulusan yang bermutu dan berkompetensi. Perguruan tinggi harus dapat membentuk bibit-bibit seperti ilmuan, calon
pemikir, dan professional yang mampu berfikir secara kritis, rasional, objektif, dan normatif serta memiliki tingkat inteligensi dan kreatifitas yang tinggi. Pada dunia
kemahasiswaan perguruan tinggi, mahasiswa dibimbing untuk melakukan komunikasi keilmuan baik secara internal keilmuan maupun lintas keilmuan.
Mahasiswa dibimbing untuk dapat melakukan eksplorasi pemikiran, menggagasnya, dan mengkomunikasikan atau memperdebatkannya secara terbuka sehingga
mahasiswa dapat belajar untuk saling mengkritik dan menciptakan serta mempertajam ide-ide kreatif dengan berbagai ruang pemaknaan. Hal ini dapat
melatih mahasiswa dalam menyuguhkan kebenaran-kebenaran dan validitas serta keabsahan pemikiran yang dapat diterima secara universal. Secara keseluruhan,
Universitas Sumatera Utara
mahasiswa diharapkan mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang berkembang dengan memberikan solusi-solusi yang kreatif.
Berkaca dari peran perguruan tinggi tersebut, penulis mencoba membahas mengenai kreatif creative dan inteligensi intelligence pada mahasiswa agar dapat
mengetahui sejauh apa mahasiswa menggunakan kreatifitasnya secara cerdas untuk dapat menyelesaikan suatu masalah sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan passion yang mereka miliki.
Menurut Nainggolan 2013, orang yang kreatif tidak akan duduk dan membiarkan masalah muncul dengan sendirinya, tetapi sebaliknya mereka melihat
potensi masalah dilingkungannya dan menjadikannya sebuah tantangan. Maka dari itu, mahasiswa sebagai agen of change harus peka terhadap lingkungan disekitarnya
sehingga mahasiswa dapat melihat peluang-peluang serta dapat memanfaatkan peluang tersebut.
Kreatifitas bergantung pada pemanfaatan seluruh keterampilan yang relevan terhadap masalah yang dihadapi. Orang-orang yang kreatif juga akan selalu membuka
diri terhadap dunia luar, selalu mengesampingkan ego, dan senantiasa berkonsultasi untuk menguji ide-ide yang telah di buat. Sikap kreatif dapat membuat seseorang
selalu mencari tau, selalu memiliki motivasi, berani mengambil resiko, selalu mencari kepuasan, selalu mencari tantangan baru, dan mampu melakukan inovasi-inovasi.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengukuran Creative Intelligence pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”.
1.2. Perumusan Masalah