Conformity of Beverage Products for Pregnant and Lactating Women to the Indonesian National Standard, Recommended Daily Allowance and Consumer Perception

(1)

KESESUAIAN MINUMAN KHUSUS IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI

TERHADAP STANDAR NASIONAL INDONESIA,

ANGKA KECUKUPAN GIZI DAN

PERSEPSI KONSUMEN

ATI WIDYA PERANA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kesesuaian Minuman Khusus Ibu Hamil dan Ibu Menyusui terhadap Standar Nasional Indonesia, Angka Kecukupan Gizi dan Persepsi Konsumen adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Jakarta, Januari 2013

Ati Widya Perana NRP F 252100035


(3)

ABSTRACT

ATI WIDYA PERANA. Conformity of Beverage Products for Pregnant and Lactating Women to the Indonesian National Standard, Recommended Daily Allowance and Consumer Perception. Under guidance of NURHENI SRI PALUPI and MADE ASTAWAN.

Considering the safety and public health concern, Government may apply this standard to be mandatory. The objectives of this study were : (a) to review nutrient content declared on the label of registered beverage products for pregnant and/or lactating women compared with national standard, (b) to review the percentage of Recommended Dietary Allowance declared on the label compared to the nutrition need of pregnant and lactating women and (c) to analyze the consumer perception, understanding of the label and consumption pattern on the beverage products for pregnant and/or lactating women. This study showed that percentage of beverage products for pregnant and lactating women which did not meet the standard were 87% and 59%, respectively. The average percentage of the RDA for all nutrients for these products were 21%. Survey showed that 43% of pregnant women and 48% of lactating women had the important perception of the exisisting these products. The pregnant women and the lactating women chose the name of the product as the first information on the label that they read and nutrient content as the first consideration when bought the products. 65% of pregnant women and 64% of lactating women consumed these product by their own initiative. 77% of pregnant women and 54% of lactating women stated that the benefit of consuming these product were to fulfill the nutrient requirement. 57% of pregnant women and lactating women consumed these product twice a day.


(4)

ATI WIDYA PERANA.

Kesesuaian Minuman Khusus Ibu Hamil dan Ibu Menyusui terhadap Standar Nasional Indonesia, Angka Kecukupan Gizi dan Persepsi Konsumen. Dibimbing oleh NURHENI SRI PALUPI dan MADE ASTAWAN.

Untuk memenuhi kebutuhan zat gizinya, ibu hamil dan ibu menyusui dapat diberikan tambahan zat gizi melalui suplementasi makanan atau minuman secara berkesinambungan. Berdasarkan data tahun 2011, di Badan Pengawas Obat dan Makanan telah terdaftar produk minuman khusus ibu hamil dan atau ibu menyusui sebanyak 103 buah. Perkembangan produk pangan untuk ibu hamil dan ibu menyusui tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui. Pemerintah telah menerbitkan Standar Nasional Indonesia yaitu SNI 01-7148-2005 mengenai Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau ibu menyusui. SNI ini adalah referensi yang bersifat sukarela untuk diterapkan oleh pelaku usaha. Standar Nasional Indonesia dapat diberlakukan secara wajib dengan mempertimbangkan keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat atau pelestarian lingkungan hidup dan/atau pertimbangan ekonomis harus memenuhi standar mutu tertentu. Sampai saat ini, Indonesia masih mempunyai masalah gizi pada ibu hamil dan ibu menyusui di antaranya anemia gizi besi dan kekurangan energi protein. Mempertimbangkan hal tersebut maka SNI Minuman Khusus Ibu hamil dan/atau ibu menyusui dapat diberlakukan wajib atau dijadikan dasar sebagai regulasi teknis.

Tujuan dari penelitian ini adalah : (a) mengkaji kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu menyusui, (b) mengkaji persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) zat gizi yang tercantum pada label produk dibandingkan dengan kecukupan gizi ibu hamil dan ibu menyusui, (c) menganalisis persepsi, pemahaman terhadap label dan pola konsumsi konsumen terhadap produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui.

Kajian kesesuaian kandungan zat gizi produk ibu hamil dan/atau ibu menyusui terhadap SNI dilaksanakan melalui kegiatan inventarisasi label produk yang memperoleh izin edar tahun 2007-2011, kompilasi informasi pada label terkait dengan kandungan gizi (takaran saji, petunjuk penyiapan dan penggunaan, jenis dan jumlah zat gizi) dan pengolahan data berupa analisis gap kesesuaian. Kegiatan kajian persentase AKG yang tercantum pada label produk dibandingkan dengan kecukupan gizi ibu hamil dan ibu menyusui dilakukan sama dengan kegiatan untuk kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui terhadap SNI dan untuk pengolahan data menggunakan analisis deskriptif dengan acuan AKG tahun 2007 untuk kelompok ibu hamil dan ibu menyusui. Analisis persepsi konsumen terhadap produk mencakup kegiatan penyusunan kuesioner; penetapan kriteria dan jumlah responden yaitu 60 responden ibu hamil dan 60 responden ibu menyusui; penetapan lokasi pengambilan data yaitu puskesmas, rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta; pelaksanaan survei dan pengolahan data berupa analisis deskriptif, analisis peringkat (uji Friedman) dan analisis korelasi (uji Chi square dan rank Spearman).

Hasil kajian menunjukkan bahwa produk minuman khusus ibu hamil, untuk keseluruhan zat gizi yang wajib terdapat dalam produk tersebut maupun


(5)

zat gizi yang dapat ditambahkan secara sukarela, sebanyak 4 (13%) produk sesuai standar dan 26 (87%) produk tidak sesuai standar. Untuk produk minum-an khusus ibu menyusui diperoleh hasil, sebminum-anyak 9 (41%) produk sesuai dengan standar untuk persyaratan keseluruhan zat gizi yang wajib terdapat dalam produk maupun zat gizi yang dapat ditambahkan secara sukarela dan 13 (59%) produk tidak sesuai standar. Sedangkan hasil analisis kesesuaian produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui dengan standar diperoleh sebanyak 7 (100%) produk tidak memenuhi standar. Produk dinyatakan tidak sesuai standar apabila terdapat satu atau lebih parameter kandungan gizi yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam SNI.

Rata-rata persentase AKG terhadap semua kandungan gizi pada produk minuman khusus ibu hamil dan minuman khusus ibu menyusui masing-masing sebesar 21%. Pada produk minuman khusus ibu hamil, diketahui bahwa vitamin B6 memberikan persentase paling tinggi terhadap AKG yaitu 62%, pada produk minuman khusus ibu menyusui, vitamin D memberikan persentase paling tinggi terhadap AKG yaitu 59% dan pada produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui, vitamin C memberikan suplementasi terbesar terhadap AKG yaitu 64%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelompok vitamin yang memberikan kontribusi paling besar terhadap AKG untuk ketiga kategori produk tersebut.

Secara umum, responden menunjukkan persepsi penting hingga sangat penting terhadap keberadaan produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui. Atribut kandungan gizi menjadi peringkat pertama yang dipertimbangkan oleh responden ibu hamil dan ibu menyusui dalam memilih produk. Sebagian besar (77%) responden menyatakan pemenuhan gizi sebagai manfaat dari konsumsi produk tersebut. Dengan adanya persepsi tersebut berarti produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui diperlukan eksistensinya di pasaran, sehingga produk tersebut diharapkan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.

Pemahaman responden tentang produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui terkait dengan kebiasaan responden membaca label, sebanyak 53% responden ibu hamil dan 51% responden ibu menyusui selalu membaca label ketika membeli produk. Berdasarkan analisis Friedman, diperoleh hasil bahwa nama produk dan tanggal kedaluwarsa secara berturut-turut merupakan informasi pada label yang menjadi perhatian oleh responden ibu hamil dan responden ibu menyusui ketika membaca label. Berdasarkan pola konsumsinya diketahui bahwa sebanyak 57% baik responden ibu hamil maupun ibu menyusui mengonsumsi produk tersebut sebanyak dua gelas sehari.

Kata kunci : ibu hamil, ibu menyusui, standar, produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui.


(6)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2013 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.


(7)

KESESUAIAN MINUMAN KHUSUS IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI TERHADAP STANDAR NASIONAL INDONESIA,

ANGKA KECUKUPAN GIZI DAN PERSEPSI KONSUMEN

ATI WIDYA PERANA

Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesi pada

Program Studi Teknologi Pangan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(8)

Kecukupan Gizi dan Persepsi konsumen. Nama Mahasiswa : Ati Widya Perana

Nomor Induk : F. 252100035

Program Studi : Magister Profesi Teknologi Pangan

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, MS

Ketua Anggota

Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasajana IPB Magister Profesi Teknologi Pangan

Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, MS Dr. Ir. Dahrul Syah


(9)

(10)

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tesis berjudul Kesesuaian Minuman Khusus Ibu Hamil dan Ibu Menyusui terhadap Standar Nasional Indonesia, Angka Kecukupan Gizi dan Persepsi Konsumen terhadap disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesi pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Program Studi Teknologi Pangan.

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Nurheni Sri Palupi, MS dan Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS selaku Ketua

dan Anggota Komisi Pembimbing atas bimbingan dan arahannya selama proses penyusunan hingga tesis ini selesai.

2. Dr. Puspo Edi Giriwono, STP, MSc selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dan arahan untuk perbaikan tesis ini.

3. Badan Pengawas Obat dan Makanan yang telah memberikan beasiswa kepada penulis untuk melanjutkan sekolah pascasarjana.

4. Ir. Tetty Helfery Sihombing, MP, selaku Direktur Standardisasi Produk Pangan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan sekolah pascasarjana dan memberikan dukungan selama penyelesaian tesis ini.

5. Rekan-rekan di Direktorat Standardisasi Produk Pangan yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan tesis ini.

6. Mbak Tika, sebagai asisten koordinator program studi Magister Profesi Teknologi Pangan yang selalu membantu pelaksanaan sidang komisi, seminar dan ujian.

7. Keluarga tercinta, mas harto, mama dan emi yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun material serta dorongan semangat untuk menyelesaikan studi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Jakarta, Januari 2013


(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 29 September 1979 sebagai anak pertama dari almarhum Bapak Endang Supriyatna Permana dan Ibu Siti Fatimah. Tahun 1998, penulis lulus dari SMU Negeri 1 Tangerang dan pada tahun yang sama diterima untuk melanjutkan studi di Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Institut Pertanian Bogor. Penulis menyelesaikan program Sarjana Pertanian pada tahun 2003.

Sejak tahun 2004, penulis bekerja di Direktorat Standardisasi Produk Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan Pascasarjana Program Studi Magister Profesi Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor melalui beasiswa yang diperoleh dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.


(12)

Allowance and Consumer Perception. Under guidance of NURHENI SRI PALUPI and MADE ASTAWAN.

Considering the safety and public health concern, Government may apply this standard to be mandatory. The objectives of this study were : (a) to review nutrient content declared on the label of registered beverage products for pregnant and/or lactating women compared with national standard, (b) to review the percentage of Recommended Dietary Allowance declared on the label compared to the nutrition need of pregnant and lactating women and (c) to analyze the consumer perception, understanding of the label and consumption pattern on the beverage products for pregnant and/or lactating women. This study showed that percentage of beverage products for pregnant and lactating women which did not meet the standard were 87% and 59%, respectively. The average percentage of the RDA for all nutrients for these products were 21%. Survey showed that 43% of pregnant women and 48% of lactating women had the important perception of the exisisting these products. The pregnant women and the lactating women chose the name of the product as the first information on the label that they read and nutrient content as the first consideration when bought the products. 65% of pregnant women and 64% of lactating women consumed these product by their own initiative. 77% of pregnant women and 54% of lactating women stated that the benefit of consuming these product were to fulfill the nutrient requirement. 57% of pregnant women and lactating women consumed these product twice a day.


(13)

RINGKASAN

ATI WIDYA PERANA.

Kesesuaian Minuman Khusus Ibu Hamil dan Ibu Menyusui terhadap Standar Nasional Indonesia, Angka Kecukupan Gizi dan Persepsi Konsumen. Dibimbing oleh NURHENI SRI PALUPI dan MADE ASTAWAN.

Untuk memenuhi kebutuhan zat gizinya, ibu hamil dan ibu menyusui dapat diberikan tambahan zat gizi melalui suplementasi makanan atau minuman secara berkesinambungan. Berdasarkan data tahun 2011, di Badan Pengawas Obat dan Makanan telah terdaftar produk minuman khusus ibu hamil dan atau ibu menyusui sebanyak 103 buah. Perkembangan produk pangan untuk ibu hamil dan ibu menyusui tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui. Pemerintah telah menerbitkan Standar Nasional Indonesia yaitu SNI 01-7148-2005 mengenai Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau ibu menyusui. SNI ini adalah referensi yang bersifat sukarela untuk diterapkan oleh pelaku usaha. Standar Nasional Indonesia dapat diberlakukan secara wajib dengan mempertimbangkan keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat atau pelestarian lingkungan hidup dan/atau pertimbangan ekonomis harus memenuhi standar mutu tertentu. Sampai saat ini, Indonesia masih mempunyai masalah gizi pada ibu hamil dan ibu menyusui di antaranya anemia gizi besi dan kekurangan energi protein. Mempertimbangkan hal tersebut maka SNI Minuman Khusus Ibu hamil dan/atau ibu menyusui dapat diberlakukan wajib atau dijadikan dasar sebagai regulasi teknis.

Tujuan dari penelitian ini adalah : (a) mengkaji kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu menyusui, (b) mengkaji persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) zat gizi yang tercantum pada label produk dibandingkan dengan kecukupan gizi ibu hamil dan ibu menyusui, (c) menganalisis persepsi, pemahaman terhadap label dan pola konsumsi konsumen terhadap produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui.

Kajian kesesuaian kandungan zat gizi produk ibu hamil dan/atau ibu menyusui terhadap SNI dilaksanakan melalui kegiatan inventarisasi label produk yang memperoleh izin edar tahun 2007-2011, kompilasi informasi pada label terkait dengan kandungan gizi (takaran saji, petunjuk penyiapan dan penggunaan, jenis dan jumlah zat gizi) dan pengolahan data berupa analisis gap kesesuaian. Kegiatan kajian persentase AKG yang tercantum pada label produk dibandingkan dengan kecukupan gizi ibu hamil dan ibu menyusui dilakukan sama dengan kegiatan untuk kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui terhadap SNI dan untuk pengolahan data menggunakan analisis deskriptif dengan acuan AKG tahun 2007 untuk kelompok ibu hamil dan ibu menyusui. Analisis persepsi konsumen terhadap produk mencakup kegiatan penyusunan kuesioner; penetapan kriteria dan jumlah responden yaitu 60 responden ibu hamil dan 60 responden ibu menyusui; penetapan lokasi pengambilan data yaitu puskesmas, rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta; pelaksanaan survei dan

pengolahan data berupa analisis deskriptif, analisis peringkat (uji Friedman) dan

analisis korelasi (uji Chi square dan rank Spearman).

Hasil kajian menunjukkan bahwa produk minuman khusus ibu hamil, untuk keseluruhan zat gizi yang wajib terdapat dalam produk tersebut maupun


(14)

dengan standar untuk persyaratan keseluruhan zat gizi yang wajib terdapat dalam produk maupun zat gizi yang dapat ditambahkan secara sukarela dan 13 (59%) produk tidak sesuai standar. Sedangkan hasil analisis kesesuaian produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui dengan standar diperoleh sebanyak 7 (100%) produk tidak memenuhi standar. Produk dinyatakan tidak sesuai standar apabila terdapat satu atau lebih parameter kandungan gizi yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam SNI.

Rata-rata persentase AKG terhadap semua kandungan gizi pada produk minuman khusus ibu hamil dan minuman khusus ibu menyusui masing-masing sebesar 21%. Pada produk minuman khusus ibu hamil, diketahui bahwa vitamin B6 memberikan persentase paling tinggi terhadap AKG yaitu 62%, pada produk minuman khusus ibu menyusui, vitamin D memberikan persentase paling tinggi terhadap AKG yaitu 59% dan pada produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui, vitamin C memberikan suplementasi terbesar terhadap AKG yaitu 64%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelompok vitamin yang memberikan kontribusi paling besar terhadap AKG untuk ketiga kategori produk tersebut.

Secara umum, responden menunjukkan persepsi penting hingga sangat penting terhadap keberadaan produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu

menyusui. Atribut kandungan gizi menjadi peringkat pertama yang

dipertimbangkan oleh responden ibu hamil dan ibu menyusui dalam memilih produk. Sebagian besar (77%) responden menyatakan pemenuhan gizi sebagai manfaat dari konsumsi produk tersebut. Dengan adanya persepsi tersebut berarti produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui diperlukan eksistensinya di pasaran, sehingga produk tersebut diharapkan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.

Pemahaman responden tentang produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui terkait dengan kebiasaan responden membaca label, sebanyak 53% responden ibu hamil dan 51% responden ibu menyusui selalu membaca label ketika membeli produk. Berdasarkan analisis Friedman, diperoleh hasil bahwa nama produk dan tanggal kedaluwarsa secara berturut-turut merupakan informasi pada label yang menjadi perhatian oleh responden ibu hamil dan responden ibu menyusui ketika membaca label. Berdasarkan pola konsumsinya diketahui bahwa sebanyak 57% baik responden ibu hamil maupun ibu menyusui mengonsumsi produk tersebut sebanyak dua gelas sehari.

Kata kunci : ibu hamil, ibu menyusui, standar, produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui.


(15)

x DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ………. xii

DAFTAR GAMBAR ……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………. xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 4

C. Manfaat ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi Selama Kehamilan dan Menyusui ... 5

B. Standar Nasional Indonesia ... 9

C. Label Produk dan Informasi Nilai Gizi ... 11

D. Persepsi Konsumen ... 15

III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu ... 17

B. Bahan ... 17

C. Metode ... 17

1. Kajian Kesesuaian Kandungan Gizi Produk Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu Menyusui dengan SNI Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu Menyusui ... 19

2. Kajian Persentase Angka Kecukupan Gizi Produk Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu Menyusui ... 19

3. Analisis Persepsi, Pemahaman terhadap Label dan Pola Konsumsi Konsumen tentang Produk Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu Menyusui ... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Produk Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu Menyusui... 25

1. Takaran Saji ... 29

2. Takaran Saji dengan Petunjuk Penyiapan dan Penggunaan ... 30

B. Kesesuaian Kandungan Gizi terhadap SNI ... 31

1. Minuman Khusus Ibu Hamil ... 32

2. Minuman Khusus Ibu Menyusui ... 44

3. Minuman Khusus Ibu Hamil dan Ibu Menyusui ... 54

C. Persentase Angka Kecukupan Gizi Produk Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu Menyusui ... 55

1. Minuman Khusus Ibu Hamil ...………….. 56

2. Minuman Khusus Ibu Menyusui ... 56

3. Minuman Khusus Ibu Hamil dan Ibu Menyusui ... 58

4. Zat Gizi dan Non Gizi ... 60

5. Kesesuaian klaim gizi dan kesehatan terhadap ketentuan yang berlaku ... 61


(16)

xi

2. Pemahaman Responden terhadap Produk... 67

3. Persepsi Responden terhadap Produk ... 72

4. Pola Konsumsi Responden terhadap Produk ... 78

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Simpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85


(17)

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Persyaratan mutu SNI minuman khusus ibu hamil dan ibu

menyusui ... 11

2. Acuan label gizi produk pangan ... 14

3. Kerangka pikir penelitian ... 16

4. Sebaran nama dagang produk minuman khusus ibu hamil dan/

atau ibu menyusui berdasarkan peredaran di pasar ……... 27

5. Sebaran perusahaan berdasarkan cara memproduksi produk

minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui ... 28

6. Analisis harga produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu

menyusui ... 29

7. Ukuran rumah tangga sendok makan produk minuman khusus

ibu hamil dan/atau ibu menyusui ... 30

8. Hubungan antara takaran saji dengan jumlah air yang

ditambahkan ... 31

9. Zat gizi dan non gizi dalam label produk ……... 60

10. Klaim zat gizi dan non gizi yang paling sering dicantumkan ... 62

11. Matriks Peraturan Pangan Fungsional dan Peraturan

Peng-awasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan ... 63

12. Profil responden ibu hamil dan ibu menyusui ... 65

13. Hubungan profil responden dengan kebiasaan membaca label, pemahaman tentang ING dan kepatuhan mengikuti petunjuk

penyiapan dan penggunaan ... 70

14. Peringkat perhatian responden terhadap informasi pada label... 71

15. Hubungan profil responden dengan persepsi terhadap produk... 74

16. Peringkat atribut utama yang menjadi pertimbangan responden

memilih produk ……… ... 74

17. Hubungan profil responden dengan sumber informasi ………….. 76

18. Hubungan profil responden dengan manfaat konsumsi produk … 77

19. Hubungan profil responden dengan nama dagang produk……... 79

20. Sebaran responden berdasarkan pembelian produk minuman

khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui ………. 79

21. Hubungan antara profil responden dengan frekuensi konsumsi


(18)

xiii

Nomor Halaman

1. Tahapan perumusan SNI ... 10

2. Proses terbentuknya persepsi ... 16

3. Tren produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui

yang telah memperoleh izin edar periode tahun 2007-2011 ... 24

4. Sebaran jumlah produk dan jumlah varian rasa berdasarkan nama dagang yang telah memperoleh izin edar periode tahun

2007-2011 ... 26

5. Takaran saji produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu

menyusui ... 30

6. Persentase pemenuhan kesesuaian kandungan gizi produk

minuman khusus ibu hamil terhadap SNI ... 33

7. Profil kesesuaian kandungan energi (a), protein (b), lemak (c) dan

lemak (d) produk minuman khusus ibu hamil terhadap SNI ... 35

8. Profil kesesuaian kandungan Vit.A (a), Vit.B1 (b), Vit.B2 (c) dan

Vit.B3 (d) produk minuman khusus ibu hamil terhadap SNI ... 38

9. Profil kesesuaian kandungan Vit.B6 (a), Vit.B9 (b), Vit.B12 (c)

dan Vit.C (d) produk minuman khusus ibu hamil terhadap SNI ... 39

10. Profil kesesuaian kandungan kalsium (a), besi (b), dan seng (c)

produk minuman khusus ibu hamil terhadap SNI ... 43

11. Persentase pemenuhan kesesuaian kandungan gizi produk

minuman khusus ibu menyusui terhadap SNI ... 45

12. Profil kesesuaian kandungan energi (a), protein (b), lemak (c) dan

lemak (d) produk minuman khusus ibu menyusui terhadap SNI .... 46

13. Profil kesesuaian kandungan Vit.A (a), Vit.B1 (b), Vit.B2 (c) dan

Vit.B3 (d) produk minuman khusus ibu menyusui terhadap SNI .... 49

14. Profil kesesuaian kandungan Vit.B6 (a), Vit.B9 (b), Vit.B12 (c) dan Vit.C (d) produk minuman khusus ibu menyusui terhadap

SNI... 50

15. Profil kesesuaian kandungan kalsium (a), besi (b), dan seng (c)

produk minuman khusus ibu menyusui terhadap SNI ... 53

16. Persentase pemenuhan kesesuaian kandungan gizi produk

minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui terhadap SNI ... 55

17. Rata-rata persentase AKG per saji produk minuman khusus ibu

hamil ... 57

18. Rata-rata persentase AKG per saji Minuman Khusus Ibu

Menyusui ... 58

19. Rata-rata persentase AKG per saji minuman khusus ibu hamil


(19)

xiv

20. Sebaran responden berdasarkan alasan tidak mengonsumsi

produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui ... 64

21. Kebiasaan responden membaca label produk pangan... 68

22. Sebaran responden berdasarkan pemahaman tentang informasi

nilai gizi ... 69

23. Sebaran responden yang mengikuti petunjuk penyiapan dan

penggunaan minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui ... 69

24. Sebaran responden berdasarkan persepsi terhadap keberadaan

produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui ... 73

25. Sebaran responden berdasarkan sumber informasi... 76

26. Sebaran responden berdasarkan manfaat konsumsi produk ... 77

27. Sebaran nama dagang/merek minuman khusus ibu hamil dan/

atau ibu menyusui yang dikonsumsi ... 79

28. Sebaran responden berdasarkan frekuensi konsumsi produk


(20)

xv

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 89

2. Data tentang kandungan gizi dalam 100 g produk minuman

khusus ibu hamil ... 93

3. Data tentang kandungan gizi dalam 100 g produk minuman

khusus ibu menyusui ... 95

4. Data tentang kandungan gizi dalam 100 g produk minuman

khusus ibu hamil dan ibu menyusui ... 97

5. Persentase AKG kandungan gizi semua produk minuman

khusus ibu hamil ... 98

6. Persentase AKG kandungan gizi semua produk minuman

khusus ibu menyusui ... 100

7. Persentase AKG kandungan gizi semua produk minuman

khusus ibu hamil dan ibu menyusui ... 102

8. Uji Friedman untuk perhatian responden terhadap informasi

pada label ... 103

9. Uji Friedman untuk pertimbangan memilih produk... 105


(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan setiap warga negara. Peningkatan kemajuan dan kesejahteraan bangsa sangat tergantung pada kemampuan dan kualitas sumberdaya manusianya. Ukuran kualitas sumberdaya manusia dapat dilihat pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat antara lain dapat dilihat pada tingkat kemiskinan dan status gizi masyarakat. Pangan dan gizi merupakan salah satu faktor yang mempunyai peran yang sangat penting dalam pencapaian IPM dari suatu negara (Bappenas 2011).

Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, paling tepat dilakukan pada masa menjelang dan saat prenatal. Alasan yang mendukung hal tersebut adalah : (1) perkembangan otak dimulai pada masa kehamilan, (2) ibu hamil yang menderita defisiensi zat gizi mempunyai risiko lebih besar untuk memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), (3) bayi BBLR mempunyai risiko yang lebih besar untuk meninggal pada usia satu tahun, dan jika mampu bertahan hidup akan mempunyai risiko lebih besar untuk menderita penyakit degeneratif pada usia yang lebih muda dibandingkan bayi yang lahir dengan berat normal. Oleh karena itu, penanggulangan masalah gizi yang hanya pada anak balita dan usia sekolah dianggap terlambat dan kurang efisien (Barker dalam Indani 2006).

Rendahnya status gizi ibu pada masa kehamilan mengakibatkan berbagai dampak negatif, diantaranya adalah tingginya angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium ke-5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini. Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%), anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu (Kemenkes 2010).


(22)

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi, terutama anemia gizi besi. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, prevalensi anemia ibu hamil sebesar 40,1% dan pada tahun 2007 turun menjadi 24,5% (Kemenkes 2007). Namun demikian keadaan ini mengindikasikan bahwa anemia gizi besi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Berdasarkan UNICEF (2009) dalam Yang dan Huffman (2011), di negara berkembang defisiensi mikronutrien biasanya terjadi pada masa kehamilan. Sebanyak 50% dari wanita hamil menderita anemia. Wanita yang menderita anemia parah mempunyai risiko lebih tinggi terhadap kematian dalam kehamilan. Sebanyak 13% kematian ibu di Asia dan 4% kematian ibu di Afrika disebabkan oleh anemia. Anemia berkontribusi terhadap lebih dari 30% kematian yang disebabkan oleh pendarahan.

Masa kehamilan merupakan masa khusus dimana ibu hamil membutuhkan asupan zat gizi yang berbeda dengan kelompok wanita pada umumnya. Hal ini mempertimbangkan bahwa asupan zat gizi pada ibu hamil tidak hanya bermanfaat untuk ibu hamil itu sendiri, tetapi juga untuk bayi yang dikandungnya. Status gizi ibu hamil juga berdampak pada kesiapan ibu menyusui.

Kebutuhan gizi pada masa nifas (terutama bila menyusui) akan meningkat, untuk proses pemulihan kondisi pasca melahirkan dan memproduksi air susu ibu (ASI). Jika asupan gizi tidak mencukupi akan berpengaruh terhadap status gizi dan kesehatan ibu, serta menyebabkan ASI yang dihasilkan sangat rendah kualitasnya.

Untuk memenuhi kebutuhan zat gizinya, ibu hamil dan ibu menyusui dapat diberikan tambahan zat gizi melalui suplementasi makanan atau minuman secara berkesinambungan. Berdasarkan data tahun 2011, di Badan Pengawas Obat dan Makanan telah terdaftar produk minuman khusus ibu hamil dan atau ibu menyusui sebanyak 103 buah. Perkembangan produk pangan untuk ibu hamil dan ibu menyusui tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui. Berdasarkan penelitian

Green, et al (2005), konsumsi susu bubuk yang difortifikasi asam folat sebesar

375 mcg setiap hari selama 12 minggu pada wanita usia subur meningkatkan konsentrasi folat darah dan menurunkan konsentrasi homosistein. Konsumsi

susu yang difortifikasi asam folat diharapkan dapat menurunkan risiko Neural


(23)

3

Pemerintah telah menerbitkan Standar Nasional Indonesia yaitu SNI 01-7148-2005 mengenai Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau ibu menyusui. SNI ini adalah referensi yang bersifat sukarela untuk diterapkan oleh pelaku usaha. BSN (2011) menyatakan bahwa Standar Nasional Indonesia dapat diberlakukan secara wajib dengan mempertimbangkan keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat atau pelestarian lingkungan hidup dan/atau pertimbangan ekonomis harus memenuhi standar mutu tertentu.

Maraknya produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui yang beredar saat ini memberikan kesempatan dan tantangan para industri pangan untuk memenuhi persyaratan konsumen. Inovasi dalam pengembangan produk, kemasan dan pelabelan merupakan kunci utama untuk suksesnya kompetisi dan bertahan dalam persaingan pasar.

Kemasan pangan dan label mempunyai peranan penting dalam pemasaran produk. Efektifitas pemanfaatan label sebagai salah satu sumber informasi produk dan mutu produk akan tergantung dari tingkat kesadaran dan pemahaman konsumen terhadap informasi yang disampaikan. Informasi akan mempengaruhi persepsi dan kepercayaan konsumen tentang suatu produk, selanjutnya persepsi dan kepercayaan tersebut akan berinteraksi untuk membentuk sikap yang akan diberikan oleh konsumen terhadap pemilihan produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui yang terbaik.

Mengingat pentingnya kecukupan gizi kelompok ibu hamil dan ibu menyusui dalam mendukung pembangunan sumberdaya manusia yang berkualitas dan tantangan bagi industri pangan untuk memenuhi persyaratan konsumen, serta dalam rangka melindungi kepentingan konsumen, maka pemberlakuan SNI Minuman Khusus Ibu hamil dan/atau ibu menyusui perlu mendapat perhatian dan prioritas utama. Sampai saat ini, Indonesia masih mempunyai masalah gizi pada ibu hamil dan ibu menyusui di antaranya anemia gizi besi dan kekurangan energi protein. Mempertimbangkan hal tersebut maka SNI Minuman Khusus Ibu hamil dan atau ibu menyusui dapat diberlakukan wajib atau dijadikan dasar sebagai regulasi teknis oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. Sebagai tahap awal, diperlukan adanya pengkajian produk dan persepsi konsumen yang mengonsumsi minuman khusus Ibu hamil dan/atau ibu menyusui yang terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan.


(24)

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan : (1) mengkaji kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui, (2) mengkaji persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) zat gizi yang tercantum pada label produk dibandingkan dengan kecukupan gizi ibu hamil dan ibu menyusui, (3) menganalisis persepsi, pemahaman terhadap label dan pola konsumsi konsumen tentang produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui.

C. Manfaat

Hasil kajian diharapkan dapat digunakan oleh pihak pemerintah sebagai dasar penyusunan kebijakan lebih lanjut dalam pemberlakukan SNI minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui secara wajib, serta kebijakan di bidang peningkatan status gizi ibu hamil dan ibu menyusui.

Bagi pihak produsen, hasil kajian ini dapat menjadi acuan dalam memproduksi minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui agar memenuhi persyaratan, serta turut aktif dalam meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya ibu hamil dan ibu menyusui.

Bagi konsumen diharapkan hasil kajian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui, sehingga dapat memanfaatkan label sebagai sarana untuk memperoleh informasi yang tepat, terutama perihal kandungan gizi produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui.


(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui

Salah satu faktor di antara sekian banyak yang mempengaruhi keberhasilan suatu kehamilan adalah gizi. Status gizi ibu hamil salah satunya berpengaruh terhadap berat badan–lahir bayi yang ternyata sangat erat hubungannya dengan tingkat kesehatan dan angka kematian bayi.

Suatu kehidupan baru akan terjadi dalam rahim seorang ibu setelah adanya konsepsi. Faktor gizi banyak berperan dalam perkembangan kehidupan baru ini. Pada awal kehamilan, di rahim ibu dibentuklah plasenta, kantong amnion dan tali pusar. Dalam plasenta, yang terdiri dari jaringan berpori halus,

terdapat pembuluh darah ibu dan janin yang berdampingan (Atmatsier, et al

2011).

Ibu hamil membutuhkan konsumsi energi dan zat gizi yang cukup guna menopang pertumbuhan dan kesehatan janin dan dirinya sendiri. Kehamilan yang berjarak kurang dari setahun kehamilan sebelumnya akan menguras cadangan zat-zat gizi, walaupun pertumbuhan janin mungkin dapat dilindungi

namun kesehatan ibu dapat menurun (Atmatsier, et al 2011).

Banyak perubahan tubuh yang terjadi selama kehamilan. Volume darah bertambah; ukuran dan kekuatan rahim bertambah; otot-otot lebih fleksibel dalam mempersiapkan kelahiran; kaki membengkak akibat meningkatnya konsentrasi hormon estrogen yang diperlukan untuk menahan air dan membantu mempersiapkan rahim untuk persalinan; payudara membesar dan berubah guna mempersiapkan penyediaan ASI. Sementara itu terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam tubuh ibu. Perubahan-perubahan ini perlu disertai dengan bantuan makanan bergizi, aktivitas fisik secara teratur dan cukup istirahat.

Kebutuhan energi ibu hamil dipengaruhi oleh dua hal, yaitu peningkatan angka metabolisme basal untuk menunjang kebutuhan tumbuh-kembang janin dan jaringan yang menyertainya, serta aktivitas fisik. Jumlah energi yang dibutuhkan bervariasi dan berbeda untuk setiap ibu hamil. AKG 2004 menetapkan tambahan kebutuhan energi ibu hamil pada trimester I sebanyak 180 kkal di atas kebutuhan sebelum hamil dan sebanyak 300 kkal pada trimester II dan III. Dengan demikian AKG energi ibu hamil berusia antara 19-49 tahun


(26)

Asam lemak esensial tak jenuh jamak harus dikonsumsi dari makanan karena asam lemak esensial tersebut tidak dapat disintesis oleh tubuh. Asam lemak esensial utama adalah asam lemak linoleat dan asam lemak linolenat. Turunan dari asam lemak linoleat adalah asam lemak arakidonat sedangkan turunan dari asam lemak linolenat adal janin tergantung pada status asam lemak tidak jenuh jamak ibu hamil, yang menurun seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Status DHA neonatal berkaitan dengan lingkar kepala, panjang dan berat bayi yang baru lahir (Bowman dan Russell 2001).

Protein diperlukan untuk membentuk otot, rahim, payudara, suplai darah dan jaringan pada bayi. Asupan protein yang rendah menyebabkan berat badan bayi lebih rendah dibandingkan dengan berat badan bayi rata-rata umumnya. Kebutuhan protein ibu hamil bertambah sebanyak 17 gram tiap trimester, sehingga menjadi 67 gram per hari (Foster 2009).

Zat Gizi yang berkaitan dengan metabolisme energi dan protein adalah vitamin-vitamin B, yaitu thiamin, riboflavin dan piridoksin. Kebutuhan akan vitamin-vitamin ini sedikit meningkat dengan meningkatnya kebutuhan energi dan protein. Dengan demikian kecukupan sehari ibu hamil akan thiamin menjadi 1,3 mg, riboflavin 1,4 mg, niasin 18,0 mg dan piridoksin 1,7 mg.

Selama kehamilan terjadi pembentukan sel-sel yang luar biasa banyaknya, disertai penambahan volume darah. Semua zat gizi berperan dalam proses ini, namun kebutuhan akan asam folat, kobalamin, besi dan seng memerlukan perhatian secara khusus karena memiliki peran yang amat penting dalam sintesis DNA, RNA dan sel-sel baru. Kebutuhan asam folat ibu hamil sehari adalah 600 mcg (meningkat 50%). Kebutuhan kobalamin ibu hamil dalam sehari adalah 2,6 mcg. Kebutuhan besi ibu hamil per hari adalah 26 mg pada trimester I (tidak ada peningkatan), 35 mg pada trimester II dan 39 mg pada trimester III. Sedangkan kebutuhan seng ibu hamil dalam sehari adalah 10,5-15,2 mg pada trimester I, 13,5-18,2 mg pada trimester II dan 19,5-24,2 mg pada

trimester III (Atmatsier, et al 2011).

Kebutuhan vitamin D serta mineral-mineral pembentuk tulang berupa kalsium dan magnesium meningkat selama kehamilan. Kekurangan akan zat-zat gizi ini menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tulang dan gigi. Kebutuhan mineral pembentuk tulang lain berupa fosfor dan fluor tidak meningkat selama


(27)

7

kehamilan. Vitamin D memegang peranan penting dalam absorpsi dan utilisasi kalsium. Dengan demikian, kekurangan vitamin D dapat menyebabkan riketsia pada janin dan osteomalasia pada ibu. Konsumsi kalsium yang cukup selama kehamilan diperlukan untuk memelihara keutuhan tulang ibu dan memasok kalsium untuk pertumbuhan tulang janin. Kebutuhan kalsium ibu hamil rata-rata dalam sehari adalah 950 mg dan kebutuhan magnesium ibu hamil mencapai

280-310 mg dalam sehari (Atmatsier, et al 2011).

Kebutuhan zat-zat gizi lain seperti vitamin A dan C serta mineral yodium, selenium dan mangan meningkat selama kehamilan. Vitamin A memegang peranan penting dalam reproduksi, sistem imun dan diferensiasi sel. Kebutuhan vitamin A meningkat selama kehamilan, yaitu 300 RE untuk tiap trimester hingga mencapai 800 RE. Kebutuhan vitamin C sedikit meningkat selama kehamilan, yaitu sebanyak 10 mg untuk tiap trimester. Vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang diperlukan untuk mencegah infeksi. Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah diabsorpsi. Yodium merupakan bagian dari hormon tiroid yang mengatur reaksi biokimia, termasuk metabolisme energi, sintesis protein dan aktivitas enzim. Hormon tiroid memegang peranan penting dalam pembentukan myelin sistem syaraf pusat yang paling aktif terjadi pada masa bayi selama dalam kandungan. Angka kecukupan Yodium ibu hamil meningkat sebanyak 50 mcg. Selenium di dalam tubuh bekerja sama dengan enzim glutation peroksidase sebagai antioksidan. Selain itu selenium bekerja sama dengan enzim yang mengubah hormon tiroid ke dalam bentuk aktifnya, yang berperan dalam metabolisme energi. Angka kecukupan selenium meningkat sebanyak 5 mcg per hari. Mangan dalam jumlah kecil terutama terdapat dalam tulang dan organ tubuh yang aktif secara metabolik, seperti hati, ginjal dan pankreas. Mangan bertindak sebagai kofaktor berbagai enzim yang mengatur berbagai proses metabolisme. Angka kecukupan

mangan ibu hamil meningkat sebanyak 0,2 mg per hari (Atmatsier, et al 2011).

Setelah melahirkan, para

lebih banyak dari sebelum ibu melahirkan. Karena sang ibu memiliki kewajiban memberikan kelahiran, demi meningkatkan kekebalan tubuh dan pemenuhan protein utama pada bayi. Selain menyusui, ibu juga mengalami masa nifas selama 6 minggu sampai 3 bulan pasca melahirkan. Nifas adalah keluarnya darah dari rahim


(28)

keluar disebabkan adanya pemulihan organ genetalia agar berfungsi normal seperti masa sebelum hamil dan melahirkan. Untuk itu para ibu memerlukan gizi dan nutrisi yang sangat menunjang bagi pemulihan organ genetalia ini dan prosebayi dengan ASI eksklusif.

Status gizi ibu yang kurang ketika menyusui tidak berpengaruh besar terhadap mutu ASI, kecuali pada volumenya, meskipun kadar vitamin dan mineralnya lebih rendah. Lain halnya dengan kondisi malnutrisi ekstrim yang berkepanjangan, kuantitas dan kualitas ASI dapat berpengaruh. Kondisi ini dimungkinkan karena produksi ASI bukan proses yang terjadi sesaat tetapi merupakan proses yang sudah dimulai sejak kehamilan, sehingga gizi pada masa kehamilan pun turut berpengaruh, dengan demikian kekurangan gizi pada masa menyusui tidaklah terlalu mengkhawatirkan jika gizi pada waktu hamil tercukupi (Sulistyoningsih 2011).

Kebutuhan gizi ibu menyusui lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan selama kehamilan. Pemberian ASI yang berhasil akan disertai dengan menurunnya berat badan ibu secara berangsur selama enam bulan sesudah melahirkan. Selama hamil sebagian besar ibu dapat menyimpan sebanyak 2-4 kg lemak pada tubuh. Waktu menyusui, sebagian lemak ini dapat digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan tambahan energi yang diperlukan untuk memproduksi ASI. Diperkirakan simpanan lemak ini dapat menyediakan sebanyak 200-300 kkal/hari selama tiga bulan pertama menyusui. Jumlah ini hanya merupakan sebagian dari energi yang dibutuhkan untuk memproduksi ASI. Sisa kebutuhan energi ini harus didatangkan dari makanan sehari-hari. Tambahan energi sehari yang dibutuhkan ibu menyusui berupa angka kecukupan energi sehari untuk enam bulan pertama adalah 500 kkal, sedangkan

untuk enam bulan kedua adalah 550 kkal (Atmatsier, et al 2011).

Angka kecukupan protein berupa tambahan protein untuk enam bulan pertama dan enam bulan kedua menyusui adalah sebanyak 17 gram/hari. Tambahan ini diperlukan untuk produksi ASI.

Pada umumnya kekurangan asupan zat gizi berpengaruh terhadap volume ASI yang diproduksi, tetapi tidak berpengaruh terhadap mutunya. Mutu ASI dalam hal ini dapat dipertahankan dengan mengambil zat-zat gizi tersebut dari persediaan ibu. Contohnya kalsium; asupan kalsium ibu tidak berpengaruh terhadap nilai kalsium ASI. Kekurangan kalsium ini diambil dari persediaan kalsium ibu dalam tulang. Dengan demikian densitas tulang ibu dapat berkurang.


(29)

9

Agar tidak merugikan ibu, sebaiknya zat-zat gizi termasuk vitamin dan mineral

yang dibutuhkan untuk produksi ASI diperoleh dari makanan ibu (Almatsier, et al

2011).

B. Standar Nasional Indonesia

Standar Nasional Indonesia adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. Tahapan pengembangan SNI yakni perencanaan yang dituangkan dalam Program Nasional Perumusan Standar (PNPS); proses perumusan, terdiri dari drafting, rapat teknis dan rapat konsensus; jajak pendapat dan pemungutan suara; penetapan SNI; serta pemeliharaan SNI, terdiri dari kaji ulang dan tindak lanjut kaji ulang (revisi, abolisi atau tetap) (BSN 2005).

Prinsip dasar yang harus diterapkan dalam proses perumusan adalah (1) transparansi dan keterbukaan; (2) konsensus dan tidak memihak; (3) efektif dan relevan; (4) koheren; (5) dimensi pengembangan. Perumusan SNI tidak dimaksudkan atau berpotensi menimbulkan hambatan perdagangan yang berkelebihan dan sedapat mungkin harmonis dengan standar internasional yang telah ada sejauh ketentuan tersebut memenuhi kebutuhan dan obyektif yang ingin dicapai serta sesuai dengan faktor-faktor kondisi klimatik, lingkungan, geologi dan geografis, kemampuan teknologi serta kondisi nasional yang spesifik lainnnya. Proses perumusan SNI dilaksanakan melalui tahapan yan terdapat pada Gambar 1 (BSN 2005).

Indonesia adalah salah satu negara yang sudah memiliki Standar Nasional untuk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui yaitu SNI 01-7148-2005. Standar ini memuat uraian tentang definisi minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui, yaitu produk berbentuk bubuk maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan atau ibu menyusui, mengandung energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang diperhitungkan berdasarkan tambahan kecukupan zat gizi yang dianjurkan untuk kelompok tersebut dengan atau tanpa penambahan komponen bioaktif dan atau bahan tambahan pangan yang diizinkan (BSN 2005).

SNI ini secara detail memuat standar komposisi dan syarat mutu, cara uji dan pengambilan contoh, pengemasan dan pelabelan produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui. Syarat mutu kandungan gizi minuman khusus ibu hamil dan atau ibu menyusui ditetapkan supaya dapat memenuhi kebutuhan


(30)

Keterangan :

S : Setuju MASTAN : Masyarakat standar

TS : Tidak Setuju RSNI : Rancangan Standar Nasional Indonesia RASNI : Rancangan Akhir Standar Nasional Indonesia

Gambar 1 Tahapan perumusan SNI

tambahan zat gizi yang diperlukan untuk mencapai kecukupan gizi pada ibu hamil dan ibu menyusui. Persyaratan kandungan zat gizi terdiri dari zat gizi makro, vitamin dan mineral yang wajib ditambahkan serta mineral yang dapat ditambahkan. Vitamin yang wajib ditambahkan terdiri dari vitamin A, B1, B2, B3, B6, B9, B12 dan vitamin C sedangkan mineral yang wajib ditambahkan terdiri dari kalsium, besi dan seng. Persyaratan mutu pada SNI ini dibagi menjadi 2


(31)

11

bagian, yaitu untuk ibu hamil dan untuk ibu menyusui. Rincian persyaratan kandungan zat gizi makro dan zat gizi mikro dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 1 (BSN 2005).

Tabel 1 Persyaratan mutu SNI 01-7148-2005 tentang minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui terkait dengan kandungan gizi (BSN 2005)

No Syarat Mutu Satuan SNI

Ibu Hamil Ibu Menyusui

Produk berbentuk

Bubuk (per 100 g)

Produk Berbentuk

Cair (per 100 ml)

Produk berbentuk

Bubuk (per 100 g)

Produk Berbentuk

Cair (per 100 ml)

1. Energi Kkal Min. 370 Min 65 Min. 400 Min. 70

2. Protein g 18 - 25 3,2 - 4,4 20 -34 3,5 - 70

3. Lemak g Min. 3,5 Min. 0,6 Min. 7 Min. 1,2

4. Karbohidrat g Maks. 65 Maks. 11,4 Maks. 65 Maks. 11,4 5. Vitamin A mcg/

RE

300 - 500 53 - 88 300 -500 53-88 6. Vitamin B1 mg 0,5 - 1,0 0,1 - 0,2 0,3 - 1,0 0,1 - 0,2 7. Vitamin B2 mg 0,5 -1,1 0,1 - 0,2 0,4 - 1,1 0,1 - 0,2 8. Vitamin B3 mg 6 - 14 1,1 - 2,5 3 - 14 0,5 - 2,5 9. Vitamin B6 mg 0,6 - 1,3 0,1 - 0,2 0,5 - 1,3 0,1 - 0,2 10. Vitamin B9 mcg 285 - 400 49 -70 100 - 400 18 -70 11. Vitamin B12 mcg 0,3 - 2,4 0,1-0,4 0,4 - 2,4 0,1 -0,4 11. Vitamin C mg 14 - 75 2,5 - 13,2 45 - 75 8 - 13 13. Kalsium mg 200 - 800 35 - 140 150 -800 26,25 - 140

14. Besi mg Min. 10 Min. 1,8 Min.6 Min. 1,05

15. Seng mg Min. 5 Min. 0,9 Min. 4,6 Min. 0,8

16. Magnesium mg 40 - 240 7,0 - 42 50 -240 9 -42 17. Mangan mg 0,3 -1,8 0,1 -0,3 0,8 -1,8 0,14 -0,32 18. Iodium mcg 70 - 150 12 - 26 50-150 8,75-26,25 19. Selenium mcg 7- 30 1,2 - 5,3 5-30 0,88 - 5,25 20. Fluor mg 0,3 - 2,5 0,1 - 0,4 0,2-2,5 0,04 -0,44

C. Label Pangan dan Informasi Nilai Gizi (ING)

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan, yang dimaksud dengan label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Label pangan terdiri dari dua bagian yaitu bagian utama dan bagian informasi. Bagian utama label adalah bagian dari label yang memuat keterangan penting untuk diketahui oleh masyarakat pada umumnya. Bagian utama label harus ditempatkan pada sisi


(32)

kemasan yang mudah dilihat, diamati dan atau dibaca oleh masyarakat pada umumnya. Bagian utama label setidaknya memuat keterangan mengenai : (1) nama produk, (2) berat bersih, (3) nama produsen dan (4) nomor pendaftaran. Sedangkan pada bagian informasi memuat pernyataan atau keterangan mengenai : (1) daftar bahan atau komposisi, (2) informasi nilai gizi, (3) tanggal kedaluwarsa, (4) petunjuk penyimpanan, (5) petunjuk penggunaan dan (6) kode produksi (Pemerintah RI 1999).

Pangan olahan untuk konsumsi oleh kelompok tertentu seperti bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dalam rangka memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan kelompok tersebut, maka pada label pangan olahan tersebut wajib mencantumkan informasi nilai gizi. Informasi Nilai Gizi didefinisikan sebagai daftar kandungan zat gizi pada label pangan sesuai dengan format yang dibakukan (BPOM 2005). Beberapa istilah untuk menggambarkan pencantuman

informasi nilai gizi yang berlaku di berbagai negara antara lain nutrition labelling,

nutrition fact, dan nutrition information. Istilah nutrition labeling digunakan oleh

WHO (WHO 2004), Canada dan Malaysia. Filipina menggunakan istilah nutrition

information, Amerika Serikat menggunakan istilah nutrition fact, sedangkan

Australia menggunakan istilah nutrition information panel.

Pencantuman informasi nilai gizi pada label tidak diwajibkan terhadap semua pangan. Pangan yang diwajibkan untuk mencantumkan informasi tentang kandungan gizi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, Pasal 32, ayat (1) yang menyatakan bahwa pencantuman keterangan tentang kandungan gizi pangan pada label wajib dilakukan bagi pangan yang disertai pernyataan bahwa pangan mengandung vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya yang ditambahkan, atau pangan yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang mutu dan gizi pangan, wajib ditambahkan vitamin, mineral dan atau zat gizi lainnya (Pemerintah RI 1999).

Peraturan Pemerintah tersebut juga mengatur tata cara pencantuman kandungan gizi pada label yang tertuang pada Pasal 32 bahwa keterangan tentang kandungan gizi pangan dicantumkan dengan urutan jumlah keseluruhan energi, dengan perincian berdasarkan jumlah energi yang berasal dari lemak, protein dan karbohidrat; jumlah keseluruhan lemak, lemak jenuh, kolesterol, jumlah keseluruhan karbohidrat, serat, gula, protein, vitamin dan mineral. Jika pelabelan gizi digunakan pada suatu pangan, maka pada label pangan tersebut


(33)

13

wajib memuat hal-hal berikut : (a) ukuran takaran saji, (b) jumlah sajian per kemasan, (c) kandungan energi per takaran saji, (d) kandungan protein per sajian (dalam gram), (e) kandungan karbohidrat per sajian (dalam gram), (f) kandungan lemak per sajian (dalam gram), (g) persentase dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan.

Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah tersebut. Pedoman tersebut mengatur informasi yang harus dicantumkan dan informasi yang dapat dicantumkan terdiri dari (a) Informasi yang wajib dicantumkan, meliputi takaran saji, jumlah sajian per kemasan dan catatan kaki, (b) Zat gizi yang wajib dicantumkan, meliputi energi total, lemak total, protein, karbohidrat total, dan natrium, (c) Zat gizi yang wajib dicantumkan dengan persyaratan tertentu,

meliputi energi dari lemak, lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, serat pangan,

gula, vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi, zat gizi lain yang wajib ditambahkan/difortifikasikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, zat gizi yang pernyataannya (klaim) dicantumkan pada label pangan, dan (d) Informasi lain yang dapat dicantumkan, meliputi energi dari lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal, lemak tidak jenuh ganda, kalium, serat pangan larut, serat pangan tidak larut, gula alkohol, karbohidrat lain, vitamin, mineral dan zat gizi lain (BPOM 2005)

Dalam rangka pencantuman Informasi Nilai Gizi, acuan yang digunakan untuk menghitung persentase AKG yang akan dicantumkan pada label pangan adalah AKG yang khusus ditujukan untuk pelabelan. Indonesia telah menetapkan nilai AKG yang dijadikan acuan khusus untuk pelabelan pangan tersebut berdasarkan kelompok umur. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.00.06.51.0475 tentang Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan dan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.52.6291 tentang Acuan Label Gizi Produk Pangan. Acuan Label Gizi berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.52.6291 dapat dilihat pada Tabel 2.

Angka kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan tubuh untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua populasi menurut kelompok umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologis tertentu seperti kehamilan dan menyusui. Angka kecukupan gizi berguna sebagai rujukan yang digunakan untuk perencanaan dan penilaian konsumsi makanan dan asupan gizi


(34)

bagi orang sehat, agar tercegah dari kekurangan ataupun kelebihan asupan gizi. Kekurangan asupan gizi akan menyebabkan terjadinya defisiensi atau penyakit kurang gizi dan kelebihan akan menyebabkan terjadinya efek samping. Pada keadaan ekstrim kekurangan atau kelebihan zat gizi dapat menyebabkan penyakit bahkan kematian (IOM, 2002 dalam Muhilal & Hardinsyah 2004). Angka Kecukupan Gizi (AKG) ditetapkan berdasarkan kajian dan kesepakatan pakar berdasarkan hasil-hasil penelitian kebutuhan gizi. oleh karena itu ketersediaan data hasil penelitian kebutuhan gizi diperlukan sebagai basis mengestimasi AKG (Muhilal & Hardinsyah 2004).

Tabel 2 Acuan label gizi produk pangan (BPOM 2007)

No Zat Gizi Nilai Acuan Label Gizi untuk Kelompok Konsumen Satuan Umum Bayi 0-6

bulan

Anak 7-23 bulan

Anak 2-5 tahun

Ibu hamil

Ibu menyusui

1. Energi kal 2000 550 800 1300 2160 2425 2. Lemak total g 62 35 27 40 60 67 3. Lemak jenuh g 18 - - - 19 22 4. Kolesterol mg <300 - - - <300 <300 5. Asam linoleat g - 2 3 4 6 7 6. Protein g 60 10 20 35 81 91 7. Karbohidrat total g 300 50 120 200 324 364 8. Serat makanan g 25 - - - 25 25 9. Vitamin A*) RE 600 375 400 400 800 850

Setara karoten total*)

mcg 7200 4500 4800 5280 9800 10200 Setara beta

karoten*)

mcg 3600 2250 2400 2640 4800 5100 10. Vitamin D mcg 10 5 5 5 5 5 11. Vitamin E mg 15 4 6 7 15 19 12. Vitamin K mcg 60 5 12 18 55 55 13. Thiamin mg 1,0 0,3 0,5 0,7 1,3 1,3 14. Riboflavin mg 1,2 0,3 0,5 0,6 1,4 1,5 15. Niasin mg 15 2 5 7 18 17 16. Asam folat mcg 400 65 90 185 600 500 17. Asam

pantotenat

mg 7 1,4 2,0 3,0 7 7 18. Piridoksin mg 1,3 0,1 0,4 0,6 1,7 1,8 19. Vitamin B12 mcg 2,4 0,4 0,6 1,0 2,6 2,8 20. Vitamin C mg 90 40 40 45 90 100 21. Kalium mg 4700 400 700 3400 4700 5100 22. Natrium mg <2300 120 370 1100 1500 <2300 23. Kalsium mg 800 200 480 500 950 950 24. Fosfor mg 600 100 320 400 600 600 25. Magnesium mg 270 25 60 80 270 270 26. Besi mg 26 0,3 8 8 33 32 27. Yodium mcg 150 90 90 110 200 200 28. Seng mg 12 5,5 8 9,4 14,7 13,9 29. Selenium mcg 30 5 13 19 35 40 30. Mangan mg 2 0,003 0,8 1,4 2 2,6 31. Flour mg 2,5 0,01 0,6 0,8 2,7 2,7

Tahun 1997 International Life Sciences Institute (ILSI) South East Asia


(35)

15

bagi Asia Tenggara melalui regional workshop. Regional workshop menyepakati tentang definisi, kegunaan, cakupan zat gizi, pengelompokan umur, penetapan ukuran tubuh dan basis perhitungan AKG. AKG digunakan untuk penilaian konsumsi pangan dan gizi penduduk; untuk penilaian risiko ketidakcukupan pangan; basis perencanaan menu, suplementasi dan pendidikan gizi; basis label dan pengembangan produk pangan serta regulasi pangan; dan penilaian dan perencanaan penyediaan dan produksi pangan (Muhilal & Hardinsyah 2004).

D. Persepsi Konsumen

Menurut UU Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999, konsumen didefinisikan sebagai setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik digunakan untuk kepentingan sendiri, keluarga, orang lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen memliki hak penuh dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya. Namun keputusan konsumen ini tentunya akan dipengaruhi oleh pihak pemasar atau pihak-pihak yang memiliki kepentingan khusus terhadap konsumen tersebut. Keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh persepsi konsumen dan oleh karena itu pihak pemasar harus dapat memahami persepsi konsumen terhadap produk. Perbedaan dalam persepsi akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih atau membeli produk karena konsumen akan membeli barang sesuai dengan persepsinya. Pemahaman terhadap persepsi konsumen sangat bermanfaat bagi pemasar

karena persepsi konsumen dapat dijadikan dasar dalam melakukan market

segmentation. Selain persepsi konsumen, dalam merancang strategi pemasaran, perusahaan juga harus mempelajari keinginan, sikap dan perilaku konsumen. Perusahaan-perusahaan sudah tentu berkeinginan untuk menimbulkan perubahan-perubahan dalam perilaku konsumen yang menyebabkan semakin membaiknya persepsi konsumen terhadap merek-merek tertentu yang dimiliki

oleh perusahaan tersebut (Engel et al. 1994).

Menurut Mowen dan Minor (2002), persepsi diartikan sebagai proses pemaparan individu untuk menerima, memperhatikan serta memahami informasi. Sedangkan, menurut Kotler (2001), persepsi merupakan proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi untuk memaknai sesuatu.

Mowen dan Minor (2002), mengemukakan bahwa persepsi akan memiliki hubungan timbal balik terhadap pemrosesan informasi. Tingkat keterlibatan,


(36)

memori, persepsi akan mempengaruhi pemrosesan informasi. Sebaliknya, persepsi pun timbul sebagai hasil dari pemrosesan informasi yaitu melalui interpretasi dan pemaknaan rangsangan. Tahapan persepsi merupakan suatu rangkaian proses yang dapat dilihat pada Gambar 2. Pada tahap pemaparan stimulus, konsumen menerima informasi melalui panca inderanya dan pada tahap perhatian konsumen akan mengalokasikan kapasitas pemrosesan menjadi rangsangan. Pada tahap pemahaman, konsumen akan menyusun dan menerjemahkan informasi untuk memberikan arti terhadap informasi tersebut. Tahap keempat dari pengolahan informasi adalah penerimaan. Setelah konsumen melihat stimulus, memperhatikan, dan memahami stimulus tersebut maka sampailah kepada suatu kesimpulan mengenai stimulus atau objek tersebut. Inilah yang disebut sebagai persepsi konsumen terhadap objek tersebut. Persepsi konsumen tersebut merupakan output dari penerimaan konsumen terhadap stimulus.

Pengolahan informasi memiliki lima tahap yang terdiri atas tahapan-tahapan

Gambar 2 Proses terbentuknya persepsi (Mowen dan Minor 2002)


(37)

III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan selama 10 (sepuluh) bulan sejak bulan Pebruari – Nopember 2012. Pengambilan data label produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui dilakukan di Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pelaksanaan survei dilakukan di sarana pelayanan kesehatan meliputi rumah sakit dan puskesmas di Jakarta Pusat.

B. Bahan

Bahan yang digunakan berupa data yang meliputi (1) label produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui yang terdaftar di Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, (2) Peraturan perundang-undangan terkait dengan produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui, pencantuman informasi nilai gizi, angka kecukupan gizi dan pelabelan produk pangan, (3) Standar Nasional Indonesia tentang minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui, dan (4) kuesioner sebagai instrumen untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui, pemahaman tentang labelnya dan untuk mendapatkan gambaran pola konsumsi produk tersebut.

C. Metode

Kajian mengenai kesesuaian produk terhadap Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Angka Kecukupan Gizi (AKG) serta persepsi konsumen terhadap produk minuman ibu hamil (bumil) dan/atau ibu menyusui (busui) menggunakan studi kepustakaan dan survei. Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan sebagaimana terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kerangka Pikir Penelitian

No Tahapan Penelitian

Parameter Analisa Interpretasi Hasil (luaran)

1. Kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk terhadap SNI minuman khusus bumil dan busui.

a. Inventarisasi data produk minuman khusus bumil dan busui yang diberikan izin edar berupa nomor

pendaftaran oleh Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, Badan POM tahun 2007 - 2011.

Data tentang produk minuman khusus bumil dan busui


(38)

Tabel 3 Kerangka Pikir Penelitian (lanjutan)

No Tahapan Penelitian

Parameter Analisa Interpretasi Hasil (luaran)

b. Inventarisasi label produk minuman khusus bumil dan busui yang mendapat persetujuan tahun 2007-2011

Label produk minuman khusus bumil dan busui telah terdaftar sejak tahun 2007 s/d 2011

c.kompilasi informasi pada label terkait dengan kandungan gizi (takaran saji, petunjuk penyiapan dan penggunaan, jumlah dan jenis zat gizi)

Tabel data terkait dengan kandungan gizi produk minuman khusus bumil dan busui (takaran saji, petunjuk penyiapan dan penggunaan, jumlah dan jenis zat gizi)

d.Pengolahan data : Analisis gap kesesuaian

Tabel kesesuaian gizi produk dengan SNI

Persentase produk yang sesuai standar dan tidak sesuai standar Jumlah parameter yang tidak sesuai standar

2. Kajian persentase AKG zat gizi yang tercantum pada label produk minuman khusus bumil dan busui dibandingkan dengan kecukupan gizi bumil dan busui

a. Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan sama dengan kegiatan untuk kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk terhadap SNI

Tabel persentase AKG zat gizi per sajian pada setiap produk yang diamati

Rata-rata persentase AKG zat gizi per sajian untuk masing-masing produk khusus bumil dan/atau busui

b. Pengolahan data : Analisis deskriptif dengan menggunakan acuan AKG tahun 2007 untuk bumil dan busui

3 Analisis persepsi, pemahaman terhadap label dan pola konsumsi konsumen tentang produk minuman khusus bumil dan/atau busui

a. Penyusunan kuesioner Instrumen pengamatan b. Penetapan kriteria dan

jumlah responden

Kelompok responden sebagai target pengamatan

c. Penetapan lokasi Lokasi pengambilan data d. Pelaksanaan survei Data tentang profil responden,

pemahaman tentang label,persepsi dan pola konsumsi responden terhadap produk

Data tentang harga dan berat bersih

e. Pengolahan data : Analisis deskriptif dan analisis korelasi

Gambaran mengenai profil responden, pemahaman tentang label, persepsi responden, pola konsumsi, karakteristik produk (harga dan merek) berupa frekuensi, rataan, presentase dan tabulasi silang.

Korelasi antara profil responden dengan pemahaman responden tentang label, persepsi responden, dan pola konsumsi menggunakan


(39)

19

1. Kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk terhadap SNI minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui.

Penelitian diawali dengan pembuatan daftar produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui yang diberikan izin edar berupa nomor pendaftaran oleh Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan pada tahun 2007-2011. Dari data tersebut diketahui bahwa ada 103 jenis produk minuman khusus ibu hamil dan atau ibu menyusui yang diberikan izin edar selama tahun 2007-2011.

Selanjutnya dilakukan proses pengumpulan berkas pendaftaran produk yang dijadikan bahan penelitian. Tidak semua berkas pendaftaran dapat ditemukan, sehingga pengumpulan data terkait label produk hanya dapat dilakukan untuk 59 produk. Terdiri dari 30 produk minuman khusus ibu hamil, 22 produk minuman khusus ibu menyusui dan 7 produk minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui.

Data yang terkumpul selanjutnya dikompilasi terkait informasi yang meliputi takaran saji, jenis dan jumlah kandungan gizi, persentase AKG, petunjuk penyiapan dan penggunaan. Selanjutnya dilakukan konversi data dari nilai kandungan gizi per sajian menjadi per 100 g. Hal tersebut dilakukan karena pada umumnya persyaratan kandungan gizi pada SNI minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui dalam per 100 g produk.

Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan data akhir berupa matriks kesesuaian antara kandungan gizi dalam masing-masing produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui dengan persyaratan yang tercantum dalam SNI minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui. Hasil pengolahan juga memperlihatkan jenis dan nilai zat gizi yang tidak sesuai standar untuk masing-masing produk. Produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui dinyatakan tidak sesuai dengan standar apabila terdapat satu atau lebih parameter kandungan gizi yang tidak sesuai standar.

2. Kajian persentase AKG zat gizi yang tercantum pada label produk dibandingkan dengan kecukupan gizi bumil dan busui.

Pengumpulan data yang dilakukan sama dengan kegiatan untuk kajian kesesuaian kandungan gizi yang tercantum pada label produk terhadap SNI. Pengolahan data untuk kajian ini menggunakan ALG tahun


(40)

2007 untuk kelompok ibu hamil dan ibu menyusui. Keluaran dari tahapan ini adalah rata-rata persentase AKG zat gizi per sajian untuk masing-masing produk minuman khusus bumil dan/atau busui dan tabel sebaran jenis dan jumlah klaim zat gizi dan non gizi pada produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui.

3. Analisis persepsi, pemahaman terhadap label dan pola konsumsi konsumen tentang produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui

Penyusunan kuesioner. Kuesioner merupakan salah satu instrumen untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh data tentang persepsi responden terhadap produk minuman khusus minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui, pemahaman tentang labelnya dan pola konsumsi produk tersebut. Kuesioner penelitian terdiri dari 3 bagian meliputi profil responden, pemahaman terhadap label produk, persepsi dan pola konsumsi responden terhadap produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui.

Penetapan kriteria dan jumlah responden. Responden penelitian adalah kelompok ibu hamil dan ibu menyusui yang mengonsumsi produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria inklusi

a. Ibu hamil yang mengonsumsi minuman khusus ibu hamil

b. Ibu menyusui yang mengonsumsi minuman khusus ibu menyusui c. Ibu hamil dan ibu menyusui yang bersedia menjadi responden 2. Kriteria eksklusi

Ibu hamil dan ibu menyusui yang tidak bersedia menjadi responden. Menurut Roscoe dalam Sekaran (2006), acuan umum untuk menentukan ukuran sampel yaitu (1) ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian; (2) jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat; (4) untuk penelitian mutivariat (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian; dan (5) Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen


(41)

21

yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20.

Penentuan jumlah responden menggunakan variabel estimasi proporsi populasi dengan tingkat kepercayaan 95% dihitung dengan

rumus (Lemenshow et al 1990 dalam Murti 2010) sebagai berikut :

n = z α/22 pq

E2

dengan :

E = galat estimasi

p = proporsi populasi, 0,5 apabila tidak diketahui q = 1-p

α = taraf keterandalan

100 (1- α)% = tingkat keyakinan

Pada penelitian ini, diharapkan galat estimasi tidak lebih dari

13% dengan tingkat keyakinan 95% berarti : z α/2 = 1,96 (dengan

tingkat keyakinan 95%, maka nilai α = 0,05, α/2 = 0,025 sehingga z0,025 = 1,96 diperoleh dari tabel distribusi normal standar); E = 0,13; p = 0,5; q = 0,5 maka jumlah responden untuk penelitian ini adalah :

n = 1,962 x 0,5 x 0,5

0,132

= 56 responden

Berdasarkan perhitungan tersebut maka ditetapkan responden yang mewakili kelompok ibu hamil dan ibu menyusui masing-masing berjumlah 60 responden.

Penetapan lokasi pengambilan data. Pengambilan data melalui kuesioner dilakukan di Jakarta Pusat dan untuk mendapatkan data sebaran yang seimbang dalam hal sosial ekonomi maka ditetapkan sarana kesehatan yang dipilih adalah rumah sakit swasta, rumah sakit pemerintah dan puskesmas. Pengambilan data dilakukan di sarana kesehatan dengan pertimbangan bahwa responden biasa mengunjungi tempat tersebut untuk melakukan konsultasi kesehatan. Sedangkan pengambilan data terkait dengan harga produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui dilakukan di toko modern.

Pelaksanaan survei. Survei dilakukan melalui pengisian kuesioner dan wawancara. Responden merupakan ibu hamil dan ibu menyusui yang datang ke rumah sakit dan puskesmas yang telah


(42)

ditetapkan. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan terkait identitas diri, pemahaman terhadap label, persepsi dan pola konsumsi produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui. Untuk survei harga produk dilakukan pengamatan dan pencatatan mengenai harga dan berat bersih produk berdasarkan nama dagang di beberapa toko modern.

Pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan membuat kategori pada peubah profil responden (usia, usia kehamilan, urutan kehamilan, bulan pemberian ASI, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, pengeluaran untuk produk), pemahaman responden terhadap label produk (pembacaan label, pemahaman tentang informasi nilai gizi, kepatuhan mengikuti petunjuk penyiapan dan penggunaan), persepsi responden terhadap produk (persepsi responden terhadap keberadaan produk, pertimbangan dalam memilih produk, sumber informasi, dan manfaat konsumsi produk) dan pola konsumsi (nama dagang yang dikonsumsi dan frekuensi konsumsi produk) serta harga produk. Selanjutnya data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif berupa frekuensi, presentase dan tabulasi silang dilakukan pada peubah profil responden, pemahaman responden terhadap label produk, persepsi responden terhadap produk, pola konsumsi dan harga produk.

Analisis korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara profil responden dengan pemahaman responden terhadap label, persepsi responden terhadap produk dan pola konsumsi produk. Analisis korelasi

menggunakan uji Chi-Square dan uji rank-Spearman.

Uji Chi-Square digunakan untuk memeriksa ketidaktergantungan

antara dua variabel dalam satu populasi. Uji Chi-Square menggunakan

data nominal dan data ordinal. Dalam hal ini yang termasuk data nominal adalah profil responden (pekerjaan), persepsi responden terhadap produk (sumber informasi dan manfaat konsumsi produk) sedangkan yang termasuk data ordinal adalah profil responden responden (usia, usia kehamilan, urutan kehamilan, bulan pemberian ASI, jumlah anak, pendidikan, pendapatan keluarga, pengeluaran untuk produk), pemahaman responden terhadap label produk (pembacaan label, pemahaman tentang informasi nilai gizi, kepatuhan mengikuti petunjuk


(43)

23

penyiapan dan penggunaan), persepsi responden terhadap produk (persepsi responden terhadap keberadaan produk dan pertimbangan dalam memilih produk) dan pola konsumsi (nama dagang yang dikonsumsi dan frekuensi konsumsi produk).

Hipotesis pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: H0: kedua variabel saling bebas

H1: kedua variabel tidak saling bebas.

Rumus Chi-Square (Sulaiman 2002) :

(

)

∑∑

=

=

r

i k

j ij

ij ij

E

E

O

1

2 2

χ

, dengan derajat bebas = (r-1)(k-1)

Dimana: Oij = frekuensi sel yang diamati

Eij = frekuensi yang diharapkan untuk sel ij Kaidah pengambilan keputusan:

Tolak H0 jika:

χ

2(r−1)(k−1)

>

χ

2(1−α) atau Asymp.sig < taraf nyata (

α

)

Terima H0 jika:

χ

2(r−1)(k−1)

<

χ

2(1−α) atau Asymp.sig > taraf nyata (

α

)

Korelasi rank Spearman digunakan untuk memeriksa hubungan

antara dua variabel yang berskala ordinal. Dasar dari penggunaan korelasi ini adalah peringkat atau berjenjang. Dalam hal ini data ordinal adalah profil responden responden (usia, usia kehamilan, urutan kehamilan, bulan pemberian ASI, jumlah anak, pendidikan, pendapatan keluarga, pengeluaran untuk produk), pemahaman responden terhadap label produk (pembacaan label, pemahaman tentang informasi nilai gizi, kepatuhan mengikuti petunjuk penyiapan dan penggunaan), persepsi responden terhadap produk (persepsi responden terhadap keberadaan produk dan pertimbangan dalam memilih produk) dan pola konsumsi (nama dagang yang dikonsumsi dan frekuensi konsumsi produk). Adapun rumus yang digunakan adalah (Sulaiman 2002) :

)

1

(

6

1

2 1

2

=

=

n

n

D

n

i


(44)

Dimana:

ρ

= koefisien korelasi Spearman

D = perbedaan skor antara dua bariabel n = jumlah pengamatan

Analisis peringkat digunakan untuk mengetahui urutan perhatian responden terhadap informasi pada label dan urutan pertimbangan responden terhadap atribut utama dalam memilih produk dengan menggunakan uji Friedman. Uji Friedman digunakan untuk menguji signifikansi k sampel yang berkaitan, berasal dari populasi yang sama, dengan skala data minimal ordinal (kategori). Dasar perhitungan analisis Friedman menggunakan peringkat-peringkat, yang dirunut dari hasil-hasil pengamatan yang diukur.

Hipotesis pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: H0: nilai pengamatan dalam satu variabel identik

H1: sekurang-kurangnya salah satu variabel cenderung menghasilkan nilai-nilai yang lebih besar dibandingkan sekurang-kurangnya salah satu variabel yang lain. Karena distribusi yang terbentuk adalah

distribusi chi-square maka statistik uji yang digunakan untuk analisis

ini adalah (Sulaiman 2002) :

)

1

(

3

)

1

(

.

12

1 2

2

+





+

=

=

k

n

R

k

k

n

k

j j

χ

, dengan derajat bebas = k-1

Dimana: n = banyaknya pengamatan untuk variabel

k = banyaknya variabel

Rj = jumlah peringkat untuk setiap variabel

Kaidah pengambilan keputusan:

Tolak H0 jika :

χ

2hitung

>

χ

2(α,k−1) atau Asymp.sig < taraf nyata (

α

)

Terima H0 jika : ( , 1)

2 2

<

k

hitung

χ

α


(45)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Produk Minuman Khusus Ibu Hamil dan/atau Ibu Menyusui

Masa Kehamilan dan masa menyusui merupakan masa khusus dimana ibu dapat mengalami kondisi khusus berhubungan dengan makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Selain itu, ibu hamil dan ibu menyusui memerlukan asupan zat gizi yang berbeda dengan kelompok wanita pada umumnya. Karena kebutuhan khusus ini, maka hal ini membuka peluang besar bagi industri pangan untuk merancang makanan atau minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui. Menurut Yang dan Huffman (2011) produk pangan yang khusus diformulasi untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan ibu menyusui dapat membantu memenuhi kebutuhan zat besi dan zat gizi lainnya. Akan tetapi, di negara berkembang, hanya ada sedikit produk yang diperuntukkan untuk ibu hamil dan ibu menyusui yang terjangkau dan tersedia di pasaran.

Di Indonesia, produk pangan yang diperuntukkan untuk ibu hamil dan ibu menyusui masih terbatas jenisnya. Di pasaran, hanya ditemukan produk pangan khusus untuk ibu hamil dan ibu menyusui yang berupa produk minuman yang berbasis susu. Produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui ini tersedia dalam bentuk bubuk atau bentuk cair siap minum. Berdasarkan data tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, Badan Pengawas Obat dan Makanan telah memberikan izin edar berupa nomor pendaftaran (BPOM RI MD/ML) untuk produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui sebanyak 103 buah. Gambar 3 menunjukkan tren perkembangan produk minuman khusus ibu hamil

dan/atau ibu menyusui

.

Gambar 3 Tren produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui yang telah memperoleh izin edar periode tahun 2007-2011

8

22

18 22

33

0 10 20 30 40

2007 2008 2009 2010 2011

Ju

ml

a

h

P

ro

d

u

k


(1)

a. Hubungan antara profil responden dengan kebiasaan membaca label

Uji rank-Spearman

Profil Responden Statistik Kebiasaan Membaca Label

Ibu Hamil Ibu Menyusui Usia

Correlation Coefficient 0.091 0.207

Sig. (2-tailed) 0.489 0.113

N 60 60

Pendidikan

Correlation Coefficient 0.079 0.124

Sig. (2-tailed) 0.549 0.344

N 60 60

Pendapatan_keluarga

Correlation Coefficient 0.187 0.018

Sig. (2-tailed) 0.154 0.889

N 60 60

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Chi Square

Profil Responden Statistik Kebiasaan Membaca Label

Ibu Hamil Ibu Menyusui

Value 6.844 2.399

Pekerjaan df 2 2

Asymp. Sig. (2-sided) 0.033* 0.301

b. Hubungan antara profil responden dengan pemahaman terhadap informasi

nilai gizi (ING)

Uji rank-Spearman

Profil Responden Statistik Pemahaman terhadap ING

Ibu Hamil Ibu Menyusui Usia

Correlation Coefficient 0.200 -0.580

Sig. (2-tailed) 0.126 0.661

N 60 60

Pendidikan

Correlation Coefficient .0216 0.078

Sig. (2-tailed) 0.097 0.555

N 60 60

Pendapatan_keluarga

Correlation Coefficient 0.240 0.166

Sig. (2-tailed) 0.064 0.205


(2)

Uji Chi Square

Profil Responden

Statistik Pemahaman terhadap ING

Ibu Hamil Ibu Menyusui

Value 4.667 0.011

Pekerjaan df 1 1

Asymp. Sig. (2-sided) 0.031 0.916

c. Hubungan antara profil responden dengan kepatuhan mengikuti petunjuk

penyiapan dan penggunaan

Uji rank-Spearman

Profil Responden Statistik Kepatuhan Mengikuti Petunjuk

Penyiapan dan Penggunaan Ibu Hamil Ibu Menyusui

Correlation Coefficient -0.205 -0.182

Usia Sig. (2-tailed) 0.117 0.163

N 60 60

Pendidikan

Correlation Coefficient 0.073 0.090

Sig. (2-tailed) 0.581 0.496

N 60 60

Pendapatan_keluarga

Correlation Coefficient 0.060 0.131

Sig. (2-tailed) 0.646 0.318

N 60 60

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Chi Square

Profil Responden

Statistik

Kepatuhan Mengikuti Petunjuk Penyiapan dan

Penggunaan Ibu Hamil Ibu Menyusui

Value 3.812 1.818

Pekerjaan df 2 2


(3)

d. Hubungan antara profil responden dengan persepsi responden

Uji rank-Spearman

Profil Responden Statistik Persepsi Responden

Ibu Hamil Ibu Menyusui Usia_kehamilan

Correlation Coefficient -.252 -

Sig. (2-tailed) .052 -

N 60 -

Correlation Coefficient -.074 -

Riwayat_kehamilan Sig. (2-tailed) .573 -

N 60 -

Bulan_pemberian_ ASI

Correlation Coefficient - .020

Sig. (2-tailed) - .879

N - 60

Jumlah_Anak

Correlation Coefficient .015 -.148

Sig. (2-tailed) .911 .260

N 60 60

Pendidikan

Correlation Coefficient -.109 -.101

Sig. (2-tailed) .409 .441

N 60 60

Pendapatan_keluarga

Correlation Coefficient .031 -.140

Sig. (2-tailed) .812 .285

N 60 60

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Chi Square

Profil Responden Statistik Persepsi Responden

Ibu Hamil Ibu Menyusui

Value 6.844 1.404

Pekerjaan df 2 2


(4)

e. Hubungan antara profil responden dengan pertimbangan dalam memilih

produk

Uji rank-Spearman

Profil Responden Statistik Pertimbangan dalam Memilih

Produk (kandungan gizi)

Ibu Hamil Ibu Menyusui

Correlation Coefficient 0.130 0.014

Pendidikan Sig. (2-tailed) 0.321 0.918

N 60 60

Pendapatan_keluarga

Correlation Coefficient -0.009 0.196

Sig. (2-tailed) 0.943 0.134

N 60 60

Jumlah anak

Correlation Coefficient 0.282* 0.046

Sig. (2-tailed) 0.029 0.726

N 60 60

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Chi Square

Profil Responden Statistik

Pertimbangan dalam Memilih Produk (kandungan gizi) Ibu Hamil Ibu Menyusui

Value 8.309 4.858

Pekerjaan df 3 3


(5)

Uji Chi Square

Profil Responden Statistik Sumber Informasi

Ibu Hamil Ibu Menyusui

Value 10.871 2.399

Usia df 6 2

Asymp. Sig. (2-sided) 0.092 0.301

Value 2.895 7.521

Pendidikan df 3 6

Asymp. Sig. (2-sided) 0.408 0.275

Value 6.540 7.748

Pendapatan_Keluarga df 6 6

Asymp. Sig. (2-sided) 0.365 0.257

Value 2.880 8.265

Pekerjaan df 6 3

Asymp. Sig. (2-sided) 0.824 0.041

g. Hubungan antara profil responden dengan nama dagang

Uji rank Spearman

Profil Responden Statistik Nama_Dagang

Ibu Hamil Ibu Menyusui

Pendapatan keluarga

Correlation Coefficient 0.315* 0.213

Sig. (2-tailed) 0.014 0.106

N 60 60

Pengeluaran untuk membeli Susu

Correlation Coefficient 0.136 -0.078

Sig. (2-tailed) 0.301 0.555

N 60 60

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(6)

h. Hubungan antara profil responden dengan frekuensi konsumsi

Uji rank Spearman

Profil Responden Statistik

Frekuensi Konsumsi Ibu Hamil Ibu Menyusui Pendapatan keluarga

Correlation Coefficient -0.137 -0.306*

Sig. (2-tailed) 0.295 0.018

N 60 60

Pengeluaran untuk susu

Correlation Coefficient 0.397** 0.437**

Sig. (2-tailed) 0.002 0.000

N 60 60

usia

Correlation Coefficient 0.155 0.088

Sig. (2-tailed) 0.237 0.506

N 60 60

Usia kehamilan

Correlation Coefficient 0.034 -

Sig. (2-tailed) 0.794 -

N 60 -

Riwayat_Kehamilan

Correlation Coefficient 0.137 -

Sig. (2-tailed) 0.297 -

N 60 -

pendidikan

Correlation Coefficient -0.141 -0.119

Sig. (2-tailed) 0.282 0.366

N 60 60

jumlah_anak

Correlation Coefficient 0.208 0.090

Sig. (2-tailed) 0.112 0.493

N 60 60

Bulan_pemberian_ASI

Correlation Coefficient - .058

Sig. (2-tailed) - .659

N - 60

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).