Definisi Sindrom Pramenstruasi Sindrom Pramenstruasi

a. Tipe A Sindrom Pramenstruasi tipe A anxiety ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalai depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat menstruasi. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. b. Tipe H Sindrom Pramenstruasi tipe H Hyperhydrasion memiliki gejala edema, perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe sindrom pramenstruasi lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel ekstrasel karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. c. Tipe C Sindrom Pramenstruasi tipe C craving ditandai dengan rasa lapar, ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis dan karbohidrat sederhana. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial omega 6, atau kurangnya magnesium. d. Tipe D Sindrom Pramenstruasi tipe D depression ditandai dengan gejala rasa depesi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata. Biasanya sindrom pramenstruasi tipe D berlangsung bersamaan dengan tipe A. Sindrom pramenstruasi tipe D disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, dimana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya.

E. Dampak Sindrom Pramenstruasi

Bagi beberapa wanita gejala sindrom pramentruasi dapat terjadi cukup parah, sehingga dapat menimbulkan dampak yang merugikan. Umumnya dampak dari sindrom pramenstruasi tersebut adalah gangguan aktivitas harian seperti penurunan produktivitas kerja, sekolah, dan hubungan interpersonal penderita Wiknjosastro, 2006. Dari segi aktivitas harian, penelitian membuktikan bahwa sebanyak 17 dari penderita sindrom pramenstruasi merasakan dampak klinis yang signifikan pada ADL activities daily life dan 9 yang terkena dampak serius terhadap ADL Dennerstein dkk, 2010. Sedangkan dari segi produktivitas, penelitian yang dilakukan Borenstein 2004 menemukan bahwa penurunan produktivitas lebih banyak dialami oleh penderita sindrom pramenstruasi dibandingkan dengan bukan penderita sindrom pramenstruasi, yang dikaitkan dengan keluhan sulit berkonsentrasi, menurunnya antusiasme, menjadi pelupa, mudah tersinggung, dan labilitas emosi Borenstein dkk, 2004.