Jenis Afiksasi Afiksasi Dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia

yang sangat produktif dalam pembentukan kata pada bahasa Indonesia mengingat bahasa Indonesia menganut sistem aglutinatif menempel. 16 Dilihat dari bentuk dasar tunggal, seperti contoh: makan secara deskriptif adalah sebuah kata karena ia tidak dapat dipisahkan lagi atas bagian yang lebih kecil yang bermakna. makanan pun sebuah kata karena jika dipisahkan makan dapat berdiri sendiri dan bermakna, tetapi –an tidak dapat berdiri sendiri bermakna. Keuletan dapat dipisahkan atas ulet dan ke-an, ulet dapat berdiri sendiri, sedangkan ke-an tidak dapat berdiri sendiri. 17

2. Jenis Afiksasi

2.1 Jenis Afiksasi Dalam Bahasa Arab Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa fi`il tsulatsy mazid berasal dari fi`il tsulatsy mujarrad, dimana perubahan itu mengakibatkan berubah artinya. Untuk mengubah fi`il tsulatsy mujarrad menjadi fi`il tsulatsy mazid haruslah mengikuti wazan-wazan tertentu. 18 Fi`il tsulatsy mazid terbagi manjadi tiga macam, yaitu: a. Fi`il tsulatsy mazid bi harfin wahid 67ﻝ +2 4ﻝ + 0+ ی ﻝ + + ++ Yaitu kalimat fi`il yang terdiri dari tiga huruf asli dan satu huruf tambahan. b. Fi`il tsulatsy mazid bi harfain 67ﻝ +2 4ﻝ + 0+ ی ﻝ + Yaitu kalimat fi`il yang terdiri dari tiga huruf asli dan dua huruf tambahan. c. Fi`il tsulatsy mazid bi tsalatsati ahruf + 67ﻝ +2 4ﻝ +A67 + 0+ ی ﻝ + + : 2 6 0 4 7 5 -66 0 6 3 ; Yaitu kalimat fi`il yang terdiri dari tiga huruf asli dan tiga huruf tambahan. 19 Berikut ini akan dijelaskan wazan masing-masing dari tiga macam fi`il tsulatsy mazid tersebut. a. Fi`il tsulatsy mazid bi harfin wahid memiliki tiga wazan, yaitu: 2B 0 huruf tambahannya: huruf `ain yang pertama. 2 90 huruf tambahannya: huruf hamzah sebelum fa`fi`il. 2 0 huruf tambahannya: huruf alif setelah fa`fil. b. Fi`il tsulatsy mazid bi harfain memiliki lima wazan, yaitu: 2 4ﺕ huruf tambahannya: huruf ta` sebelum fa`fi`il dan huruf alif setelah fa`fi`il. 2B 4ﺕ huruf tambahannya: huruf ta` sebelum fa`fi`il dan huruf `ain yang pertama pada `ain fi`il. 2 90, huruf tambahannya: huruf hamzah sebelum fa`fi`il dan huruf ta` setelah fa`fi`il. 2 49, huruf tambahannya: huruf hamzah dan huruf nun sebelum fa`fi`il. B2 90, huruf tambahannya: huruf hamzah sebelum fa`fi`il dan huruf lam yang pertama pada lam fi`il. c. Fi`il tsulatsy mazid bi tsalatsati ahruf memiliki empat wazan, yaitu: 2 949ﺱ, huruf tambahannya: huruf hamzah, sin dan ta` sebelum fa`fi`il. - 3 9 2 7 29 90, huruf tambahannya: huruf hamzah sebelum fa`fi`il serta huruf waw dan `ain setelah `ain fi`il. B 90, huruf tambahannya: huruf hamzah sebelum fa`fi`il, huruf alif dan huruf lam yang pertama setelah `ain fi`il. B 90, huruf tambahannya: huruf hamzah sebelum fa`fi`il da dua huruf waw setelah `ain fi`il. Dilihat dari segi jumlah huruf tambahannya, fi`il ruba`y mazid terbagi menjadi 2 macam yaitu: a. Fi`il ruba`y mazid bi harfin wahid 2 4ﻝ + + 0+ ی ﻝ + ﻝ + yaitu kalimat fi`il yang terdiri dari 4 huruf asli dan 1 huruf tambahan, sehingga keseluruhan jumlah hurufnya ada 5. b. Fi`il ruba`y mazid bi harfain 0 + ی ﻝ + ﻝ + 2 4ﻝ yaitu kalimat fi`il yang terdiri dari 4 huruf asli dan 2 huruf tambahan, sehingga keseluruhan jumlah hurufnya 6. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing wazan dari dua macam fi`il ruba`y mazid tersebut. a. Fi`il ruba`y mazid bi harfin wahid 1 Satu wazan asli, yaitu: 29 4ﺕ huruf tambahannya huruf ta`. Wazan ini berasal dari fi`il ruba`y mujarrad 29 0 . 2 Lima wazan yang disamakan dengan wazan 29 4ﺕ , yaitu: 29 4ﺕ huruf tambahannya huruf ta`. Wazan ini berasal dari fi`il ruba`y mujarrad 29 0 . 2 94ﺕ + huruf tambahannya huruf ta`. Wazan ini berasal dari fi`il ruba`y mujarrad 2 90 . 9 4ﺕ huruf tambahannya huruf ta`. Wazan ini berasal dari fi`il ruba`y mujarrad 9 0 . 29 4ﺕ huruf tambahannya huruf ta`. Wazan ini berasal dari fi`il ruba`y mujarrad 29 0 . 9 4ﺕ huruf tambahannya huruf ta`. Wazan ini berasal dari fi`il ruba`y mujarrad 9 0 . b. Fi`il ruba`y mazid bi harfain 1 Memiliki satu wazan asli yaitu: B2 90 huruf tambahannya: huruf hamzah dan huruf lam yang kedua. Wazan ini berasal dari fi`il ruba`y mujarrad 29 0 . 2 Dua wazan yang disamakan dengan wazan B2 90 . a 29C 90 huruf tambahannya: huruf hamzah dan nun. Wazan ini berasal dari fi`il ruba`y mujarrad 2C9 0 . b 9C 90 huruf tambahannya: huruf hamzah dan nun. Wazan ini berasal dari fi`il ruba`y mujarrad 9 0 . 2.2 Jenis Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia Dalam bahasa Indonesia dikenal berbagai jenis afiks yang diklasifikasikan atas: a prefiks, yaitu afiks yang diletakkan didepan dasar, contoh: me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-, per-, se-. b infiks, yaitu afiks yang diletakkan ditengah dasar, contoh: -el-, -er-, -em-, dan –in- . c sufiks, yaitu afiks yang diletakkan dibelakang dasar, contoh: -an, -kan, -i,. d simulfiks, yaitu aks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada dasar. Dalam bahasa Indonesia simulfiks dimanifestasikan dengan nasalisasi dari fonem pertama suatu bentuk dasar, dan fungsinya ialah membentuk verba atau memverbalkan nomina, ajektiva atau kelas kata lain. Contoh berikut terdapat dalam bahasa Indonesia non-standar: kopi – ngopi, soto – nyoto, sate – nyate, kebut – ngebut. e konfiks, yaitu afiks yang terdiri dari dua unsur, satu didepan bentuk dasar dan satu dibelakang bentuk dasar dan berfungsi sebagai satu morfem terbagi. Konfiks harus dibedakan dari kombinasi afiks. Satu morfem dengan satu makna gramatikal. Dalam bahasa Indonesia konfiks ke-an, pe-an, per-an, dan ber-an terlihat dalam: 1 keadaan: dasarnya adalah ada. Kita tidak mengenal bentuk adaan atau keada; jadi ke-an disini merupakan konfiks. 2 pengiriman: kita jumpai konfiks pe-an. Juga kita temukan bentuk pengirim dan kirim-an, jadi pe-an dalam pengiriman mempunyai makna gramatikal tersendiri. 3 persahabatan: per-an adalah sebuah konfiks. Sahabat adalah bentuk dasarnya, sedangkan bentuk persahabat dan sahabatan tidak ditemukan, jadi bentuk per-an mempunyai makna gramatikal tersendiri. 4 bertolongan: ber-an merupakan konfiks, tetapi ber-an dalam berpajangan bukan konfiks, karena proses pembentukan yang berbeda, tetapi konbinasi afiks. Proses ber-an dalam berpajangan ialah ber+pajangan, sedangkan dalam bertolongan prosesnya ialah ber-an+tolong. Ber- mengandung makna `mempunyai`, sedangkan ber-an mengandung makna `resiprokal`. f superfiks atau suprafiks, yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem suprasegmental. Afiks ini tidak ada dalam bahasa Indonesia. g interfiks, yaitu jenis infiks yang muncul diantara dua unsur. Dalam bahasa Indonesia interfiks terdapat pada kata-kata bentukan baru, misalnya interfiks –n- dan –o- pada gabungan Indonesia dan logi menjadi indonesianologi; Jawa dan logi menjadi jawanologi. h transfiks, yaitu jenis infiks yang menyebabkan dasar menjadi terbagi. Bentuk ini terdapat dalam bahasa-bahasa Afro-Asiatika, antara lain dalam bahasa Arab; misalnya akar ktb dapat diberi transfiks a-a, i-a, a-i, dsb. Menjadi katab `ia menulis`, kitab `buku`, katib `penulis` dsb. i kombinasi afiks, yaitu kombinasi dari dua afiks atau lebih yang bergabung dengan dasar. Afiks ini bukan jenis afiks yang khusus, dan hanya merupakan gabungan beberapa afiks yang mempunyai bentuk dan makna gramatikal tersendiri, muncul secara bersama pada bentuk dasar, tetapi berasal dari proses yang berlainan. Contoh: 1 memperkatakan: sebuah bentuk dasar dengan kombinasi tiga afiks, dua prefiks dan satu sufiks. 2 Mempercayakan: sebuah bentuk dasar dengan kombinasi dua afiks, satu prefiks, dan satu sufiks.

C. Wawasan Tentang Morfologi 1. Pengertian Morfologi