Pendidikan Kewarganegaraan Kajian Teori

2.1.8. Pendidikan Kewarganegaraan

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan siswa akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Winataputra dalam Winarno 2014:7 mengartikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bidang kajian yang mempunyai objek telaah kebajikan dan budaya kewarganegaraan, menggunakan disiplin ilmu pendidikan dan ilmu politik sebagai kerangka kerja keilmuan pokok serta disiplin ilmu lain yang relevan, secara koheren diorganisasikan dalam bentuk program kurikuler, aktivitas sosio kultural kewarganegaraan, dan kajian ilmiah kewarganegaraan. Tujuan mata pelajaran PKn adalah untuk membentuk karakteristik dan watak warga negara yang baik. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 BSNP, 2006:108 bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya. b. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak cerdas dalam semua kegiatan. c. Bisa berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam pelaksanaannya, PKn mempunyai ruang lingkup kajian ilmunya. Dalam BSNP dalam Fatur dan Wuri, 2010:8 ruang lingkup PKn secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan. b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional. c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga Negara. e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi. f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi. g. Pancasila meliputi: Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi. Pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran di persekolahan perlu menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah. Pembangunan karakter bangsakembali dirasakan sebagai kebutuhan mendesak dan tentunya memerlukan pola pemikiran atau paradigm baru. Menurut Fatur dan Wuri 2010:11-12, pembelajaran PKn dengan paradigma baru memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Membelajarkan dan melatih siswa berpikir kritis b. Membawa siswa mengenal, memilih dan memecahkan masalah c. Melatih siwa dalam berpikir kritis sesuai dengan metode ilmiah d. Melatih siswa untuk berpikir dengan keterampilan social lain yang sejalan dengan pendekatan inkuiri. Berdasarkan uraian tersebut, penulis berasumsi bahwa PKn merupakan pendidikan yang membekali siswa pengetahuan dan kemampuan dasar menjadi warga negara yang taat pada undang-undang dan memiliki karakter dan pribadi yang luhur sehingga bisa hidup dan membaur dalam masyarakat khususnya masyarakat Indonesia. Mata pelajaran PKn secara umum berfungsi sebagai pendidikan yang menanamkan nilai dan moral pada siswa, sehingga sangat penting untuk diberikan untuk menciptakan penerus bangsa yang bernilai dan bermoral.

2.1.9. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar