S.S Colvin, kecerdasan adalah belajar atau kemampuan belajar menyesuaikam diri seseorang dengan lingkungan. Agus, 2005:81-84.
Definisi-definisi kecerdasan menurut para ahli tersebut merupakan sebagian dari definisi-definisi kecerdasan yang ada. Bahkan, menurut
Stenberg dalam Agus, 2005:85, berbagai riset menunjukan bahwa budaya yang berbeda memiliki konsepsi tentang kecerdasan yang berbeda pula. Dari
beberapa definisi kecerdasan yang telah dikemukakan para ahli tersebut, penulis berasumsi bahwa kecerdasan meliputi tiga pengertian, yaitu 1
kemampuan untuk belajar; 2 keseluruhan pengetahuan yang diperoleh; dan 3 kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau
lingkungan pada umumnya. Banyak masyarakat yang memiliki pandangan bahwa kualitas
intelegensi atau kecerdasan yang tinggi dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam belajar atau meraih kesuksesan
dalam hidupnya. Namun baru-baru ini, telah berkembang pandangan lain yang menyatakan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi
keberhasilan kesuksesan individu dalam hidupnya bukan semata-mata ditentukan oleh tingginya kecerdasan intelektual, tetapi oleh faktor
kemantapan emosional yang oleh ahlinya, yaitu Daniel Goleman disebut Emotional Intelligence Kecerdasan Emosional.
2.1.2. Pengertian Emosi
Akar kata emosi adalah movere, kata kerja Bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-“ untuk memberi arti
“bergerak menjauh”. Menurut English and English dalam Syamsu Yusuf, 2009:114-115, emosi adalah
“A complex feeling state accompained by characteristic motor and glandular activies” suatu keadaan perasaan yang
kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris. Sedangkan Sarlito Wirawan Sarwono dalam Syamsu Yusuf, 2009:115
berpendapat bahwa emosi merupakan “setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah dangkal maupun pada
tingkat yang luas mendalam”. Menurut Syamsu Yusuf 2009:116 emosi sebagai suatu peristiwa
psikologis mengandung ciri-ciri sebagai berikut: a. Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologis lainnya seperti
pengamatan dan berpikir. b. Bersifat fluktuatif tidak tetap.
c. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera. Emosi juga berhubungan dengan motif. Emosi dapat berfungsi
sebagai motif yang dapat memotivasi atau menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar individu dapat berbuat atau bertingkah laku.
Tingkah laku yang ditimbulkan oleh emosi tersebut, bisa bersifat positif maupun negatif. Sejumlah studi tentang emosi anak telah mengungkapkan
bahwa perkembangan emosi mereka bergantung sekaligus pada faktor pematangan dan faktor belajar. Beberapa kondisi, baik kondisi yang bersifat
internal maupun yang bersifat eksternal, dapat menyebabkan dominannya dan menguatnya emosi seseorang. Kondisi- kondisi tersebut adalah:
a kondisi yang ikut mempengaruhi emosi dominan, antara lain: 1 kondisi kesehatan; 2 suasana rumah; 3 cara mendidik anak; 4 hubungan
dengan para anggota keluarga; 5 hubungan dengan teman sebaya; 6 perlindungan yang berlebihan; 7 aspirasi orang tua; 8 bimbingan.
b kondisi yang menunjang timbulnya emosionalitas yang menguat, antara lain: 1 kondisi fisik; 2 kondisi psikologis; 3 kondisi lingkungan.
Individu mengalami proses perkembangan emosi selama hidupnya, mulai dari bayi sampai dengan dewasa. Bahkan pada saat masih dalam
kandungan, kondisi emosional ibu dapat mempengaruhi perkembangan janin. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi individu.
Kepribadian, lingkungan, pengalaman, kebudayaan, merupakan variabel yang sangat berperan dalam perkembangan emosi individu. Disamping itu,
perbedaan individu dalam perasaan dan emosi dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan kondisi atau keadaan individu yang bersangkutan, antara
lain: a. Kondisi dasar individu. Hal ini erat kaitanya dengan struktur pribadi
individu, misalnya ada yang mudah marah, sebaliknya ada yang sulit marah.
b. Kondisi psikis individu pada suatu waktu. Misalnya pada saat kalut, seseorang mudah tersinggung dibandingkan dalam keadaan normal.
c. Kondisi jasmani individu. Pada saat sedang sakit biasanya lebih mudah marah.
Perbedaan perkembangan emosi seseorang menyebabkan reaksi yang dimunculkan oleh individu-individu terhadap suatu keadaan tidak sama
antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Emosi yang negatif akan melahirkan tindakan yang negatif pula. Begitu pula sebaliknya, emosi
yang positif akan melahirkan tindakan yang positif pula. Maka dari itu, dibutuhkan pemahaman yang mendalam tentang makna dari kecerdasan
emosional yang dapat melatih kecakapan individu dalam menangani emosi.
2.1.3. Pengertian Kecerdasan Emosi