95 Ha : ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan sikap siswa pada
mata pelajaran IPS terhadap moralitas siswa. Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah:
Tolak apabila
; Terima
apabila ;
Hipotesis 1 dan 4 mengunakan rumus analisis varians dua jalan. Hipotesis 2 dan 3 menggunkan rumus t-test dua sampel independen.
124
V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1
Simpulan
Berdasarkan tinjauan pustaka, hasil penelitian, adanya analisis serta mengacu pada
perumusan masalah dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1.
Ada perbedaan moralitas yang signifikan antara siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran VCT dan siswa yang diberi
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran IPS. Perbedaan tersebut terlihat dari model pembelajaran VCT lebih
mengukur tingkat kesadaran siswa tentang suatu nilai moral, mengkaji perasaan dan perbuatan sendiri. Sedangkan model pembelajaran STAD lebih
menekankan pada interaksi dan komunikasi antara siswa agar terjalin dengan baik yang dilakukan secara berkelompok. Melalui penerapan model
pembelajaran VCT dengan menggunakan teknik analisis nilai siswa akan mampu membedakan yang baik dan yang benar, melatih siswa untuk menilai,
dan mengembangkan nilai-nilai moral yang sudah ada dalam dirinya. 2.
Moralitas siswa diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran VCT lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran
STAD bagi siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran IPS. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran merupakan hal
yang baik dalam proses belajar di sekolah sehingga VCT sangat menekankan
125 keaktifan individu dalam proses pembelajaran. Siswa akan senderung
berpartisipasi aktif dan merasa percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya. Siswa akan lebih mandiri dalam mengerjakan tugas tanpa
mengandalkan teman. Sehingga siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran IPS akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi
dengan model pembelajaran VCT dibandingkan dengan model pembelajaran STAD.
3. Moralitas siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran STAD lebih baik
dibanding dengan yang menggunakan model pembelajaran VCT bagi siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran IPS. STAD merupakan
sebuah pembelajaran kooperatif di kelas yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dalam kelompok. Hal ini dilakukan dengan membangkitkan kebutuhan
untuk menghargai keindahan untuk mendapatkan penghargaan hubungkan dengan pengalaman yang lampau, beri kesempatan untuk mendapatkan hasil
yang baik, gunakan berbagai macam metode mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca, demonstrasi, dan sebagainya. Sedangkan model
pembelajaran VCT yang diterapkan hanya menganalisis nilai. Dengan model pembelajaran STAD, siswa yang memiliki sikap negatif akan lebih
mendominasi kelas dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran.
4. Ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan sikap siswa pada
mata pelajaran IPS terhadap moralitas siswa. Dapat disimpulkan dari pengujian hipotesis kedua dan ketiga tersebut, bahwa antara model
pembelajaran dan sikap terhadap mata pelajaran terdapat interaksi.
126 5.
Dimensi moralitas yang harus dipertahankan adalah kerapihan, keterbukaan, ketekunan, percaya diri, kerjasama, sopan santun, kejujuran, menghormati
orang tua, memegang janji, tanggung jawab dan tenggang rasa. Sedangkan dimensi moralitas yang harus ditingkatkan adalah disiplin, etika bicara,
kepedulian, dan kontrol diri.
5.2 Implikasi
Berdasarkan pada kajian teori serta mengacu pada simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, berikut peneliti sampaikan implikasi baik secara teoritis maupun
secara praktis dalam upaya meningkatkan moralitas siswa.
1. Implikasi teoritis
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada pembelajaran mata pelajaran IPS siswa
kelas XI SMK Negeri 1 Kotabumi, terdapat perbedaan moralitas antara siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran VCT dan siswa
yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran IPS. Adapun perbedaan tersebut, pada siswa yang memiliki sikap
positif terhadap mata pelajaran IPS, moralitas siswa diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran VCT lebih baik dibandingkan dengan yang
menggunakan model pembelajaran STAD dan pada siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran IPS, moralitas siswa yang diberi perlakuan model
pembelajaran STAD lebih baik dibanding dengan yang menggunakan model pembelajaran VCT. Secara teoritis, hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk mengembangkan model
127 pembelajaran kooperatif VCT dan STAD pada pembelajaran IPS khususnya pada
peningkatan moralitas siswa. Di sisi lain, dari hasil penelitian diketahui juga bahwa ada interaksi antara
penggunaan model pembelajaran dan sikap siswa pada mata pelajaran IPS terhadap moralitas siswa. sikap siswa terhadap pelajaran IPS juga memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap moralitas siswa. Sikap siswa terhadap pelajaran IPS termasuk salah satu faktor yang menentukan moralitas siswa, moralitas siswa
yang memiliki sikap positif akan berbeda dengan siswa yang memiliki sikap negatif. Dengan demikian, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai salah
satu acuan untuk mengembangkan model pembelajaran VCT dan STAD pada pembelajaran IPS dengan menyempurnakan kelemahannya dan turut memper-
hitungkan sikap yang siswa miliki terhadap pelajaran IPS.
2. Implikasi praktis
Dari hasil penelitian diketahui bahwa moralitas siswa kelas XI SMK Negeri 1
Kotabumi, pada siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran IPS, moralitas siswa diberi perlakuan menggunakan VCT lebih baik dibandingkan
dengan STAD. Oleh karena itu, semua pihak terkait dapat mempertimbangkan penggunaan VCT dalam rangka meningkatkan moralitas siswa untuk siswa yang
memiliki sikap positif terhadap IPS. Di sisi lain, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor sikap siswa juga turut memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap moralitas siswa. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran guna meningkatkan moralitas siswa harus juga turut memperhitungkan tingkat
128 sikap siswa. Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan, acuan,
atau rujukan bagi guru untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan moralitas siswa. Guru hendaknya dapat memilih model
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang akan diberikan sehingga akan tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien yang
pada akhirnya akan berimplikasi pada meningkatnya moralitas siswa.
5.3 Saran
Dengan memperhatikan hasil penelitian dan simpulan, maka peneliti menyarankan beberapa hal berikut.
1. Guru hendaknya menyadari bahwa komponen pernilaian tidak hanya
pernilaian kognitif tetapi juga pernilaian afektif sikap. 2.
Pada siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS, disarankan guru menggunakan model pembelajaran
VCT agar diperoleh moralitas siswa yang optimal. 3.
Pada siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran IPS, moralitas siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran STAD agar
diperoleh moralitas siswa yang optimal. 4.
Hendaknya penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan memperdalam dan memperluas lingkup penelitian agar diperoleh hasil yang
lebih tajam dan akurat. 5.
Adanya penelitian tindak lanjut untuk menyempurnakan penelitian ini yaitu dengan mengadakan penelitian yang sama dengan fokus pada indikator atau
mata pelajaran yang berbeda.
129
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode Dan Paradigma Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. _________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. Baharuddin. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jawa Tengah
-ruzz Media. Barry, Wadswort. 1984.
Piaget’s Theory of Cognitive and Affective Development. New York: Longman, Inc.
Borders, Beyond. 2010. Communication Modernity and History. Jakarta: Research Center.
Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. 2010. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Chipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Eggen, Paul dan Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Indeks:
Jakarta. Fatadal, Ibrahim. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT Imperial
Bhakti Utama. Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Irianto, Agus. 2009. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana.