Pengaruh Positioning Terhadap Keputusan Menabung Pada Nasabah PT. Bank BPD Aceh Cabang Kuala Simpang

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKTENSI MEDAN

PENGARUH POSITIONING TERHADAP KEPUTUSAN MENABUNG PADA NASABAH PT. BANK BPD ACEH CABANG KUALA SIMPANG

DRAFT SKRIPSI

070521033 Oleh

UMALYA NOFISA 070521033 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara 2009


(2)

ABSTRAK

Umalya Nofisa (2009), Pengaruh Positioning Terhadap Keputusan Menabung Pada Nasabah PT. Bank BPD Aceh Cabang Kuala Simpang. Prof. Dr. Ritha. F. Dalimunthe, SE, MSi selaku ketua jurusan Manajemen, Prof. Dr. Paham Ginting SE, Msi selaku dosen pembimbing, Dr. Isfenti Sadalia, MSi selaku dosen penguji I dan Dr. Endang S. Rini, MSi selaku dosen penguji II.

Positioning adalah bagaimana suatu merek perusahaan dapat masuk dan

menguasai benak pelanggan. Konsumen terlalu banyak dihadapkan denganinformasi tentang produk jasa perbankan dan layanan. Nasabah tidak mungkin mengevaluasi ulang produk jasa perbankan setiap memutuskan menabung, sebaliknya dalam benak konsumen setiap produk atau merek akan di kelompokan dalam sejumlah kategori. Penetapan posisi produk bukanlah kegiatan yang pemasar lakukan terhadap calon nasabah sehingga posisi produk dengan tepat dapat ditanamkan di benak pelanggan. Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan keputusan menabung nasabah.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis positioning terhadap keputusan

menabung nasabah pada bank BPD. Teknik penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripftif dan uji rank spearman. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer (melalui kuesioner) dan data sekunder (melalui literature).

Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden manjawab setuju yang bearti konsumen menilai produk positioning bank BPD telah dilaksanakan dengan baik, dan mengenai keputusan menabung nasabah memberikan tanggapan Positif.


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji dan syukur penulis sampakaikan kepada Allah SWT atas berkah dan karunianya yang luar biasa dan berlimpah sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Selama menjalani perkuliahan di fakultas ekonomi universitas sumatera utara sampai kepada penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat saran dan kritik dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku dekan fakultas ekonomi Universitas Utara

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku ketua departemen Manajemen fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku sekretaris departemen Manajemen fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting SE, Msi Selaku dosen Pembimbing yang bersedia membimbing saya sampai skripsi ini selesai dengan baik.

5. Dr. Isfenti Sadalia selaku dosen penguji II yang memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Dr. Endang S. Rini selaku dosen penguji II yang memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta dan dimuliakan Allah SWT, Ayahanda Drs. Syahrul Amri dan Ibunda Fatma Zainab SH. Semoga rahmat, berkah, dan kasih saying Allah selalu tercurah kepada Ayah dan Ibu. Terima kasih dari ananda atas untaian doa yang tidak pernah putus, cinta dan kasih sayang selalu menghangatkan jiwa serta pengorbanan yang tidak kenal lelah, tulus, dan ikhlas karena Allah. Hanya Allah yang dapat membalas semuanya . semoga ananda bisa menjadi anak yang berbakti dan dibanggakan oleh agama, keluarga, bangsa dan negara, Aminn ya rabb.


(4)

8. Segenap dosen dan staf pengajar fakultas ekonomi universitas sumatera utara yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

9. Seluruh teman-teman Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi Pembangunan khususnya stambuk 2007 yang telah membantu dalam pengisian kuisioner dan membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini.

10.Kak Dani, kak Vina, dan bang Jumadi selaku staf departemen manajemen terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak kekurangan dari isi maupun penyajiannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, Juli 2009


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis. ... 4

1. Kerangka Konseptual. ... 5

2. Hipotesis ... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 6

E. Metode Penelitian ... 7

1. Batasan Operasional ... 7

2. Defenisi Operasional Variabel ... 7

3. Pengukuran Variabel ... 8

4. Waktu dan lokasi penelitian ... 9

5. Populasi dan Sampel ... 9

a. Populasi ... 9

b. Sampel ... 9

6. Jenis dan Sumber Data ... .10

7. Teknik Pengumpulan Data ... 10

8. Uji Instrumen Penelitian ... 11

a. Uji Validitas ... 11

b. Uji Reabilitas ... 11

9. Metode Analisis data ... 12

a. Metode Analisis Deskriptif ... 12

b. Metode Analisis Statistik ... 12

BAB II URAIAN TEORITIS ... 15

A. Penelitian Terdahulu ... 15

B. Pengertian Positioning... 15

C. Tujuan Positioning ... 20

D. Segmentasi Pasar ... 22

E. Pengertian Prilaku Konsumen ... 23


(6)

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN ... 35

A. Sejarah Singkat Bank BPD Aceh ... 35

B. Visi, Misi Bank BPD Aceh ... 39

C. Struktur Organisasi ... 40

D. Uraian Tugas ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Analisis Data ... 47

1. Analisis Deskriptif ... 47

2. Analisis Rank Spearman ... 59

B. Uji Instrumen Penelitian ... 60

C. Koefesien Determinasi ... 61

D. Pengujian Hipotesis ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Informasi Produk Tabungan ... 2

Tabel 1.2 Indikator Operasional Variabel ... 8

Tabel 1.3 Instrumen Skala Likert ... 9

Tabel 1.4 Interpensi Koefesien Korelasi ... 14

Tcabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 48

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 48

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasrkan Produk Tabungan ... 49

Tabel 4.5 Karakteristik Produk Tabungan, Giro Dan Deposito Cukup Bervariasi.... 51

Tabel 4.6 Karakteristik Buku Transfer PDC, Incaso, Kliring tersedia dengan baik .. 51

Tabel 4.7 Fungsi Alat Tarnsaksi Tabungan Dan Giro Seperti Slip Setoran, Kartu ATM Tersedia Dengan Baik ... 52

Tabel 4.8 Pemberitahuan Mengenai Produk Tabungan Jelas,Cepat& Ketersedian ... 52

Tabel 4.9 Keamanan Bank Cukup Baik ... 53

Tabel 4.10 Multi Tabungan dan Giro Seperti Pembayaran Rekening Telepon, Hand phone dan Listrik Tersedia Dengan Baik... 53

Tabel 4.11 Undian (Door Prize) Kepada Nasabah Cukup Variatif ... 54

Tabel 4.12 Tingkat Penilaian Mengenai Positioning ... 54

Tabel 4.13 Anda Merasa Mempunyai Kebutuhan Untuk Menabung ... 56

Tabel 4.14 Anda Berusaha Mencari Informasi Lebih Lanjut Mengenai Produk ... 56

Tabel 4.15 Anda Merasa Puas Telah Menggunakan Produk jasa Bank BPD ... 57

Tabel4.16 Anda MenggunakanProduk Jasa Bank BPD Karena Telah Membandingkan Dengan Bank Lain ... 57

Tabel 4.17 Anda Akan Menggunakan Produk Bank BPD Dalam Waktu Yang Akan Datang ... 58

Tabel 4.18 Tingkat Penilaian Mengenai Keputusan Menabung ... 58

Tabel 4.19 Tabel Correlations ... 59


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 5 Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan ... 25 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank BPD Aceh Cabang Kuala Simpang ... 36


(9)

ABSTRAK

Umalya Nofisa (2009), Pengaruh Positioning Terhadap Keputusan Menabung Pada Nasabah PT. Bank BPD Aceh Cabang Kuala Simpang. Prof. Dr. Ritha. F. Dalimunthe, SE, MSi selaku ketua jurusan Manajemen, Prof. Dr. Paham Ginting SE, Msi selaku dosen pembimbing, Dr. Isfenti Sadalia, MSi selaku dosen penguji I dan Dr. Endang S. Rini, MSi selaku dosen penguji II.

Positioning adalah bagaimana suatu merek perusahaan dapat masuk dan

menguasai benak pelanggan. Konsumen terlalu banyak dihadapkan denganinformasi tentang produk jasa perbankan dan layanan. Nasabah tidak mungkin mengevaluasi ulang produk jasa perbankan setiap memutuskan menabung, sebaliknya dalam benak konsumen setiap produk atau merek akan di kelompokan dalam sejumlah kategori. Penetapan posisi produk bukanlah kegiatan yang pemasar lakukan terhadap calon nasabah sehingga posisi produk dengan tepat dapat ditanamkan di benak pelanggan. Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan keputusan menabung nasabah.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis positioning terhadap keputusan

menabung nasabah pada bank BPD. Teknik penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripftif dan uji rank spearman. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer (melalui kuesioner) dan data sekunder (melalui literature).

Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden manjawab setuju yang bearti konsumen menilai produk positioning bank BPD telah dilaksanakan dengan baik, dan mengenai keputusan menabung nasabah memberikan tanggapan Positif.


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kontuinitas perkembangan dunia perbankan telah mengubah banyak cara sistem perbankan di Indonesia. Bank tidak saja sebagai tempat menyimpan dana atau tempat mendapatkan dana, tetapi lebih dari itu fungsi bank sebagai tempat berbagai kebutuhan masyarakat. Industri perbankan dan jasa keuangan, saat ini dihadapkan pada persaingan yang sangat tajam, kompleks dan perubahan lingkungan bisnis yang cepat. Berbagai macam produk bermunculan mengikuti harus kebutuhan persaingan pasar, yang lebih mengutamakan daya tarik untuk merebut posisi di pasar baik dari segi kemasan, pelayanan maupun cita rasa.

Perbankan merupakan industri jasa yang sangat penting dalam menunjang program pembiayaan pembangunan, baik sebagai penghimpun dana, sebagai lembaga pembiayaan investasi dan modal kerja maupun sebagai lembaga yang melancarkan arus uang dari masyarakat dan menuju masyarakat. Berdasarkan hal ini bank merupakan perantara keuangan masyarakat (Financial intermediary) dan sebagai alat pembangunan (Agent of development). Kegiatan operasionalnya sumber dana bank salah satunya berasal dari masyarakat yang dihimpun dalam bentuk tabungan.

Menurut Setiadi dalam Yuli (2002) pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih, prilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keputusan menabung merupakan bagian/salah satu elemen yang penting dari perilaku nasabah disamping kegiatan fisik yang melibatkan nasabah dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan


(11)

barang serta jasa ekonomis. Perspektif pemecahan nasabah mencakup semua jenis perilaku pemenuhan kebutuhan dan jajaran luas dari faktor – faktor yang memotivasi dan mempengaruhi keputusan nasabah.

Perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran untuk produknya, yaitu langkah pertama adalah segmentasi pasar, yakni mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang membutuhkan produk dan bauran pemasaran tersendiri. Langkah kedua adalah penentuan sasaran yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk memasuki maupun dilayani. Langkah ketiga adalah positioning yaitu tindakan membangun dan mengkomunikasikan manfaaat produk di dalam pasar.

Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran sehingga terbentuk citra

(image) merek/produk yang lebih unggul dibandingkan merek/produk yang lain

(Tjptono, 2005). Positioning yang dibutuhkan suatu produk adalah apabila produk mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, mutu dan kualitas yang terjamin, sehingga konsumen dapat dengan mudah memperoleh produk –produk tersebut.

PT. Bank BPD Aceh Cabang Kuala simpang merupakan bukan sekedar bank melainkan dijadikan sebagai alat kelengkapan pemerintah daerah tersebut, bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan daerah, meningkatkan taraf hidup rakyat serta menambah pendapatan asli daerah (PAD). Melihat misi dan tujuan pendirian bank BPD untuk membantu dan mendorong pertumbuhan dan pembangunan daerah dari segala bidang baik dari sektor makro maupun mikro serta pemberdayaan dunia usaha dan pemberdayaan ekonomi rakyat.


(12)

PT. Bank BPD Aceh Cabang Kuala Simpang dalam kegiatan operasionalnya menghimpun dana dari (nasabah), salah satunya melalui tabungan. produk-produk tabungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1

Informasi Produk Tabungan Kode

Produk

Nama Produk No.GSSL Minimum Saldo

Persen Bunga

Biaya Adm

02 Tabungan Aneka Guna (TAG)

203.01.01 50,000 4.00 3,000 03 Tabungan Simpeda 203.01.02 50,000 4.00 3,000 04 Tabungan Haji 203.01.03 0 0 0 05 Tabungan Seulanga 203.01.04 150,000 5,00 3,000

12 Tabungan Aneka

Guna Bank lain

203.02.01 100,000 4,00 3,000 13 Tabungan Simpeda

Bank lain

203.02.01 100,000 4,00 3,000 Sumber : PT.Bank BPD Aceh Tamiang

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat produk-produk tabungan bank BPD Aceh cabang Kuala simpang, nasabah cendrung memperhatikan nilai-nilai yang dirasakannya dalam menggunakan layanan perbankan khususnya pada nasabah bank BPD sebagai konsekuensinya perusahaan perbankan dan juga pemasar juga berlomba untuk mencari cara untuk memodifikasi strategi pemasaran maka terbentuklah strategi

positioning yang dapat memberikan gambaran akan suatu produk dalam benak

pelanggan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Positioning Terhadap Keputusan Menabung

Pada Nasabah PT. Bank BPD Aceh Cabang Kuala Simpang”


(13)

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah positioning berpengaruh terhadap keputusan menabung pada nasabah PT. Bank BPD Aceh Cabang Kuala Simpang?

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis. 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dikolaborasikan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, dan survey literatur (Kuncoro, 2003). Menurut Setiadi dalam Yuli (2002) pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih, prilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keputusan menabung merupakan bagian/salah satu elemen yang penting dari perilaku nasabah disamping kegiatan fisik yang melibatkan nasabah dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang serta jasa ekonomis. Perspektif pemecahan nasabah mencakup semua jenis perilaku pemenuhan kebutuhan dan jajaran luas dari faktor–faktor yang memotivasi dan mempengaruhi keputusan nasabah.

Positioning merupakan suatu strategi produk yang dianggap penting terutama

dalam menumbuhkan persepsi yang positif dan membangun kepercayaan konsumen terhadap suatu produk tertentu dimata konsumen. Dan pada akhirnya, hal tersebut akan menjadi salah satu faktor yang menimbulkan keputusan pembelian konsumen.

Menurut Kotler dan Amstrong (2003), positioning dapat didefenisikan sebagai posisi produk yaitu cara produk didefenisikan oleh konsumen berdasarkan beberapa


(14)

atribut penting- tempat yang diduduki produk dalam benak konsumen dibandingkan dengan produk-produk pesaing. Positioning suatu produk menuntut perusahaan untuk menanamkan keunikan manfaat dan diferensiasi merek kedalam benak pelanggan.

Untuk lebih memahami perilaku pembelian konsumen terdiri dari beberapa tahapan. Menurut Kotler (2000) tahapan proses pembelian yaitu:

1) Pengenalan masalah atau kebutuhan. 2) Pencarian informasi. 3) Evaluasi alternatif. 4) Keputusan pembelian. 5) Perilaku pasca pembelian. Secara skema sistematis, kerangaka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber Kotler (2003)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

2. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :

Positioning berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan

menabung pada nasabah PT. Bank BPD Aceh Cabang Kuala Simpang.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah:

Mengetahui dan menganalisis pengaruh positioning produk terhadap keputusan menabung pada PT.Bank BPD Aceh Cabang Kuala Simpang.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

Positioning (X) Keputusan Menabung


(15)

1. Bagi Bank BPD Aceh Cabang Kuala Simpang agar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menggunakan strategi positioning yang tepat untuk memasarkan jasa perbankan.

2. Bagi Fakultas Ekonomi USU, diharapkan dapat menambah atau memperluas khazanah penelitian di Fakultas Ekonomi USU.

3. Bagi peneliti Selanjutnya, sebagai bahan referensi yang nantinya akan memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang.

4. Bagi penulis, untuk menambah kontribusi bagi pemikiran guna memperluas cakrawala wawasan peneliti dalam bidang manajemen pemasaran khususnya dalam bidang pelayanan.

E. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam peneliti ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independen (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. variabel bebasnya adalah Positioning.

b. Variabel Dependen (Y) yaitu variabel yang tergantung pada variabel lain. variabel tidak bebasnya adalah keputusan menabung.

2. Defenisi Operasional Variabel

Penguraian defenisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel-variabel penelitian, selain itu juga batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti.


(16)

Tabel 1.2

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Positioning Strategi yang berusaha menciptakan

deferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaransehingga

terbentuk citra (image) merek/produk yang lebih unggul dibanding merek /produk yang lain (Tjptono,2005) 1. Atribut 2. Manfaat 3. Pengguna 4. Pemakai 5. Pesaing 6.Kategori produk 7. Harga Skala Likert Keputusan Menabuncg Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) Adalah proses pengintregrasian yang mengkombinaksikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003). 1.Pengenalan masalah 2.Pencarian informasi

3. Evaluasi Altenatif 4.Keputusan

konsumen 5.PerilakuPasca

pengunaan

Skala Likert

Sumber Tjiptono (2005)

3. Pengukuran Variabel

Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah Kepuasan Y. Keempat variabel tersebut tersebut diukur dengan Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006).

Peneliti memberikan alternatif jawaban kepada responden, dengan mecnggunakan skala 1 sampai 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini yang dapat dilihat pada Tabel berikut ini :


(17)

Tabel 1.3

Instrumen Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat tidak setuju (STS) 1

Sumber Sugiyono (2006:105)

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 sampai Desember 2009. Pada Bank BPD Aceh Tamiang Cabang Kuala Simpang Jl. Panglima polem No.68 Kuala simpang Aceh Tamiang.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah BPD Aceh Tamiang yang

terdaftar pada bulan Agustus berjumlah 1.500 orang.

b. Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2005). Yaitu :

Dimana :

n = Jumlah Sampel N = Ukuran Populasi E = Standart eror (10%) Sehingga jumlah sampel menjadi :

n = 1.500

(1+1.500 x 0,12) = 93,75 = 94 orang.

n =

) 1 ( Ne2

N +


(18)

Dalam penelitian ini jumlah sampel dibulatkan menjadi 94 orang. Sampel diambil dengan menggunakan metode accidental sampling adalah penentuan responden berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti.

6. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuisoner dan wawancara kepada responden yang terpilih. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka dengan

mempelajari berbagai tulisan dari buku, jurnal majalah dan internet untuk mendukung peneliti.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah : a. Kuesioner

Menyebarkan daftar pertanyaan yang telah diberikan alternatif jawaban untuk menjawab kepada responden yang terpilih.

b. Studi Pustaka

Yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari informasi dan data-data yang diperoleh jurnal, buku-buku literatur, majalah, dan internet yang terkait dengan penelitian ini.

8. Uji Instrumen Penelitian.

a. Uji Validitas

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan


(19)

jumlah setiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment (Lerbin, 2005) dengan bantuan program SPSS 15.00 for windows.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2007), instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas diukur dari koefisen korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut dinyatakan reliable. Dalam penelitian ini akan digunakan bantuan program SPSS 15.00 for window. Pengujian reabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data di peroleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Slift half).

9. Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif, yaitu metode penganalisisan data yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data sehingga memberikan gambaran menyeluruh mengenai masalah yang dihadapi (Sugiyono, 2007).

b. Metode Analisis Statistik

Teknik statistik yang digunakan analisa Korelasi Rank Spearman yaitu pengujian hipotesis untuk mengetahui kuat tidaknya serta arah hubungan


(20)

antara variabel independen (X) yaitu positioning dengan variabel dependen (Y) yaitu keputusan menabung pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik Koefesien Rank Spearman yang bersimbol rs dengan rumus menurut Nazir (2003) sebagai berikut :

Spearman Brown (split half)

Keterangan :

ri = Reliabilitas Internal Seluruh Instrumen

rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua

Keterangan :

di = Beda antara dua pengamatan berpasangan

N = Total pengamatan

r = Koefisien korelasi spearman.

Jika dalam perhitungan terdapat dua subjek/lebih yang mendapatkan skor yang sama, maka dalam perhitungan rank Spearman perlu dilakukan korelasi. Faktor korelasi sebagai berikut:

Keterangan :

t = Jumlah data variabel yang dimikliki rangking yang sama

Besarnya T menunjukkan jumlah variasi nilai T dari semua kelompok nilai kembar, sehingga perhitungan korelasi:

ri =

b b r r + 1 2

rs = 1 -

N N di

3 2 6 T = 12 3 t t − rs =

2 2 2

2 2 2

∑ ∑

∑ ∑ ∑

+ − + y x d y x


(21)

Dimana:

Keterangan:

x = Jumlah seluruh nilai variabel x n = Jumlah data

Tx= Faktor koreksi untuk sama variabel x Sedangkan

Keterangan: Keterangan:

2

y = Jumlah seluruh nilai variabel y n = Jumlah data

Ty = Faktor koreksi untuk angka yang sama pada variabel y

Untuk menentukan apakah suatu koefisien korelasi termasuk kuat atau lemahnya hubungan dapat diukur berdasarkan kriteria menurut Ridwan (2003).

Tabel 1.4

Interprestasi Koefisien Korelasi nilai r

Sumber: Ridwan (2003)

c. Analisa Koefisien Determinasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Cukup kuat

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat kuat

x = nn

Tx

12 3 2

= − −

Ty n

n n y

3 2


(22)

Analisa ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel x

(positioning) terhadap variabel y (keputusan pembelian konsumen) rumus yang

digunakan yaitu:

Keterangan:

kd = Koefisien determinasi rs2 = Koefisien korelasi.


(23)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Yuli Prihatini (2002) meneliti dengan judul “Pengaruh Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia”. Penelitian ini dilakukan di bandung. Analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif dan analisis Rank Spearman yaitu pengujian hipotesis untuk mengetahui kuat tidaknya arah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas menjawab setuju yang berarti konsumen menilai produk positioning Nokia telah dilakukan dengan baik, dan mengenai keputusan pembelian konsumen memberikan tanggapan positif dengan melakukan pembelian terhadap handpone Nokia secara rasional. Hubungan antara

positioning dengan pembelian keputusan konsumen berdasararkan Uji Rank Spearman diperoleh nilai 0,656 artinya terdapat hubungan yang kuat dan positif

antara positioning terhadap keputusan pembelian konsumen.

B. Pengertian Positioning

Positioning berbicara mengenai bagaimana pemasar membedakan jasanya

dibanding pesaing dalam benak konsumen. Menurut Al Ries and Trout dalam Tjiptono (2005) Positioning bukanlah hanya menyangkut apa yang dilakukan terhadap produk (barang atau jasa) tetapi apa yang (pemasar) lakukan terhadap pikiran/benak konsumen. Latar belakang pemikiran positioning adalah untuk menciptakan citra (image) yang diharapkan, maksudnya dalah langsung terkait


(24)

dengan bagaimana konsumen yang berada disegmen pasar tertentu atau spesipik perusahaan merpersepsikan jasa perusahaan.

Pemasar dapat mengikuti beberapa strategi dalam menetapkan posisi. Mereka dapat memposisikan produknya pada atribut strategi spesifik, dimana produk dapat diposisikan pada kebutuhan yang dipenuhi atau manfaat yang diberikan.

Setiap perusahaan harus membedakan antara mutu yang tinggi dengan harga untuk membangun sejumlah keunggulan bersaing yang menarik kelompok cukup besar dalam segmen. Tugas memposisikan terdiri dari tiga langkah, yaitu: mengidentifikasikan sejumlah keunggulan bersaing yang mungkin untuk membangun posisi, memilih keunggulan bersaing yang tepat, dan secara efektif mengkomunikasikan serta menyampaikan posisi yang dipilih kepada pasar.

Penentuan posisi produk secara fisik dapat menjadi langkah penting dalam menjalankan analisis pemasaran strategis. Hal ini terutama terjadi dengan tawaran-tawaran kompetitif dari banyak barang industrial dan jasa, yang biasanya dievaluasi pembeli berdasarkan karakteristik itu Tjiptono (2005).

Penentuan posisi produk secara fisik memberi andil pada interface pemasaran yang lebih baik dengan menentukan karakteristik produk fisik yang penting, membantu mendefinisikan struktur persaingan dengan menunjukkan sejauh mana berbagai merek saling bersaing, dan mungkin mengindikasikan adanya kesenjangan produk yang berarti (kurangnya produk yang memiliki karakteristik fisik tertentu), yang justru dapat menunjukan peluang bagi masuknya produk baru Tjiptono (2005).

Positioning harus memberi arti dan arti itu harus penting bagi konsumen,

dengan kata lain positioning suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu


(25)

segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.

Berdasarkan hal ini positioning berorientasi pada pemikiran atau persepsi konsumen. Jadi positioning adalah usaha untuk menemukan suatu celah di benak konsumen agar konsumen mempunyai image yang khusus terhadap produk atau merk produk bahkan terhadap perusahaan. Begitu pula dengan atribut atau karakteristik produk harus dapat dianggap penting oleh konsumen yang dalam hal ini adalah sasaran pasarnya.

Atribut-atribut yang dikombinasikan tersebut harus mengandung arti, begitu juga dengan atribut-atribut yang dipilih harus unik. Atribut yang hendak ditonjolkan harus dapat dibedakan dengan yang sudah diakui milik para pesaing. positioning harus diungkapkan dalam berbentuk suatu pernyataan (positioning statement). Pernyataan ini selain memuat atribut-atribut yang penting bagi konsumen, harus dinyatakan dengan mudah, enak didengar dan harus dapat dipercaya.

Sementara menurut Rhenald kasali dalam Yuli (2002), positioning adalah suatu strategi komunikasi yang dilakukan untuk menjembatani produk/merek/nama anda dengan calon konsumen. Komunikasi menyangkut aspek yang luas, tidak hanya berhubungan dengan iklan, tetapi juga menyangkut soal “citra“.

Positioning dapat dimaknai sebagai berikut :

1. Pernyataan tentang arti poduk dan bagaimana pelanggan dapat mengetahuinya. 2. Upaya dapat menempatakan produk dan merek dipasar tertentu kedalam persepsi

pembeli

3. Usaha menentukan merek dipasar tertentu, dengan cara membangun persepsi konsumen tentang keunikan atribut produk yang ditawarkan melalui program komunikasi dan marketing mix lainnya.


(26)

4. Upaya untuk memperjelas bahwa produk tampak lebih unggul dari merek-merek dan membuat produk lebih menarik bagi pembeli dengan melakukan perubahan penting bagi pada barang itu sendiri, misalnya desain bungkus, harga, merek dan komunikasi pemasaranya.

Product Positioning Strategy

Product positioning sangat berhubungan dengan segmentasi pasar karena

penempatan produk tersebut ditujukan untuk melayani target market tertentu. Oleh karena itu, pngertian strategi product positioning sebagai suatu strategi yang digunakan untuk menanamkan suatu citra produk di benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat menonjol di bandingkan dengan produk pesaing. Fokus utamanya adalah bagaimana caranya sehingga konsumen mempunyai persepsi yang sama dengan yang diharapkan produsen tentang produk yang ditawarkan.

Menurut Kotler (2006) menjelaskan beberapa cara product positioning yang dapat dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen yang dituju antara lain:

1. Penentuan posisi menurut atribut.

Ini terjadi apabila perusahaan memposisikan dengan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul di banding dengan pesaingnya, seperti ukuran, lama keberadaanya, dan seterusnya. Misalnya Disneyland dapat mengiklankan diri sebagai taman hiburan terbesar di dunia.

2. Penetuan posisi menurut manfaat.

Dalam pengertian ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu. Misalnya Knots Berry Farm memposisikan diri sebagai taman hiburan untuk orang-orang yang yang mencari pengalaman fantasi, seperti hidup di jaman keemasan koboi Old west.


(27)

3. Penetuan posisi menurut penerapan dan penggunaan

Seperangkat nilai penggunaan dan penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan, di bandingkan pesaingnya. Misalnya Japanes Deer Park memposisikan diri untuk wisatawan yang ingin memperoleh hiburan singkat.

4. Penetuan posisi menurut pemakai

Ini berarti memposisikan produk yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain produk lebih ditujukan pada sebuah atau lebih komunitas, baik dalam arti luas maupun arti sempit. Misalnya Magic Montain memposisikan diri sebagai taman hiburan untuk wisatawan pencari tantangan.

5. Pentuan posisi menurut pesaing

Disini produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara untuh dan diposisikan lebih baik dari pada para pesaing. Misalnya Lion Contry Sufary mengiklankan lebih banyak macam binatang jika dibandingkan Japanes Deer

Park.

6. Penentuan posisi menurut kategori produk

Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam kategori produk. Misalnya

Marineland of the pacific memposisikan diri bukan sebagai taman bermain

melainkan lembaga pendidikan. 7. Penentuan posisi harga

Disini produk diposisikan memberikan nilai terbaik. Misalnya Busch Garden dapat memposisikan diri memiliki nilai terbaik untuk harga.


(28)

M.Ali dalam Lupiyoadi (2001) menyatakan tujuan Positioning adalah sebagai berikut :

1. Menempatkan/ memposisikan produk dipasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda dengan merek–merek yang bersaing.

2. Memosisiskan produk sehingga dapat menyampaikan beberapa hal pokok para pelanggan.

3. Untuk mencapai hasil yang diharapkan

a. Pemenuhan sejauh mungkin kebutuhan segmen-segmen pasar yang spesifik. b. Meminimumkan/ membatasi kemungkinan terjadinya perubahan yang

mendadak dalam penjualan.

c. Menciptakan keyakinan pelanggan terhadap mereka yang ditawarkan.

Penentuan Posisi Produk

Segmentasi memiliki kaitan yang erat dengan positioning produk yang dapat memenuhi keinginan segmen pasar tertentu Kotler (2005) menganjurkan agar perusahaan mempertimbangkan hal tersebut diantara atribut posisi produk tersebut diubah atau tidak hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Kemungkinan bahwa persaingan telah menempatkan mereknya disamping merek perusahaan yang kemungkinan dapat mengurangi pangsa perusahaan segmen tersebut.

2. Kemungkinan bahwa kesukaan konsumen yang ada mengalami perubahan. 3. kesukaan pembeli yang baru.

Agar strategi memposisikan produk dapat seperti yang diinginkan oleh perusahaan maka hal yang dilakukan adalah :

1. Analisis atribut produk yang dianggap penting bagi pelanggan


(29)

3. Tentukan posisi yang optimal bagi produk tersebut menurut masing-masing atribut tanpa mengabaikan posisi merek yang ada.

4. pilih posisikan keseluruhan bagi produk yang didasarkan pada kesepadanan yang menyeluruh antara atribut produk dan penyebaran segmen ke segmen pasar dengan posisi merek yang ada. Misalnya ada mobil yang diposisikan sebagai mobil keluarga.

D. Segmentasi Pasar

Pemahaman variasi dan kebutuhan dan keinginan konsumen menjadi pedoman dalam merancang strategi pemasaran. Konsumen memiliki preferensi sekaligus urutun tertinggi produk tersendiri. Modus pembelian tindakan mereka adalah mencapai kepuasan dimana permintaan bervariasi sesuai dengan produk digunakan, serta pola konsumsi. Variasi-variasi demikian mendorong pembagian atau yang dikenal dengan segmentasi pasar. Menurut Saladin dalam Yuli (2002) Segmentasi pasar adalah proses pengelompokan-pengelompokan pasar kedalam kelompok pembeli yang potensial dengan kebutuhan yang sama atau karakteristik yang disukai serta memperlihatkan hubungan pembelian yang sama pula. Sedangkan Kotler (2006) mengatakan Segmentasi pasar yaitu membagi kedalam kelompok-kelompok pembeli yang khas berdasarkan kebutuhan, karakteristik atau perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah.

Menurut Kotler (2003) Segmentasi terdiri dari beberapa tingkatan yaitu sebagai berikut :

1. Pemasaran Massal

Perusahaan memproduksi secara massal, mendistribusikan secara massal dan mempromosikan secara massal produk yang nyaris sama dengan cara yang nyaris


(30)

sama kepada semua konsumen. Argumen tradisional mengenai pemasaran massal bahwa ia akan menciptakan potensi pasar yang paling besar, yang hasilnya adalah biaya yang paling rendah, atau margin yang lebih tinggi.

2. Pemasaran Segmen

Suatu perusahaan yang mempraktekan pemasaran segmen, memisahkan segmen-segmen yang luas yang membentuk suatu pasar dan mengadaptasi tawaranya supaya sesuai dengan kebutuhan satu lebih segmen tersebut. Pemasaran segmen menawarkan beberapa manfaat dibandinkan dengan pemasaran massal. Perusahaan dapat memasarkan barang dan jasa secara lebih efesien, membidikan produk dan jasa, saluran distribusi dan program komunikasinya kepada konsumen yang sanggup dilayaninya secara sangat baik dan menguntungkan.

3. Pemasaran Relung

Pemasaran relung memfokuskan diri pada sub-segmen atau segmen pasar yang memiliki sejumlah ciri bawaan yang khas yang mungkin memberi kombinasi sejumlah manfaat khusus.

4. Pemasaran Mikro

Pemasaran mikro adalah praktek perancangan produk dan pemasaran supaya sesuai dengan selera individu dan lokasi yang spesifik. Pamasaran mikro mencakup pemasaran lokal dan pemasaran individual.

E. Pengertian Perilaku Konsumen

Perusahaan selalu menyadari perilaku konsumen memiliki kepentingan tersendiri bagi mereka, karena alasan terutama memberikan kepuasan semaksimal mungkin kepada konsumen. Suatu perusahaan berusaha mengantisipasi perubahan-perubahan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan mengahadapi aneka ragam


(31)

kebutuhan dan perilaku konsumen. Menurut Sciffman dan Kanuk dalam Yuli (2002) Perilaku konsumen adalah perilaku konsumen ditujukan dalam mencari, membeli, menggunakan dan menilai dan menentukan produk jasa dan gagasan. sedangkan menurut Setiadi dalam Yuli (2002) Perilaku konsumen merupakan proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu dalam rangka evaluasi, mendapatkan, pengguna atau pengatur barang-barang atau jasa.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen erat kaitanya dengan suatu proses keputusan pembelian konsumen/keputusan menabung, dalam hal memperoleh dan menggunakan barang dan jasa.

F. Pengambilan Keputusan Konsumen

Keputusan yang telah dipilih seorang konsumen akan dilanjutkan dengan aksi, hal ini jelas bahwa proses pembelian jauh berlangsung jauh sebelum pembelian aktual dan berlanjut jauh sesudahnya. Pemasar perlu berfokus pada seluruh proses pengambilan keputusan pembelian bukan hanya pada proses pembeliannya saja. Menurut Setiadi dalam bukunya Prilaku Konsumen dan Implikasinya menyatakan bahwa Prilaku konsumen (Consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih, perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah yang dikumpulkan oleh seorang konsumen dan melanjutkanya dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah proses tersebut barulah konsumen dapat mengevaluasi pilihannya dan menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.


(32)

Proses Pengambilan Keputusan

Sumber kotler (2006)

Gambar : 2.1 Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Kotler dalam bukunya Manajemen pemasaran (2006) mengemukan ada lima tahap yang dinilai konsumen dalam proses pembelian keputusan pembelian : 1. Pengenalan Masalah

Proses pembeli dimulai pada saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Seorang pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi ke sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tergugah kebutuhan akan mencari informasi yang lebih banyak. Pencarian akan informasi dapat di bagi akan dua tingkat. Situasi pencarian dinamakan pencarian yang menguat. Pada tingkat itu seseorang hanya menjadi lebih peka terhadap informasi tentang produk. Pada tingkat itu seseorang hanya menjadi lebih peka terhadap informasi akan produk. Pada tingkat itu seseorang mencari masa pencarian aktif informasi dengan mencari bahan bacaan, menelpon teman dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk. Yang menjadi perhatian pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi perhatian konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi di golongkan sebagai berikut :

a. Sumber Pribadi : Keluarga, teman, tetangga, kenalan Pengenalan

masalah

Pencarian informasi

Keputusan pembelian Evaluasi

alternatif

Prilaku pasca pembelian


(33)

b. Sumber Kormersil : Iklan, waraniaga, penyalur, pemasar, pajang di toko. c. Sumber publik : Media massa, organisasi tertentu konsumen.

d. Sumber Pengalaman : Penangan, pengkajian, dan pemakaian produk. 3.`Evaluasi Alternatif

Setelah pencarian informasi, konsumen akan menghadapi sejumlah pilihan mengenai produk yang sejenis. Pemilihan ini melalui beberapa tahap suatu eveluasi proses tertentu, sejumlah konsep dasar akan memenuhi proses ini. Yang pertama adalah sifat produk, bahwa setiap produk sebagai himpunan dari sifat atau ciri tertentu dan disesuaikan dengan kebutuhanya. Kedua adalah mencari keuntungan dari produk-produk yang ditawarkan tersebut. Dan ketiga adalah konsumen memandang tiap produk sebagai kumpulan atribut yang memiliki kemampuan yang berbeda dalam memberi keuntungan yang dapat memuaskan kebutuhan.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk referensi atas merek-merek dan kumpulan pilihan. Konsumen juga membentuk niat untuk membeli produk yang disukai. Ada dua faktor yang mempengaruhi kecendrungan untuk melakukan keputusan pembelian. Faktor yang pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keputusan menabung merupakan bagian/salah satu elemen yang penting dari perilaku nasabah disamping kegiatan fisik yang melibatkan nasabah dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang serta jasa ekonomis. 5. Prilaku Pasca Pembelian


(34)

Setelah membeli produk konsumen akan mengalami level kepuasan atau level ketidak puasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli melainkan berlanjut sehingga peride pasca pembelian. Selain itu pemasar harus memantau tiga perilaku pasca pembelian:

a. Kepuasan pasca pembelian

Yang menunjukan bagaimana pembeli sangat puas, puas/tidak puas setelah melakukan pembelian. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli terhadap suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembelian atas produk tertentu.

b. Tindakan pasca pembelian

Kepuasan dan tidak puasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi tindakan selanjutnya. Jika konsumen puas maka ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Sedangkan pelanggan yang tidak puas akan melakukan sebaliknya mereka akan mengambil tindakan produk seperti mengajukan keluhan ke perusahaan, pergi ke pengacara atau menuju lembaga- lemabaga bisnis swasta/ pemerintah.

c. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian

Pemasar juga harus memantau bagaimana pembeli memakai dan membuang produk. Jika konsumen menyimpan barang tersebut kedalam lemari, maka memungkinkan produk tersebut tidak begitu memuaskan. Jika mereka menjual atau memperdagangkan produk penjualan produk baru akan menurun. Jika konsumen menemukan kegunaan baru dari produk, pemasar harus mengembangkan produk tersebut. Jika konsumen menjual produk tersebut pemasar harus mengetahui bagaimana mereka menjalankannya, terutama produk tersebut bisa merusak lingkungan.


(35)

Perspektif pemecahan nasabah mencakup semua jenis perilaku pemenuhan kebutuhan dan jajaran luas dari faktor–faktor yang memotivasi dan mempengaruhi keputusan nasabah. orang akan bergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian

Dalam proses keputusan pembelian konsumen, konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yang berasal dari karakteristik konsumen itu sendiri. Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2006), menjelaskan faktor- faktor utama adalah :

1. Faktor Budaya

Faktor budaya terdiri dari : a. Budaya

Merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar seseorang menciptakan kumpulan nilai, persepsi, referensi dan perilaku dari keluargannya serta lembaga-lembaga penting lainnya.

b. Sub Budaya

Masing-masing terdiri dari sub budaya terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya. Sub budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, daerah geografis. Banyak sub budaya yang membnetuk segmen pasar penting dan pemasar sering merancang produk dan program pemasar yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.


(36)

Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial. Stratifikasi tersebut kadang-kadang terbentuk sistem kasta dimana anggota kasta yang berbeda di besarkan dalam peran tertentu dan tidak dapat mengubah kenggotaan kasta mereka, stratifikasi lebih sering ditemukan dalam kelas sosial.

2. Faktor Sosial

Merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hirarkis yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kemudian diuraikan kembali menjadi :

a. Kelompok acuan

Seorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan seperti keluarga, teman, tetangga rekan profesional dan asosiasi pelanggan.

b. Keluarga

Keluarga merupakan oragnisasi pembelian konsumen yang sangat penting dalam masyarakat dan telah menjadi objek penelitian yang luas. Anggota keluarga dibedakan menjadi kelurga orintasi dan keluarga proreaksi. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Sedangkan pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari disebut dengan keluarga proreaksi yang terdiri dari pasangan dan anak-anak seseorang.


(37)

Seseorang berpartisipasi kedalam banyak kelompok sepanjang hidup seperti keluarga, klub, organisasi. Kedudukan orang-orang itu masing-masing kelompok dapat dibentuk berdasarkan status dan peran. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang dan masing-masing menghasilkan status.

3. Faktor pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, karakteristik pribadi tersebut terdiri dari :

a. Usia dan tahap siklus hidup

Setiap orang membeli barang-barang yang berbeda pada tingkat usia tertentu dan tingkat manusia terhadap pakaian, perabot, reaksi juga berhubungan dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga, konsumsi seseorang pada saat muda dan bujangn akan berbeda dengan konsumsi seseorang yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak.

b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Seorang direktur perusahaan akan mempunyai pola konsumsi yang berbeda dengan seorang dokter dan lain sebagainya. Pilihan produk juga sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang, maka pemasar barang-barang yang peka terhadap harga terus menerus memperhatikan kecenderungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga.

c. Gaya hidup

Merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opini. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungan.


(38)

d. Kepribadian dan Konsep diri

Kepribadian diartikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya juga berkaitan dengan kepribadian adalah konsep diri/citra pribadi seseorang. Pemasar selalu berusaha mengembangkan citra merek yang sesuai dengan pribadi pasar yang dituju.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor utama psikologis yaitu :

a. Motivasi

Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak pada kebutuhan yang bersifat biogenis muncul dari tekanan seperti lapar, haus, dan tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan lain bersifat psikogenis yang berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Abraham Maslow mengatakan kebutuhan tersusun dalam hirarki paling mendesak sampai kebutuhan kurang mendesak. Berdasarkan urutan tingkat kepentingannya kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah kebutuhan pisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.

b. Persepsi

Merupakan proses yang digunakan oleh seorang individu yang memilih mengorganisasi, menginterprestasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.


(39)

Meliputi perubahan perilaku seseorang individu yang timbul dari pengalaman atau sebagian besar perilaku adalah hasil belajar. Ahli teori pembelajaran yakin bahwa, pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara dorongan, rangsangan, petunjuk bertindak, tanggapan dan penguatan.

d. Keyakinan dan Sikap

Keyakinan merupakan gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Keyakinan dapaat berdasarkan pengetahuan, pendapat atau kepercayaan. Keyakinan seseorang terhadap produk tertentu akan berakibat dorongan yang positif dan negatif terhadap proses keputusan pembelian terhadap suatu produk, sedangkan sikap merupakan evaluasi perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang tidak menguntungkan atau menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan sikap menyebabkan orang-orang berperilaku secara konsisten terhadap objek yang serupa.

Pengaruh Posotioning terhadap keputusan pembelian konsumen

Menurut Craven dalam Yuli (2002) bahwa positioning memegang peran yang sangat besar dalam strategi pemasaran, setelah melakukan analisis pasar dan analisis pesaingdalam suatu analisis internal perusahaan (total situation analaysis) alasannya dunia sekarang dilanda over komunikasi, terjadi ledakan barang, media maupun iklan. Akibatnya pikiran para prospek menjadi ajang pertempuran oleh karena itu agar dapat berhasil dalam suatu masyarakat perusahaan apapun sebaiknya mampu menciptakan suatu posisi yang mempertimbangkan tidak hanya kekuatan dan kelemahan pesaingnnya dalam pikiran prospeknya. Itulah sebabnya ancangan dasar positioning tidak lagi sekedar menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang lain, tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada dalam fikiran, hal ini karena fikiran


(40)

manusia memiliki tempat bagi setiap keping informasi yang telah dipilih untuk disimpan. Sementara itu, pikiran konsumen sering dianalogikan sebagai benteng terakhir pertahanan melawan riuhnya komunikasi sebagai tempat menyaring, menerima atau menolak informasi yang ditawarkannya. Apabila ternyata pikiran konsumen telah terbentuk, biasanya produsen lain mengalami kesulitan untuk merubahnya apalagi pesaingnya tidak tinggal diam melakukan reposisi.


(41)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

- 19 Nopember 1958 NV. Bank Kesejahteraan Atjeh (BKA) - 6 Agustus 1973 Bank Pembangunan Daerah Istimewa

Aceh (BPD IA)

- 5 Februari 1993 PD. Bank Pembangunan Daerah

Istimewa Aceh (PD. BPD IA)

- 7 Mei 1999 PT. Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh, disingkat menjadi: PT. Bank BPD Aceh.

Sumber: PT. Bank BPD Aceh Cabang Kuala Simpang.

Ide Pembentukan Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh, berawal pada saat pembentukan Propinsi Daerah Istimewa Aceh tahun 1956. Pada masa tersebut, pemerintah daerah belum memiliki bank tersendiri, yang dijadikan sebagai alat kelengkapan pemerintah daerah, yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah, meningkatkan taraf hidup rakyat serta menambah pendapatan asli Daerah (PAD). Atas dasar kepentingan tersebut, Pemda memandang perlu adanya lembaga keuangan milik daerah yang berperan sebagai Bank Pembangunan di daerah, disamping bank-bank pemerintah yang telah ada sebelumnya. Ide pembentukan bank daerah tersebut, mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Peralihan Propinsi Atjeh di Kutaradja. Hal ini ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Nomor 7/DPRD/5 tanggal 7 September 1957.


(42)

Selanjutnya Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Peralihan Propinsi Atjeh. Dengan Akte Wakil Notaris Mula Pangihutan Tamboenan di Kutaradja Nomor 1 tanggal 1 April 1958, mendirikan Perseroan Terbatas (Naamloze Vennootschap) “Bank Kesejahteraan Atjeh N.V” Untuk adanya legalitas operasionalnya, yang telah dimulai sejak tanggal 19 November 1958, bank ini telah pula mendapat izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 12096/BUM/11 tanggal 2 Februari 1960, serta pengesahan sebagai Badan Hukum dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor J.A.S/22/9 tanggal 18 Maret 1960. Pada tahun 1962 Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah. “Bank Kesejahteraan Atjeh, N.V” harus menyesuaikan diri dengan Undang-undang dimaksud.

Untuk itu Pemda menetapkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 tahun 1963 tanggal 20 Desember 1963 tentang Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh. Atas dasar kekuatan Perda tersebut, Gubernur KDH Istimewa Aceh melalui Surat Keputusan Nomor 54/1973 tanggal 17 April 1973 menetapkan pelaksanaan pengalihan Bank Kesejahteraan Atjeh, N.V. Menjadi Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh. Secara resmi pengalihan dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 1973, yang kemudian diperingati sebagai Hari Jadi Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh.Untuk memberi ruang gerak yang optimal, sejalan dengan perkembangan di sektor moneter di tanah air, Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh harus melakukan beberapa perubahan atas isi Perda, khususncya di sektor permodalan, yaitu Perda Nomor 10 Tahun 1974, Perda Nomor 6 Tahun 1978.


(43)

Perda Nomor 5 Tahun 1982 dan Perda Nomor 8 Tahun 1988. Untuk memperkuat fundamental industri perbankan di tanah air, sejalan dengan tuntutan perkembangan ekonomi makro, serta untuk menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan perbankan di dunia internasional. Pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998.

Menindak lanjuti pelaksanaan Undang-undang tersebut, Menteri Dalam Negeri mengeluarkan peraturan Nomor 8 Tahun 1992 tentang penyesuaian Peraturan Pendirian Bank Pembangunan Daerah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992, antara lain memberi kebebasan kepada Bank Pembangunan Daerah untuk memilih salah satu dari empat bentuk badan hukum, yakni, Perusahaan Perseroan Perusahaan Daerah, Koperasi dan Perseroan Terbatas. Melihat kepada misi dan tujuan pendirian Bank Pembangunan Daerah untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang, Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh memilih bentuk hukum sebagai Perusahaan Daerah yang ditetapkan di dalam Perda Nomor 3 Tahun 1993 tanggal 5 Februari 1993.

Perubahan bentuk badan hukum Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh kembali dilakukan. Diawali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1998 tanggal 4 Februari 1998 tentang Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah yang menetapkan bahwa bentuk hukum Bank Pembangunan Daerah dapat berupa Perusahaan Daerah atau Perseroan Terbatas.

Bentuk badan hukum sebagai Perusahaan Daerah dinilai tidak sesuai lagi dengan kondisi perbankan saat ini, maka untuk mendukung gerak dan kinerja Bank, serta untuk menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan Perbankan di tanah air, Bank


(44)

Pembangunan Daerah Istimewa Aceh memilih bentuk badan hukum sebagai Perseroan Terbatas (PT), dengan demikian nama Bank berubah menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh disingkat “PT. Bank BPD Aceh”. Pertimbangan lain, memilih bentuk hukum menjadi Perseroan Terbatas adalah, sehubungan dengan keikut sertaan Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh dalam Program Rekapitalisasi, berupa peningkatan permodalan bank, yang ditetapkan melalui keputusan bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Gubernur Bank Indonesia Nomor 53/KMK.017/1999 dan Nomor 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999 tentang pelaksanaan Program Rekapitalisasi Bank Umum, yang ditindaklanjuti dengan penandatanganan Perjanjian Rekapitalisasi antara Pemerintah Republik Indonesia, Bank Indonesia dan PT. Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1999. Oleh karena itu, sebagai salah satu persyaratan keikutsertaan dalam program rekapitalisasi, maka bank diwajibkan merubah bentuk badan hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas (PT).

B. Visi, Misi

Bank BPD Aceh

Visi

Mewujudkan Bank BPD Aceh menjadi bank yang terus sehat, tangguh, handal dan terpercaya serta dapat memberikan nilai tambah yang tinggi kepada mitra dan masyarakat.

Vision

Establishing Bank of BPD Aceh to be a Healthy, Strong, Excellence and Trusted Bank, and capable of giving high added value to business partner and society at large.


(45)

Membantu dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pengembangan dunia usaha dan pemberdayaan dunia usaha dan pemberdayaan ekonomi rakyat, serta memberi nilai tambah kepada pemilik dan kesejahteraan kepada Karyawan.

Mission

Stimulating and endorsing economic growth and regional development in oreder to increase social welfare through business sectors expansion and community economic empowerment, and giving benefit to shareholders and improving employees welfare.

Motto

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Bank BPD Aceh Cabang Kuala Simpang adalah struktur organisasi garis atau lini. Tipe organisasi hanya mengenal satu pimpinan, dimana wewenang mengalir dari pimpinan kepada bawahan melalui garis lurus, sedangkan bawahan bertanggunga jawab langsung kepada atasan sesuai atasan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Arah pertanggung jawaban dimulai dari pimpinan yang paling tinggi. Bagi pimpinan yang bukan garis kewenangan tidak berhak memerintah atau menerima pertanggung jawaban pegawai bagian lain yang bukan wewenangnya, dengan bentuk organisasi tersebut maka setiap pimpinan mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang tegas. Struktur Organisasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


(46)

Struktur Organisasi

Sumber Data (Primer) diolah

Gambar : 3.1 Struktur organisasi Bank BPD Aceh CaBang Kuala Simpang

D. Uraian Tugas

Secara singkat, pembagian tugas masing-masing unit kerja dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Tugas Pimpinan Cabang

1. Menandatangangani/mengesahkan semua warkat penerimaan dan pembayaran serta laporan-laporan yang berhubungan dengan operasional.

2. Melakukan persetujuan pembayaran (fiat bayar) sampai dengan jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Menyimpan uang kas sampai dengan jumlah maksimum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Menyetujui pengeluaran biaya-biaya intern sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pimpinan Cabang

Kasie Umum Kasie OPS Kasie Pemasaran

CS Teller


(47)

5. Menandatangani dan mengesahkan perjanjian kredit dan perjajian membuka kredit (PMK) dan berkas-berkas pencairan kredit sesuai dengan wewenang yang ditetapkan dan berdasarkan kuasa dari kantor cabang induk.

6. Menilai prestasi kerja pejabat dan pegawai dilingkungan kantor sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7. Memberikan teguran/sanksi secara lisan/tulisan dan sanksi hukuman kepada pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8. Menandatangani dan mengesahkan Sertifikat Depositi, Bilyet Deposito, Buku tabungan, kartu Spicemen dan surat-surat keluar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

9. Memberikan rekomendasi izin cuti pejabat/pegawai di lingkungan kantor sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

10. Mempergunakan seluruh menu aplikasi Olib’s yang terdapat pada fungsi pimpinan operasional dan pemasaran kredit serta costumer service atau administator pembukuan.

b. Kasie Umum

1. Mengeloal sistem otomatisasi dicabang dan cabang pembantu. 2. Memeriksa kebenaran dan akurasi transaksi keuangan.

3. Mengelola output /laporan harian dan sistem

4. Memantau/mengendalikan transaksi pembukuan rekening nasabah dan rekening keuangan cabang.

5. Mengendalikan likuiditas cabang.

6. Menangani penyelesaian likuiditas cabang.


(48)

8. Mengelola masalah kepegawaian, logistik dan menyelenggarakan administrasi umum.

9. Mengelola administrasi pengkreditan 10. Mengelola portepel kredit.

11. Memantau proses pemberian kredit. 12. Mengelolan penerbitan jaminan bank.

13. Melakukan verifikasi data informasi mengenai debitur /calon debitur. 14. Melakukan analisis kredit

15. Mengelola penerbitan jaminan bank.

c. Kasie OPS

1. Melayani informasi mengenai produk/ jasa adalam negeri dan luar negeri 2. Melayani semua jenis transaksi kas/tunai dan pemindahan

3. Mengelola kas besar/ ATM (automatic teller machine)

4. Melayani kegiatan eksternal, payment point, cabang pembantu, kas mobil dan ATM.

5. Melayani transaksi jasa dalam negeri 6. Melayani nasabah inti dan custodian

7. Mengelola transaksi giro, tabungan dan deposito. 8. Melayani transaksi DPLK dan paying agent 9. Melayani penerbitan card plus (ATM )

10.Membuat laporan ke Bank Indonesia dan KPKN.

d. Kasie pemasaran


(49)

2. Mengelola surat-surat beharga.

3. Memberikan pelayanan rekening bank .

4. Memberikan informasi dan penjelasan kepada nasabah 5. Memastikan tingkat pelayanan sesuai dengan standar.

6. Memastikan semua aktivitas pemasaran perbankan dilaksanakan sesuai dengan standar.

e. Costumer Service Representatif

1. Melaksanakan standar layanan Front Office

2. Melaksanakan fungsi pemasaran, pelayanan rekening dana dan tugas-tugas administrasi costumer service

3. Menangani keluhan nasabah 4. Menjaga kerahasian password.

5. Mengadministrasikan dan mengelola surat beharga 6. Memberikan informasi dan penjelasan kepada nasabah 7. Memasukan data nasabah kedalam komputer

8. Melakukan input data tambahan CIF

9. Melaksanakan tugas-tugas pokok yang berhubungan dengan HR dan Logistic 10.Mengelola dokumen-dokumen cabang

11.Penerbitan buku cek dan bilyet giro 12.Melakukan Completion

13.Percetakan perintah pengiriman uang


(50)

f. Teller

1. Melaksanakan proses awal dan akhir hari

2. Melayani kegiatan penyetoran, penarikan tunai (Rp/VA) dan non tunai surat beharga dan kegiatan kas lainnya

3. Melaksanakan aktivitas teller

4. Melaksanakan Teller terminalk Proof pada akhir hari 5. Menjaga kerapian kartu Specimen

6. Membuat lapotan penutupan CIT dan CIS 7. Menyediakan uang tunai pada ATM

Produk dan Jasa

Memberikan pelayanan yang memadai PT.Bank BPD Aceh Cabang Kuala simpang mempunyai produk dan jasa untuk masyarakat yang terdiri dari beberapa produk dan jasa Consumer Banking yang terdiri dari produk Simpanan, Kredit, electronic banking, giro ATM dan jasa lainnya.

Simpanan

- Tabungan Aneka Guna - Tabungan SIMPEDA - Tabungan Haji - Tabungan Seulanga

- Tabungan Aneka Guna Lain - Tabungan SIMPEDA Bank Lain - Deposito berjangka

Giro

- Giro Pemerintah Pusat - Giro Pemerintah Daerah


(51)

- Giro BUMN/BUMD - Giro Pemerintah Campuran - Giro Perusahaan Umum (Pribumi) - Giro Perusahaan Umum (Non Pribumi) - Giro Yayasan/ Badan Sosial Koperasi - Giro Perorangan (Pribumi)


(52)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, jumlah pernyataan berupa 7 butir pernyataan untuk variabel X, 5 butir pernyataan untuk variabel Y, jumlah seluruh pernyataan adalah 12 butir.

Kuesioner yang disebarkan kepada responden berupa pernyataan-pernyataan mengenai positioning (X) terhadap keputusan menabung pada nasabah (Y). Responden dalam penelitian ini adalah nasabah bank BPD aceh cabang kuala simpang.

Berikut ini diperlihatkan data identitas responden dilihat dari segi jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan produk tabungan.

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Nasabah Persentase

Laki-laki 45 47,48

Perempuan 49 52,12

Total 94 100

Sumber : Data Primer (2009) diolah

Berdasarkan Tabel 4.1 bahwa jumlah responden terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan yaitu 49 orang responden atau sebesar 52,12% sedangkan berjenis kelamin laki-laki 45 orang atau sebesar 47,48%.


(53)

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Sumber :Data Primer (2009) diolah

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa responden yang berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 22 orang responden atau sebesar 23,40%. Responden yang berusia 20 sampai dengan 29 tahun sebanyak 28 orang responden atau sebesar 29,78%, responden yang berusia 30 sampai dengan 39 tahun sebanyak 25 orang responden atau sebesar 26,59% dan responden yang berusia diatas 40 tahun sebanyak 19 orang responden atau sebesar 20,21%. Berdasarkan hal ini disimpulkan bahwa mayoirtas responden berusia 20-29 tahun.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaaan

Pekerjaan Jumlah Nasabah Persentase

Pelajar 10 10,63

Mahasiswa 15 15,95

Pegawai Negeri 19 20,21

Pegawai Swasta 6 6,38

Wiraswasta 27 28,72

TNI/Polri 11 11,70

Ibu Rumah Tangga 4 4,25

Lainya 2 2,12

Total 94 100

Sumber: Data Primer (2009) diolah

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak mengisi kuesioner adalah wiraswasta sebanyak 27 orang responden atau sebesar 28,72%. Sedangkan respoden yang berprofesi sebagai pegawai negeri 19 orang atau sebesar 20,21%. Responden yang berprofesi sebagai mahasiswa sebanyak 15 orang atau sebesar 15,95%. Sedangkan responden yang berprofesi TNI/Polri sebanyak 11 orang atau sebesar 11,70% . Responden yang berprofesi sebagai pelajar sebanyak 10

Umur Jumlah Nasabah Persentase

< 20 Tahun 22 23,40

20- 29 Tahun 28 29,78

30-39 Tahun 25 26,59

> 40 Tahun 19 20,21


(54)

orang resonden atau sebesar 10,36%. Sedangkan responden yang berprofesi pegawai swasta 6 orang responden atau sebesar 6,38%. Responden yang berprofesi lainya sebanyak 2 orang responden atau sebesar 2,21%.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Produk Tabungan Bank BPD

Nama Produk Jumlah Persentase

Tabungan Aneka Guna 20 21,27

Tabungan SIMPEDA 25 26,59

Tabungan Haji 12 12,76

Tabungan Seulanga 17 18,08

Tabungan Aneka Guna lainya

10 10,63

Tabungan SIMPEDA bank lain

10 10,63

Total 94 100

Sumber: Data Primer (2009)diolah

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden banyak yang menggunakan tabungan SIMPEDA yaitu 25 orang atau sebesar 26,59%, hal ini di dapat dari pertanyaan langsung kepada responden yang mengisi kuesioner. Sedangkan tabungan aneka guna berjumlah 20 orang responden yaitu sebesar 21,27%. Responden yang menggunakan tabungan seulanga 17 orang responden atau sebesar 18,08% dan tabungan aneka guna lainya 10 orang responden atau sebesar 10,63%. Sedangkan tabungan SIMPEDA bank lain 10 orang responden atau sebesar 10,63%.

Pada Bagian ini akan dibahas mengenai positioning yang dilakukan oleh produk bank BPD. Dalam kesioner penelitian ini, di berikan pernyataan mengenai

positioning sebanayak 7 pernyataan. Untuk memudahkan penilaian dari jawaban

responden, maka kriteria penilaian dari jawaban responden sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Kurang Setuju (KS) = 3


(55)

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap responden, untuk memudahkan penilaian rata-rata tersebut, maka digunakan interval untuk menentukan panjang kelas interval. Rumus yang digunakan Yuli dalam Sudjana (2000) adalah sebagai berikut:

Panjang Kelas Interval = Rentang

Banyak Kelas Interval Dimana:

Rentang = Nilai Setuju – Nilai Terendah Interval = 5

Jadi panjang kelas Interval Keterangan:

1,00 - 1,79 = Sangat Tidak Setuju 1,80 – 2,59= Tidak Setuju

2,60 – 3,39= Kurang Setuju 3,40 - 4,19= Setuju

4,20 – 5,00= Sangat Setuju

Tabel 4.5

Jenis Produk Tabungan, Giro Dan Deposito Cukup Bervariasi

Tanggapan Jumlah Bobot Skor Persentase

Sangat Setuju 38 5 190 40,42

Setuju 39 4 156 41,48

Kurang Setuju 13 3 39 13,82

Tidak Setuju 1 2 2 1,06

Sangat Tidak Setuju 1 1 1 1,06

Total 94 388 100

Sumber : Data Primer (2009)diolah

Berdasarkan Tabel 4.5 maka dapat di simpulkan bahwa sebagian besar responden sangat setuju dengan pernyataan jenis produk tabungan, giro dan deposito cukup bervariasi dari rata-rata 388/94 = 4,12 karena berada pada interval 3,40- 4,19 yang artinya setuju.


(56)

Tabel 4.6

Pemindahan Buku Tranfer PDC, Incaso, Kliring tersedia dengan baik

Tanggapan Jumlah Bobot Skor Persentase

Sangat Setuju 38 5 190 40,42

Setuju 40 4 160 42,55

Kurang Setuju 12 3 36 12,76

Tidak Setuju 0 2 0 0

Sangat Tidak Setuju 3 1 3 3,19

Total 94 389 100

Sumber : Data Primer (2009)diolah

Berdasarkan Tabel 4.6c dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden setuju dan pernyataan mengenai pemindahan buku transfer PDC, incaso, kliring tersedia dengan baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 389/94 = 4.13 karena berada interval 3,40 yang artinya setuju.

Tabel 4.7

Fungsi Alat Transaksi Tabungan Dan Giro Seperti Slip Setoran, Kartu ATM Tersedia Dengan Baik

Tanggapan Jumlah Bobot Skor Persentase

Sangat Setuju 37 5 185 39,36

Setuju 35 4 140 37,23

Kurang Setuju 7 3 21 7,44

Tidak Setuju 0 2 0 0

Sangat Tidak Setuju 2 1 2 2,0

Total 94 348 100

Sumber : Data Primer (2009)diolah

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden setuju dengan dengan pernyataan mengenai fungsi alat transaksi tabungan dan giro seperti slip setoran, kartu ATM tersedia dengan baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 348/94=3,70 karena berada pada interval 3,40 - 4,19 yang artinya setuju.

Tabel 4.8

Pemberitahuan Mengenai Produk Tabungan Jelas Cepat Dan Ketersedian

Tanggapan Jumlah Bobot Skor Persentase

Sangat Setuju 39 5 195 41,48


(57)

Kurang Setuju 12 3 36 12,76

Tidak Setuju 0 2 0 0

Sangat Tidak Setuju 1 1 1 1,06

Total 94 400 100

Sumber : Data Primer (2009)diolah

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden sangat setuju dengan pernyataan mengenai pemberitahuan mengenai produk tabungan jelas cepat dan ketersedian, dilihat dari rata-rata skor yaitu 400/94 = 4,25 karena berada pada interval 4,20 – 5,00 yang artinya sangat setuju.

Tabel 4.9

Keamanan Bank Cukup Baik

Tanggapan Jumlah Bobot Skor Persentase

Sangat Setuju 36 5 180 38,29

Setuju 37 4 148 39,36

Kurang Setuju 17 3 51 18,08

Tidak Setuju 1 2 2 1,06

Sangat Tidak Setuju 1 1 1 1,06

Total 94 382 100

Sumber : Data Primer (2009)diolah

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan mengenai keamanan bank cukup baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 382/94 = 4,06 karena berada pada interval 3,40 – 4,19 yang artinya setuju.

Tabel 4.10

Multi Tabungan dan Giro Seperti Pembayaran Rekening Telepon, Handphone dan Listrik Tersedia Dengan Baik

Tanggapan Jumlah Bobot Skor Persentase

Sangat Setuju 35 5 175 37,23

Setuju 33 4 132 35,10

Kurang Setuju 20 3 60 21,27

Tidak Setuju 1 2 2 1,06

Sangat Tidak Setuju 1 1 1 1,06

Total 94 370 100

Sumber : Data Primer (2009)diolah

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan mengenai multi tabungan dan giro seperti pembayaran rekening telepon, handphone, dan listrik tersedia dengan baik, dilihat dari rata-rata skor yaitu 370/94 = 3,93 karena berada pada interval 3,40 – 4,19 yang artinya setuju.


(58)

Tabel 4.11

Undian (Door Prize) Kepada Nasabah Cukup Variatif

Tanggapan Jumlah Bobot Skor Persentase

Sangat Setuju 31 5 155 32,97

Setuju 39 4 156 41,48

Kurang Setuju 17 3 51 18,08

Tidak Setuju 4 2 8 4,25

Sangat Tidak Setuju 3 1 3 3,19

Total 94 373 100

Sumber : Data Primer (2009)diolah

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan mengenai undian (door prize) kepada nasabah cukup variatif, dilihat dari rata-rata skor yaitu 373/94 = 3,96 karena berada pada interval 3,40 – 4,19 yang artinya setuju.

Tabel 4.12

Tingkat Penilaian Mengenai Positioning

Pernyataan SS S KS TS STS Total Rata-rata Ket 1. Jenis produk tabungan, giro

dan deposito cukup berfariasi 38 39 13 1 1 388 4,12 S 2. Pemindahan buku transfer

PDC, Incaso, kliring tersedia dengan baik

38 40 12 0 3 389 4,13 S

3. Fungsi alat transaksi tabungan dan giro slip setoran, karna ATM tersedia dengan baik

37 35 7 0 2 348 3,07 KS

4. Pemberitahuan mengenai produk tabungan jelas, cepat, dan ketersediaan

39 42 12 0 1 400 4,25 SS

5. Keamanan bank cukup baik 36 37 17 1 1 382 4,06 S 6. Multi tabungan dan giro,

seperti pembayaran rekening telepon, handphone, dan listrik tersedia dengan baik

35 33 20 1 1 388 4,12 S

7. Undian (Door Prize) kepada

nasabah cukup variable 31 39 17 4 3 373 3,96 S

Rata – rata keseluruhan 3,95

Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh nilai rata-rata keseluruhan tentang pelaksanaan positioning terhadap keputusan menabung pada Bank BPD Aceh Cabang Kuala Simpang.


(59)

Pada Bagian ini akan dibahas mengenai keputusan menabung nasabah yang dilakukan oleh produk bank BPD. Dalam kesioner penelitian ini, di berikan pernyataan mengenai keputusan nasabah sebanyak 5 pernyataan. Untuk memudahkan penilaian dari jawaban responden, maka kriteria penilaiaan dari jawaban responden sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Kurang Setuju (KS) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap responden, untuk memudahkan penilaian rata-rata tersebut, maka digunakan interval untuk menentukan panjang kelas interval. Rumus yang digunakan Yuli dalam Sudjana (2000) adalah sebagai berikut:

Panjang Kelas Interval = Rentang

Banyak Kelas Interval Dimana: Rentang = Nilai Setuju – Nilai Terendah

Interval = 5

Jadi panjang kelas Interval Keterangan:

1,00 - 1,79 = Sangat Tidak Setuju 1,80 – 2,59= Tidak Setuju

2,60 – 3,39= Kurang Setuju 3,40 - 4,19= Setuju

4,20 – 5,00= Sangat Setuju

Tabel 4.13

Anda Merasa Mempuyai Kebutuhan Untuk Menabung Pada Bank BPD

Tanggapan Jumlah Bobot Skor Persentase

Sangat Setuju 36 5 180 38,29


(60)

Kurang Setuju 13 3 39 13,82

Tidak Setuju 3 2 6 3,19

Sangat Tidak Setuju 2 1 2 2,12

Total 94 427 100

Sumber : Data Primer (2009)diolah

Berdasarkan Tabel 4.13 maka dapat di simpulkan bahwa sebagian besar responden sangat setuju dengan pernyataan mengenai anda merasa puas mempunyai kebutuhan untuk menabung pada bank BPD, dilihat dari rata-rata skor yaitu 427/94 = 4,54 karena berada pada interval 4,20 – 45,00 yang artinya sangat setuju.

Tabel 4.14

Anda Berusaha Mencari Informasi Lebih Lanjut Mengenai Produk Jasa Bank BPD

Tanggapan Jumlah Bobot Skor Persentase

Sangat Setuju 34 5 170 36,17

Setuju 51 4 204 54,25

Kurang Setuju 6 3 18 6,38

Tidak Setuju 2 2 4 2,12

Sangat Tidak Setuju 1 1 1 1,06

Total 94 427 100

Sumber : Data Primer (2009)diolah

Berdasarkan Tabel 4.14 maka dapat di simpulkan bahwa sebagian besar responden sangat setuju dengan pernyataan mengenai anda berusaha mencari informasi lebih lanjut mengenai produk jasa bank, dilihat dari rata-rata skor yaitu 397/94 = 4,22 karena berada pada interval 4,20 – 45,00 yang artinya sangat setuju.

Tabel 4.15

Anda Merasa Puas Telah Menggunakan Produk Jasa Bank BPD

Tanggapan Jumlah Bobot Skor Persentase

Sangat Setuju 43 5 215 45,74

Setuju 36 4 144 38,29

Kurang Setuju 12 3 36 12,76

Tidak Setuju 2 2 4 2,12

Sangat Tidak Setuju 1 1 1 1,06

Total 94 400 100


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis serta data yang didukung oleh hasil penelitian dan kemudian dianalisa bagaimana pengaruh positioning terhadap keputusan menabung nasabah pada bank BPD cabang aceh tamiang yang telah dibahasa pada bab IV, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan :

1. Positioning produk tabungan telah dilaksanakan dengan baik, dengan dilaksanakan indikator-indikator positioning, seperti attribut, manfaat, penggunaan, pemakaian, pesaing, kategori produk dan harga.

2. Penilai positioning dilakukan olceh produk bank BPD berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata keseluruhan 3,95 yang bearti konsumen menilai postioning sudah dilaksanakan dengan baik.

3. Penilaian keputusan nasabah, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai keseluruhan sebesar 4,21 yang bearti bahwa respoden memberikan penilaian positif mengenai keputusan menabung nasabah. Ada beberapa hal yang harus di perhatikan perusahaan antara lain tentang produk dan memosisikannya. 4. Berdasarkan uji korelasi rank spearman di peroleh nilai 0,345 artinya terdapat

hubungan rendah antara positioning dengan keputusan menabung nasabah. Sedangkan pengaruh positioning terhadap keputusan menabung nasabah berdasarkan koefesien determinasi diperoleh nilai 11,90% dan sisanya 88,10% di pengaruhi variabel-variabel lain. Dalam perhitungan uji statistik di peroleh nilai t tabel sebesar 0,104 dengan tingkat kekeliruan 5% menunjukan Ho ditolak


(2)

Ha diterima ini bearti postioning mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan menabung nasabah pada bank BPD. Berdasarkan hasil uji korelasi determinasi dan uji t maka hipotesis “Produk positioning bank berpengaruh positif terhadap keputusan menabung dapat di terima”.

B. Saran

Dari hasil analisis yang telah dibuat, maka penulis mencoba untuk memberi beberapa masukan kepada pihak-pihak perusahaan berupa saran-saran sebagai bahan pertimbangan dalam positioning produk tabungan bank BPD untuk meningkatkan keputusan menabung nasabah, antara lain :

1. Perusahaan perlu memperhatikan keunggulan produk untuk menetukan positioning.

2. Untuk menjaga agar tetap bersaing dengan bank lain, bank BPD harus menggunakan strategi positioning yang tepat untuk memasarkan jasa perbankan.

3. Untuk mengatasi persaingan hendaknya bank BPD secara terus menerus memberikan produk-produk jasa perbankan dan pelayanan yang jauh melebihi harapan konsumen/nasabah.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran. Jilid Kedua. Edisi Kesebelas.Ahli bahasa Dimos Sihombing. Jakarta Indeks.

Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. (2001)

. Prinsip-psrinsip Pemasaran. Jilid Dua. Edisi Kedelapan. Alih bahasa Dimos Sihombing. Jakarta: Erlangga.

Koter, Philip dan Amstrong. (2004) Konsep Dasar Pemasaran Jasa. Jilid pertama.Alih bahasa Dimos Sihombing. Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip. (2003). Marketing insigths from A to Z: 80 Konsep yang harus dipahami setiap manajer/by Philip Kotler Alih bahasa Anies Lastiati. Jakarta:Erlangga

Kuncoro, Mudjarad. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Lupiyoadi, Rambat. (2001). Manajemen Pemasaran jasa (Teori dan Praktik). Jilid pertama:Salemba empat.

Ginting, Paham dan Syafrizal helmi Filasafat Ilmu dan Metode Riset. Medan: USU Pers.

Nugroho, Bhuono Agung. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta: Andi.

Stanton, Wiliam J. (2000). Prinsip Pemasaran. Edisi Revisi. Jakarta: Erlangga

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kelima: Alfabet. Tjiptono, Fandy. (2005). Pemasaran Jasa. Malang:Bayu Media.

Umar, Husein. (2005). Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Prihatini yuli. (2002). Pengaruh Positioning Terhadap Keputusan Membeli Hand Phone Nokia. Bandung: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. (Dipublikasikan di http: //dspace .widyatama.ac.id. Diakses oleh Umalya, 22 Oktober 2009, Jam 10.35 WIB).


(4)

KUESIONER

PENGARUH POSITIONING TERHADAP KEPUTUSAN MENABUNG PADA NASABAH PT. BANK BPD ACEH CABANG KUALA SIMPANG

1. PETUNJUK PENGISIAN

a. Pada lembaran ini terdapat beberapa pernyataan yang harus saudara tanggapi. Kepada Bapak/Ibu/Sdr untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya .

b. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, tidak adajawaban yang salah. Oleh karena itu, usahakanlah agar tidak jawaban yang dikosongkan.

c. Berilah tanda ( ) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

d. Ada lima alterantif jawaban, yaitu :

Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5 Setuju (S) : diberi skor 4 Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3 Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1

2. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama Lengkap :

Jenis Kelamin :

Status :

Umur : tahun


(5)

Positioning

No Positionig STS TS KS S SS

1 Jenis produk tabungan, giro dan deposito cukup bervariasi

2 Pemindahan buku transfer PDC, Incaso, Kliring tersedia dengan baik. 3 Fungsi alat transaksi tabungan dan

giro seperti slip setoran, kartu ATM tersedia dengan baik.

4. Pemberitahuan mengenai produk tabungan jelas,cepat dan ketersedian.

5 Keamanan bank cukup baik

6 Multi tabungan dan giro, seperti pembayaran rekening telepon, handpone dan listrik tersedia dengan baik.

7 Undian (Door Prize) kepada nasabah cukup variatif


(6)

Keputusan Menabung

No Attribut STS TS KS S SS

1 Anda merasa mempunyai kebutuhan untuk menabung pada bank BPD 2 Anda berusaha mencari informasi

lebih lanjut mengenai produk jasa bank BPD

3 Anda merasa puas telah

mengugunakan produk jasa bank BPD.

4. Anda menggunakan produk jasa bank BPD karena telah membandingkannya dengan bank lain.

5. Anda akan menggunakan produk bank BPD dalam waktu yang akan datang.