Pengenceran Pengujian sampel Prosedur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisa

Dari hasil pengujian yang dilakukan menggunakan sampel air sungai belawan didapat angka lempeng total sebanyak 900 cfuml.

4.2 Pembahasan

Sampel yang digunakan dalam pengujian ialah air sungai belawan yang telah melalui proses penyaringan dari sampah dan akan masuk kekawasan PDAM Tirtanadi Sunggal mempunyai pH 7.2 dan kekeruhan 106 NTU. Jumlah angka lempeng total pada pengenceran 10 -1 sebanyak 900 cfuml. Air tersebut memenuhi syarat bila dilihat dari pH karena persyaratan pH menurut permenkes terdapat pada 6,5 - 8,5 namun bila dilihat dari kekeruhan dan jumlah angka lempeng total maka air tersebut tidak memenuhi syarat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Menkes Per IV 2010 Tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, kadar maksimal yang diperbolehkan untuk kekeruhan yaitu sebanyak 5 NTU. Oleh karena itu air sungai belawan perlu pengolahan sebelum digunakan sebagai air minum dengan membuang bahan yang melayang didalamnya, biasanya dilakukan dengan penambahan tawas Aluminium Kalium Sulfat. Tawas membentuk endapan seperti, gelatin yang mengendapan pelan–pelan dengan membawa benda– benda serta partikel dan sejumlah besar mikroorganisme Volk,w dan Margaret, F.W. 1989. Endapan tawas mengendap, kemudian airnya dipompa ke alat penyaringan untuk menghilangkan partikel yang ketinggian dan juga banyak bakteri yang tersisa. Penyaringan dibuat dari pasir dan kerikil dengan partikel– patikel halus dekat dengan permukaan. Langkah akhir dalam pemurnian air minum ialah memberikan perlakuan kimia untuk menjamin bahwa tidak ada organisme patogen enterik, dilakukan dengan penambahan klor kedalam air Pada umumnya untuk membunuh mikroorganisme dengan pemanasan lebih mudah pada reaksi medium asam atau alkalis, kalau dibandingkan dengan medium netral karena dalam keadaan netral waktu pemanasan yang diperlukan untuk membunuh akan lebih lama Suriawiria,1993. Kematian mikroorganisme pada temperatur rendah disebabkan oleh terjadinya perubahan keadaan koloidal protoplasma yang tidak reversibel, penurunan temperatur yang tiba – tiba diatas titik beku dapat menyebabkan kematian akan tetapi penurunan temperatur secara Suriawiria,1993.