17
a Kognitif: Knowledge pengetahuan, ingatan, comprehension pemahaman, menjelaskan, meringkas, analysis menguraikan, menentukan
hubungan, synthesis mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru, evaluation menilai, application menerapkan, b
Affective: Receiving sikap menerima, responding memberi respon, Valuing menilai, organization organisasi, characterization karakterisasi,
c Psychomotor: initiatory level, pre-routine level, routinized level.
Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
proses belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar tersebut bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Oleh karena itu
seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan memperoleh perubahan dalam dirinya dan memperoleh pengalaman baru, penulis membandingkan hasil belajar
setelah memberikan metode pembelajaran Problem Solving dan Numbered Heads Together.
B. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui perbandingan nilai
rata- rata hasil belajar siswa antara metode Problem Solving dengan Numbered Heads Together. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas,
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Problem Solving X
1
dan metode pembelajaran Numbered Heads Together X
2
, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar menggunakan metode
pembelajaran Problem Solving Y1 dan hasil belajar menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads Together Y2. Untuk mendapatkan gambaran
yang jelas tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dapat dijelaskan dengan paradigma pemikiran seperti pada gambar 2.1.
18
X1 Y1
X2 Y2
Gambar 2.1 Paradigma Pemikiran Keterangan:
X1: Metode Pembelajaran Problem Solving X2: Metode Pembelajaran Numbered Heads Together
Y1: Rata-rata hasil belajar dengan Metode Pembelajaran Problem Solving Y2: Rata-rata hasil belajar dengan Metode Pembelajaran Numbered Heads
Together. Pelaksanaan pembelajaran yang didominasi oleh guru dan masih dianggap sebagai
pelajaran yang sulit karena mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak. Hal inilah yang mengakibatkan fisika sulit dipahami serta berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Penggunaan metode pemecahan masalah Problem Solving dapat
melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara
alamiah. Metode pembelajaran Problem Solving dapat melatih siswa dalam aktivitas
pembelajaran siswa dimana siswa mencari sendiri data dan informasi sebagai upaya pemecahan masalah, dan siswa akan mampu merekontruksi pengalaman
secara nyata. Dengan meningkatnya kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dalam belajar, maka hasil belajar juga meningkat.
Y1 Y2
19
Penggunaan metode pembelajaran Numbered Heads Together memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide, mempertimbangkan jawaban
yang paling tepat, dan mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka karena pada dasarnya merupakan sebuah diskusi kelompok yang
heterogen dari segi akademik, ciri khasnya adalah penomoran siswa pada masing- masing kelompok dan guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili
kelompoknya tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok itu. Jika siswa yang ditunjuk untuk mempersentasikan jawaban tidak
bisa menjawab, maka dia akan malu pada seluruh siswa dalam kelas sehingga siswa tersebut akan berusaha untuk mengetahui semua jawaban melalui diskusi
kelompok dan menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian hasil belajar akan meningkat karena siswa dituntut lebih aktif dalam pembelajaran.
Untuk dapat mencapai hasil belajar dengan optimal siswa harus memiliki kemampuan awal berupa pengetahuan-pengetahuan dan pengalaman yang telah
diterimanya, agar siswa lebih mudah mengembangkan pengetahuan fisika pada tingkatan selanjutnya.
Proses pembelajaran yang baik yaitu adanya interaksi yang timbal balik antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa.. Hal ini dilakukan agar siswa
akan berusaha mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran fisika. Pembelajaran yang berlangsung di SMA 15 Bandar Lampung
didominasi oleh guru. Sebagai ciri pembelajaran konvensioal, guru yang mempresentasikan materi selanjutnya siswa diberi latihan sehingga siswa terlibat
secara aktif dalam pembelajaran.
C. Anggapan Dasar