Tanggung Jawab Pengurus Yayasan Sebelum Berlakunya UU Yayasan

adalah badan hukum, oleh karena itu, dengan peraturan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa badan tersebut adalah badan hukum. Badan hukum dengan konstruksi keperdataan yang diatur dalam Pasal 1653 KUH Perdata tersebut meliputi semua perkumpulan swasta yang menurut Stb. 1870-64 dianggap sebagai badan hukum dan diperlukan pengesahan aktanya sebagai syarat formal yang harus dipenuhi oleh perkumpulan yang berbadan hukum. Jadi, untuk mendirikan suatu badan hukum, mutlak diperlukan pengesahan pemerintah. 85 Menurut ketentuan Pasal 1653 KUH Perdata di atas, dapat pula dikelompokkan badan hukum itu ke dalam 3 tiga macam yaitu: pertama; badan hukum yang diadakan oleh pemerintahkekuasaan umum daerah tingkat I, daerah tingkat IIKotamadya, misalnya bank-bank yang didirikan oleh negara dan sebagainya; kedua, badan hukum yang diakui oleh pemerintahkekuasaan umum, misalnya perkumpulan- perkumpulan, gereja-gereja, dan organisasi-organisasi agama lainnya; dan ketiga, badan hukum yang didirikan untuk suatu maksud tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-undang dan kesusilaan, seperti Perseroan Terbatas PT, perkumpulan asuransi, perkapalan, Yayasan, dan lain-lain.

B. Tanggung Jawab Pengurus Yayasan Sebelum Berlakunya UU Yayasan

Kehadiran Yayasan dalam kegiatan masyarakat Indonesia sudah berlangsung sejak sebelum kemerdekaan Negara Indonesia. 86 85 Anwar Borahima, Op. Cit., hal. 23-24. Pendirian Yayasan pada waktu itu 86 Adib Bahari, Loc. cit., hal. iii. Universitas Sumatera Utara hanya bersandarkan kepada kebiasaan custom, doktrin, dan yurisprudensi. 87 Karena tidak ada satupun peraturan perundang-undangan yang mengatur secara khusus tentang Yayasan di Indonesia. Namun demikian, tidaklah berarti bahwa di Indonesia sama sekali tidak ada ketentuan yang mengatur tentang Yayasan sebab telah ada disebutkan dalam beberapa pasal peraturan perundang-undangan misalnya Pasal 365, Pasal 899, Pasal 900, Pasal 1680 KUH Perdata, Pasal 6 ayat 3 dan Pasal 236 Rv. 88 Pasal 15 UU Darurat No.7 Tahun 1955 tentang Tindak Pidana Ekonomi mengatur tentang penghukuman terhadap Yayasan, Pasal 21 ayat 2 dan Pasal 49 UU No.5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria, Pasal 49 dan Pasal 1 PP No.38 Tahun 1963 tentang Penunjukan Badan-Badan Hukum yang dapat memiliki hak-hak atas tanah, Pasal 28 Peraturan Menteri Penerangan Republik Indonesia No.01PerMenpen 1969 tentang Pelaksanaan Ketentuan-Ketentuan Mengenai Perusahaan Pers, dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 227KMK.0171993. Dari semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada pada waktu itu, tidak satu pun yang memberikan rumusan khusus mengenai Yayasan, status hukum Yayasan, serta cara mendirikan Yayasan. Berbeda halnya dengan di Belanda, secara tegas dalam undang-undangnya menyebutkan bahwa Yayasan adalah badan hukum. 89 Akibat dari ketiadaan suatu peraturan perundang-undangan yang mengatur secara khusus tentang Yayasan khususnya mengenai tanggung jawab para pendiri dan pengurus, masing-masing organ Yayasan bertindak berdasarkan kebiasaan yang tidak 87 Rita M.-LJ Law Firm, Loc. cit., hal. 57. 88 Rochmat Soemitro, Hukum Perseroan Terbatas, Yayasan dan Wakaf, Bandung: Eresco, 1993, hal. 165. 89 Anwar Borahima, Op. Cit., hal. 2-3. Universitas Sumatera Utara pasti keberlakuannya. Kecenderungan Pengurus sangat bergantung pada kebijakan para Pendiri, apa yang diperintahkan oleh para pendiri , maka pengurus harus menuruti kemauan para pendiri Yayasan tersebut. Sebelum lahirnya UU Yayasan, organ Yayasan yang dikenal adalah: Pendiri merangkap sebagai Pembina danatau Pengawas dan Pengurus, tidak ada kepastian hukum mengenai pembagian tugas dan wewenang masing-masing organnya secara tegas. Namun setelah diundangkan UU Yayasan, penegasan masing-masing organ dalam Yayasan terpisah secara jelas dan tegas antara: Pendiri, Pembina, Pengawas, dan Pengurus. Hal itu berarti menurut UU Yayasan tidak membenarkan adanya rangkap jabatan dari setiap organ di dalamnya. Tanggung jawab Pengurus atas kepengurusan Yayasan dilakukan semata-mata untuk kepentingan dan tujuan Yayasan. Tugas wewenang dan tanggung jawab Pengurus adalah mengurusi Yayasan daden van beheer untuk kepentingan Yayasan sesuai dengan maksud dan tujuannya dalam pengurusan sehari-hari. Sebelum lahirnya UU Yayasan, Pengurus menjalankan kepengurusan Yayasan sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat dan didasarkan pada peluang yang tersedia dan kelaziman dalam dunia Yayasan. Pada prinsipnya, sebenarnya kebijakan itu didominasi oleh kebijakan dari Pendiri danatau Pembina danatau Pengawas pada waktu itu yang kadang-kadang cenderung menimbulkan konflik di dalam Yayasan conflict of interset. 90 90 Alvi Syahrin, Beberapa Masalah Hukum, Medan: Sofmedia, 2009, hal. 71. Menurutnya, conflict of interest dapat juga terjadi dalam hal personal interest seseorang Pengurus bertentangan dengan interes pihak lain yang diwakilinya dalam hubungan agen versus principal. Conflict of interest tidak diperkenankan karena dapat mempengaruhi independecy dan fairness dalam suatu persoalan atau transaksi. Universitas Sumatera Utara Tentang apa yang dimaksud dengan kebijakan yang dipandang tepat menurut Bismar Nasution, secara teoritis masuk dalam kategori “blanket norm” yang dapat diberikan secara demonstratif tidak limitatif dengan kata-kata melainkan kaedah yang didasarkan atas kelaziman dalam dunia usaha sejenis. 91 Kelaziman dalam dunia usaha sejenis ini secara teoritis sulit diberikan kriterianya atau ukurannya yang pasti. Dalam praktik tidak tertutup kemungkinan dapat ditafsirkan secara luas atau sempit, oleh sebab itu perlu kearifan setiap organ dalam Yayasan khususnya Pengurus yang bertanggung jawab mengurusi Yayasan sehari-hari untuk kepentingan Yayasan. Orientasi kepengurusan Yayasan yang demikian bersandarkan pada paham institusional Yayasan sebagai organisasi publik. Ada kepentingan lain dalam kepengurusan Yayasan tersebut yaitu kepentingan untuk pihak ketiga termasuk kepentingan stakeholders, kepentingan negara dan sebagainya. 92 91 Bismar Nasution, “Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Dalam Perspektif Hukum Bisnis: Pembelaan Direksi Melalui Prinsip Business Judgment Rule”, Makalah, Disampaikan pada Seminar Bisnis 46 Tahun FE USU: Pengaruh UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas terhadap Iklim Usaha di Sumatera Utara, Aula Fakultas Ekonomi USU, 24 November 2007, hal. 10. 92 Gunawan Widjaja dan Yeremia Ardi Pratama, Risiko Hukum Bisnis Perusahaan Tanpa CSR, Seri Pemahaman Perseroan Terbatas, Jakarta: PT. Percetakan Penebar Swadaya, 2008, hal. 47. Lihat juga: Rudy Haryono dan Mahmud Mahyong, Kamus Lengkap 99 Milyard Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, Surabaya: Cipta Media, tanpa tahun, hal. 467. Lihat juga: http:en.wikipedia.orgwindex.php?title=stakeholder_28corporate29oldid=1957682, diakses tanggal 15 Februari 2012. Stakeholders atau pemangku kepentingan adalah seseorang atau sekelompok orang yang memiliki satu atau lebih kepentingan stake yang berbeda dalam sebuah perusahaan. Stakeholders juga dapat diartikan sebagai setiap orang atau sekelompok orang yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan, keputusan, kebijakan, praktik, atau tujuan dari sebuah perusahaan. Pengertian stakeholders berasal dari kata ”stake” bahasa Inggris yang artinya tonggak, pancang, galah, tiang untuk makam, peron kecil, landasan kecil, taruhan. Sedangkan menurut Gunawan dan Yeremia, ”stake”, diartikan sebagai ”kepentingan”, jadi stakeholders dapat diartikan sebagai seseorang atau sekelompok orang yang memiliki satu atau lebih kepentingan stake yang berbeda dalam sebuah perusahaan. Stakeholders juga dapat diartikan sebagai setiap orang atau sekelompok orang yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan, keputusan, kebijakan, praktik, atau tujuan dari sebuah perusahaan. Universitas Sumatera Utara Itulah sebabnya, organisasi yang bergerak di bidang publik misalnya Yayasan tidak boleh mementingkan kepentingan secara kolektif melainkan mendahulukan kepentingan publik di atas segala kepentingan individu danatau kelompok. Dengan demikian, aktivitas dalam Yayasan termasuk suatu aktivitas lintas sektoral karena mencakup berbagai aktivitas sosial dan juga lintas pelaku sebagai konsekuensi berkembangnya keterlibatan berbagai pihak stakeholders. 93 Kedudukan masing-masing organ Yayasan sebelum lahirnya UU Yayasan Pendiri yang merangkap jabatan sebagai Pengawas danatau Pembina dan Pengurus pada praktiknya antara satu sama lain mempunyai kedudukan hirarki atau tidak sejajar, di mana yang satu berada di bawah yang lain, masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri yang diberikan oleh Pendiri. Tanggung jawab Pengurus hanya berkenaan dengan kepengurusan Yayasan sehari-hari, namun tidak jelas siapa yang dapat bertindak di dalam maupun di luar Pengadilan untuk mewakili Yayasan, termasuk dalam hal jika Yayasan mengalami kerugian atau pailit tidak jelas diatur siapa yang harus bertanggung jawab. Eksistensi Yayasan sebelum lahirnya UU Yayasan hanya menganggap 94 93 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep Aplikasi CSR, Gresik: Fascho Publishing, 2007, hal. 5-6 Yayasan sebagai badan hukum. Anggapan tersebut didasarkan pada kriteria yang telah dipenuhi syarat-syarat pendirian Yayasan cukup melalui akta notaris dan didaftarkan di Pengadilan Negeri setempat serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara. Tidak ada kewajiban mengumumkan Yayasan yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri 94 Garis bawah dari penulis sebagai penekanan bahwa masyarakat umumnya dan Pendiri Yayasan khususnya hanya beranggapan Yayasan sebagai Badan Hukum. Universitas Sumatera Utara setempat dalam Tambahan Berita Negara sehingga dengan demikian masyarakat tidak mengetahui secara resmi tentang adanya Yayasan tersebut. Oleh sebabnya Yayasan bersifat tertutup. 95 Pertanggungjawaban lembaga tersebut layaknya sebuah pertanggungjawaban badan hukum. Namun, apabila Yayasan pada masa dahulu sebelum lahirnya UU Yayasan atau sebelum menjadi badan hukum, siapa dan bagaimana tanggung jawab yang dipikul oleh masing-masing organnya tidak jelas. Hal ini akan berakibat pada tanggung jawab Pengurus jika Yayasan tersebut melakukan perbuatan hukum atau terjadi kerugian di dalam Yayasan atau pailit. Dengan kriteria seperti itu, Yayasan tetap dianggap oleh pendirinya sebagai sebuah badan hukum. Namun, pada hakikatnya yang dikatakan suatu lembaga berbadan hukum, sebenarnya harus ada pengesahan dari Menteri dalam hal ini Menteri Kehakiman dan HAM barulah lembaga tersebut dikatakan berbadan hukum. Tanggung jawab Pengurus dalam bertindak untuk dan atas nama Yayasan baik di dalam maupun di luar Pengadilan mulai diterapkan pada beberapa yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, diantaranya: Putusan Mahkamah Agung Nomor: 152 KSip1969 tertanggal 26 Nopember 1969, Putusan Mahkamah Agung Nomor: 124 KSip1973 tertanggal 27 Juni 1973, Putusan Mahkamah Agung Nomor: 476 KSip1975 tertanggal 08 Juli 1975, Putusan Mahkamah Agung Nomor: 601 KSip1975 tertanggal 20 April 1977. 96 95 Gatot Supramono, Op. Cit., hal. 4-5. Misalnya dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor: 124 KSip1973 tertanggal 27 Juni 1973 telah mempertimbangkan 96 Chidir Ali, Loc. Cit., hal. 91-92. Universitas Sumatera Utara kedudukan sebuah Yayasan Dana Pensiun HMB sebagai badan hukum dengan kriteria sebagai berikut: 97 a. Bahwa Yayasan Dana Pensiun HBM didirikan di Jakarta dengan nama “Stichting Pensiunfonds H.B.M. Indonesia” dan bertujuan untuk menjamin keuangan pada anggotanya; b. Bahwa para anggotanya ialah pegawai-pegawai N.V. H.B.M.; c. Bahwa Yayasan tersebut mempunyai Pengurus sendiri terlepas dari N.V. H.B.M. dimana ketua dan bendahara dipilih oleh Direksi N.V.H.B.M.; d. Bahwa Pengurus Yayasan tersebut mewakili Yayasan di dalam dan di luar Pengadilan; e. Bahwa Yayasan tersebut mempunyai harta sendiri, antara lain harta benda hibah dari N.V. H.B.M. akte hibah; dan f. Bahwa dengan demikian Yayasan tersebut merupakan suatu badan hukum Berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung tersebut di atas, tampak adanya judex factie yang mengatakan bahwa Pengurus terlepas dari organ lainnya di dalam Yayasan N.V. H.B.M. Hal ini berarti organ Pengurus tidak merangkap dengan organ lainnya atau tidak terjadi benturan kepentingan. Selain itu, juga disebutkan bahwa Pengurus Yayasan tersebut mewakili Yayasan N.V. H.B.M., baik di dalam maupun di luar Pengadilan. Hal ini berarti, sudah mulai tampak adanya pembagian tanggung jawab Pengurus Yayasan pada masa dulu sebelum adanya UU Yayasan. 97 Chaidir Ali, Op. cit, hal. 91. Lihat juga: Suhardiadi dan Ari Kusumastuti Maria, Op. Cit., hal. 89. Universitas Sumatera Utara

C. Tanggung Jawab Pengurus Yayasan Setelah Berlakunya UU Yayasan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Tentang Pembagian Kekayaan Dari Yayasan Kepada Organ Yayasan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004

7 121 117

Pemindahan Hak Atas Kekayaan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

1 41 100

Konsekuensi Hukum Yayasan Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan

0 29 152

Suatu Tinjauan Terhadap Penerapan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan Oleh Yayasan AFTA sebagai Badan Hukum.

0 0 6

undang undang nomor 28 tahun 2004 tentang perubahan atas uu nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan

0 0 22

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 28 TAHUN 2004 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NO 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

0 0 7

BAB II PENGELOLAAN YAYASAN OLEH ORGAN YAYASAN A. Keberadaan Yayasan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 - Tinjauan Yuridis Tentang Pembagian Kekayaan Dari Yayasan Kepada Organ Yayasan Ditinjau Dari Undang

0 0 31

Tinjauan Yuridis Tentang Pembagian Kekayaan Dari Yayasan Kepada Organ Yayasan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004

0 0 11

Pemindahan Hak Atas Kekayaan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

0 0 39

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pemindahan Hak Atas Kekayaan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

0 0 26