Program CDCC Ruang Publik dan Civil Society.

Dalam melakukan advokasi kebijakan, sepanjang sepengetahuan penulis CDCC belum melakukan advokasi secara serius dengan melakukan pembelaan yang secara konsisten, akan tetapi CDCC hanya lebih menekankan pada dialog belum pada tahap aksi tindak lanjut. d. Publikasi CDCC membuat setiap usaha untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat di Indonesia dan di luar negeri pada pentingnya untuk menjembatani jurang pemisah dan mengurangi persepsi antar budaya dan peradaban, sebagaimana memfasilitasi debat akademis tentang antar agama, antar budaya, dan hubungan internasional. Dan atas alasan ini, CDCC menyebarkan informasi dan ide-ide melalui halaman web dan artikel di media secara terus-menerus. 41 Sebagai contoh dari publikasi yang dilakukan oleh CDCC ialah dengan membuat berita-berita hasil dari kegiatan-kegiatann nya, seperti World Peace Forum, seminar-seminar dan diskusi-diskusi melalui web dengan alamat www.cdccfoundation.org , dan CDCC juga berkerjasama dengan media cetak dan elektronik untuk meliput semua kegiatan yang dilakukan. e. Penelitian CDCC melakukan berbagai usaha untuk memimpin studi yang memadai tentang materi-materi yang mengembangkan dialog dan kerja 41 Profile CDCC, artikel ini diakses pada 18 juni 2010 dari http:www.cdccfoundation.org sama diantara masyarakat yang berbeda agama, ras atau etnik, dan bangsa. Sejauh sepengetahuan penulis CDCC belum pernah melakukan kegiatan penelitian, CDCC dalam melakukan kegiatannya hanya lebih menekankan pada diskusi, dialog dan seminar-seminar belum sampai pada tahap penelitian.

5. Nilai-Nilai Perjuangan CDCC

CDCC mempunyai nilai-nilai yang mereka ingin perjuangkan, sesuai dengan namanya. CDCC mempunyai tiga nilai yang sangat mendasar dalam kontek perdamaiaan dan tata dunia yang terbuka, yaitu ; a. Nilai Keterbukaan; CDCC berusaha mendorong bagaimana semua orang memiliki kesempatan dan memiliki keberanian untuk menyampaikan pikiran-pikiran atau gagasan secara terbuka. Setiap diskusi-diskusi yang diadakan CDCC mengundang berbagai macam elemen masyarakat yang secara organisasi dan agama yang berbeda tetapi semua memiliki keberanian untuk menyampaikan gagasan dan pemikiran secara terbuka dan tanpa adanya ketakutan dan kekhawatiran dalam berpendapat, oleh karena dalam diskusi- diskusi yang diadakan oleh CDCC kadang-kadang sarat dengan kritik terhadap pemerintah atau masyarakat yang tidak sesuai dengan cita ideal dari sebuah masyarakat yang memiliki moralitas dan komitmen yang tinggi terhadap kemanusiaan. 42 42 Wawancara pribadi dengan Abdul Mu’ti, Jakarta, 8 September 2010 b. Kemanusiaan yang bersifat universal; kemanusiaan yang bersifat universal dimaknai sebagai nilai yang mengedepankan penghormatan dan penghargaan terhadap perbedaan dan keluhuran umat manusia tanpa membedakan agama, latar belakang Negara, etnis, dan kebudayaan. Kerena pada dasarnya ada sebuah common agreement diantara berbagai peradaban dan agama yang menempatkan manusia pada kedudukan yang sangat terhormat, oleh karena itu CDCC sangat konsen pada persoalan- persoalan kemanusiaan yang selama ini menjadi salah satu problem baik di level nasional maupun level internasional, banyaknya tindak kekerasan, pada wilayah tertentu masih adanya perbudakan, dan eksploitasi manusia itulah persoalan-persoalan kemanusian yang terjadi pada tingkat global dan nasional. c. Nilai Equality nilai kesetaraan dan persamaan; CDCC tidak berada pada posisi yang menyatakan bahwa satu peradaban atau kebudayaan lebih tinggi dari satu kebudayaan dan peradaban yang lain, karena untuk terciptanya suatu dialog dan kerjasama harus ada prinsip equality dengan mengakui kelemahan-kelemahan dan keunggulan-keunggulan prestasi yang dicapai oleh peradaban-peradaban masyarakat-masyarakat yang ada di belahan dunia yang berbeda-beda. Karena itu pada aspek equality itu melekat dengan plurality atau pluralitas kerena mengakui adanya perbedaan agama, peradaban dan kebudayaan akan tetapi sesungguhnya mereka memiliki kesetaraan atau bahkan dalam berbagai hal mereka mempunyai kesamaan antara yang satu dengan yang lainnya. 43

6. Struktur

Organisasi CDCC Ketua : M. Din Syamsuddin Penasehat : 1. Didik J. Rachbini, 2. Bachtiar Effendy 3. Rizal Sukma 4. Hajriyanto Y. Thohari 5. Fahmi Darmawansyah 6. Said Umar Pengawas : 1. Rustam Effendy 2. Edy Kuscahyanto Direktur Eksekutif : Abdul Mu’ti Direktur Administrasi dan Keuangan : Indah Meitasari Direktur Program : Piet Hizbullah Khaidir Staff : 1. Artati Haris 2. Fauzia Ningtyas 3. Ilham Mundzir Dalam struktur organisasi CDCC meskipun mereka mempunyai profesi yang berbeda-beda, seperti akademisi, aktivis, politisi dan pengusaha akan tetapi mereka mempunyai latar belakang organisasi yang sama, yaitu Muhammadiyah. 43 Wawancara Pribadi dengan Abdul Mu’ti, Jakarta, 8 September 2010 Seperti Din Syamsudin dan Bactiar Efendy adalah seorang akademisi akan tetapi mereka juga aktif dalam kepengurusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Didik J. Rachbini politisi dari Partai Amanat Nasional, dan Hajrianto Y Thohari politisi dari partai Golkar dan sebagai Wakil Ketua MPR RI juaga mantan aktivis Pemuda Muhammadiyah. Rizal Sukma sebagai mantan aktivis yang berasal dari Muhammadiyah dan sekarang menjabat Sebagai Wakil Direktur Eksekutif Centre for Strategic and Internasional Studies CSIS. Fahmi Darwansah dan Said Umar sebagai pengusaha. Abdul Mu’ti, Piet Hizbullah dan Ilham Munzir sebagai mantan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Melihat kesamaan latar belakang dari struktur organisasi CDCC, maka penulis mempunyai pandangan bahwa struktur kepengurusan CDCC mempunyai kelemahan dan kelebihan dalam menjalankan perannya dalam melakukan perannya sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat LSM. Kelemahan dari lembaga yang ekslusif kepengurusan mempunyai latar belakang organisasi yang sama adalah kurang tebuka dalam melakukan managment organisasi. Dalam melakukan management hanya berdasarkan saling percaya antara pengurus yang satu dengan pengurus yang lain. Kelemahan lembaga yang ekslusif juga mempunyai network yang terbatas dan searah karena mereka mempunyai latar belakang