Bentuk-Bentuk Dialog Ruang Publik dan Civil Society.

BAB III GAMBARAN UMUM CENTRE FOR DIALOGUE AND COOPERATION AMONG CIVILISATIONS CDCC A. Profil Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations CDCC Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations CDCC adalah sebuah LSM internasional yang bermarkas besar di Jakarta, yang didirikan pada bulan Juni tahun 2007 oleh para sarjana dan aktivis dari berbagai lembaga baik dari Lembaga Swadaya Masyarakat, perguruan tinggi dan pemerintahan, diantaranya adalah Din Syamsuddin, Bahtiar Effendy, Hajrianto Y. Tohari, Didik J. Rachbini, Rizal Sukma, Fahmi Darmawansyah, dan Said Umar. Para tokoh pendiri CDCC meskipun berbeda-beda profesi seperti Din Syamsudin sebagai akademisi dan sekaligus menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah, Bahtiar Effendy sebagai akademisi dan mantan Ketua Bidang Hikmah PP Muhammadiyah, Hajrianto Y. Tohari sebagai Wakil Ketua MPR dan sebagai mantan ketua Pemuda Muhammadiyah, Rizal Sukma Sebagai Wakil Direktur Eksekutif Centre for Strategic and Internasional Studies CSIS, Didik J. Racbani sebagai politisi dari partai PAN Partai Amanat Nasional dan Fahmi Darwansah dan Said Umar sebagai pengusaha akan tetapi mereka semua mempunyai latar belakang organisasi yang sama, yaitu Muhammadiyah. Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations CDCC bertujuan untuk memajukan pemahaman yang lebih baik dan hubungan perdamaian antara agama, budaya, bangsa dan peradaban yang luas, sehingga tercipta masyarakat yang harmonis dan toleren tarhadap sesama.

1. Latar Belakang CDCC

Berdirinya Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations CDCC didasarkan oleh beberapa sebab. Sebab yang paling mendasar adalah seiring dengan meningkatnya jumlah tindakan kekerasan baik di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia lainnya, yang disebabkan oleh faktor politik, agama, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Hal itu disebabkan karena ada alasan yang utama, yakni bahwa tindakan kekerasan itu ada karena adanya benturan peradaban yang berbeda antara satu masyarakat, budaya, dan agama yang satu dengan yang lain nya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Samuel Huntington. Tapi sebenarnya teori itu tidak sepenuhnya benar, karena setiap peradaban memiliki nilai universalitas sendiri yang bisa diterima oleh peradaban lainnya. Oleh karena alasan itulah CDCC kemudian berusaha untuk memahami berbagai perbedaan tersebut dan berusaha untuk mencari titik temunya. Dialog dan kerjasama pun dijadikan CDCC sebagai jalan untuk mewujudkaan tata dunia yang damai. Selama ini, berbagai dialog yang ada hanya bersifat konseptual saja, hanya sebatas pertukaran pikiran, oleh karena itu CDCC berusaha membuat dialog yang konseptual dan menjadi praktis, sehingga berbagai kerja sama bisa diadakan untuk melawan tindak kekerasan dan menghindari benturan-benturan peradaban, sehingga dapat terwujud masyarakat dunia yang damai dan toleran terhadap peradaban lain.

2. Misi CDCC

Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations CDCC bertujuan untuk mempromosikan pemahaman yang lebih baik dan hubungan damai antar agama, budaya, bangsa, dan peradaban pada umumnya. Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations CDCC berusaha untuk memediasi pemisahan yang selama ini ikut didukung oleh adanya ketakutan dan ketidakpahaman pada dua belah pihak. 38 Maka dibentuklah beberarapa inisiatif untuk membangun dan memperluas dialog dan kerja sama antar agama, antar budaya, internasional dan antar peradaban, serta memberikan prioritas tinggi dalam menanggapi permasalahan-permasalahan utama mengenai kesalahpahaman dan kekerasan melalui beberapa ketentuan studi permasalahan yang terkait yang komprehensif, objektif, dan tepat.

3. Visi CDCC

1 Misi CDCC, artikel ini diakses pada 18 juni 2010 dari http:www.cdccfoundation.org Daripada memandang perbedaan sebagai suatu ancaman dan selalu berbenturan, CDCC menganut sebuah pandangan bahwa perbedaan adalah sebuah kesempatan, kekayaan dan sebuah komponen integral yang tumbuh, dengan tujuan untuk menciptakan dunia yang damai. Perbedaan harus diterima, tapi pada saat yang sama seseorang tidak harus mempertahankan pandangan seperti yang selama ini dianut oleh dunia Muslim dan Barat yang bisa menciptakan konflik yang tiada henti-hentinya. Bagaimanapun juga, usaha-usaha untuk menjembatani jurang pemisah antar masyarakat, bangsa dan peradaban dunia seringkali gagal jika tidak disertai oleh partisipasi, dialog dan kerja sama dari komunitas internasional. Dewasa ini, sangatlah penting untuk melakukan sebuah gerakan global untuk menjembatani jurang pemisah itu dan mempromosikan dialog, pemahaman yang lebih luas dan saling menghormati antar berbagai budaya dan peradaban. 39

4. Program CDCC

CDCC berusaha untuk mencapai tujuannya melalui aktifitas- aktifitas berikut: a. Kuliah Umum Public Lecture CDCC berusaha untuk mengadakan dialog-dialog antar peradaban dengan mengumpulkan para elit dan masyarakat dalam sebuah forum yang mendiskusikan isu-isu tentang antar agama, antar 39 Visi CDCC, artikel ini diakses pada 18 juni 2010 dari http:www.cdccfoundation.org budaya, dan hubungan internasional. Diantara contoh forum-forum tersebut adalah Lecture on Civilizations Kuliah Peradaban, seminar internasional, dan konferensi internasional tahunan. Para peserta yang hadir mewakili sebuah kelompok luas meliputi diplomat, pemerintah, politisi, akademisi, aktifis, pengusaha, jurnalis, tokoh agama, tokoh pemuda, dan perwakilan media. b. Jaringan dan Kerja Sama Dalam melaksanakan program sebagaimana yang telah direncanakan dalam tujuannya, CDCC melakukan usaha yang besar untuk mengembangkan jaringannya yang bisa menguntungkan dalam usaha menciptakan atmosfer perdamaian dan dalam rangka membuat dialog-dialog yang efektif dan meningkatkan kepedulian masayarakat akan perlunya untuk membangun jembatan antar bangsa, untuk mempromosikan dialog, pemahaman yang lebih luas, dan saling menghormati dan tuntuk menyusun harapan-harapan politik bersama dalam menanggapi perbedaan-perbedaan di dunia. Dalam melakukan kegiatan-kegiatan CDCC mempunyai jaringan baik nasional maupun internasional. Jaringan nasional, CDCC melakukan kerjasama dengan NGO, misalnya IComRP Indonesian Committee on Religion and Peace, Interfaith Day, dan organisasi-organisasi keagamaan seperti Konferensi Wali Gereja Indonesia KWI, Persatuan Gereja Indonesia PGI, WALUBI, Majelis Tinggi Agama Konghuju Indonesia MATAGIN,