Matriks EFAS Analisis SWOT

29 kekuatan-peluang, Strategi WO kelemahan-peluang, Strategi ST Kekuatan ancaman, dan Strategi WT kelemahan-ancaman. Berikut merupakan matriks SWOT untuk perumusan strategi: Tabel 2.1 Matriks SWOT Sumber: Pardede 2011: 243

2.3.2 Matriks EFAS

Menurut Rangkuti 2014: 25 dikatakan bahwa matriks EFAS digunakan untuk merumuskan faktor-faktor strategi eksternal ke dalam kerangka strength and weakness perusahaan. Mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang dan ancaman eksternal memampukan organisasi untuk mengembangkan misi yang jelas. Merancang strategi guna mencapai tujuan jangka panjang, dan mengembangkan berbagai kebijakan untuk meraih tujuan organisasi. Sebelum strategi diterapkan, perencanaan strategi harus Unsur- unsur dari dalam perusahaan Internal Unsur-unsur dari luar perusahaan External Kekuatan-kekuatan S Kelemahan-Kelemahan W Peluang-peluang O A SIASAT SO B SIASAT WO Ancaman-Ancaman T C SIASAT ST D SIASAT WT Universitas Sumatera Utara 30 menganalisis lingkungan eksternal untuk mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan ancaman. Setelah itu dapat dibuat tabel EFAS ekternal strategi factors analisis summary. Adapun cara penentu faktor strategi ekternal EFAS adalah: 1. Pada kolom 1, identifikasi dan tulisan item-item EFAS yang paling penting dalam strategi ekternal, tunjukkan mana yang merupakan peluang O dan ancaman T untuk analisis eksternal 2. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 sangat penting, sampai dengan 0,0 tidak penting. Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap posisi strategi perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00. 3. Hitung rating untuk masing-masing faktor peluang, ancaman, kekuatan, kelemahan dengan memberikan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang yang semakin besar diberikan rating +4, tetapi jika peluang kecil diberikan +1. Pemberian nilai rating ancaman kebalikannya, jika nilai ancaman sangat besar ratingnya adalah nilai ancamannya sedikit rating nya 4. Rating pada matriks EFAS : 1 = memiliki peluang yang sangat sedikit atau ancaman yang sangat besar. 2 = memiliki peluang yang sedikit atau ancaman yang besar. 3 = memiliki peluang yang besar atau ancaman yang kecil. Universitas Sumatera Utara 31 4 = memiliki peluang yang sangat besar atau ancaman yang sangat kecil. Jadi, Rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri dimana perusahaan tersebut berada. Tabel 2.2 TABEL EFAS FAKTOR- FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL BOBOT RATING BOBOT X RATING KOMENTAR PELUANG : Jumlah X X X X ANCAMAN : Jumlah X X X X TOTAL 1,00 Sumber : Rangkuti 2014: 26 2.3.3 Matriks IFAS Matriks IFAS digunakan untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal ke dalam kerangkan strength and weakness perusahaan. Setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan diidentifikasi, tabel IFAS Internal strategi factors analysis summary disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut, adapun cara penentuan faktor strategi internal : a. Pada kolom 1, identifikasi dan tulisan item-item IFAS yang paling penting dalam kolom faktor strategi, tunjukkan mana yang merupakan kekuatan S dan kelemahan W untuk analisis internal. b. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 sangat penting, sampai dengan 0,0 tidak penting. Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap posisi strategi Universitas Sumatera Utara 32 perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00. c. Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika kekuatannya kecil diberi nilai +1. Pemberian nilai rating kelemahan kebalikannya, jika nilai kelemahan sangat besar rating nya adalah 1, sebalikknya jika nilai kelemahannya kecil ratingnya 4. Rating pada Matriks IFAS : 1 = merupakan kelemahan utama. 2 = merupakan kelemahan yang kecil. 3 = merupakan kekuatan yang kecil. 4 = merupakan kekuatan utama. Tabel 2.3 Tabel IFAS FAKTOR- FAKTOR STRATEGI INTERNAL BOBOT RATING BOBOT X RATING KOMENTAR KEKUATAN: Jumlah X X X X KELEMAHAN: Jumlah X X X X TOTAL 1,00 Sumber: Rangkuti 2014: 27 2.4 Penelitian Terdahulu 1. Vivi Angeline Chatarine 2012, meneliti tentang “Strategi Pengembangan Bisnis Buah Semangka Pada CV Salim Abadi, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung”. Hasil analisis lingkungan internal dengan matriks IFE menunjukkan bahwa bisnis buah semangka CV SA memiliki total Universitas Sumatera Utara 33 skor yang berjumlah 3,1234. Nilai tersebut di atas nilai rata-rata sebesar 2,5 yang menunjukkan bahwa pengembangan bisnis buah semangka CV SA berada di atas rata-rata, yaitu perusahaan mampu memanfaatkan kekuatannya dengan cukup baik, antara lain: 1 mencakup pasar Jawa dan Sumatera, 2 memiliki petani mitra dan musiman, 3 memiliki sistem pembukuan dan alat pengambilan keputusan, 4 input produksi terjamin ketersediaannya, 5 memiliki SOP buah semangka sendiri, 6 pembagian kerja karyawan yang jelas, dan 7 fasilitas informasi manajemen yang lengkap. Selain itu, perusahaan dapat meminimalkan kelemahan dengan cukup baik, yaitu: 1 masih menggunakan sistem sewa lahan, 2 kontrak jual beli belum kuat, 3 belum mampu memenuhi kebutuhan ekspor semangka, 4 visi dan misi perusahaan belum tertulis dan jelas, 5 SDM lapangan yang kurang profesional, dan 6 kegiatan promosi belum gencar. Hasil analisis matriks IE menunjukkan bisnis buah semangka CV SA berada pada kuadran IV, yaitu berada pada posisi kemampuan internal kuat dan eksternal yang sedang.Perusahaan dapat dikelola dengan strategi tumbuh dan membangun grow and build yang dapat dilakukan dengan melakukan strategi intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk, serta dapat dilakukan dengan strategi integratif seperti integrasi kedepan, integrasi ke belakang dan integrasi horizontal. Hasil strategi dengan matriks SWOT menghasilkan tujuh alternatif strategi, yaitu: 1 mengembangkan kinerja SDM untuk meningkatkan produksi dan sasaran pasar yang lebih luas, 2 memberikan pelatihan dan pendidikan bagi karyawan, 3 melakukan kerjasama dengan petani semangka lainnya, 4 membeli lahan sendiri, 5 memanfaatkan potensi daerah serta dukungan pemerintah dan Universitas Sumatera Utara 34 teknologi yang ada, 6 menetapkan kontrak perjanjian kepada pemasok dan pembeli dengan jelas, dan 7 menetapkan visi dan misi perusahaan. 2. Nia Yamesa 2010 meneliti tentang “Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Pada Perusahaan AAPS Kecamatan Guguak, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat ”. Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan data sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif.Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan dilapang, wawancara dan kuisioner kepada pihak perusahaan.Data sekunder diperoleh dari hasil riset atau penelitian terdahulu, makalah-makalah seminar, artikel-artikel dan literature yang relevan dengan perkmasalahan yang dianalisis.Sebagai data penunjang dikumpulkan informasi dari instansi-instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik BPS dan Dinas Pertanian RI.Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis yang dilakukan terdiri dari analisis kualitatif faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan dan analisis kuantitatif untuk perumusan strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pemasukan digunakan matriks IFE Internal Factor Evaluation dan matriks EFE Eksternal Factor Evaluation, tahap pemaduan dilakukan dengan matriks IE Internal-Eksternal dan matriks SWOT Strength, Weakness, Opportunities, Threats, dan tahap pengambilan keputusan menggunakan QSPM Quantitative Strategy Position Matrix 3. Rara Tama Puteri 2014 meneliti tentang “Strategi Pengembangan Bisnis Rumah Tempe Indonesia di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat”.Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang memengaruhi usaha Rumah Tempe Indonesia serta merumuskan dan Universitas Sumatera Utara 35 memprioritaskan alternatif strategi berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal Rumah Tempe Indonesia.Pengambilan data dilakukan terhadap enam responden pada bulan April 2014 hingga Mei 2014 di Rumah Tempe Indonesia di Bogor, Jawa Barat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode perumusan strategi. Hasil analisis matriks IE menunjukkan posisi RTI berada di kuadran dua yaitu tumbuh dan membangun.Strategi yang paling tepat digunakan adalah strategi intensif dan integratif. Terdapat 5 alternatif strategi yang dapat diterapkan RTI berdasarkan analisis matriks SWOT. Hasil analisis matriks QSP menunjukkan strategi yang sebaiknya menjadi prioritas dalam pengembangan bisnis RTI yaitu melakukan pengembangan pasar baru secara intensif. 4. Devi Umi Puspasafitri 2014 meneliti tentan g “Strategi Pengembangan Bisnis Produk Gel Handsanitizer”. Tujuan dari kajian ini adalah mempersiapkan strategi peluncuran produk ini ke pasar.Terdapat dua tahap dalam kajian ini yakni desain produk dan perencanaan strategi.Desain produk mencakup identifikasi pasar, desain prototipe penentua harga pokok dan penerimaan pelanggan.Perancangan strategi dikembangkan dengan menggunakan evaluasi internal faktor dan eksternal faktor matriks IFE-EFE yang diikuti dengan matriks perencanaan strategi kuantitatif QSP. Hasil yang diperoleh menunjukan bauran pasar produk sebesar 1.23 juta dan desain produk yang dipilih adalah kemasan sekali pakai.Harga pokok produk adalah Rp 4 032. Hasil juga menunjukkan penerimaan pelanggan yang tinggi terhadap produk. Terdapat 20 faktor yang mempengaruhi peluncuran produk secara internal dan eksternal. Total skor bobot pada faktor internal adalah 2.568 dan 2.620 untuk faktor Universitas Sumatera Utara 36 eksternal. Dengan analisis kartesius, dapat dilihat bahwa posisi bisnis terdapat pada kuadran kelima. Berdasarkan posisi tersebut, strategi-strategi yang disarankan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. 5. Ibrahim Chalid 2013 meneliti tentang “Kajian Strategi Pengembangan Usaha Persemaian Jabon Pada CV. Karya Barokah Bogor Jawa Barat” Melalui analisis matriks SWOT dihasilkan delapan alternatif strategi yang akan diolah menggunakan metode AHP untuk memudahkan dalam tahap pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil analisis AHP alternatif strategi berdasarkan nilai prioritas tertinggi adalah 1 Memperluas lahan usaha operasional produksi dan tenaga kerja; 2 Meningkatkan jalinan kerjasama dengan petani mitra; 3 Memperbaiki struktur dan kebijakan manajemen; 4 Mengembangkan kemitraan besar; 5 Mengembangkan pola pemasaran agresif dan pelayanan yang lebih baik; 6 Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen SIM, 7 Meningkatkan mutu bahan olahan, dan 8 Membuat produk kreatif dan inovatif. Universitas Sumatera Utara 37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti Moleong, 2005: 32 .

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di CUTE Butik di Pasar Petisah Lantai 1 No 106 Blok C Dekat Foodcoart Medan. Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai dengan April 2015

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel, sehingga peneliti menggunakan informan. Informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Informan kunci: pemilik CUTE Butik yaitu Bapak Zulkifli 1 orang b. Informan utama: Konsumen CUTE Butik 6 orang c. Informan tambahan: Karyawan CUTE Butik 1 orang. Dengan demikian jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 8 orang. Universitas Sumatera Utara