Pembentukan Keluarga Sakinah TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN

33

E. Pembentukan Keluarga Sakinah

Dalam pembentukan keluarga sakinah, yang paling berperan adalah orang tua. Karena orang tua adalah suri tauladan bagi keluarga. Orang tua dapat memulainya dari pendidikan agama dalam keluarga. Pendidikan agama dalam keluarga mempunyai posisi yang sangat strategis dalam masyarakat yang sedang membangun, karena keluarga adalah lembaga kecil dalam masyarakat yang pada gilirannya dapat berperan membentuk masyarakat sebagaimana yang diharapkan. Agama harus dikenalkan sejak dini kepada anak, bahkan sejak dalam kandungan. Pengenalan agama dilaksanakan secara terus-menerus melalui pembiasaan-pembiasaan bacaan dan perilaku baik yang dilaksanakan dalam keluarga. Beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan orang tua sebagai realisasi dari tanggung jawabnya dalam mendidik anak adalah 24 : 1. Pendidikan ibadah, 2. Pembinaan mengenai pokok-pokok ajaran Islam dan Al-Quran, 3. Pendidikan akhlak, 4. Pendidikan Aqidah Islamiyah. Keempat aspek inilah yang menjadi tiang utama dalam pendidikan Islam. Selain itu, ada beberapa indikasi yang bisa menghantarkan keluarga menjadi keluarga yang bahagia, di antaranya 25 : 24 Departemen Agama RI, Op-Cit, h. 66. 25 Rahmawati Dewi Utari, “Membangun Keluarga Sakinah”, Majalah Nasehat Perkawinan Keluarga, Jakarta: BP4, 2010, edisi No. 451, h. 16-18. 34 1. Dengan menjadikan keluarga yang ahli sujud, keluarga yang ahli taat, keluarga yang menghiasi dirinya dengan dzikrullah, dan keluarga yang selalu rindu untuk mengutuhkan kemuliaan hidup di dunia, terutama mengutuhkan kemuliaan di hadapan Allah SWT kelak di surga. Jadikan berkumpulnya keluarga di surga sebagai motivasi dalam meningkatkan amal ibadah. 2. Menjadikan rumah sebagai pusat ilmu. Pupuk iman adalah ilmu. Memiliki harta tapi kurang ilmu akan menjadikan kita diperbudaknya. Harta dinafkahkan akan habis, ilmu dinafkahkan akan melimpah. Pastikan agar keluarga kita sungguh-sungguh untuk mencari ilmu. Baik ilmu tentang hidup di dunia maupun di akhirat. Bekali anak-anak sedari kecil dengan ilmu dan jadilah orang tua yang senantiasa menjadi sumber ilmu bagi anak-anaknya. 3. Jadikan rumah sebagai pusat nasehat, kita harus tahu persis, semakin hari semakin banyak yang harus kita lakukan. Untuk itu kita butuh orang lain agar bisa melengkapi keluarga guna memperbaiki kesalahan kita. Keluarga yang bahagia itu keluarga yang dengan sadar menjadikan kekayaannya saling menasihati, saling memperbaiki, serta saling mengoreksi dalam kebenaran dan kesabaran. 4. Jadikan rumah sebagai pusat kemuliaan. Pastikan keluarga kita sebagai contoh bagi keluarga yang lain. Berbahagialah jika keluarga kita dijadikan contoh teladan bagi keluarga yang lain. Itu berarti, masing-masing anggota keluarga senantiasa menuai pahala dari setiap orang yang berubah karena kita sebagai 35 jalan kebaikannya. Saling berlomba-lombalah dalam memunculkan kemuliaan di keluarga.

F. Strategi Pembentukan Keluarga Sakinah