Dasar Hukum Pembentukan BP4 Kecamatan Kemayoran

59 Kecamatan Kemayoran secara khusus, dalam mengatasi segala permasalahan yang terjadi atau yang dihadapi oleh pasangan suami istri dalam menjalani kehidupan rumah tangganya.

C. Dasar Hukum Pembentukan BP4 Kecamatan Kemayoran

Kementrian agama yang kemudian di rubah menjadi Departemen Agama dibentuk di Indonesia oleh pemerintah Indonesia menjelang usia 5 bulan kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya tanggal 3 Januari 1946.Tugas pokok Kementrian Agama sebagaimana dijelaskan oleh Menteri Agama yang pertama Bapak H.M .Rasyidi sebagai berikut 14 : ”Pemerintah Republik Indonesia mengadakan kementerian Agama tersendiri ialah untuk memenuhi kewajiban pemerintah terhadap pelaksanaan UUD 1945 pasal 29 yang berbunyi : Negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Salah satu tugas Kementrian Agama pada saat itu adalah untuk melaksanakan Undang-undang nomor 22 tahun 1946 tentang pengawasan dan pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk yang dilakukan menurut agama Islam. Tugas Kementrian Agama sebagaimana tercantum dalam undang-undang tersebut di atas adalah hanya mengawasi dan mencatat peristiwa pernikahan, talak, dan rujuk, tidak termasuk bagaimana upaya untuk memelihara dan merawat dan menjaga kelestarian pernikahan yang telah dilaksanakan oleh masyarakat, 14 httpsururudin.wordpress.com...peranan-bp4-dalam-menurunkan-angka- perceraian. 60 sehingga hal itu terserah pasangan masing-masing bagaimana caranya melakukan hal tersebut. Dengan kata lain bahwa Kementrian Agama Departemen Agama tidak mempunyai tugas langsung untuk menangani dan memberikan jalan keluar kasus-kasus yang terjadi dalam keluarga. Sebagai upaya untuk melihat kualitas keluarga, pada tahun 1950-1954 telah diadakan penelitian yang hasilnya menyatakan bahwa dari pernikahan yang telah dilaksanakan pada tahun tersebut hampir 60 di antaranya cerai. Melihat kenyataan seperti ini , beberapa pejabat di lingkungan kementrian agama dan para tokoh masyarakat merasa perlu didirikan suatu lembaga penasihatan perkawinan yang dapat memberikan penasihatan untuk memberikan jalan keluar terhadap kasus-kasus yang terjadi di dalam keluarga. Dari maksud tersebut berdirilah lembaga penasihatan perkawinan di beberapa kota besar di pulau Jawa, seperti di Jakarta, Di Bandung, dan di Yogyakarta yang kemudian dipersatukan menjadi Badan Penasihat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian BP4. Pada kesempatan konferensi Dinas Departemen Agama ke VII tanggal 25 s.d 30 Januari 1961 di Cipayung diumumkan bahwa BP4 yang bersifat nasional telah berdiri pada tanggal 3 Januari 1960 dan sejak saat itulah berlaku Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang baru. Tujuan didirikannya BP4 adalah untuk mempertinggi kualitas perkawinan, mencegah perceraian sewenang-wenang dan mewujudkan rumah tangga yang bahagia sejahtera menurut tuntunan agama Islam. 61 Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 85 tahun 1961 ditetapkanlah bahwa BP4 sebagai satu-satunya badan yang bergerak dalam bidang penasihatan perkawinan, talak dan rujuk dan upaya untuk mengurangi angka perceraian yang terjadi di Indonesia .Keputusan menteri agama tersebut kemudian diperkuat dengan Keputusan Menteri Agama No. 30 tahun 1977 tentang penegasan Pengakuan BP4 pusat, dan dengan KMA tersebut kepanjangan BP4 di rubah menjadi Badan Penasihatan Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan sampai dengan sekarang. Kemudian dasar hukum pembentukan BP4 Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan yang lainnya yaitu Keputusan Musyawarah Nasional Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan BP4 ke XIV Tahun 2009 Nomor 262-pBP4VI2009 Tentang Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga BP4 yang secara garis besar menerangkan tentang kedudukan, fungsi, dan peranan BP4 15 . Selain itu, melihat juga pada Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1999 Tentang Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah yang secara garis besar menjelaskan tentang gerakan Pembinaan Keluarga Sakinah sebagai gerakan nasional, program utama pembinaan keluarga sakinah, Pembina nasional gerakan keluarga sakinah, dan teknis pelaksanaannya 16 . 15 httpbadilag.netdataKeputusan20MUNAS20BP4-2009. 16 Departemen Agama RI, Pedoman Pejabat Urusan Agama Islam Edisi 2005, Jakarta: Departemen Agama Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005, h. 182. 62 Kemudian dalam Peraturan Menteri Agama No. 3 Tahun 1975 Pasal 28 ayat 3 menyebutkan bahwa “Pengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan, Perselisihan dan Perceraian BP4 agar menasihati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tangga” 17 . Selain itu di dalam Al-Quran Surat Ar-Rum ayat 21 yang berbunyi: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu istri- istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berp ikir.” QS. 30 Ar-Rŭm: 21. Bahwa untuk meningkatkan kualitas perkawinan menurut ajaran Islam diperlukan bimbingan dan penasihatan perkawinan secara terus-menerus dan konsisten agar dapat mewujudkan rumah tanggaKeluarga yang Sakinah Mawaddah Warahmah. Sejak BP4 di dirikan pada tanggal 3 Januari 1960 dan dikukuhkan oleh Keputusan Menteri Agama Nomor 85 tahun 1961 diakui bahwa BP4 adalah satu-satunya Badan yang berusaha di bidang Penasihatan Perkawinan dan Pengurangan Perceraian 18 . Fungsi dan Tugas BP4 tetap konsisten melaksanakan 17 http intanghina.wordpress.com...pelayanan-badan-penasehat-pembinaan-pembinaan- pelestarian-perkawinan-bp4 . 18 http www.badilag.netdataKeputusan20MUNAS20BP4-2009. 63 UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Peraturan Perundangan lainnya tentang Perkawinan, oleh karenanya fungsi dan peranan BP4 sangat diperlukan masyarakat dalam mewujudkan kualitas perkawinan. Atas dasar hukum yang telah dijelaskan itulah yang menjadi pertimbangan pembentukan BP4 Kemayoran Jakarta Pusat. 64

BAB IV PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH