25
C. Tujuan Dan Hikmah Perkawinan
Tujuan nikah pada umumnya tergantung pada masing-masing individu yang akan melakukannya, karena lebih bersifat subyektif
10
. Tetapi tujuan perkawinan menurut agama Islam ialah untuk memenuhi petunjuk agama dalam
rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia
11
. Harmonis dalam menggunakan hak dan kewajiban anggota keluarga. Sejahtera artinya
terciptanya ketenangan lahir dan batin disebabkan terpenuhinya keperluan hidup lahir dan batinnya, sehingga timbullah kebahagiaan, yakni kasih sayang antar
anggota keluarga. Selain itu, dalam KHI pasal 3 tentang perkawinan, perkawinan juga bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah,
mawaddah warrahmah
12
. Adapun tujuan perkawinan secara rinci dapat dikembangkan menjadi lima
yaitu
13
: 1.
Mendapatkan dan melangsungkan keturunan. 2.
Memenuhi hajat manusia untuk menyalurkan syahwatnya dan menumpahkan kasih sayangnya.
3. Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan dan kerusakan.
10
Slamet Abidin, Aminuddin, Op-cit, h. 12.
11
Abd. Rahman Ghazaly, Op-Cit, h. 22.
12
Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam Di indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, h. 8.
13
Abd. Rahman Ghazaly, Op-Cit, h. 24.
26
4. Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab menerima hak serta
kewajiban, juga bersungguh-sungguh untuk memperoleh harta kekayaan yang halal.
5. Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang tenteram atas
dasar cinta dan kasih sayang. Selain itu, dari sebuah perkawinan yang dilaksanakan akan ada hikmah
yang terkandung di dalamnya. Hikmah perkawinan antara lain: 1.
Menyalurkan Naluri Seks Menikah merupakan jalan yang paling baik menyalurkan naluri seks
secara alami dan biologis. Dengan badan menjadi tegar, jiwa menjadi tenang mata dapat terpelihara dari melihat hal-hal yang maksiat, dan memiliki
perasaan tenang menikmati hal-hal yang halal. Allah SWT berfirman :
30
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir ” Q.S. Ar-rum30:21
2. Jalan Mendapatkan Keturunan yang Sah
Menikah adalah jalan yang terbaik untuk menjadikan anak-anak yang mulia, memperbanyak keturunan, melestarikan hidup manusia, serta
memelihara nasab yang sangat diperhatikan oleh Islam. Dalam sebuah hadis dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW, sebagai berikut:
27
“Menikahlah dengan perempuan yang banyak kasih sayangnya lagi banyak melahirkan anak agar nanti aku dapat membanggakan jumlahmu yang banyak
dihadapan para Nabi di hari kiamat ”. H.R. Abu Daud dan Nasa’i
3. Penyaluran Naluri Kebapaan dan Keibuan
Naluri kebapaan dan keibuan akan tumbuh saling melengkapi dalam suasana hidup dengan anak-anak dan akan tumbuh perasaan-perasaan ramah,
cinta dan sayang yang merupakan sifat-sifat baik yang menyempurnakan kemanusiaan seseorang.
4. Dorongan Untuk Bekerja Keras
Menyadari tanggung jawab beristri dan menanggung anak-anak akan menimbulkan sikap rajin dan sungguh-sungguh dalam memperkuat bakat dan
pembawaan seseorang. Ia akan cekatan bekerja karena dorongan tanggung jawab dan memikul kewajibannya, sehingga ia akan banyak bekerja dan
mencari penghasilan yang dapat memperbesar jumlah kekayaan dan memperbanyak produksi.
5. Pengaturan Hak dan Kewajiban Dalam Rumah Tangga
Adanya pembagian tugas, di mana yang satu mengurusi dan mengatur rumah tangga, sedangkan yang lain bekerja di luar, sesuai dengan batas-batas
tanggung jawab antara suami istri dalam menangani tugas-tugasnya.
28
6. Menjalin Silaturahmi Antara Dua Keluarga
Dengan perkawinan, di antaranya dapat menumbuhkan tali kekeluargaan, memperteguh kelanggengan rasa cinta antara keluarga, dan
memperkuat hubungan kemasyarakatan yang oleh Islam direstui, ditopang dan ditunjang.
D. Keluarga Sakinah