HASIL DAN PEMBAHASAN PENUTUP
2. Collaboration commerce e-commerce: dalam e-commerce, mitra bisnis berkolaborasi secara elektronik. Seperti kolaborasi yang sering terjadi antara
dan antara mitra bisnis sepanjang rantai persediaan supply chain. 3. Business-to-consumers B2C: dalam B2C, penjualnya adalah organisasi
atau perusahaan dan pembelinya adalah individu. Perusahaan menawarkan produkjasa kepada customer.
4. Consumer-to-business C2B: dalam C2B, individu memperkenalkan produk atau jasa tertentu yang dibutuhkan, dan supplier bersaing untuk
menyediakan produk atau jasa yang dibutuhkan customer dengan membeli produk yang ditawarkan individu tersebut. Contohnya Priceline.com,
dimana individu memberitahu nama produk dan harga yang diinginkan, dan Preceline berusaha untuk menemukan supplier untuk memenuhi kebutuhan
yang ditawarkan. 5. Consumer-to-consumer C2C: dalam C2C, individu menjual produk atau
jasa ke individu lainnya. Biasanya individu mengiklankan produk, jasa, pengetahuan, maupun keahliannya disalah satu situs lelang atau classified
ads . Contohnya meliputi
www.bekas.com dan
www.classified2000.com .
6. Intrabusiness intraorganizational commerce: dalam kasus ini, organisasi menggunakan e-commerce secara internal untuk meningkatkan kinerja
operasinya. Dalam kasus ini dikenal sebagai B2E Business-to-employee e- commerce
, biasanya dilakukan melalui internet meliputi pertukaran barang, jasa atau informasi. Aktifitas internal bisa bermacam-macam, mulai dari
menjual produk korporat kepada para karyawan hingga aktivitas pelatihan online
. 7. Government-to-citizen G2C: dalam kasus ini, pemerintah menyediakan
layanan ke masyarakatnya melalui teknologi e-commerce. Pemerintah dapat melakukan bisnis dengan pemerintah lainnya seperti halnya dengan bisnis
G2B. 8. Mobile commerce m-commerce: E-commerce dilakukan di lingkungan
wireless , seperti menggunakan telepon selular untuk akses internet, hal itu
disebut m-commerce. Dalam hal ini yang diterapkan peneliti adalah B2C.