HASIL PENELITIAN Analisis Kejadian Diare pada Anak Balita di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010

BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

30

5.1.1 Geografis

Kelurahan Tanjung Sari terletak di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan dengan luas wilayah 520 km 2 dan memiliki 14 lingkungan. Batas-batas wilayah Kelurahan Tanjung Sari adalah : a. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Asam Kumbang Tanjung Selamat. b. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Medan Selayang I dan Medan Selayang II. c. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Rejo. d. Sebelah selatan berbatasan dengan Simpang Selayang dan Sempakata.

5.1.2. Demografi

Jumlah penduduk di Kelurahan Tanjung Sari sebanyak 27.108 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 13.778 jiwa 48,01 dan perempuan sebanyak 13.330 jiwa 51,99. Secara rinci data kependudukan di Kelurahan Tanjung Sari dapat dilihat pada di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2009

5.1.3. Sarana dan Prasarana a.

Sarana Kesehatan Kelurahan Tanjung Sari memiliki beberapa sarana kesehatan. Jumlah sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.2. Distribusi Sarana Kesehatan di Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2009 No Sarana Kesehatan Jumlah 1 RS Swasta 2 2 Klinik Bersalin 8 3 Praktek Dokter 4 4 Apotik 6 5 Toko Obat 1 6 Posyandu 9 7 Puskesmas Pembantu 1 Jumlah 31 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang paling banyak adalah posyandu yaitu sebanyak 9 unit, dan yang paling sedikit adalah puskesmas pembantu dan toko obat yaitu masing-masing 1 unit. No Jenis Kelamin Total f 1 Laki 13.778 48,01 2 Perempuan 13.330 51,99 Total 27.108 100,00 Universitas Sumatera Utara

b. Sarana Pendidikan

Kelurahan Tanjung Sari memiliki beberapa sarana pendidikan. Jumlah sarana pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.3. Distribusi Sarana Pendidikan di Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2009 No Sarana Pendidikan Jumlah 1 TK 7 2 SD 7 3 SMP 5 4 SMASMK 4 5 Perguruan Tingggi 2 Jumlah 25 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tersedia sarana pendidikan berupa Taman Kanak-kanak 7 unit, Sekolah Dasar SD 7 unit, SMP 5 unit, SMASMK 4 unit, dan Perguruan Tinggi 2 unit.

5.2. Analisis Univariat

5.2.1. Kejadian Diare

Prevalensi kejadian diare pada anak balita dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.4. Distribusi Anak Balita Berdasarkan Kejadian Diare di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 No Kejadian Diare f 1 2 Diare Tidak Diare 42 68 38,2 61,8 Total 110 100,0 Dari hasil wawancara terhadap 110 ibu yang punya anak balita diperoleh 42 orang anak balita yang menderita diare. Prevalens rate diare pada anak balita di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang tahun 2010 dalam satu bulan terakhir 38,2. Universitas Sumatera Utara 5.2.2. Karakteristik Anak Balita Karakteristik anak balita meliputi umur anak balita, jenis kelamin anak balita, status gizi anak balita, pemberian imunisasi campak pada anak balita, pemberian ASI eksklusif pada anak balita dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Anak Balita di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 Karakteristik Anak Balita Kejadian Diare Total Diare Tidak diare f f f Umur bulan : 12-19 20-27 28-35 36-43 44-51 52-59 20 5 4 8 3 2 47,6 11,9 9,5 19,1 7,1 4,8 21 13 11 10 7 6 30,9 19,1 16,2 14,7 10,3 8,8 41 18 15 18 10 8 37,3 16,4 13,6 16,4 9,1 7,2 Total 42 100,0 68 100,0 110 100,0 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 17 25 40,5 59,5 39 29 57,4 42,6 56 54 50,9 49,1 Total 42 100,0 68 100,0 110 100,0 Status Gizi Gizi lebih Gizi baik Gizi kurang Gizi buruk 1 34 5 2 2,4 81,0 11,9 4,8 5 43 19 1 7,4 63,2 27,9 1,5 6 77 24 3 5,5 70,0 21,8 2,7 Total 42 100,0 68 100,0 110 100,0 Imunisasi Campak Tidak Ya 12 30 28,6 71,4 7 61 10,3 89,7 19 91 17,3 82,7 Total 42 100,0 68 100,0 110 100,0 ASI Eksklusif Tidak Ya 41 1 97,6 2,4 56 12 82,4 17,6 97 13 88,2 11,8 Total 42 100,0 68 100,0 110 100,0 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa anak balita terbanyak pada kelompok umur 12 – 19 bulan yaitu sebesar 37,3, dan terendah pada kelompok umur 52 – 59 bulan yaitu sebesar 7,2. Ratio anak balita laki-laki terhadap anak balita perempuan adalah 56 : 54 = 1,04. Proporsi anak balita laki-laki sebesar 50,9 sedangkan proporsi anak balita perempuan sebesar 49,1. Proporsi anak balita dengan yang terbanyak adalah dengan status gizi baik yaitu sebesar 70,0, dan yang terendah adalah pada anak balita dengan status gizi buruk yaitu sebesar 2,7. Proporsi anak balita yang mendapat imunisasi campak yaitu sebesar 82,7 sedangkan proporsi anak balita yang tidak mendapat imunisasi campak yaitu sebesar 17,3. Proporsi anak balita yang tidak mendapat ASI eksklusif sebesar 88,2 sedangkan proporsi anak balita yang mendapat ASI eksklusif sebesar 11,8. Universitas Sumatera Utara

5.2.3. Karakteristik Ibu dari Anak Balita

Karakteristik ibu meliputi umur ibu, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Ibu di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa ibu anak balita terbanyak pada kelompok umur 27 – 34 tahun yaitu sebesar 50,0, dan yang terendah pada kelompok umur 43-46 tahun yaitu sebesar 0,9. Pendidikan terakhir ibu anak balita terbanyak adalah tamatan SLTAsederajat yaitu sebesar 63,6, dan yang terendah adalahtidak sekolahtidak tamat SD sebesar 1,4. Pekerjaan ibu anak balita Karakteristik Ibu Kejadian Diare Total Diare Tidak diare f f f Umur bulan : 19-26 27-34 35-42 43-46 10 23 8 1 23,8 54,8 19,0 2,4 20 32 16 29,4 47,1 23,5 30 55 24 1 27,3 50,0 21,8 0,9 Total 42 100,0 68 100,0 110 100,0 Pendidikan: Tidak sekolahtidak tamat SD Tamat SDsederajat Tamat SLTPsederajat Tamat SLTAsederajat Tamat DiplomaSarjana 1 4 9 23 5 2,4 9,5 21,4 54,8 11,9 1 3 9 47 8 1,5 4,4 13,2 69,1 11,8 2 7 18 70 13 1,8 6,4 16,4 63,6 11,8 Total 42 100,0 68 100,0 110 100,0 Pekerjaan: Pegawai Negeri Karyawanburuh Petani Wiraswasta Tidak bekerjaibu rumah tangga 1 3 2 8 28 2,4 7,1 4,8 19,0 66,7 2 4 10 52 2,9 5,9 14,7 76,5 3 7 2 18 80 2,7 6,4 1,8 16,4 72,7 Total 42 100,0 68 100,0 110 100,0 Universitas Sumatera Utara terbanyak adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 72,7 dan yang terendah adalah sebagai petani yaitu sebesar 1,8

5.2.4 Karakteristik Lingkungan

Karakteristik lingkungan meliputi ketersediaan jamban, sanitasi lingkungan, dan penyediaan air bersih dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Lingkungan di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 110 responden didapatkan rumah dengan kategori jamban yang baik yaitu sebesar 90,9, sedangkan rumah dengan kategori jamban yang buruk yaitu sebesar 9,1. Sanitasi lingkungan responden terbanyak berada pada kategori baik yaitu sebesar 89,1 sedangkan 10,9 berada pada kategori buruk. Tingkat penyediaan air bersih responden terbanyak pada kategori baik yaitu sebesar 83,6, sedangkan 16,4 berada pada kategori buruk. Karakteristik Lingkungan Kejadian Diare Total Diare Tidak diare f f f Ketersediaan Jamban : Buruk Baik 6 36 14,3 85,7 4 64 5,9 94,1 10 100 9,1 90,9 Total 42 100,0 68 100,0 110 100,0 Sanitasi Lingkungan: Buruk Baik 5 37 11,9 88,1 7 61 10,3 89,7 12 98 10,9 89,1 Total 42 100,0 68 100,0 110 100,0 Penyediaan Air Bersih: Buruk Baik 6 36 14,3 85,7 12 56 17,6 82,4 18 92 16,4 83,6 Total 42 100,0 68 100,0 110 100,0 Universitas Sumatera Utara

5.3. Analisis Bivariat

5.3.1. Hubungan Umur Anak Balita dengan Kejadian Diare pada Anak Balita Tabel 5.8.

Tabulasi Silang Kejadian Diare Berdasarkan Umur Anak Balita di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 No Umur balita Kejadian Diare Total RP 95CI χ 2 ρ Ya Tidak f f f 1 24 bulan 21 46,67 24 53,33 45 100,00 ,444 02-2,312 2,323 0,127 2 ≥24 bulan 21 32,31 44 67,69 65 100,00 RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate diare pada anak balita umur 24 bulan sebesar 46,67 sedangkan pada anak balita umur ≥24 bulan sebesar 32,31. Ratio Prevalens = 1,444 95 CI = 0,902-2,312, artinya bahwa umur anak balita bukan faktor risiko kejadian diare pada anak balita. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur anak balita dengan kejadian diare pada anak balita.

5.3.2. Hubungan Jenis Kelamin Anak Balita dengan Kejadian Diare pada Anak Balita

Tabel 5.9. Tabulasi Silang Kejadian Diare Berdasarkan Jenis Kelamin Anak Balita di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 No Jenis kelamin Kejadian Diare Total RP 95CI χ 2 ρ Ya Tidak f f f 1 Laki-laki 17 30,36 39 69,64 56 100,00 0,656 0,402-1,070 2,959 0,085 2 Perempuan 25 46,30 29 53,70 54 100,00 RP : Ratio Prevalens Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa prevalens rate diare pada anak laki-laki sebesar 30,36 sedangkan pada anak perempuan sebesar 46,30. Ratio Prevalens = 0,656 95 CI = 0,402-1,070, artinya bahwa jenis kelamin bukan merupakan faktor risiko kejadian diare pada anak balita. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin anak balita dengan kejadian diare.

5.3.3. Hubungan Status Gizi Anak Balita dengan Kejadian Diare pada Anak Balita

Tabel 5.10. Tabulasi Silang Kejadian Diare Berdasarkan Status Gizi Anak Balita di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 No Status gizi Kejadian Diare Total RP 95CI χ 2 ρ Ya Tidak f f f 1 Buruk 7 25,93 20 74,07 27 100,00 0,615 0,310-1,220 2,277 0,131 2 Baik 35 42,17 48 57,83 83 100,00 RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa prevalens rate diare pada anak balita dengan status gizi buruk sebesar 25,93 sedangkan pada anak balita dengan status gizi baik sebesar 42,17. Ratio Prevalens = 0,615 95 CI = 0,310-1,220, artinya bahwa status gizi bukan merupakan faktor risiko kejadian diare pada anak balita. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian diare pada anak balita.

5.3.4. Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Diare pada Anak Balita Tabel 5.11

Tabulasi Silang Kejadian Diare Berdasarkan Status Imunisasi Anak Balita di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 No Status Imunisasi Kejadian Diare Total RP 95CI χ 2 ρ Ya Tidak f f f 1 Tidak 12 63,15 7 36,84 19 100,00 1,916 1,220- 3,009 0,070 0,014 2 Ya 30 33,97 61 67,03 91 100,00 RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate diare pada anak balita yang tidak imunisasi campak sebesar 63,15 sedangkan pada anak balita yang imunisasi campak sebesar 33,97. Ratio Prevalens = 1,916 95 CI = 1,220-3,009, artinya bahwa status imunisasi merupakan faktor risiko kejadian diare pada anak balita. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05. Ada hubungan yang bermakna antara status imunisasi campak dengan kejadian diare pada anak balita. Anak balita yang tidak mendapat imunisasi campak akan lebih mudah terkena diare. Universitas Sumatera Utara 5.3.5. Hubungan ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare pada Anak Balita Tabel 5.12. Tabulasi Silang Kejadian Diare Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif pada Anak Balita di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 No ASI Eksklusif Kejadian Diare Total RP 95CI χ 2 ρ Ya Tidak f f f 1 Tidak 41 42,27 56 57,73 97 100,00 5,495 0,824-36,642 5,806 0,016 2 Ya 1 7,69 12 92,31 13 100,00 RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa prevalens rate diare pada anak balita yang tidak mendapat ASI eksklusif sebesar 42,27 sedangkan pada anak balita yang mendapat ASI eksklusif sebesar 7,69. Ratio Prevalens = 5,495 95 CI = 0,824- 36,642, artinya bahwa pemberian ASI eksklusif bukan merupakan faktor risiko kejadian diare pada anak balita. 5.3.6. Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Diare pada Anak Balita Tabel 5.13. Tabulasi Silang Kejadian Diare Berdasarkan Umur Ibu di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 N o Umur Ibu Kejadian Diare Total RP 95CI χ 2 ρ Ya Tidak f f f 1 30 tahun 20 37,04 34 62,96 54 100,00 0,943 0,585-1,518 0,059 0,808 2 ≥ 30 tahun 22 39,29 34 60,71 56 100,00 RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate diare pada anak balita dengan umur ibu 30 tahun yaitu sebesar 37,04 sedangkan pada anak balita dengan umur ibu ≥ 30 tahun sebesar 39,29. Ratio Prevalens = 0,943 95 CI = 0,585-1,518, artinya bahwa umur ibu bukan merupakan faktor risiko kejadian diare. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian diare pada anak balita.

5.3.7. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kejadian Diare pada Anak Balita Tabel 5.14.

Tabulasi Silang Kejadian Diare Berdasarkan Pendidikan Ibu di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 No Tingkat Pendidikan Kejadian Diare Total RP 95CI χ 2 ρ Ya Tidak f f f 1 Pendidikan rendah 14 51,85 13 48,15 27 100,00 1,537 0,958- 2,465 2,833 0,092 2 Pendidikan tinggi 28 33,73 55 66,27 83 100,00 RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate kejadian diare pada anak balita dengan ibu yang berpendidikan rendah sebesar 51,85 sedangkan pada anak balita dengan ibu yang berpendidikan tinggi sebesar 33,73. Ratio Prevalens= 1,537 95 CI = 0,958-2,465, artinya pendidikan ibu bukan merupakan faktor risiko kejadian diare pada anak balita. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian diare pada anak balita. Universitas Sumatera Utara 5.3.8. Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Diare pada Anak Balita Tabel 5.15 Tabulasi Silang Kejadian Diare Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate kejadian diare pada anak balita dengan kategori ibu yang bekerja sebesar 46,67 sedangkan pada anak balita dengan kategori ibu yang tidak bekerja sebesar 35,00. Ratio Prevalens = 1,333 95 CI = 0,821-2,166, artinya bahwa pekerjaan ibu bukan merupakan faktor risiko kejadian diare pada anak balita. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan kejadian diare pada anak balita.

5.3.9. Hubungan Ketersediaan Jamban dengan Kejadian Diare pada Anak

Balita Tabel 5.16. Tabulasi Silang Kejadian Diare Berdasarkan Ketersediaan Jamban di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 No Ketersediaan Jamban Kejadian Diare Total RP 95CI χ 2 ρ Ya Tidak f f f 1 Buruk 6 60,00 4 40,00 10 100,00 1,667 0,943- 2,946 2,218 0,136 2 Baik 36 36,00 64 64,00 100 100,00 RP : Ratio Prevalens No Pekerjaan Kejadian Diare Total RP 95CI χ 2 ρ Ya Tidak f f f 1 Bekerja 14 46,67 16 53,33 30 100,00 1,333 0,821-2,166 1,258 0,262 2 Tidak bekerja 28 35,00 52 65,00 80 100,00 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate diare pada anak balita dengan rumah kategori jamban buruk yaitu sebesar 60,00 sedangkan pada anak balita dengan rumah kategori jamban baik yaitu sebesar 36,00. Ratio Prevalens = 1,667 95 CI = 0,943-2,946, artinya bahwa ketersediaan jamban bukan merupakan faktor risiko kejadian diare pada anak balita. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara ketersediaan jamban dengan kejadian diare pada anak balita. 5.3.10. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita Tabel 5.17. Tabulasi Silang Kejadian Diare Berdasarkan Sanitasi Lingkungan di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 No Sanitasi lingkungan Kejadian Diare Total RP 95CI χ 2 ρ Ya Tidak f f f 1 Buruk 5 41,67 7 58,33 12 100,00 1,104 0,539- 2,258 0,069 0,792 2 Baik 37 38,76 61 62,24 98 100,00 RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate anak balita penderita diare dengan sanitasi lingkungan kategori buruk sebesar 41,67 sedangkan pada anak balita dengan sanitasi lingkungan kategori baik sebesar 38,76. Ratio Prevalens = 1,104 95 CI = 0,539-2,258, artinya bahwa sanitasi lingkungan bukan merupakan faktor risiko kejadian diare pada anak balita. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada anak balita.

5.3.11. Hubungan Penyediaan Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Anak

Balita Tabel 5.18. Tabulasi Silang Kejadian Diare Berdasarkan Penyediaan Air Bersih di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 No Penyediaan air bersih Kejadian Diare Total RP 95CI χ 2 ρ Ya Tidak f f f 1 Buruk 6 33,33 12 66,67 18 100,00 0,852 0,422- 1,718 0,214 0,643 2 Baik 36 39,13 56 60,87 92 100,00 RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate diare anak balita penderita diare dengan penyediaan air bersih kategori buruk sebesar 33,33 sedangkan pada anak balita dengan penyediaan air bersih kategori baik sebesar 39,13. Ratio Prevalens = 0,852 95 CI = 0,422-1,718, artinya bahwa penyediaaan air bersih bukan merupakan faktor risiko kejadian diare pada anak balita. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penyediaan air bersih dengan kejadian diare pada anak balita. Universitas Sumatera Utara

5.4. Analisis Multivariat

Dari hasil analisis bivariat dari 11 variabel yang telah diuji, diperoleh 7 variabel yang memiliki nilai p0,25 yaitu vaiabel umur anak balita, jenis kelamin, status gizi, status imunisasi campak, pemberian ASI eksklusif, pendidikan ibu, dan ketersediaan jamban. Ketujuh variabel ini akan masuk ke dalam kandidat untuk analisis multivariat. Hasil dari analisis multivariat dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.19. Identifikasi Variabel Dominan Penyebab Kejadian Diare Pada Anak Balita di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 No Variabel Nilai B p Exp B 95 C.I for Exp B Lower Upper 1 Umur balita 0,811 0,081 2,251 0,904 5,604 2 Jenis kelamin -0,731 0,116 0,482 0,194 1,197 3 Status gizi -0,336 0,545 0,715 0,241 2,122 4 Imunisasi 1,478 0,011 4,386 1,394 13,804 5 ASI Eksklusif 1,983 0,079 7,262 0,797 66,147 6 Pendidikan Ibu 0,781 0,111 2,138 0,836 5,701 7 Ketersediaan jamban -0,348 0,662 0,706 0,148 3,361 Constan -4,890 Dikeluarkan secara bertahap backward selection Variabel-variabel tersebut akan dikeluarkan satu persatu dimulai dari variabel yang memiliki nilai p paling besar sampai nantinya tidak ada lagi variabel yang memiliki nilai p0,05. Hasil analisis terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.20. Variabel Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kelurahan Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang 2010 No Variabel Nilai B p Exp B 95 C.I for EXP B Lower Upper 1 Umur balita 0,830 0,064 2,293 0.954 5.509 2 Jenis kelamin balita -0,777 0,087 0,460 0.189 1.119 3 Imunisasi Campak 1,458 0,011 4,299 1,387 13,321 4 ASI eksklusif 2,002 0,070 7,404 0,847 64,748 Constan -4,456 Overal persentage 61,81 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ada satu variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian diare p0,05 yaitu status imunisasi campak pada anak balita, sehingga dapat dimasukkan ke dalam model persamaan regresi logistik sebagai berikut: Y = -4,456 + 1,458 X 1 Dimana : Y = Kejadian diare X 1 = Status imunisasi campak Berdasarkan hasil regresi logistik, estimasi probabilitas atau peluang seorang anak balita terkena diare di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Marelan dapat diketahui secara matematik yaitu : P = 1 x 100 1 + e - -4,456+ 1,458 X 1 Model regresi logistik mempergunakan asumsi, misal untuk melihat estimasi faktor risiko xn ada nilainya yaitu = 1, jika estimasi faktor risiko Xn tidak ada nilainya maka = 0. Contoh : Jika status imunisasi campak diberi nilai X1 = 1 dan estimasi faktor risiko lainnya dianggap tidak ada = 0, maka estimasi probabilitasnya adalah : Universitas Sumatera Utara P = 1 x 100 1 + e - -4,456+ 1,458 1+0 P = 9,27 Artinya = anak balita yang tidak mendapat imunisasi campak memiliki estimasi probabilitas untuk terkena diare sebesar 9,27. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 PEMBAHASAN