akan ditunjukkan memiliki nomor yang berbeda dan kegiatan dalam rezim sedimen sebagai lawan dari rezim air di atasnya waite, 1984.
2.6 Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan fotometer. Spektrofometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
unutu mengukur intensitas cahaya yang ditrasmisikan atau diabsorpsi. Jika spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara reatif jika energi tersebut ditrasmisikan, direfleksikan,
dan diemisikan sebagai fungsi dari penjang gelombang.
Metode spektrofometri didasaarkan pada pengubah cahaya polikrometis dari sumber cahaya monokromatis oleh monokromator, kemudian diteruskan melallui filter dan akan
melewati sampel, dimana sebagian cahaya akan diserap dan sebagian lagi akan ditrasmisikan dan cahaya ini akan dideteksi oleh detector dan diperkuat oleh adanya penguat dan hasilnya akan
dicatat oleh pencatat Khopkar, 1984.
2.6.1 Hukum lambert beer
Hukum lambert menyatakan bahwa cahaya monokromatik melewati menium tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas cahaya oleh bertambahanya ketebalan, berbanding lurus dengan
intensitas cahaya. Ini setara dengan menyatakan bahwa intensitas cahaya yang dipancarkan berkurang secara eksponensial dengan bertambahanya ketebalan medium yang menyerap. Atau
dengan menyatakan bahwa lapisan mana pun dari medium itu yang tebalnya sama akan menyerap cahaya masuk lepadanya dengan fraksi yang sama.
Universitas Sumatera Utara
2 Dengan l ialah intensitas cahaya masuk dengan panjang gelombang, l ialah tebalnya medium,
dan k factor kesebandingan. Intgrassi 2 dan mengambil I =I
o
untuk I = mol
o
akan memperoleh: kl
3 T
t
= I
o
e
-kl
4 I
o
ialah intensitas cahaya masuk yang jatuh pada suatu medium penyerap yang tebalnya I. I
t
ialah intensitas cahaya yang diteruskan, dengan k suatu tepatan untuk panjang gelombang dan medium
yang digunakan. Dengan mengubah dasar logaritma diproleh I
t
= I
o
. 10
-0,4343kl
= I
o
. 10
-kl
Dengan K = k2,3026, dan biasa disebut koefisien absobsi. Koefesien absorpsi umumnya didefenisikan sebagai kebalikan dari ketebalan 1 cm yang diperlukan untuk mengurangi cahaya
menjadi 110 intensitasnya. Ini diturunkan dari 4 karena : I
t
I
o
=0,1
-kl
atau Kl = 1
dan K=1l
Angka banding I
t
I
o
adalah bagian dari cahaya yang diteruskan oleh medium setebal l dan disebut transmitansi T. kebalikan I
o
I
t
adalah keburaman opasitas, dan absorbans A medium diberikan oleh:
A = log I
o
I
t
Jadi suatu edium dengan absorbansi 1 untuk panjang gelombang tertentu,meneruskan 10 persen cahaya masuk pada panjang gelombang tersebut.
Hukum beer adalah absorpsi cahaya dan trasmisi cahaya untuk cahaya monokromatik sebagai fungsi ketebalan lapisan saja. Tetapi dalam analisis kuantitatif orang terutama berurusan dengan
larutan. Beer mengkaji efek konsentrasi penyusun yang berwarna dalam larutan, terhadap
Universitas Sumatera Utara
trasmisi maupun absorpsi cahaya. Dijumpainya hubungan yang sama antara tersmisi dan konsentrasi seperti yang ditemukan lambert antara trasmisi dan ketebalan lapisan, yakni,
intereraksi berkas cahaya monokromatis berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi zat penyerap secara linear.
I
t=
I
o
.e
-k’c =
I
o
.10
-0,4343k’c =
I
o
.10
-k’c
Dengan c konstanta, dan k’ dan K’ tetapan. I
t=
I
o
.e
-acl
Atau log I
o
I
t =
acl Inilah persamaan fundamental dari spektrofometri,dan sering disebut sebagai hokum lambert-
beer. Nilai a akan jelas bergantung pada cara menyatakan konsentrasi. Jika c dinyatakan mol dm
- 3
dan l dalam cm, akan diberi lambang € dan disebut koefesien absorpsi molar atau absorptivitas molar.
Koefisien absorpsi spesifik E
s
dapat didefenisikan sebagai absorpsi per satuan ketebalan dan satuan konsentrasi. Dalam hal bobot molekul zat itu tidak diketahui dengan pasti,jelas tak
mungkin menjelaskan koefesien absorpsi molekuler.
Hubungan antara absorbans A, trasmitans T, dan koefisien absorpsi molar, yaitu : A = cl = log
=
log = -logT Skala spektrofotometer sering kalidikalibrasi untuk menujukan absorbans, yang sering juga
menujukan transmitans persentase Bassett,1994.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Peralatan instrumentasi