Identifikasi Minyak Atsiri HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Identifikasi Minyak Atsiri

Pemeriksaan organoleptis pada minyak atsiri yang diisolasi dari simplisia buah kemukus mempunyai bau aromatis, serta mempunyai rasa pahit,getir, dan pedas. Sifat alami dari minyak atsiri dari buah kemukus Cubebae fructus menurut EOA Essential Oil Association adalah diperoleh dengan cara mendestilasi buah tak terlalu matang dan kering warna minyak atsiri dari warna kuning muda sampai kuning kehijauan hingga kuning kebiruan. Hasil penelitian untuk warna minyak atsiri berbeda dengan warna minyak buah kemukus menurut EOA,warna minyak buah kemukus dari daerah Wonosobo berwarna putih jernih dan warna minyak buah kemukus dari daerah Padang Sidempuan berwarna kuning muda, beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini adalah perbedaan tempat tumbuh, kondisi tanah, kondisi iklim, umur panen dan metode ekstraksi yang digunakan. Tabel 2. Hasil Penentuan Indeks Bias dan Bobot Jenis Minyak Atsiri Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10 hal 51-55 Dari hasil penelitian nilai indeks bias dari daerah Wonosobo dan Padang Sidempuan memenuhi standar EOA Essential Oil Association. Pada pengujian indeks bias minyak harus dijauhkan dari panas dan cuaca lembab sebab udara dapat berkondensasi pada permukaan prisma yang dingin. Akibatnya akan timbul kabut pemisah antara prisma gelap dan terang sehingga garis pembagi tidak NO Parameter Sampel Hasil berdasarkan teori Wonosobo Padang Sidempuan 1. Indeks Bias 1,494 1,494 1,49 –1,502 2. Bobot Jenis 0,9017 0,8993 0,898–0,928 Universitas Sumatera Utara terlihat jelas. Jika minyak mengandung air, maka garis pembatas akan kelihatan lebih tajam, tetapi nilai indeks biasnya akan menjadi rendah Gunther, 1987. Bobot jenis merupakan perbandingan dari suatu volume minyak atsiri dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Dari data yang diperoleh diketahui nilai bobot jenis simplisia buah kemukus dari Wonosobo dan Padang Sidempuan memenuhi persyaratan EOA dimana bobot jenis dari daerah Wonosobo lebih tinggi daripada daerah Padang Sidempuan, perbedaan bobot jenis tersebut disebabkan komponen kimia yang terkandung dalam minyak tersebut. Menurut Sastrohamidjojo 2004 menyatakan minyak atsiri dengan air akan terpisah karena minyak atsiri tidak akan larut dalam air disebabkan berbeda bobot jenisnya. Kedua cairan membentuk dua lapisan yang terpisah, biasanya minyak atsiri lebih ringan, mengambang di atas air. Namun demikian bila minyak atsiri memiliki bobot jenis lebih besar dari 1,0 maka minyak atsiri akan tenggelam di dasar alat pemisah. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri. Dari seluruh sifat fisikokimia, nilai bobot jenis sudah sering dicantumkan berkisar 0,696 – 1,188 dan umumnya lebih kecil dari 1,000 Guenther, 1987. Universitas Sumatera Utara

4.4. Analisis Minyak Atsiri dengan GC – MS